Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam masa pembangunan nasional jangka tahap II, berkembang
keyakinan pendidikan bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangant
penting dan mendasar dalam upaya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia
(SDM). Semakin didasari pula bahwa program pembanunan pendidikan tidak
bersifat reaktif yang mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi saat
ini, tetapi harus juga bersifat proaktif artinya mampu mengatisipasi permasalahan
yang akan dihadai dalam persektif yang lebih luas sehingga mampu menjawab
tantangan yang lebih kompleks dimasa mendatang. Kemampuan ini hanyalah
dapat dicapai jika program-program pembangunan pendidikan memiliki dampak
yang positif terhadap peningkatan mutu serta adanya relevansi pendidikan yang
sejalan dengan kebutuhan pembangunanyang terus berubah-ubah dan
berkembang.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu jenjang
pendidikan, di harapkan mampu menghasilkan keluaran yang mampu terjun
langsung pada lapangan kerja yang telah tersedia. Hal tersebut bukanlah omong
kosong belaka karena siswa di didik pada jenjang SMK telah di bekali berbagai
kompetensi yang relevan dengan dunia kerja saat ini. Terkhusus pada jurusan
Teknik Bangunan, penguasaan kompetensi khususnya dalam bidang teknik
menggambar konstruksi atap merupakan salah satu bekal yang di berikan di
bangku sekolah, agar nantinya pengetahuan dalam bidang menggambar
konstruksi atap dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap standar
kompetensi menggambar konstruksi atap.
Salah satu upaya yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut yaitu
adanya kerja sama antara Direktorat pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Departemen Pendidikan Nasional
kerja sama tersebut dilakukan dengan membuka program studi baru, yaitu :

1 1
program baru pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan adanya program
baru diharapkan terjadi akselarasi pengetahuan antara guru dan instruktur di
Indonesia, yang pada dasarnya akan mempercepat perkembangan anak bangsa
melalui pemanfaatan bidang studi Teknik Bangunan.
Usaha peningkatan pendidikan juga dilakukan dengan pengadaan
peningkatan mutu pengajar. Oleh karena itu, dalam setiap program
pengembangan pendidikan, faktor penyedia dan peningkatan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu dan kesejahteraan tenaga kependidikan agar guru dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan profesional.
Hal lain yang juga membantu upaya peningkatan mutu pendidikan saat ini
yaitu bahwa dewasa ini telah tumbuh kesadaran yang semakin kuat dikalangan
dunia pendidkan khususnya pendidikan formal, bahwa dalam sebuah proses
belajar mengajar, siswa selayaknya dibimbing sebagaimana melakukan tindakan-
tindakan yang nyata berdasrkan pengalaman yang diperolehnya. Jadi keberhasilan
dan proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh
suatu faktor saja melainkan oleh banyak faktor diantaranya adalah metode
pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah membawa
perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia,
baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan terintegrasinya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didalam sistem pendidikan
membuat manusia sebagai pelaku pendidikan banyak memahami khasanah
pengetahuan yang ada secara lebih sistematis dan metodologis. Hal ini
mengakibatkan ilmu pengetahuan mampu lebih dikembangkan secara teratur dan
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, baik itu melalui
rekayasa fisik, rekayasa biologis maupun rekayasa sosial.
Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah telah menempuh beberapa
upaya dalam rangka meningkatkan kualitas. Upaya meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar dan hasil belajar pada siswa disetiap jenjang dan tingkat
pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia

2
Indonesia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya tersebut menjadi
tugas dan tanggung jawab semua tenaga kependidikan sungguhpun demikian
semua pihak akan sependapat bahwa peran guru dapat menentukan, sebab gurulah
yang langsung membimbing para siswa di sekolah melalui proses belajar
mengajar. Salah satu bagian integral dari upaya pembaharuan yang sangat
beerpengaruh dalam suasana pembelajaran adalah metode pembelajaran menjadi
salah satu bidang utama yang perlu dilakukan oleh guru profesional, sehingga
mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik, tepat,
berdaya guna dan berhasil guna.
Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya perkembangan metode
pembelajaran dimasa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktek
nyata di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode
pengajaran sesuai memperlihatkan keunggulan yang dapat membantu para guru
dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara lebih
cepat dan sinergi serta mampu merubah sikap dan tingkah laku mereka kearah
perubahan yang kreatif dan dinamis.
Jika fokus perhatian diarahkan pada kegiatan belajar mengajar di kelas
dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa, ada faktor pendukung yang ikut
menentukan keberhasilan siswa dalam belajarnya yaitu metode pembelajaran
yang tepat dan sesuai. Siswa dan guru akan dapat melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan baik, berbagai persoalan dalam pelajaran dapat dipecahkan dan
diselesaikan dengan bantuan metode pembelajaran yang tepat sehingga sebuah
PBM akan lebih aktif dan dinamis yang pada akhirnya akan berdampak pada
prestasi belajar siswa yang lebih baik.
Merujuk dari hasil tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan suatu penelitian yang pada intinya ingin mengetahui apakah dengan
menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kualitas belajar pada
standar kompetensi menggambar konstruksi atap di SMK Negeri 3 Makassar.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka permasalahan yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Apakah Metode Pemberian Tugas dapat Meningkatkan Kualitas Belajar pada
standar kompetensi menggambar konstruksi atap Jurusan Teknik Bangunan”.
Mengingat terbatasnya waktu maka dalam penelitian ini dibatasi hanya
menyangkut tentang penerapan metode pemberian tugas dalam neningkatkan
kualitas belajar pada standar kompetensi Jurusan Teknik Bangunan Siswa Kelas
XI Gambar Bangunan ditinjau dari segi prestasi belajar kognitif siswa yang
meliputi 3 (tiga) aspek yaitu ingatan, pemahaman dan penerapan.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan jawaban atas
masalah yang telah dirumuskan, secara operasional tujuan penelitian ini adalah
untuk melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kualitas
belajar pada standar kompetensi menggambar konstruksi atap menggunakan
metode pemberian tugas pada Siswa Kelas XI Gambar Bangunan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak guru SMK Negeri 3 Makassar dalam
merencanakan PBM dan prasarana belajar terutama metode pemberian tugas.
2. Guru dapat berkreasi atau kreatif dalam menciptakan metode pembelajaran
dan selalu berusaha mengevaluasi setiap metode yang diajarkan.
3. Sebagai referensi bagi peneliti lain untuk melaksanakan penelitian yang
serupa.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian pustaka
Kendati tidak disadari setiap guru sebenarnya sudah melakukan penelitian
tindakan kelas dikelasnya masing-masing misalnya ketika guru sadar bahwa
banyak siswa yang gagal menjawab pertanyaan guru akan mengkaji apa
penyebebnya dan kemudian mencoba menghilangkan penyebab tersebut dalam
pelajaran berikutnya namun seringkali langkah-langkah perbaikan tersebut tidak
dilakukan secara sistimatis dan eksplisit, sehingga guru tidak mencermati dengan
sungguh-sungguh dan mendokumenkan hasil kinerjanya tersebut.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut diatas adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dalam
pembelajaran penellitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian dilakukan
dengan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Refleksi diri merupakankegiatan merenungkan atau mengingat dan
menghubung-hubungkan peristiwa yang terjadi selama pembelajaran. Apa-apa
telah terjadi, mengapa hal itu terjadi dan apa dampaknya bagi keefektifan
pembelajaran (siswa, guru dan suasana pembelajaran).
PTK dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan guru dalam
pembelajaran tersebut dapat berupa persoalan yang berhubungan dengan proses
dan hasil belajar yang tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang
berkaitan dengan prilaku belajar siswa langkah menemukan masalah, dilanjutkan
dengan menganalisis dan merumuskan masalah kemudian merencanakan PTK
dalam bentuk tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Keempat langkah
tersebut merupakan siklus tahapan yang selalu berulang setelah siklus selesai
berkali-kali guru akan menemukan masalah baru atau masalah mana yang belum
tuntas dipecahkan. Dengan demikian berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman

5 5
pada siklus satu guru akan melakukan kembali langkah perencanaan, pelaksanaan
dan pengamatan serta refleksi.
Dengan menggunakan PTK dalam pembelajaran maka kualitas
pembelajaran akan meningkat dan pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Secara kasat mata indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara
lain dari prilaku dan dampak siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran,
media pembelajaran dan sistem pembelajaran, prilaku pembelajaran guru dapat
dilihat dari kinerjanya seperti pembangunan presepsi dan sikap positif siswa
terhadap belajar dan profesi pendidkan menguasai pengelolaan pengajaran yang
mendidik orientasi pada siswa. Tercermin dalam kegiatan merencanakan,
melaksanakan serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran
dinamis untuk membentuk kompetensi siswa yang dikehendaki. Materi
pembelajaran berkualitas apabila disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang harus dikuasai siswa serta dapat mengkomunikasikan partisipasi
aktif siswa dalam belajar semaksimal mungkin selain itu, materi pembelajaran
berkualitas apabila memenuhi kriteria filosofis, profesional dan praktis serta
sistematis dan kontekstual.
Berdasarkan berbagai kenyataan tersebut dipandang perlu dalam Teknik
Bangunan dikembangkan menggambar konstruksi atap dengan metode pemberian
tugas. Model pembelajaran berbasis pemberian tugas merupakan suatu motivasi
pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori
secara mendalam melalui pengalaman belajar praktek, praktek belajar mendorong
kompetensi tanggung jawab dan partisipasi peserta didik belajar menilai dan
mempengaruhi kebijakan umum memberanikan diri untuk berperan serta dalam
kegiatan antara siswa, antara sekolah dan antara anggota masyarakat.

B. Kerangka Pikir
Pembangunan dan pengembangan pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam rangka pencapaian pembangunan masyarakat Indonesia.
Pendidikan merupakan penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia

6
(SDM) yang dibutuhkan dalam rangka pembangunan kualitas SDM yang mampu
bersaing dalam era globalisasi berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai ujung tombak dari pelaksanaan pendidikan adalah ketersediaan
tenaga pengajar atau guru merupakan komponen yang memegang peranan penting
dan utama dalam proses belajar mengajar. Kelancaran interaksi komunikasi antar
guru menciptakan suasana lingkungan yang menarik dan menyenangkan bagi
peserta didik serta keberhasilan guru dalam menyampaikan materi akan
menentukan kualitas dan hasil dari sebuah proses belajar mengajar (PBM).
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam sebuah PBM tentunya terjadi suatu
komunikasi. Agar proses komunikasi antar guru dan siswa dapat berlangsung
dengan baik, maka guru perlu menerapkan sebuah metode yang dianggap tepat
dalam menyampaikan materinya. Salah satunya adalah dengan menggunakan
metode pemberian tugas dalam PBM di dalam kelas. Dalam konsep teknologi
pendidikan, tugas dari metode tidak hanya sekedar mengkomunikasikan
hubungan antara pengajar dan peserta didik, namun lebih dari itu merupakan
bagian integral dan saling terkait antara komponen yang satu dengan lainnya.
Penggunaan metode pemberian tugas dapat mempertinggi kualitas PBM
yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.
Alasan penggunaan metode pemberian tugas dalam PBM antara lain :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas dan bermakna sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran
dengan lebih baik.
c. Siswa dapat meningkatkan minat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
d. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata melalui
komunikasi verbal yaitu penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak terlalu kehabisan tenaga harus mengajar setiap jam
pelajaran.

7
e. Meningkatkan kerjasama siswa sehingga motivasi siswa berprestasi
meningkat. Guru tetapi aktivitas lainnya seperti mengamati, menyelesaikan
sendiri tugas yang diberikan.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan metode pemberian tugas
dalam sebuah PBM diantaranya dapat memberiakan hasil yang baik terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran pemilihan metode pemberian tugas.
Harus disesuaikan dengan kemampuan dan tingkat penguasan di setiap
guru selain dapat meningkatkan kualitas dari pencapaian tujuam pembelajaran
penguasaan dari penggunaaan metode pemberian tugas dan penugasan oleh guru
dapat mencerminkan ke profesional.

C. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dirumuskan
diatas maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Metode pemberian tugas dapat meningkatkan kualitas belajar standar
kompetensi menggambar konstruksi atap Jurusan Teknik Bangunan Siswa Kelas
XI Gambar Bangunan ”.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang melalui beberapa tahapan-tahapan dan pelaksanaannya meliputi
perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan (Observation) dan
refleksi (Reflection).

B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah Siswa Kelas XI Gambar Bangunan SMK Negeri 3
Makassar semester III tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 29 orang.
Dan waktu penelitian dimulai bulan Agustus sampai dengan Oktober 2011.
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian

Semester Ganjil
N
Kegiatan Agustus September Oktober
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal
2 Penelitian
3 Pengolahan data
4 Penulisan Laporan

C. Faktor-faktor yang diselidiki


Faktor utama yang menjadi perhatian untuk diselidiki adalah :
1. Faktor input yaitu dengan melihat kehadiran siswa serta kesiapan siswa untuk
menerima pelajaran.
2. Faktor proses yaitu memantau aktivitas yang dimaksud antara lain
kesungguhan siswa memperhatikan pembahasan materi, keaktifan siswa
dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dan keaktifan siswa dalam
mempresentasikan dan menyimpulkan hasil kerjanya.

9 9
3. Faktor output yaitu akan diselidiki bagaimana penguasaan terhadap materi
pelajaran yang telah diberikan, yang diperoleh dari pemberian tes pada akhir
siklus.

D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II
a. Siklus I berlangsung selama 6 kali tatap muka
b. Siklus II berlangsung selama 6 kali tatap muka
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai,
untuk itu setiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar sebagai alat untuk
meningkatkan penguasaan materi pelajaran Teknik Bangunan.
Selanjutnya secara terperinci penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada awal semester III Siswa Kelas XI
Gambar Bangunan dan berlangsung selama 6 kali tatap muka yang dibagi dalam 4
tahapan sesuai dengan kriteria penelitian tindakan kelas yaitu tahapan
perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.

Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilaksanakan adalah :
1. Melakukan telah kurikulum
2. Membuat skenario pengajaran tiap pertemuan
3. Membuat lembar obsrervasi untuk mengamati dan mengidentifikasi segala
yang terjadi selama PBM di kelas antara lain : daftar absensi dan
keaktifan/kesungguhan siswa di dalam proses belajar mengajar.
4. Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal berdasarkan materi yang diberikan.

10
Tahap tindakan
Dalam tiap tindakan ini adalah tindakan yang akan dilaksanakan di setiap
tatap muka.

Tahap observasi
Observasi ini adalah pada saat PBM berlangsung mencatat setiap yang
dialami oleh siswa, sesuai kondisi belajar siswa berdasarkan lembar observasi
yang sudah dibuat dalam hal ini menyangkut kehadiran siswa, perhatian dan
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Tahap refleksi
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap refleksi adalah
1. Merefleksikan setiap hal yang diperoleh melalui lembar observasi.
2. Menilai dan mempelajari perkembangan hasil pekerjaan siswa dalam bentuk
kelompok dan individu yang diberikan selama siklus I serta nilai akhir siklus I
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat refleksi ataupun
tanggapan tertulis ataupun saran-saran perbaikan atas :
a. Metode pembelajaran yang diberikan
b. Kegiatan belajar yang mereka alami
Selama melalui tahapan demi tahapan selanjutnya dibuat rencana
perbaikan dan penyempurnaan siklus pertama pada siklus berikutnya.

2. Siklus II
Pada dasarnya, hal – hal yang dilakukan pada siklus II ini adalah
mengulang kembali tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus sebelumnya,
disamping kembali tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus sebelumnya,
disamping itu juga dilakukan sejumlah rencana baru untuk memperbaiki atau
merancang tindakan baru sesuai dengan pengalaman dan hasil refleksi yang
diperoleh pada siklus I. Siklus II ini dilaksanakan selama 6 kali tatap muka, yang
mana pelaksananya meliputi :

11
Tahapan Perencanaan
Melanjutkan tahapan-tahapan perencanaan yang telah dilaksanakan pada
siklus I yang dianggap perlu pemecahan pada siklus ke II.
a. Dari hasil refleksi serta tanggapan yang diberikan siswa pada siklus I guru
menyusun rencana baru untuk dibuat tindakannya, antara lain mengawasi
siswa lebih tegas dan memberikan teguran kepada siswa yang kurang
disiplin.
b. Memberikan motivasi agar dapat lebih bersemangat dan senang belajar
lebih baik secara kelompok maupun secara individual.

Tahapan Tindakan
Tindakan siklus II ini, adalah melanjutkan langkah-langkah tindakan yang
dilaksanakan pada siklus I dan beberapa langkah perbaikan yang dianggap perlu
dan dapat memecahkan masalah yang ditemukan pada siklus sebelumnya.
Adapun tindakan-tindakan yang dimaksud meliputi :
1. Melanjutkan dan memperbaiki scenario pembelajaran yang telah
dilakukan pada siklus.
2. Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan praktikum akan
mendapat bimbingan dari guru.

Tahapan Observasi
Secara umum tahapan observasi siklus II ini adalah melanjutkan kegiatan
pada siklus I yang dilakukan pada saat PBM berlangsung. Observasi yang
dilakukan lebih berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti pelajaran terutama
dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Tahapan Refleksi
Pada tahapan refleksi umumnya langkah-langkah yang dilakukan pada
siklus ke II ini seperti halnya dilakukan pada siklus I. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap refleksi ini adalah :

12
1. Menilai dan mempelajari perkembangan hasil pekerjaan siswa selama
siklus ke II serta hasil akhir siklus II
2. Mengamati dan mencatat perkembangan-perkembangan atau hal-hal yang
dialami siswa selama berlangsungnya proses pekerjaan atau tugas siswa
selama siklus II serta hasil akhir siklus II
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat refleksi atau
tanggapan tertulis ataupun saran-saran perbaikan atas :
a) Metode pembelajaran yang diberikan.
b) Kegiatan belajar mengajar yang mereka alami.
Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat
dilihat pada bagan berikut :

Perencanaan 1

Refleksi 1 SIKLUS Pelaksanaan 1

Pengamatan 1

Perencanaan 2

Reflesi 2 SIKLUS Pelaksanaan 2

Pengamatan 2

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas

13
E. Data dan Teknik Pengumpulannya
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan ada dua macam, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif yang diperoleh dari observasi dan tes penguasaan materi
pelajaran.
2. Cara pengambilan data
Adapun cara pengambilan data adalah sebagai berikut :
- Data kuantitatif penguasaan materi pembelajaran siswa diambil dengan
memberikan tes kepada siswa setiap akhir siklus.
- Data kualitatif berupa tentang kondisi pembelajaran dan perubahan-
perubahan yang terjadi di kelas pada saat berlangsung penelitian tindakan
diambil dengan menggunakan lembar observasi.
- Data tentang refleksi siswa diambil dari tanggapan/komentar siswa secara
tertulis.

F. Teknik Analisa Data.


Data yang dikumpulkan dari tes setiap akhir siklus, selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitafi dianalisis dengan melihat
hal-hal yang terjadi dikelas pada saat berlangsungnya tindakan yang diambil
dengan menggunakan lembar observasi.
Analisis data kuantitatif menggunakan teknik statistic deskriptif data
disajikan dalam bentuk tabel atau daftar distribusi frekuensi, dimana data
dikelompokkan dalam beberapa kelompok untuk menentukan kategori tingkat
penguasaan materi pelajaran Teknik Bangunan digunakan teknik kategorisasi
yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu :
- Skor 0 – 34 ; dikategorikan sangat rendah
- Skor 35 – 54 ; dikategorikan rendah
- Skor 55 – 64 ; dikategorikan sedang
- Skor 65 – 84 ; dikategorikan tinggi
- Skor 85 – 100 ; dikategorikan sangat tinggi

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada dasarnya bab ini, data yang di peroleh dianalisis dan diberi
pembahasan data tentang hasil pengamatan beserta perubahan sikap siswa selama
proses pembelajaran dianalisis secara kualitatif dan data tentang hasil tes akan
dianalisis secara akuantitatif dengan menggunakan statistic deskriptif.

A. Prosedur Penelitian
Siklus I
1. Tahap perencanaan Tindakan
a. menelaah materi pembelajaran mata diklat khususnya Alat Ukur
Bangunan dan Teknik Bangunan khususnya pokok bahasan yang akan
diberikan pada tiap pertemuan.
b. Membuat scenario pembelajaran untuk setiap kali pertemuan.
c. Mengembangkan alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan.
d. Membuat lembar observasi.
e. Membuat dan menyusun alat evaluasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan.
a. Memberi penjelasan tentang metode pemberian Tugas yang akan
diterapkan pada kegiatan ini, siswa menyimak informasi yang
disampaikan oleh guru.
b. Menyampaikan materi yang akan dipelajari dengan indicator atau tujuan
pembelajarannya serta motivasi siswa untuk belajar.
c. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan
2 – 3 orang untuk melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur yang
telah diterapkan.

15 15
d. Selama proses praktek berlangsung guru melakukan penilaian berdasarkan
lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya.
e. Didalam proses praktek, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
f. Setelah praktek selesai dan dinyatakan berhasil, guru mempersilahkan
siswa untuk membuat laporan sementara sebagai bukti telah melaksanakan
praktek untuk pertemuan tersebut.
g. Apabila ada kelompok yang belum berhasil, guru akan memberikan
kesempatan untuk memperbaiki pekerjaan yang disertai dengan bimbingan
dari guru.
h. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan-
penjelasan yang dianggap perlu mengenai praktikum yang telah
dilaksanakan serta memberikan arahan untuk pelaksanaan praktikum
berikutnya.
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
a. Frekuensi kehadiran siswa dari pertemuan pertama sampai terakhir pada
Sisklus I sebesar 95,98%, ini dimenunjukkan bahwa siswa semakin
memiliki kemauan dan kesungguhan untuk mengikuti pelajaran Teknik
Bangunan.
b. Perhatian siswa pada proses belajar mengajar dari pertemuan pertama
hingga terakhir pada Siklus I sebesar 91,38%, sedangkan siswa yang
melakukan aktifitas lain ketika PBM berlangsung sebesar 11,49%.
c. Siswa yang memberikan bimbingan dengan tutor sebaya sebesar 34,48%,
sedangkan siswa yang meminta dijelaskan kembali materi yang telah
dibahas sebesar 25,29%.
d. Siswa yang aktif dalam kegiatan kelompok sebesar 67,82%.
e. Siswa yang meminta bimbingan guru sebesar 28,16%. Ini menunjukkan
bahwa 71,84% siswa paham akan materi pembelajaran tanpa bimbingan
guru.

16
f. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang terangkum pada lampiran B,
maka diperoleh informasi bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa SMK
Negeri 3 Makassar pada Teknik Bangunan setelah diterapkan metode
pemberian Tugas pada siklus I adalah 75,69 dari skor ideal yang mungkin
dicapai 100.
g. Dari 29 orang siswa berdasarkan nilai yang diperoleh terdapat 28 orang
atau 96,56% siswa yang berada pada kategori tinggi, 1 orang atau 3,45%
siswa termasuk pada kategori sangat tinggi. Ini berarti bahwa sebagian
besar nilai siswa disiklus I ini berada pada kategori tinggi.
4. Tahap Refleksi
a. Masih ada siswa yang melakukan kegiatan lain selama proses
pembelajaran berlangsung, seperti keluar masuk ruangan ataupun
bercanda dengan temannya.
b. Masih ada siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran karena
umumnya kurang memahami materi dan cenderung menghindari jika guru
mendatanginya untuk dibimbing bahkan dengan sengaja bersikap seolah-
olah sudah memahami materi, padahal sebenarnya siswa tersebut belum
mengerti.
5. Keputusan
Setelah merefleksi hasil pelaksanaan siklus I diperoleh suatu gambaran
tindakan yang akan dilakukan pada siklus II sebegai perbaikan dari tindakan yang
telah dilakukan pada siklus I.
a. Siswa yang belum serius (keluar masuk ruangan) dan bercanda akan
dilakukan pendekatan dengan menyatakan problem atau masalah yang
dihadapi sehingga tidak serius mengikuti proses pembelajaran dengan
baik, selanjutnya diberi perlakuan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
b. Merubah strategi pembelajaran yang lebih variatif berdasarkan
kemampuan siswa dioptimalkan dalam tahap tindakan.
c. Pada siklus II ini guru memberikan perhatian yang lebih pada siswa yang
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

17
Siklus II
1. Tahap perencanaan tindakan :
Pada siklus II ini, tahap perencanaan sama dengan skilus I, yaitu menelaah
materi pelajaran, membuat scenario pembelajaran yang untuk setiap kali
pertemuan, mengembangkan alat bantu pelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan, membuat lembar observasi serta membuat dan menyusun alat evaluasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus ke II dilakukan dengan hasil observasi
dan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus
ke II adalah sebagai berikut:
a. Memberi penjelasan mengenai metode pemberian tugas yang akan
diterapkan pada kegiatan ini, siswa menyimak informasi yang
disampaikan oleh guru.
b. Menyampaikan materi yang akan dipelajari dengan indikator atau tujuan
pemberlajaran serta motivasi siswa untuk belajar.
c. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan
2-3 orang untuk mendiskusikan materi yang diberikan. Pada kegiatan ini,
siswa tetap diarahkan untuk lebih memahami teori untuk kemudian
diaplikasikan kedalamm praktikum yang akan dilakukan.
d. Pada saat pelaksanaan praktikum, siswa tetap diberikan bimbingan secara
tidak langsung dengan memberikan kesempatan untuk bertanya sambil
peneliti tetap melakukan penilaian sesuai dengan lembar observasi yang
ada.
e. Pada tahap ini, kelompok yang tidak berhasil melakukan percobaan pada
kesempatan pertama, tetap diberikan kesempatan ke dua dengan catatan
mereka harus membuat resume tentang penyebab dari kegagalan
prakteknya.
f. Kelompok yang ditugaskan untuk membuat resume tadi, pada tahap ini
dipersilahkan untuk mempresentasekan praktikum yang tadi gagal pada
percobaan pertama untuk kemudian didiskusikan dengan teman-temannya

18
pada kelompok lain. Tujuan agar dapat dijadikan pelajaran untuk
praktikum selanjutnya baik untuk kelompok yang bersangkutan maupun
untuk kelompok lainnya serta untuk melatih tingkat analisis siswa didalam
menyimak sebuah permasalahan yang dihadapinya.
g. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran guru tetap memberikan
penjelasa-penjelasan yang dianggap perlu mengenai praktikum yang telah
dilaksanakan serta memberikan arahan untuk pelaksanaan praktikum
berikutnya.
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
a. Frekuensi kehadiran siswa dari pertemuan sampai terakhir pada siklus II
sebesar 95,98%, ini menujukkan bahwa siswa semakin memiliki kemauan
dan kesungguhan untuk mengikuti standar kompetensi menggambar
konstruksi atap.
b. Perhatian siswa pada proses belajar mengajar memperlihatkan adanya
peningkatan dengan semakin banyaknya siswa yang memperhatikan
pembahasan materi yaitu sebesar 91,38% dan timbulnya kesadaran pada
diri siswa yang ditandai dengan berkurangnya siswa yang melakukan
kegiatan lain pada saat pembahasan materi dan pelaksanaan praktikum
menjadi 11,49%.
c. Sementara siswa yang memberikan bimbingan dengan tutor sebaya
menurun menjadi 34,48%. Ini menunjukkan bahwa siswa semakin paham
terhadap materi pelajaran tanpa bimbingan maupun bantuan dari teman
sebaya. Sedangkan siswa yang bertanya dan meminta untuk dijelaskan
kembali materi yang telah dibahas juga menurun menjadi 25,29%.
d. Siswa yang aktif dalam kegiatan kelompok meningkat menjadi 67,82%,
hal ini menunjukkan kesungguhan siswa dalam belajar semakin
meningkat.
e. Siswa yang meminta bimbingan guru menurun menjadi 28,16%, ini
menunjukkan bahwa siswa semakin paham akan materi pelajaran tanpa
bimbingan guru.

19
f. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang terangkum pada lampiran I,
maka diperoleh informasi bahwa skor rata-rata hasil belajar Siswa Kelas
XI Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Makassar pada Teknik Bangunan
setelah diterapkan metode pemberian tugas. Pada siklus II adalah 82,52
dengan standar deviasi 8,56 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100.
g. Dari 29 orang siswa berdasarkan nilai ini diperoleh, tidak ada siswa yang
berada pada kategori sangat rendah, rendah dan sedang. Presentase
tersebut siswa berada pada kategori sangat tinggi yaitu 27 orang (93,10%)
dan sisanya sebanyak 2 orang atau 6,90%.
h. Siswa nilainya berada pada kategori tinggi ini berarti bahwa secara
signifikan nilai siswa paling banyak berada pada kategori sangat tinggi.
4. Tahap Refleksi
a. Pada siklus II ini, siswa semakin antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan penerapan metode pemberian tugas karena mereka
semakin mudah didalam memahami materi yang diberikan.
b. Siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran ini, dan tidak keliahatan
lagi siswa yang keluar masuk ruangan.
c. Pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat yang ditandai
dengan kekurangannya siswa yang meminta untuk dijelaskan kembali
materi yang telah dibahas. Demikian pula dengan siswa yang meminta
bimbingan baik dari temannya maupun dari guru juga semakin berkurang.
5. Keputusan
Dari dua siklus yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode
pemberian tugas diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Perhatian siswa pada proses belajar mengajar semakin meningkat dan
timbul kesadaran pada diri siswa yang ditandai dengan berkurangnya
siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan materi.
b. Dengan penerapan metode pemberian tugas membuat siswa semakin aktif
dalam proses pembelajaran.

20
c. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dengan diterapkannya
metode pemberian Tugas.
d. Penguasaan siswa pada materi pembelajaran Teknik Bangunan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Setelah penerapan metode pemberian tugas selama 12 kali pertemuan,
maka dapat dilihat perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa antara lain :
siswa dapat memberikan resume mengenai penyebab kegagalan mereka dalam
melaksanakan praktikum serta dari siswa lain dapat memberikan resume berupa
penjelasan mengenai penyebab kegagalan praktikum temannya dan memberikan
jalan keluar yang tepat. Ini mengindikasikan bahwa tingkat daya analisa siswa
mengalami peningkatan yang berarti.
Secara umum dapat dikatakan bahwa perhatian dan keaktifan siswa
mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II peningkatan penguasaan
materi pelajaran Teknik Bangunan setelah diterapkan metode pemberian tugas
terlihat dengan memperhatikan nilai-nilai tes akhir dari masing-masing akhir
siklus I dan II skor rata-rata penguasaan materi pelajaran Teknik Bangunan siswa
pada siklus I adalah 75,69 dari skor ideal yang mungkin dicapai 85 yang ternyata
mengalami peningkatan pada siklus II yaitu rata-ratanya meningkat menjadi 82,52
dari skor ideal yang mungkin dicapai 95.
Ini menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas dapat
meningkatkan kemampuan penguasaan materi pelajaran menggambar konstruksi
atap dari kategori sangat rendah.
Dan berdasarkan criteria dan indicator keberhasilan peneliatian yaitu nilai
rata-rata siswa sebagai objek penelitian mengalami peningkatan maka penelitian
ini dinyatakan berhasil karena nilai rata-rata objek penelitian yang pada siklus I
sebesar 75,69 meningkat menjadi 90,00.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penerapan metode pemberian tugas dalam penelitian ini menunjukkan
perubahan pada siswa yang ditandai dengan meningkatnya penguasaan standar
kompetensi menggambar konstruksi atap. Hal ini dapat dilihat dari skor tes
penguasaan materi siswa pada setiap akhir siklus mengalami peningkatan serta
aktivitas siswa yang ditunjukkan dalam proses belajar mengajar mengarah
keperubahan yang lebih baik atau positif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya mulai dari awal penelitian sampai berakhirnya penelitian ini, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan meningkat, dengan
melihat perubahan sikap antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dengan
metode pemberian tugas.
2. Penguasaan Siswa Kelas XI Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Makassar
terhadap standar kompetensi menggambar konstruksi atap mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan nilai rata-
rata siswa dari siklus I sebesar 75,69 menjadi 82,52 pada siklus II,
disamping peningkatan kategori dari nilai siswa yang pada siklus I nilai
siswa berada pada kategori tinggi ternyata mengalami peningkatan
menjadi kategori sangat tinggi pada siklus II.
3. Penerapan metode pemberian tugas cukup efektif untuk meningkatkan
penguasaan materi siswa pada standar kompetensi menggambar konstruksi
atap, keaktifan belajar, dan motivasi belajar siswa.

22 22
B. SARAN – SARAN
Dalam upaya meningkatkan kemampuan penguasaan materi pelajaran
Teknik Bangunan siswa, melalui penelitian ini disarankan agar :

1. Para pengajar khususnya guru bidang studi Teknik Bangunan yang lain
agar dapat menerapkan metode pemberian tugas dalam pembelajaran
standar kompetensi ini.
2. Guru hendaknya senantiasa mengadakan variasi dalam pemberian tugas
di dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak menimbulkan kejenuhan
dari siswa.
3. Kepada pihak sekolah, agar senantiasa memberikan bantuan yang
sepenuhnya kepada guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar para
siswa, salah satunya dengan penerapan berbagai macam metode
mengajar.
4. Kepada peneliti yang lain agar dapat melaksanakan penelitian yang
relevan dengan penelitian ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharimi, Suhardjono & Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta : PT Bumi Aksara.

De Porter Bobbi, Marj & Sarah S, 1999. Quantum Teaching. Terjemahan oleh Ary
Nilandari 2004. Bandung : Kaifa

Hamsiah, 2004. Efektivitas Pemberian Tugas Terstruktur dalam Pengajaran


Penerapan Konsep Dasar Bangunan dan Elektronika. Makassar. Fakultas
Teknik Universitas Negeri Makassar.

Herwono, 2005. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar dengan
Menggunakan Pendekatan Kontekstua. Bandung : MLC.

Mannan Abd, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Fakultas Teknik UNM Program
Peningkatan Kualifikasi guru SMK.

Mulyasa, 2005. Menjadi guru professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rodakarya.

Nurhadi, 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta : PT Gramedia


Widiasarana Indonesia.

Sulipan, DR., Dip. Ed, M.Pd., 2010. Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Jakarta :
Tantiarama & Penerbit Eksismedia.

Suparno, 2008. Teknik Gambar Bangunan Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Wiriaatmadja Rochiati, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT


Remaja Rodakarya.

24
LAMPIRAN

25
Lampiran 1 :

DATA INDUK PENELITIAN

NO
NAMA SISWA SIKLUS I SIKLUS II
RESPONDEN
1 A. Wahyudin 70 80
2 Abdul Mubarak 80 70
3 Ainun Risky Azizah 70 70
4 Andi Mappanyukki 75 90
5 Aprianto 75 70
6 Arfah Arfianto Rifai 80 80
7 Eko Prasetyo 70 75
8 Fachrul Alam Hafid 85 95
9 Fakhrul Mazid 70 90
10 Muh. Wahyu Pratama Hamzah 70 80
11 Gatra Agung Prawira 70 88
12 Haerul 80 70
13 Haris 95 93
14 Ilham B. 80 90
15 Johan Saputra 70 88
16 Mohc. Aditya Anriawan 75 80
17 Muh. Adi Fitra J. 70 70
18 Muh. Radhie Pitra W. 80 90
19 Muh. Aditya Dwihatmanto 70 70
20 Muhammad Ridwan 75 88
21 Rifaldy 75 70
22 Rifqi Fausan Adim 75 90
23 Robert 70 75
24 Rustanto Azis B. 80 86
25 Sofyan 90 96
26 Taufik Hidayat 80 90
27 Utomo Hendrawan 70 75
28 Burhanuddin 75 90
29 Alam Perdana Kusuma Syam 70 93

26
Lampiran 2 :

Hasil Test pada Siklus I dan Siklus II

HAL YANG DIAMATI SIKLUS I SIKLUS II


Subjek 29 29
Skor maksimum 95 96
Skor minimum 70 70
Skor rata - rata 75,69 82,52
Frequencies Table
SIKLUS I
Frequency Percent
Valid 70,00 12 41,38
75,00 7 24,14
80,00 7 24,14
85,00 1 3,45
90,00 1 3,45
95,00 1 3,45
Total 29 100

SIKLUS II
Frequency Percent
Valid 70,00 7 24,14
75,00 3 10,34
80,00 4 13,79
86,00 1 3,45
88,00 3 10,34
90,00 7 24,14
93,00 2 6,90
95,00 1 3,45
96,00 1 3,45
Total 29 100,0

27
Lampiran 3:

DAFTAR HADIR SISWA PADA SIKLUS I

PERTEMUAN KE
NO NIS NAMA SISWA KET
1 2 3 4 5 6
1 11191 A. Wahyudin √ √ √ √ X √
2 11193 Abdul Mubarak √ √ √ √ √ √
3 11194 Ainun Risky Azizah √ √ X √ √ √
4 11196 Andi Mappanyukki √ √ √ X √ √
5 11197 Aprianto X X X X X X
6 11198 Arfah Arfianto Rifai √ √ √ √ √ √
7 11200 Eko Prasetyo X √ √ X √ √
8 11201 Fachrul Alam Hafid √ √ √ √ √ √
9 11203 Fakhrul Mazid √ √ √ √ √ √
10 11205 Muh. Wahyu Pratama Hamzah √ √ √ √ √ √
11 11206 Gatra Agung Prawira √ √ √ √ √ √
12 11207 Haerul √ √ X √ √ √
13 11208 Haris √ √ X √ √ √
14 11210 Ilham B. √ √ √ √ √ √
15 11211 Johan Saputra √ √ √ √ √ √
16 11213 Mohc. Aditya Anriawan X √ √ X √ √
17 11214 Muh. Adi Fitra J. √ √ √ √ √ √
18 11216 Muh. Radhie Pitra W. √ √ √ √ √ √
19 11217 Muh. Aditya Dwihatmanto √ √ √ √ √ √
20 11218 Muhammad Ridwan √ √ √ √ √ √
21 11219 Rifaldy √ √ √ √ √ √
22 11220 Rifqi Fausan Adim √ √ √ √ √ √
23 11221 Robert √ √ √ √ √ √
24 11222 Rustanto Azis B. √ √ X √ √ √
25 11223 Sofyan √ √ √ √ √ √
26 11224 Taufik Hidayat √ √ √ √ √ √
27 11225 Utomo Hendrawan √ √ √ √ √ √
28 11163 Burhanuddin √ √ √ √ √ √
29 11160 Alam Perdana Kusuma Syam √ √ √ √ √ √

28
DAFTAR HADIR SISWA PADA SIKLUS II

PERTEMUAN KE
NO NIS NAMA SISWA KET
1 2 3 4 5 6
1 11191 A. Wahyudin √ √ √ √ X √
2 11193 Abdul Mubarak √ √ √ √ √ √
3 11194 Ainun Risky Azizah √ √ X √ √ √
4 11196 Andi Mappanyukki √ √ √ √ √ √
5 11197 Aprianto X X X X X X
6 11198 Arfah Arfianto Rifai √ √ √ √ √ √
7 11200 Eko Prasetyo √ X √ √ √ √
8 11201 Fachrul Alam Hafid √ √ √ √ √ √
9 11203 Fakhrul Mazid √ √ √ √ √ √
10 11205 Muh. Wahyu Pratama Hamzah √ √ √ √ √ √
11 11206 Gatra Agung Prawira √ √ X √ √ √
12 11207 Haerul √ √ √ √ √ √
13 11208 Haris √ √ √ √ √ √
14 11210 Ilham B. √ √ √ √ √ √
15 11211 Johan Saputra √ √ √ √ √ √
16 11213 Mohc. Aditya Anriawan X √ √ √ √ √
17 11214 Muh. Adi Fitra J. √ √ √ √ √ √
18 11216 Muh. Radhie Pitra W. √ √ √ √ √ √
19 11217 Muh. Aditya Dwihatmanto X X X √ √ √
20 11218 Muhammad Ridwan √ √ √ √ √ √
21 11219 Rifaldy √ √ √ √ √ √
22 11220 Rifqi Fausan Adim √ √ √ √ √ √
23 11221 Robert √ √ √ √ √ √
24 11222 Rustanto Azis B. √ √ √ √ √ √
25 11223 Sofyan √ √ √ √ √ √
26 11224 Taufik Hidayat √ X √ √ √ √
27 11225 Utomo Hendrawan √ √ √ √ √ √
28 11163 Burhanuddin √ √ √ √ √ √
29 11160 Alam Perdana Kusuma Syam √ X X X √ √

29
Lampiran 4 :

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I

30
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II

31
Foto.1 Guru menjelaskan materi Standar Kompetensi Menggambar Konst. Atap
kepada siswa kelas XI Gambar Bangunan

Foto.2 Guru menginstruksikan cara menggambar Konst. Atap kepada siswa kelas XI Gambar
Bangunan

32
Foto.3 Salah satu siswa kelas XI Gambar Bangunan meminta untuk dijelaskan kembali materi
yang telah di bahas

33
KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PENINGKATAN


MOTIVASI STANDAR KOMPETENSI MENGGAMBAR KONSTRUKSI
ATAP KELAS XI GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 3 MAKASSAR
TAHUN 2011-2012 SEMESTER III

OLEH

Drs. H. MADIAMAN
19591231 198803 1 098

DINAS PENDIDIKAN KOTA MAKASSAR

SMK NEGERI 3 MAKASSAR

2011

34
ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)


yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar standar kompetensi menggambar
konstruksi atap Kelas XI Gambar Bangunan melalui metode pemberian tugas. Objek
penelitian ini adalah Siswa Kelas XI Gambar Bangunan tahun pelajaran 2011-2012
yang berjumlah 29 orang siswa. Siklus I dan siklus II masing-masing dilaksanakan
selama 6 kali pertemuan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes penguasaan materi
pelajaran yang dilakukan tiap akhir siklus dan observasi. Data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sikap siswa terhadap pembelajaran yang
dilakukan meningkatkan dengan melihat perubahan sikap siswa dari siklus I ke siklus
II, (2) penguasaan materi pembelajaran belajar standar kompetensi menggambar
konstruksi atap pada siklus I berada pada kategori tinggi dengan skor rata-rata 75,69
dari skor ideal 100 sedangkan pada siklus II berada pada kategori sangat tinggi
dengan skor rata-rata 82,52 dari skor ideal 100. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulakan bahwa penerapan metode pemberian tugas efektif untuk meningkatkan
kualitas belajar standar kompetensi menggambar konstruksi atap Siswa Kelas XI
Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Makassar.

Kata kunci : Pemberian Tugas, Motivasi Belajar, Menggambar Konstruksi Atap

35
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil
penelitian yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan SMK
Negeri 3 Makasar hasil karya dari:

Nama : Drs. H. Madiaman

NIP : 19591231 198803 1 098

Unit Kerja : Guru Produktif Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri


3 Makasar

Judul : Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap


Peningkatan Motivasi Standar Kompetensi Menggambar
Konstruksi Atap Kelas XI Gambar Bangunan Di SMK
Negeri 3 Makassar tahun 2011-2012 Semester III

Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan mendapatkan Penetapan Angka


Kredit Kenaikan Pangkat dalam jabatan fungsional guru.

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Makassar Peneliti,

Dra. Suriana .B, M.Pd. Drs. H. Madiaman


NIP : 19610709 198603 2 012 NIP : 19591231 198803 1 098

36
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan


limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap
Peningkatan Motivasi Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi Atap Kelas XI
Gambar Bangunan Di SMK Negeri 3 Makassar tahun 2011-2012 Semester III”,
Penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan
sekolah .

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar
2. Yth. Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kota Makassar
3. Yth. Rekan-rekan Guru SMK Negeri 3 Makasar terkhusus Jurusan Teknik
Bangunan.
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis

37
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Daftar Isi .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI


A. Kajian Pustaka .................................................................. 5

B. Kerangka Pikir.................................................................... 6

C. Hipotesis............................................................................. 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian................................................................... 9

B. Objek Penelitian.................................................................. 9

C. Faktor-faktor yang diselidiki............................................. 9

D. Prosedur Penelitian............................................................. 10

E. Data dan Teknik Pengumpulannya..................................... 14

F. Teknik Analisis Data.......................................................... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Prosedur Penelitian............................................................. 15

38
B. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................. 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................ 22

B. Saran-saran ........................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

39
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Teks Halaman

1 Model Penelitian Tindakan Kelas 13

40
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tabel Teks

1 Data Induk Penelitian


2 Hasil Test pada Siklus I dan Siklus II
3 Daftar Hadir Siswa Siklus I dan Siklus II
4 Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II

41

Anda mungkin juga menyukai