Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

DALAM MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN


MELALUI PELATIHAN CLCK DI SMK N 2 BENER MERIAH

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh :
Dra. INNI HIKMATIN, M.Pd
NIP : 19610713 198603 2 001

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA


KABUPATEN BENER MERIAH
TAHUN 2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam keberhasilan pembangunan di suatu negara.


Semakin baik kualitas pendidikan yang dimiliki oleh suatu negara, maka akan semakin cepat
pula kemajuan yang akan dihasilkan oleh negara tersebut dalam berbagai bidang kehidupan. Hal
tersebut dikarenakan pendidikan akan selalu berbanding lurus dengan tingkat kualitas sumber
daya manusia, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada seberapa besar tingkat pembangunan
dan perubahan yang berhasil dilaksanakan. Oleh sebab itu, setiap pemimpin negara tentu harus
senantiasa memperhatikan dan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya agar dapat
melaksanakan pembangunan dan memenangkan kompetisi global.

Untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tersebut, maka dibutuhkan pula guru-
guru yang berkualitas dan berkompetensi. Karena guru merupakan ujung tombak pejuang
pemberantas kebodohan yang mentransformasikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai- nilai
kepada siswa, dan juga berperan sebagai aktor utama yang sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Sehingga tanpa kehadiran peran guru yang handal dalam mendidik para generasi
muda bangsa, maka cita-cita untuk menjadi negara yang maju akan sulit untuk diraih.

Sebagai pemegang peranan utama dalam mencapai keberhasilan setiap upaya


pendidikan, maka guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab yang utama pula untuk
mencapai keberhasilan yang dimaksud. Oleh sebab itu, kompetensi guru dalam melaksanakan
pembelajaran menjadi hal utama yang juga perlu untuk diperhatikan. Karena kemampuan guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik tersebut akan sangat
mempengaruhi hasil dan mutu pembelajaran yang diperoleh, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kualitas pendidikan.

Pada dasarnya setiap guru harus memiliki kompetensi yang baik dalam segala aspek
yang berkaitan dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai seoarang tenaga pendidik. Namun
kompetensi dasar yang wajib dimiliki ialah kemampuan dalam menjalankan tugas utama nya
sebagai seorang guru, seperti merancang pembelajaran, menyajikan pembelajaran, dan
mengevaluasi bahan ajar, yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan agar siswa memperoleh
hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, guru harus menguasai dan mengembangkan ketiga
ranah profesinya yang saat ini perkembangannya semakin kompleks sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan memiliki kemampuan mengajar yang baik, guru diharapkan dapat menyajikan
ide, problem, atau pengetahuan yang kompleks dengan menarik, sehingga dapat dipahami
dengan mudah oleh setiap siswanya. Dan dengan memiliki kemampuan yang baik dalam
melakukan evaluasi hasil belajar, guru diharapkan dapat memahami kekurangan yang terjadi
dalam pembelajaran yang sebelumnya, sehingga dapat merumuskan kebijakan solutif untuk
mengatasi kekurangannya tersebut pada pembelajaran yang selanjutnya.

Namun demikian, kemampuan dalam merancang pembelajaran dengan baik merupakan


kemampuan dasar yang pertama kali harus dikuasai oleh seorang guru. Karena tidak akan ada
keberhasilan, tanpa ada perencanaan dan persiapan yang matang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran,
maka harus ada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tepat dan sesuai, yang akan
dijadikan sebagi dasar atau acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran. RPP juga akan
sangat membantun guru dalam mengelola pembelajaran dengan baik dan benar.

Oleh sebab itu, keberhasilan seorang Guru dalam membelajarkan siswa juga sangat
dipengaruhi oleh kemampun guru tersebut dalam merancang RPP yang akan dijalankannya.
Karena dalam RPP juga tercakup faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran di suatu sekolah.

Berdasarkan hasil supervisi yang telah penulis lakukan di SMK N 2 Bener Meriah pada
semester genap tahun ajaran 2013/2014, penulis menemukan beberapa masalah yang dihadapi
guru dalam menyusun RPP, seperti:

Penulis melihat bahwa masih banyak guru yang lebih menitik beratkan perhatian kepada
isi atau materi ajar saja. Sehingga guru lebih terfokus pada transfer materi kepada siswa, tanpa
mempertimbangkan komponen lainnya yang juga sangat mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran, seperti; metode, media, pembagian waktu, skenario atau langkah- langkah dalam
kegiatan pembelajaran, dan juga model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan.

Kondisi yang penulis temukan dalam supervisi di dua sekolah tersebut merupakan
hambatan untuk mencapai kesuksesan dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, penulis
merasa penting untuk melakukan penelitian tentang PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
DALAM MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN CLCK
DI SMK N 2 BENER MERIAH, yang bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran di
sekolah tersebut. Penulis memilih menggunakan pelatihan CLCK karena merupakan model
pembinaan profesi guru yang dilakukan melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dengan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis ingin menemukan jawaban
dari pertanyaan berikut :

”Apakah model pelatihan CLCK dapat meningkatkan kompetensi guru dalam


menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMK N 2 Bener Meriah pada
semerter ganjil tahun pelajaran 2013/2014 ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP

2. Meningkatkan pengetahuan guru tentang materi ajar

3. Meningkatkan pengetahuan guru tentang proses belajar mengajar

4. Menguatkan hubungan kolegalitas

5. Meningkatkan motivasi pengajar agar terus mengembangkan kualitas akademik mereka


D. Manfaat Penelitian

a). Manfaat Penelitian Bagi Guru dan Siswa

1. Peningkatan mutu guru dan mutu pembelajaran, yang pada gilirannya berakibat pada
peningkatan mutu lulusan (siswa).
2. Guru mudah berkonsultasi kepada Pengawas dalam hal pembelajaran atau kesulitan
terkait materi pelajaran.
3. Guru memiliki banyak kesempatan untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam
praktek mengajarnya sehingga dapat merubah perspektifnya tentang pembelajaran, dan
belajar melihat praktek mengajarnya dari perspektif siswa.

b). Manfaat Penelitian Bagi Pengawas

1. Peningkatan pengalaman pengawas di lapangan, yang pada gilirannya akan


meningkatkan mutu dan relevansi pembelajaran.
2. Sekolah sebagai salah satu kancah bagi pengawas untuk melakukan kegiatan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan salah satu tugas pokok pengawas.

E. Hipotesis Tindakan

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

a. Model pembinaan CLCK dapat meningkatkan kompetensi guru dalam penyusunan


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMK N 2 Bener Meriah.
b. Model pembinaan CLCK dapat meningkatkan proses pembelajaran Matematika di
SMK N 2 Bener Meriah
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Guru

Kompetensi dapat dipahami sebagai suatu bentuk kapasitas atau kemampuan seseorang,
baik kemampuan fisik maupun kemampuan intelektual, untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
suatu pekerjaan (Robbins, 2001). Hal senada juga di jelaskan oleh Syah (2000), yang
menjelaskan bahwa kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan, keadaan berwenang, atau
memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Artinya, seseorang yang memiliki kemampuan atau
memenuhi syarat-syarat tertentu untuk melakukan suatu tugas, maka orang tersebut dikatakan
berkompeten.
Dalam buku ----, karangan Mulyasa (2003), Mc. Ahsan menyebutkan bahwa kompetensi
adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direflesikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak. Sementara Finch & Crunkilton mengartikan kompetensi
sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diper lukan
untuk menunjang keberhasilan.
Dengan demikian, kemampuan, pengetahuan, dan juga sikap yang dimiliki seseorang
sangatlah mempengaruhi kompetensinya dalam melakukan suatu tugas. Sebagaimana Hutapea &
Thoha (2008) juga menjelaskan bahwa terdapat tiga ha l utama yang membentuk kompetensi
seseorang, yaitu: pengetahuan, kemampuan dan juga prilaku individu. Sehingga dapat dipahami
bahwa orang yang memiliki kompetensi adalah orang yang memiliki pengetahuan, kemampuan,
keterampilan dan sikap dalam melakukan berbagai tugas yang menunjang pada keberhasilan.
Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki seseorang dalam suatu pekerjaan, maka semakin tinggi
juga tingkat keberhasilan yang akan diperolehnya.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa seorang guru tentu juga harus memiliki
kompetensi dalam melaksanakan tugasnya, sebagaimana Nana Sudjana (2002) mengatakan
bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Dengan memiliki kompetisi yang baik, maka keberhasilan dalam melaksanakan proses belajar
mengajar dapat dicapai dengan maksimal. Karena guru merupakan faktor utama yang sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.
Sederhananya, kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak (Syah, 2000). Namun dalam
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan dengan lebih
mendalam tentang kompetensi guru, yaitu seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru ataupun dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya.
Ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang saling mempengaruhi yang membentuk
kompetisi seorang guru atau dosen, sehingga untuk memperoleh kompetensi yang baik maka
seorang guru harus senantiasa mengasah pengetahuan, keterampilan dan perilakunya dalam
melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika Abdul Majid (2005)
mengatakan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, menunjukkan bagaimana
kualitas guru tersebut dalam melaksanakan pembelajaran. Karena kompetensi akan
mencerminkan bagaimana kemampuan seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai
tenaga pendidik.
Suparlan (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa kompentensi awal yang harus dimiliki
oleh seorang guru, yaitu: penguasaan materi, metode dan juga sistem penilaian. Namun Suparlan
menambahkan bahwa kompetisi tersebut juga harus dilandasi dengan penguasaan kepribadian
keguruan dan keterampilan lainnya agar guru tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan
professional. Senada dengan Suparlan, Glasser (Sudjana, 2002) juga menawarkan empat hal
utama yang harus dikuasi oleh guru dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidik, yaitu:
menguasai bahan pelajaran, kemampuan untuk mendiagnosa tingkah laku siswanya, kemampuan
untuk melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan untuk mengukur hasil belajar
siswanya.
Namun standar kompetensi guru secara keseluruhan menurut Direktorat Tenaga
Kependidikan Depdiknas (2003) terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: penyusunan rencana
pembelajaran, penguasaan bahan kajian akademik, pelaksanaan interaksi belajar mengajar,
penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar
peserta didik, pengembangan profesi, dan pengembangan wawasan pendidikan. Tujuh hal di atas
merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam menjalankan
kewajibannya sebagai pendidik, sehingga hasil pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Tanpa kompetensi yang baik, maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung
tidak akan memberikan hasil memuaskan.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RPP merupakan instrumen penting yang harus dipersiapkan guru sebelum memulai proses
pembelajaran, karena tidak akan ada keberhasilan tanpa persiapan atau perencanaan yang matang
sebelumnya. Sebagaimana Nawawi (Majid, 2008) menjelaskan bahwa, perencanaan berarti
menyusun langkah- langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Sehingga dengan membuat perencanaan-perencanaan
awal tentang proses pembelajaran yang akan dijalankan, dapat membantu memandu guru agar
pembelajaran yang dijalankan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Muslich (2008), RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit
yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Sejalan dengan yang disampaikan
Muslich tersebut, dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 20, juga disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran, untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui peraturannya No. 103 tahun 2014 juga
menjelaskan bahwa, RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
mengacu pada silabus,buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. Dalam peraturan menteri
tersebut disebutkan beberapa komponen utama yang harus dimuat dalam sebuah RPP, yaitu:

1. Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester


2. Alokasi waktu
3. Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pencapaian kompetensi
4. Materi pembelajaran
5. Kegiatan pembelajaran
6. Penilaian
7. Media/alat, bahan, dan sumber belajar.
Dari beberapa defenisi di atas, dapat dipahami bahwa RPP merupakan kebutuhan wajib
yang perlu dirancang dengan sebaik mungkin agar target pembelajaran dapat dicapai dengan
maksimal. Oleh sebab itu kemampuan membuat RPP yang berdaya terap tinggi merupakan
langkah awal yang harus dimiliki oleh guru.

Sebelum membuat sebuah RPP, ada beberapa prinsip penyusunan RPP yang harus
diperhatikan (Permendikbud, no. 103, Tahun 2014) :

1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1),
sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4).
2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan
perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar,
latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
4. Berpusat pada peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
5. Berbasis konteks Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai
sumber belajar.
6. Berorientasi kekinian Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7. Mengembangkan kemandirian belajar Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik
untuk belajar secara mandiri.
8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan RPP
disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, pe nilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

C. Pelatihan CLCK

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2007) dijelaskan bahwa pembinaan CLCK
(Contoh, Latihan, Control, Kerja Mandiri) merupakan suatu pola usaha, tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara efesien dan efektif, untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan sesuatu
yang akan atau disediakan untuk ditiru/diikuti untuk hasil latihan dalam pengawasan, sehingga
kegiatan melakukan sesuatu tidak bergantung pada orang lain.

Pengertian di atas senada dengan pengertian CLCK yang dijelaskan dala m kamus Pelajar
SLTP (2003), yang menyebutkan bahwa pembinaan CLCK adalah pola perbuatan membina
sesuatu yang disediakan untuk ditiru/diikuti dari hasil berlatih dengan pengawasan dalam
kegiatan melakukan sesuatu, sehingga tidak bergantung pada orang lain.
BAB III

Metode Penelitian

A. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini bertempat di SMK N 2 Bener Meriah, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi
Aceh. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil Tahun Pelajaran
2013/2014.

B. Subjek dan Objek penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru Matematika yang mengajar di SMK N 2 Bener
Meriah.

2. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pelatihan CLCK untuk meningkatkan kompetensi guru
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran di SMK N 2 Bener Meriah.

C. Jenis dan Pendekatan penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk memaparkan pengaruh penggunaan pelatihan
CLCK terhadap peningkatan kompetensi guru, sebagai upaya meningkatkan proses
pembelajaran.

D. Defenisi Operasional

Pelatihan CLCK (Contoh, Latihan, Control, dan Kerja Mandiri) merupakan suatu model
pelatihan untuk profesi pendidik dengan mencontohkan cara penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang baik dan benar, yang kemudian dapat dilakukan sendiri oleh para guru
tanpa bergantung dengan orang lain.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP.
Kompetensi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pengetahua n, kemampuan, dan
keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam menyusun RPP yang baik dan benar,
sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran. Dengan memiliki kompetensi yang baik
dalam menyusun RPP, maka diharapkan guru tersebut dapat mengelola pembelajaran dengan
baik dan maksimal, dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah
tersebut.
Dalam penelitian ini, pelatihan CLCK adalah upaya pembinaan terhadap guru matematika
yang mengajar di SMK N 2 Bener Meriah, yang dilakukan dengan pemberaian contoh untuk
diikuti/ditiru, dan selanjutnya akan dikerjakan secara mandiri oleh setiap guru, untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP di sekolah tersebut.

E. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik yang digunakan penulis dalam metode pengumpulan data pada pene litian ini
adalah tekhnik observasi dan teknik wawancara. Sedangkan instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini dikembangkan instrumen pedoman observasi dalam program
proses pembelajaran dari awal sampai akhir pada setiap siklus. Pedoman Obser vasi digunakan
untuk menggali respon pada guru matematika, sedangkan pedoman wawancara digunakan untuk
melengkapi data yang digali melalui pedoman observasi.

F. Prosedur Analisis

Prosedur ini melibatkan guru matematika di sekolah SMK N 2 Bener Meriah pada
semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014, yang berjumlah 9 orang. Penelitian ini akan
dilakukan dengan dua siklus :

A. Siklus I
- Perencanaan
1. Peneliti memberikan penjelasan kepada guru matematika di SMK N 2 Bener Meriah,
tentang Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
2. Menentukan materi pembelajaran, jadwal pelaksanaan penelitian dan lokasi penelitian.
3. Menyuruh guru membawa bahan-bahan seperti kurikulum, silabus, RPP, bahan ajar
dan sebagainya.

- Pelaksanaan
1. Pemaparan kompetensi pengelolaan pembelajaran tentang pelaksanaan pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan oleh peneliti sebagi upaya membangun
pemahaman konsep serta mengamati hasil atau dampak dari pembelajaran yang
diterapkan.

- Observasi / Tindakan Pembelajaran


Kegiatan yang dilakukan yaitu: peneliti melaksanakan observasi atau mengamati cara guru
mengajar.
- Refleksi
Peneliti melihat dan mempertimbangkan hasil dari tindakan berdasarkan lembar
pengamatan.

B. Siklus II
- Perencanaan
Pada siklus yang kedua ini, RPP dirancangan berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran
yang telah direvisi pada siklus I.

- Pelaksanaan
Kegiatan dan pengamatan oleh peneliti dalam pelaksanaan perbaikan proses pem-
belajaran.
- Observasi / tindakan pembelajaran
Menelaah tindakan yang sudah direvisi
- Refleksi
Pengambilan kesimpulan akhir dari tindakan siklus I dan II.
Secara grafis, prosedur analisis dalam penelitian ini dapat digabambarkan sebagai berikut:
E. Indikator Kebe rhasilan

Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan kompetensi guru
matematika di SMK N 2 Bener Meriah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
melalui model pembinaan CLCK. Hasil yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan aktivitas
dan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
Ketercapain indikator kinerja terdapat pada tindakan ke II. Indikator kinerja adalah bila
perolehan nilai minimal 81 (Kategori Baik) dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
matematika di kelas, maka sudah dapat dikatakan tindakan yang diterapkan berhasil. Aspek yang
diukur adalah antusiasme guru mata pelajaran matematika, interaksi guru dengan pembina
pengawas sekolah, interaksi antar guru mata pelajaran matematika yang melakukan CLCK, kerja
sama kelompok, aktifitas dalam diskusi kelompok.

Anda mungkin juga menyukai