Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Dasar

Yang Diampu Oleh : Bapak Romadon, S.T., M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 11 :
Hanna agnisha ( 200141831 )
Siti Arzeta Maharani (2101411242)
Desty Eka w ( 200141804 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. atas Rahmat dan Hidayah- Nya. Shalawat dan
salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW. beserta para sahabat yang telah memperjuangkan
Islam, sehingga kita bisa merasakan indahnya iman. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah penelitian Tindakan kelas Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah
ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Fadilah Sobri, M.Eng, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.
2. Bapak Romadon, S.T., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
dan Dosen Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Dasar.
Kami menyadari berbagai kelemahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan, khususnya di
Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung. Akhir kata, saran dan kritik yang membangun
penulis harapkan demi perbaikan dan pengembangan makalah ini.

Pangkalanbaru, 12 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi...................................................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah1
C. Tujuan Penulisan1
Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian Supervisi Pendidikan............................................................................................


B. Hakikat Supervisi Pendidikan................................................................................................
C. Tujuan Supervisi Pendidikan.................................................................................................
D. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan.....................................................................................
E. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan......................................................................................
F. Analisi SWOT dalam Pendidikan..........................................................................................
Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan............................................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Supervisi pendidikan adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan keprofesionalan guru dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada didunia pendidikan baik pada masa saat
ini atau masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut pendidikan merupakan faktor yang
penting karena pendidikan salah satu penentu mutu SDM (Sumber Daya Manusia), dimana
manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan potensipotensi yang
dimiliki sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Guru
adalah tugasnya yang terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua
aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya (Suparlan,
2005: 12). Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat
melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat
mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Guru membutuhkan bantuan dari
sesama rekan guru yang memiliki kelebihan atau guru yang sudah berpengalaman untuk
saling bertukar ilmu pengetahuan dalam meningkatkan potensi peserta didik. Guru juga
membutuhkan bantuan kepala sekolah sebagai pembina pembimbing guru agar bekerja
dengan benar dalam proses pembelajaran siswanya. Oleh karena itu, dalam suatu lembaga
pendidikan perlu adanya pelaksanaan supervisi.“Supervision also can be interpreted as a two
ways interactional process that requires both the student and the supervisor to consciously
engage each other within the spirit of professionalism, respect, collegiality and open-
mindedness”, Abiddin (2011: 207) yang berarti pengawasan juga dapat diartikan sebagai dua
cara interaksi proses yang memerlukan siswa dan supervisor untuk secara sadar terlibat satu
sama lain dalam semangat profesionalisme, rasa hormat, kebersamaan dan pikiran yang
terbuka. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya harus melibatkan seluruh masyarakat
sekolah yang dipimpinnya.
Salah satu upaya peningkatan pembelajaran efektif di sekolah adalah peran kepala
sekolah dalam mensupervisi pembelajaran, karena berhasil tidaknya program pengajaran di
sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin.Kepemimpinan merupakan
faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi kerja organisasi, karena
kepemimpinan merupakan aktivitas utama dimana tujuan organisasi dapat dicapai (Nuchiyah:
2007).Menurut Muhani (2016:1465) kepemimpinan merupakan salah satu permasalahan
yang muncul bersamaan dengan kesadaran manusia akan pentingnya hidup berkelompok
untuk mencapai tujuan bersama.Faktor kepemimpinan meliputi aspek kualitas manajer dan
team leader dalam memberikan dorongan, semangat, pengarahan, serta dukungan kerja
kepada bawahan Hermanto (2016:37).Menurut Yahya (2013: 107) kepala sekolah sebagai
pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada
seluruh tenaga kependidikan yang dilakukan secara kooperatif untuk mencapai visi, misi, dan
tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Supervisi pendidikan?
2. Bagaimana hakikat dalam Supervisi pendidikan?
3. Bagaimana Tujuan Supervisi pendidikan?
4. Bagaimana Prinsip-prinsip Supervisi pendidikan?
5. Bagaimana Tekniik-teknik Supervisi pendidikan?
6. Bagaimana Analisi SWOT dalam Supervisi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Supervisi pendidikan
2. Mengetahui Hakikat Supervisi pendidikan
3. Mengetahui Prinsip Supervisi Pendidikan
4. Mengetahui Teknik Supervisi Pendidikan
5. Mengetahui Analisis SWOT dalam Supervisi Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian supervisi Pendidikan


Supervisi perlu diberikan kepada guru mengingat beberapa hal antara guru sebagai
seorang individu biasanya mempunyai keterbatasan dan kekurangan baik dalam hal
pengetahuan maupun dalam kemampuan profesional ketidaksempurnaan guru dampak
jelas dalam pengamatan sehari-hari misalnya guru kadang kadang keliru dalam
memberikan informasi kepada siswa yang mungkin disebabkan Pengasaan Akan materi
yang masih kurang atau mungkin juga karena guru Trampil dalam mengelolah kelas
sehingga kelas rambut dalam belajar dan Pengajaran kurang efektif ketidaksempurnaan
ini perlu ditingkatkan dengan memberikan supervisi disamping itu guru merupakan
makhluk sosial sejak lahir membutuhkan bantuan orang lain Untuk tetap hidup tumbuh
dan berkembang dengan kata lain manusia membutuhkan orang lain untuk dapat hidup
dan berkembang dan dipengaruhi oleh norma norma kelompok atau masyarakat bila
nomor norma kelompok ini baik maka orang dalam kelompok cenderung menjadi baik
Robben mengatakan bahwa norma norma sosial suatu kelompok merupakan kunci yang
menentukan cara kerja individu wall dan prestasinya. Begitu juga halnya dengan sekolah
yang merupakan satu kelompok sosial norma norma sekolah akan mempengaruhi cara
kerja dan produktivitas guru guru dapat terpengaruh menjadi lebih baik melakukan tugas
tugasnya bila teman teman guru lain dapat bekerjasama dengan baik misalnya di suatu
sekolah guru guru penuh semangat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
disiplin mereka tinggi guru yang baru Masuk kelas pun yang mulanya Kurang
bersemangat dan kurang disiplin dalam mengajar akan terpengaruh lebih baik dan lebih
disiplin dalam mengajar secara tidak langsung seorang guru akan membandingkan
kemampuan dan prestasi guru lain di koordinasikan secara sengaja menjadi lebih
Kondusif untuk meningkatkan profesi hal ini yang dimanfaatkan oleh kegiatan supervisi
ialah :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Pertumbuhan jabatan
B. Pengertian Hakikat supervisi
Secara etimologis supervisi terdiri atas dua kata, super ( lebih ) dan vision ( pandangan ).
Dengan kata lain supervisi mengandung arti pandangan yang lebih. Pengertian ini
mengisyaratkan bahwa supervisi dilakukan oleh pihak yang Memiliki kedudukan yang
lebih tinggi dari pihak yang disupervisi Sedangkan menurut istilah pengertian supervisi
bermacam ragam sesuai dengan keberagaman latar belakang para pakar dan konteks
penggunaan nya Kimbal wiles (1967) Menjelaskan bahwa supervisi adalah bantuan
dalam mengembangkan situasi pembelajaran secara lebih baik selanjutnya dalam buku
yang sama ia memandang Bahwa supervisi adalah segenap aktivitas yang dirancang
untuk mengembangkan Pengajaran pada semua tingkat organisasi sekolah melalui
supervisi segala faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dianalisis dinilai
dan ditentukan cara pemecahannya sehingga proses pembelajaran di sekolah dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Wilson et all Dalam bukunya yang berjudul
sosiology of supervision Mengemukakan Bahwa supervisi adalah ilmu pengetahuan dan
seni untuk membantu merancang lingkungan belajar dengan menerapkan keterampilan
hubungan antar manusia proses kerja kelompok kepemimpinan administrasi dan
penilaian supervisi menampilkan gaya tersendiri dalam berkomunikasi ber diskusi
menerima saran menganalisis berhubungan dengan orang lain memandang Oriens kerja
berorientasi kalau dunia luar memberikan Arahan kerja. Supervisi juga dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan dilaksanakan untuk memberikan bantuan teknik kepada pelaksana
pendidikan dalam melaksanakan tugas yang telah diserahkan kepadanya (sudjana,2013).
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi pendidikan
sebenarnya adalah bantuan dalam mengembangkan situasi pembelajaran ke arah yang
lebih baik dengan jalan memberikan bimbingan dan pengarahan pada guru guru dan
petugas lainnya untuk meningkatkan kualitas kerja mereka dibanding mengajar dan
segala aspek nya meskipun banyak pengertian supervisi yang hanya menerka pada
pengajar saja. Namun kenyataannya keberhasilan program Pengajaran sendiri banyak
bergantung pada berbagai aspek aspek pengajar terjadi dalam suatu situasi di mana terjadi
interaksi antara peserta didik dan Pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dengan demikian tidak benar bahwa supervisi hanya diarahkan pada
pengajar saja. Tetapi juga harus memusatkan pada pengajar harus memperhitungkan
faktor lainnya terutama siswa sebagai sup jek didik di sekolah bahkan apabila
memandang situasi pembelajaran secara multi mainsional akan terbukti bahwa di dalam
terdapat banyak variabel yang turut menemukan efisien dan efektif dalam pembelajaran.
pertumbuhan jabatan

C. Tujuan Supervisi Pendidikan


Tujuan supervisi pendidikan ialah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru
untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Tujuan
supervisi pengajaran adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada guru
untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan
belajar peserta didik. Secara khusus Ametembun (1981) mengemukakan sebagai berikut :
1. Membina kepala sekolah dan para guru untuk lebih memahami tujuan
pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealis asikan tujuan
tersebut.
2. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadia nggota masyarakat yang lebih efektif.
3. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk mendiagnosis secara kritis
terhadap aktivitasnya dan kesulitan belajar mengajar serta menolong mereka
memperbaik inya.
4. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta wargase kolah
lain nya terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif serta
memperbesar kesediaan untuk tolong-menolong
5. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berpre stasi
untuk meningkatkan kinerja secara maksimal dalam profe sinya
6. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program
pendidikan di sekolah kepada masyarakat
7. Melindungi orang-orang yang disupervisi agar terhindar dari tuntutan tidak wajar
dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
8. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi aktivitasnya
untuk mengembangkan aktivitas dan kreativit as peserta didik
9. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan diantara guru. Dalam supervisi
penelitian merupakan kegiatan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
objektif tentang situasi pendidikan.

Hasil analisis dan kesimpulan penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan


untuk menentukan tindakan dan langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
dan mengembangkan situasi pendidikan dan pengajaran.

D. Prinsip - prinsip supervisi pendidikan


Supervisi dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu atau berpedoman pada
prinsip supervisi. Prinsip-prinsip supervisi secara garis besar dapat Dibedakan atas dua
yaitu prinsip praktik prinsip fundamental Merupakan dasar pokok dari semua prinsip
yaitu Pancasila dalam hal ini setiap aktivitas Supervisi yang dilakukan harus senantiasa
ber pedoman kepada Pancasila artinya anggapan sikap dan tindakan supervisor tidak
boleh Bertentangan dengan nilai-nila pancasila. Prinsip praktis juga dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu positif dan negatif Prinsip positif adalah prinsip prinsip yang patut
diikuti supervisor Sedang bersiap negatif adalah prinsip yang perlu dihindari oleh
supervisor
1. prinsip positif :
a. supervisi harus konstrukti dan kreatif
b. supervisi hendaknyalebih berdasar sumber sumber kolektif dari kelompok dari
usaha usaha supervisor sendiri
c. Supervisi harus didasarkan atau hubungan profesional dari pada atas dasar
hubungan pribadi
d. Supervisi harus dapat mengembangkan segi segi kelebihan dipimpin
e. Supervisi harus dapat memberikan Perasaan aman dan batin pada diri guru
f. Untuk melihat berisi perlu menghindari faktor faktor yang dapat menimbulkan
tekanan dan perasaan kurang dalam diri guru

faktor faktornya :

a. Perlakukan yang kurang adil


b. Konflik antar sesama anggota
c. Tindakan pimpinan yang kurang konsekuen
d. Sikap kurang sabar dari pimpinan
e. Pimpinan yang kurang beribawa
f. Supervisi hendaklah progresif
g. supervisi hendaknya memperhatikan kesejateraan guru guru Parah karena dengan
hubungan baik antar mereka
h. supervisi keadaan yang rill yang sebenarnya
i. Supervisi hendaklah sederhana dan formal dalam pelaksanaannya

2. Prinsip negatif :
a. supervisi tidak boleh bersikap otoriter
b. supervisi tidak boleh mencari cari kesalahan pada guru
c. Supervisor bukan inspektur untuk memeriksa apakah faktor Proton dan istri yang
telah bktikan atau tidak
d. Supervisor Tidak boleh menganggap dirinya lebih dari guru guru oleh karena
jabatannya
e. supervisor Tidak boleh terlalu Banyak memperhatikan hal hal kecil dalam guru
mengajar
f. supervisor Tidak lepas kecewa bila ia mengalami kegagalan

E. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan


Supervisor dalam meningkatkan program sekolah dapat menggunakan berbagai teknik
atau metode supervisi pendidikan. Pada hakikatnya, terdapat banyak teknik dalam
menyelenggarakan program supervisi pendidikan. Dari sejumlah teknik yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari banyaknya guru dapat dikelompokkan ke
dalam dua bagian besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok. Berikut
uraiannya :
1. Teknik Individual (Individual Technique)
Teknik individual ialah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas supervise,
baik terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini yang disupervisi
mungkin juaga perseorangan, tapi mungkin juga bukan hanya seorang. Maksudnya
adalah memberikan bantuan perseorangan atau individu. Beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan antara lain:
a. Kunjungan kelas (classroom visitation)
Kunjungan kelas bisa dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas atau pembina
lainnya. Dengan cara masuk atau mengunjungi kelas-kelas tertentu untuk melihat
guru yang sedang mengelola proses pembelajaran. Dalam hal ini kunjunagn kelas
dimaksudkan untuk melihat dari dekat situasi dan suasana kelas secara
keseluruhan. Apabila dari kunjungantersebut dijumpai hal-hal yang baik atua
kurang pada tempatnya, maka pengawas atau kepala sekolah dapat mengundang
guru atau siswa diajak berdiskusi menggali lebih dalam tentang kejadian tersebut.
Yang penting untuk diingat adalah bahwa dengan kunjungan kelas seperti ini
sebaiknya deperoleh hasil dalam bentuk bantuan atau pembinaan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan kata lain sebaiknya terjadi diskusi
yang akrab dan dialog yang hangat antara supervisor dengan guru atau siswa
sehingga diperoleh kesepakatan yang harmoni
b. Observasi kelas ( classroom observation)
Observasi kelas adalah kunjungan yang dialakukan supervisor kesebuah kelas
denagn maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung
di kelas yang bersangkutan. Tujuannya :
 Memperoleh data yang seobjektif mungkin sehingga bahan yang diperoleh
dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru
dalam usaha memprbaiaki hal belajar-mengajar.
 Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah
kearah yang lebih baik.
 Bagi murid-murid sudah tentu akan dapat menimbulkan pengaruh pasotif
terhadap kemajuan belajar mereka.
Aspek-aspek yang diobservasi :

 Usaha dan aktifitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.


 Usaha dan kegiatan guru-siswa dalam hubungan penggunaan bahan dan
alat/media pembelajaran.
 Usaha dan kegiatan guru-siswa dalam memperoleh pengalaman belajar.
 Lingkungan sosial, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas dan
faktor-faktor penunjang lainnya.

c. Wawancara perseorangan) Individual intervie)


Dilakukan apabila supervisor berpendapat bahwa dia menghendaki adanya
jawaban dari individu tertentu. Hal ini dapat dilakukan, pertama apabila ada
masalah khusus pada individu guru yang penyelesainnya tidak boleh didengar
oleh orang lain. Kedua, apabila supervisor ingin mengecek kebenaran data yang
sudah dikumpulkan dari orang lain. Dalam hal ini teknik perseorangan adalah hal
yang tepat agar orang yang diwawancarai tidak terpengaruh oleh pendapat orang
lain.
d. Wawancara kelompok (group interview)
Segala sesuatu biasanya mengandung kelebihan dan kekurangan, seperti pada
wawancara perseorangan memiliki banyak keuntungan karena apa yang diperoleh
supervisi adalah pendapat murni pribadi yang diwawancarai. Namun dibalik itu
ada saja individu, terutama yang kurang mempunyai kepercayaan diri, akan lebih
tepat digali pendapatnya apabila ada pendamping. Mungkin sekali pada waktu dia
sendirian, merasa kurang berani mengemukakan pendapat, tetapi ketika ada orang
lain, dia menjadi nyerocos dalam mengemukakan pendapat. Sebagai alasan utama
adalah bahwa ketika orang beramai-ramai mengemukakan pendapat, dia berharap
pewawancara tidak terlalu ingat siapa yang berkata seperti apa yang dia katakan.
Ada 2 Teknik dalam wawanacara kelompok :
1. Teknik wawancara ini biasa dikenal dengan round table (meja bundar).
Dikatakan demikian karena round table menghendaki adanya persyaratan
yang harus dipenuhi, yaitu situasi dan peraturan duduk dalam diskusi
hendaknya memang dalam posisi lingkaran yang bundar, dimana masing-
masing anggota kelompok memiliki kedudukan dan hak yang sama. Demikian
juga pewawancara hendaknya duduk juga dalam lingkaran, berada dalam
anggota kelompok yang lain.
2. Teknik Kelompok
Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok. Beberapa orang yang
diduga memiliki masalah dikelompokkan secara bersama kemudian diberi
pelayanan supervise sesuai dengan permaslahan yang mereka hadapi. Banyak
bentuk-bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok ini, namun di antaranya
yang lebih umum adalah sebagai berikut :
 Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New
Teacher)Yakni pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk
memasuki suasana kerja yang baru. Beberapa hal yang disajikan adalah :
1. Sistem kerja sekolah tersebut.
2. Proses dan mekanisme administrasi organisasi sekolah.
 Rapat Guru
Rapat ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan untuk :
1. Menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru tentang konsep umum
maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan pendidikan yang menjadi
tanggung jawab bersama.
2. Mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dan mendorong kemajuan
mereka.
 Lokakarya (Workshop)
Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari
petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui
percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perseorangan. Ciri-ciri
workshop pendidikan meliputi :
1. Masalah yang dibahas bersifat “life centered” dan muncul dari peserta sendiri.
2. Cara pemecahan masalahnya dengan metode pemecahan “musyawarah dan
penyelidikan”.
 Diskusi Panel
Adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah partisipan
atau pendengar untuk memecahkan suatu problema dan para panelis terdiri dari
orang-orang yang dianggap ahli dalam lapangan yang didiskusikan. Tujuannya :
1. Untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar memperoleh lebih
banyak pengetahuan mengenai maslah yang dihadapi dari berbagai sudut
pandang.
2. Untuk menstimulir para partisipan agar mengarahkan perhatian terhadap
masalah yang dibahas melalui dimanika kelompok sebagai hasil interaksi
dari para panelis.
 Symposium
Adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah untuk
mengumpulkan beberapa sudut pandang mengenai suatu masalah. Tujuaanya
adalah untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang
berbeda-beda tentang suatu problema.
 Penataran-penataran (in-service training)
Teknik ini dapat dilakukan disekolah sendiri dengan mengundang narasumber,
tetapi dapat diselenggarakan bersama antar beberapa sekolah, jika diinginkan
biaya yang lebih irit. Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui
penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-
guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan
penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-
penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka
tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan
tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-
guru.
 Seminar
Seminar adalah suatu bentuk mengajar belajar kelompok dimana sejumlah kecil
orang melakukan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama
terhadap pelbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh seorang atau
lebih pengajar pada waktu tertentu. Cara yang baik dalam mengikuti seminar
adalah apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, serius dan cermat mengikuti
presentasi dan acara Tanya jawab.
 evaluasi
Pada akhir proses survei dilakukan evaluasi evaluasi dilakukan untuk mengetahui
tujuan yang sudah dicapai hal hal yang sudah dilakukan dan hal yang sudah
dilaksanakan evaluasi supervisi dilakukan untuk semua aspek meliputi evaluasi
hasil proses dan pelaksanaan hasil yang ingin dicapai dalam supresi adalah
peningkatan situasi belajar mengajar karena itu sasaran evaluasi hasil supervisi
adalah siswa segi segi yang di evaluasi dari segi siswa adalah hasil belajar dari
penyesuaian anak dengan lingkungannya teknik evaluasi yang dapat Dila
gunakan adalah tes belajar teks psikologi tes observasi Reaksi murid dan orang
tua atau masyarakat proses supervisi berkaitan dengan usaha sofa Visor
membantu meningkatkan kemampuan guru maka yang jadi sasaran dalam
evaluasi proses belajar adalah guru Hal hal yang perlu di evaluasi adalah
kelebihan dan kelemahan guru kemampuan kegiatan belajar mengajar
peningkatannya perkembangan kreativitas semangat belajar serta situasi dan
suasana sekolah teknik evaluasi yang digunakan adalah wawancara angket
observasi penampilan dan tingkah laku buruk kunjungan kelas dan
memperhatikan reaksi dan pendapat pihak ketiga seperti sesama guru pegawai
dan orang tua Terakhir evaluasi pelaksanaan supervisi sasaran adalah supervisor
Perlu menilai apa yang dilakukan mulai dari tujuan yang di rumuskan metode dan
teknik yang digunakan sikap kepemimpinan dan metode dan teknik yang
digunakan untuk sikap kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi teknik
yang digunakan dalam evaluasi pelaksanaan supervisi adalah angket wawancara
dan daftar penilaian ke sendiri.

F. Analisis SWOT dalam Pendidikan


Analisi SWOT itu sendiri dapat didefinisikan dengan suatu identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), akan
tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan
ancaman( threats). Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh dalam
melakukan analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama, identifikasi kelemahan
(internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang paling urgen untuk diatasi secara
umum pada semua komponen pendidikan. Langkah kedua, identifikasi kekuatan
(internal) dan peluang (eksternal) yang diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan
dan ancaman yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah ketiga, lakukan
analisis SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam konteks sistem manajemen pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-
strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk
pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Langkah kelima,
tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan disusun suatu rencana
tindakan untuk melaksanakan program penanganan. Dengan analisis SWOT tersebut
diharapkan lembaga pendidikan dapat melakukan langkah-langkah strategis. Strategi
adalah suatu cara dimana organisasi atau lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai
dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi,
serta sumber daya dan kemampuan internal.Setelah melakukan analisis SWOT,
berikutnya adalah melakukan langkah-langkah strategis sebagaimana dapat dibagankan
sebagai berikut :
1. Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau
keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan
komparatif lembaga pendidikan tersebut.Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga
pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta
didik, lulusan terbaik/hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang
membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta dapat memuaskan steakholder
maupun pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa). Sebagai contoh
bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber keuangan, citra yang positif,
keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai
pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era
otonomi pendidikan atara lain ; sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar,
hanya saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan
pendidikan sangat tinggi, yang didukung sarana prasarana pendidikan yang cukup
memadai. Hal lai dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan
masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin
diharapkan dari proses lembaga pendidikan.Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat
penting untuk mengenali terhadap kekuatan dasar lembaga tersebut sebgai langkah
awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi. Mengenali
kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah bersar untuk menuju
kemajuan bagi lembaga pendidikan.
2. Kelemahan
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar tetapi yang terpenting
adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa
meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut
menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
Kelemahan ini bisa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan
tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil
lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain.
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para pengelola
lembaga pendidikan, antara lain ; (1) lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan. (2)
sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja. (3) lembaga
pendidikan swasta umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga mereka hanya
puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini. (4) uotput lembaga pendidikan
belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga pendidikan yang lain dan
sebagainya.
3. Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan
menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Formulasi lingkungan tersebut
misalnya: (1) kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik. (2)
identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian. (3) perubahan
dalam keadaan persaingan. (4) hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan
sebagainya. Peluang pengembangan lembaga pendidikan antara lain :
 Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran
serta pendidikan agama Islam yang lebih dominan. Pada kehidupan masyarakat
kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis, membutuhkan petunjuk
jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini
menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan kedepan.
4. Ancaman
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah
ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat
bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman
tersebut adalah: minat peserta didik baru yang menurun, kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Supervisi perlu diberikan kepada guru mengingat beberapa hal antara guru sebagai seorang
individu biasanya mempunyai keterbatasan dan kekurangan baik dalam hal pengetahuan maupun
dalam kemampuan profesional ketidaksempurnaan guru dampak jelas dalam pengamatan sehari-
hari misalnya guru kadang kadang keliru dalam memberikan informasi kepada siswa yang
mungkin disebabkan Pengasaan Akan materi yang masih kurang atau mungkin juga karena guru
Trampil dalam mengelolah kelas sehingga kelas rambut dalam belajar dan Pengajaran kurang
efektif ketidaksempurnaan ini perlu ditingkatkan dengan memberikan supervise Hakikat. Pada
akhir proses survei dilakukan evaluasi evaluasi dilakukan untuk mengetahui tujuan yang sudah
dicapai hal hal yang sudah dilakukan dan hal yang sudah dilaksanakan evaluasi supervisi
dilakukan untuk semua aspek meliputi evaluasi hasil proses dan pelaksanaan hasil yang ingin
dicapai dalam supresi adalah peningkatan situasi belajar mengajar karena itu sasaran evaluasi
hasil supervisi adalah siswa segi segi yang di evaluasi dari segi siswa adalah hasil belajar dari
penyesuaian anak dengan lingkungannya teknik evaluasi yang dapat Dila gunakan adalah tes
belajar teks psikologi tes observasi Reaksi murid dan orang tua atau masyarakat proses supervisi
berkaitan dengan usaha sofa Visor membantu meningkatkan kemampuan guru maka yang jadi
sasaran dalam evaluasi proses belajar adalah guru Hal hal yang perlu di evaluasi adalah
kelebihan dan kelemahan guru kemampuan kegiatan belajar mengajar peningkatannya
perkembangan kreativitas semangat belajar serta situasi dan suasana sekolah teknik evaluasi
yang digunakan adalah wawancara angket observasi. Analisi SWOT itu sendiri dapat
didefinisikan dengan suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strenghts) dan peluang (opportunities), akan tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan(weakness) dan ancaman( threats). Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti
ditempuh dalam melakukan analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama, identifikasi
kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang paling urgen untuk diatasi secara
umum pada semua komponen pendidikan. Langkah kedua, identifikasi kekuatan (internal) dan
peluang (eksternal) yang diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang
telah diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah ketiga, lakukan analisis SWOT lanjutan
setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam konteks sistem manajemen
pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-strategi yang direkomendasikan untuk
menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut.
B. Saran

Diharapakan kita sebagai calon seorang guru untuk mehami apa itu konsep aupervisi dan
evaluasi pendidik karena untuk bekal kita nantinya. Kemudian kami menyadari masih
banyak kekurangan pada makalah kami, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun kami tunggu demi perbaikan makalah
DAFTAR PUSTAKA
suherman,2021,implementasi kebijakan pendidkan karakter .sumatra barat :insan cendekia
mandiri
Mulyasa. Manajemen berbasis sekolah bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Soebagio Admodiwirio, 2000, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta :
Ardadizyajaya.Suparno Paul, dkk, 2002, Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi,
Yokyakarta:Kanisius.SuryosubrotoB.,2004,ManajemenPendidikandiSekolah,Jakarta:PT.Rine
kaCipta.
Mulyasa,2012.manajemen berbasis sekolah ,bandung:pt remaja rosdakarya.
Tumanggor,2021.manajem Pendidikan,Yogyakarta:k-media

Anda mungkin juga menyukai