Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH USAHA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

KINERJA DAN PROFESIONALISME GURU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Keguruan

Dosen Pembimbing: Arief Rahman Hakim, S.Pd , M.Pd

Disusun oleh:

Irgi Rachmadani Rosyidin (160401140205)

Fitria Dewi Nur Rahmani (160401140206)

Ilfi Nur Diana (160401140228)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, solawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammmad SAW, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Usaha sekolah dalam
meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru”. Dalam menyelesaikan
makalah ini saya telah berusaha untuk mencapai hasil maksimum, tapi
dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengamatan dan kemampuan
yang saya miliki, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu saya mohon maaf apabila ada salah kata atau
penilisan.

Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran demi perbaikan
dan sempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kinerja Guru............................................................................................... 6
2.2 Profesionalisme Guru ................................................................................. 10

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ………………………………………………………………… 14
Daftar Pustaka .................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Mutu pendidikan merupakan salah satu tolok ukur yang menentukan martabat
atau kemajuan suatu bangsa. Dengan mencermati mutu pendidikan suatu
bangsa/negara, seseorang akan dapat memperkirakan peringkat negara tersebut di
antara negaranegara di dunia. Oleh karena itulah, bangsa yang maju akan selalu
menaruh perhatian besar terhadap dunia pendidikannya, dengan melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti meningkatkan
anggaran pendidikan, menyelenggarakan berbagai lomba dalam berbagai aspek
pendidikan, atau mengirimkan para tunas bangsa untuk menimba ilmu di negara
lain. Beragam upaya ini dilakukan karena kesadaran akan pentingnya pendidikan,
dan keyakinan bahwa bangsa yang mengabaikan pendidikan akan menjadi bangsa
yang tertinggal, yang akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Di Indonesia, rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu dari empat
masalah pokok pendidikan yang telah diidentifikasi sejak tahun 60-an. Perhatian
terhadap pendidikan memang cukup besar, namun meskipun sudah banyak usaha
yang dilakukan, sampai kini masalah mutu pendidikan tampaknya belum dapat
diatasi. Keluhan tentang rendahnya mutu lulusan masih terus bergema. Lulusan
SD, SLTP, dan SLTA belum mampu bernalar dan berpikir kritis, serta masih
tergantung kepada guru (D. Nielson, dkk, 1996; Nasoetion,1996). Kemampuan
siswa untuk mandiri belum terwujud, sehingga prakarsa siswa untuk memulai
sesuatu tidak terlampau sering ditemukan. Penguasaan siswa lebih terfokus pada
pengetahuan faktual karena itulah yang dituntut dalam ujian akhir. Pangkal
penyebab dari semua ini tentu sangat banyak tetapi tudingan utama banyak
ditujukan kepada guru karena gurulah yang merupakan ujung tombak di lapangan
yang bertemu dengan siswa secara terprogram (Wardani, 1998). Oleh karena itu,
guru dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap hasil yang
dicapai oleh siswa.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kinerja guru?
2. Bagaimana cara peningkatan kinerja guru ?
3. Apa pengertian profesionalisme guru?
4. Bagaimana cara peningkatan profesionalisme guru?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kinerja guru.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pemingkatan kinerja guru.
3. Untuk mengetahui pengertian profesionalisme guru
4. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan profesionalisme guru.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KINERJA GURU

1. Pengertian Kinerja Guru


Menurut Mangkunegara (2001:67) kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi rendahnya
kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang
diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. sesuai dengan firman
Allah SWT dalam Q.S Al-Zalzalah ayat 7 dan 8 tentang melakukan suatu kinerja
sesuai dengan perbuatannya.

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,


niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya
pula.Pemberian penghargaan yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja seseorang. Berkaitan erat dengan kinerja guru di dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari sehingga dalam melaksanakan tugasnya guru
perlu memiliki tiga kemampuan dasar agar kinerjanya tercapai sebagai berikut:

1. kemampuan pribadi meliputi hal-hal yang bersifat fisik seperti tampang,


suara, mata atau pandangan, kesehatan, pakaian, pendengaran, dan hal
yang bersifat psikis seperti humor, ramah, intelek, sabar, sopan, rajin,
kreatif, kepercayaan diri, optimis, kritis, obyektif, dan rasional.
2. kemampuan sosial antara lain bersifat terbuka, disiplin, memiliki dedikasi,
tanggung jawab, suka menolong, bersifat membangun, tertib, bersifat adil,
pemaaf, jujur, demokratis, dan cinta anak didik
3. kemampuan profesional sebagaimana dirumuskan oleh P3G yang meliputi
10 kemampuan profesional guru yaitu: menguasai bidang studi dalam
kurikulum sekolah dan menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang
studi, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas,
menggunakan media dan sumber, menguasai landasan-

6
landasankependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai
prestasi siswa untuk kepentingan pendidikan, mengenal fungsi dan
program bimbingan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah, memahami prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian pendidikan guna keperluan mengajar menurut.

Kinerja guru adalah persepsi guru terhadap prestasi kerja guru yang berkaitan
dengan kualitas kerja, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama dan prakarsa.
Kompensasi yang diberikan kepada guru sangat berpengaruh pada tingkat
kepuasan kerja, motivasi kerja, dan hasil kerja. Apabila kompensasi yang
diberikan dengan mempertimbangkan standar kehidupan normal dan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan guru maka dengan sendirinya akan
mempengaruhi semangat kerjanya, yang pada gilirannya akan meningkatkan
kualitas setiap pekerjaan yang dilakukan. Hal ini karena tujuan bekerja guru
banyak dipengaruhi oleh terpenuhi atau tidaknya kebutuhan minimal kehidupan
guru dan keluarganya. Dengan demikian dampaknya adalah meningkatnya
perhatian guru secara penuh terhadap profesi dan pekerjaanya. Jika kompensasi
yang diberikan semakin besar sehingga kepuasan kerjanya semakin baik. Di
sinilah letak pentingnya dalam penelitian ini yaitu kompensasi kerja. kinerja guru
ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut secara sendiri-sendiri
maupun secara bersamaan ikut berperan menentukan tercapainya kinerja guru
yang maksimal.

Internal yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan diri guru sendiri dan
faktor eksternal yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan yang berada di
luar diri guru. Dari sekian faktor internal yang berkaitan dengan diri guru terdapat
dua faktor dominan yang menurut penulis ikut menentukan kualitas kinerja guru
yaitu kompensasi kerja dan disiplin kerja. Kinerja yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan performance, berarti tampilan kerja; unjuk kerja; wujud kerja.
Kinerja merupakan hasil perkalian antara motivasi, kemampuan dan tugas.
Dengan motivasi tinggi, kemampuan yang memadahi dan pengaturan tugas yang
tepat akan berimplikasi pada terwujudnya kinerja yang tinggi, begitu juga
sebaliknya. Guru merupakan profesi profesional di mana ia dituntut untuk

7
berupaya semaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai
seorang profesional maka tugas guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih
hendaknya dapat berimbas kepada siswanya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat
meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan
pendidikan.

Dalam mewujudkan kinerja pegawai yang optimal, seorang pemimpin harus


mengetahui motivasi dan kemampuan para pegawainya dalam melakukan
pekerjaan. Selanjutnya pemimpin mengelola tugas organisasi sesuai dengan
motivasi dan kemampuan masing-masing pegawainya. Penting untuk
diperhatikan, motivasi yang tinggi yang didukung dengan kemampuan dan
ketepatan dalam melaksanakan tugas, belum menjamin tercapainya performa yang
tinggi tanpa dibarengi dengan penciptaan lingkungan kerja yang kondusif.

Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan


dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang
tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus
dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan
berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan
menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat
perkembangan moral kerja guru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Guru antara lain :

1. Faktor personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan


(skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang
dimiliki oleh tiap individu guru
2. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader
dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja
pada guru
3. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
kekompakan dan keeratan anggota tim d. Faktor sistem, meliputi
sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan sekolah,

8
proses organisasi (sekolah) dan kultur kerja dalam organisasi
(sekolah).

2. Cara Untuk Meningkatkan Kinerja Guru

Upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja guru antara lain
antara lain :

1) menerima kehadiran baru dengan baik.


2) memberi tugas mengajar baru sesuai dengan bidang dan kompetensi yang
dikuasi oleh guru baru.
3) membentuk dan melaksanakan kelompok kerja guru bidang studi dan
musyawarah guru bidang studi sejenis (MGMP) sebagai wadah bagi guru
untuk berdiskusi merencanakan masalah dan memecahkan masalah yang
terjadi di kelas.
4) melakukan supervisi administrasi dan akedemik terhadap guru baru
sebagai bahan perbaikan dan menentukan kebijakan.
5) melukukan pembinaan baik bersifat administratif, akademik, maupun
karier guru baru.
6) memberi kesempatan pada guru baru untuk mengikuti pelatihan baik yang
dilaksanakan di sekolah, kabupaten, propinsi maupun pada tingkat
nasional.
7) memberi reward (penghargaan) pada guru yang berprestasidan
memberikan hukuman pada guru yang malas dan bermasalah.
8) memberi tugas tambahan pada guru baru.
9) membentuk ikatan keluarga di sekolah masing-masing dengan pertemuan
dilaksanakan di rumah anggota ikatan keluarga. Menilai kinerja guru di
sekolah bukan sebuah hal yang sederhana. Perlu sebuah komunikasi yang
baik di dalam sekolah sendiri untuk membuat sebuah standar penilaian
yang baik. Standar penilaian kinerja guru yang baik tidak muncul begitu
saja. Perlu diupayakan kesepakatan dari pihak yang akan menilai (kepala
sekolah) dan guru yang akan dinilai. Dengan demikian tercapai saling
pengertian bahwa proses penilaian kinerja guru, sama sekali bukan untuk
mencari-cari kesalahan tetapi semata-mata untuk peningkatan kinerja agar

9
sekolah dapat berjalan lebih baik lagi dalam prakteknya. Serta bagaimana
agar sekolah dapat membantu guru agar lebih baik lagi dalam melakukan
pembelajaran dikelas.

2.2 PROFESIONALISME GURU

1. Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru merupakan sebuah kondisi arah, nilai, tujuan dan


kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pengajaran dan yang
berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara
itu guru professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan
untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kopetensi di sisni meliputi
pengetahuan, sikap dan ketrampilan professional baik yang bersifat pribadi, sosial
atau akademis. Dengan kata lain penegertian guru professional adalah orang yang
mempunyai keahlian dan kemampuan khusus dalam bidang kegurun sehingga ia
mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal. Guru yang professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan
baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dalam bidangnya.

Menurut surya, guru yang profesional akan tercemin dalam pelaksanaan


pengabdian tugas-tugas yang di tandai dengan keahlian baik dalam materi maupun
metode. Selain itu juga ditunjukn melalui tanggung jawabnya dalam
melaksanakan seluruh pengabdianya. Guru yang professional hendaknya mampu
memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai Guru kepada peserta didik,
orang tua, masyarakat, Bangsa, Negara dan Agamanya. Guru professional
mempunyai tanggung jawab pribadi, social, intelektual, moral dan spiritual.
Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya,
mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan
dirinya. Tanggung jawab social diwujudkan melalui kompetensi guru dalam
memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungn social serta
memiliki kemampuan interktif dan efektif. Tanggung jawab intelektual
diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengtahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan

10
moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai mahluk beragama yang
perilakunya senantisa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral.

Guru yang profesional dituntut harus mampu berperan selaku manajer yang
baik yang didalamnya harus mampu melangsungkan seluruh tahap-tahap aktivitas
dan proses pembelajaran dengan manajerial yang baik sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat diraih dengan hasil yang memuaskan.

Peran guru profesional atau tenaga kependidikan adalah :

1. Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni tenaga


kependidikan yang harus memiliki kesetabilan emosi, ingin memajukan
peserta didik, bersifat realistis, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap
perkembangan terutama inovasi pendidikan.
2. Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat, untuk itu harus
menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar
manusia dan sebagai anggota masyarakat harus memiliki keterampilan
membina kelompok, keterampilan bekerja sama.
3. Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian menguasai ilmu
kepemimpinan menguasai prinsip hubungan manusia, teknik berkomunikasi
serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi yang ada di sekolah
4. Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses belajar mengajar yakni
tenaga kependidikan yang harus mampu dan menguasai berbagai metode
mengajar dan harus mampu menguasai situasi belajar mengajar didalam
kelas maupun di luar kelas.

Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga kependidikan ternyata bahwa
untuk menyandang pekerjaan dan jabatan tersebut dituntut beberapa persyaratan.
Menurut Muhammad Ali ( 1985 : 35 ) sebagai berikut :

1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu


pengetahuan yang mendalam
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan
bidang profesinya

11
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya

Tidak mudah menjadi guru, perlu persiapan, latihan, pembiasaan dan


pendidikan yang cukup. Itulah sebabnya, salah satu kompetensi guru profesional
itu harus ada ijazah guru. Ijazah bukan semata-mata karena alasan formalitas.
Selain itu sebagaimana dikemukakan oleh tim pembina kuliah Didaktik metodik
kurikulum UPI ( 1989 : 9 ) persyaratan guru adalah :

1. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani


2. Persyaratan psikis yaitu sehat rohaninya serta diharapkan memiliki bakat
dan minat keguruan
3. Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi
keguruan mencintai dan mengabdi dedikasi pada tugas jabatannya.
4. Persyaratan moral yaitu sifat susila dan budi pekerti yang luhur
5. Persyaratan intelektual atau akademis yaitu mengenal pengetahuan dan
keterampilan khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru yang
memberi bekal untuk menunaikan tugas sebagai pendidik formal di sekolah
6. Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2007 tentang standar nasional pendidikan,
standar tenaga pendidik ditetapkan, pendidik pada usia dini SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum Diploma IV atau sarjana S1, latar belakang
pendidikan tinggi dibidang pendidikan anak usia dini , SD/ MI, SMP/MTs,
SMA atau yang sederajat dan kependidikan lain atau psikologi dan
sertifikasi profesi guru

2. Cara Meningkatkan Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan


dunia pendidikan. banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan

12
profesionalisme guru. Jalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
Profesionalisme guru antara lain:

1. Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu


“membangun” manusia muda dengan penuh percaya diri, guru harus
memiliki kesejahteraan yang cukup (gaji yang memadai). Perlu ditata ulang
sistem penggajian guru agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat
mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-
putrinya. Dengan penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah
payah untuk mencari nafkah tambahan di luar jam kerjanya.
2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita
waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan
seorang guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat
fleksibel (bukan harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru melalui
sekolah-sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar
dalam mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa
membebani tugas-tugas rutin guru.
3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk
meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran
melalui pelatihan-pelatihan. Beri kesempatan guru untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan
kesempatan agar guru dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran
yang dibutuhkan guru untuk memperdalam pengetahuannya.
4. Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di
awal abad ke-20 dan penelitian penelitian manajemen dua puluh tahun
belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada
berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia,
terutama perilaku kerja.
5. Penciptaan waktu luang. Waktu luang sudah lama menjadi sebuah bagian
proses pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-
Romawi) adalah menjadikan manusia makin menjadi “penganggur

13
terhormat”, dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk
mempertajam intelektualitas dan kepribadian.
6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada. Upaya memahami tuntutan
standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus
ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru kita ingin meningkatkan
profesionalismenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan sebagai
berikut: Pertama, persaingan global sekarang memungkinkan adanya
mobilitas guru secara lintas negara. Kedua, sebagai profesional seorang
guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global, dan
tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih baik. Cara
satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajar
secara terus menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau
mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.
7. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan. Kemudian
upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan juga tidak
kalah pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan
kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan
memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi ini
dapat ditempuh melalui diklat/penataran dan berbagai upaya lain untuk
memperoleh sertifikasi
8. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat
organisasi profesi. Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan
luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau networking.
Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya
yang sukses
9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan
pelayanan bermutu tinggi. Selanjutnya upaya membangun etos kerja atau
budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada
konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang
dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus memberikan
pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah.
Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik vang

14
didanai, diadakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh
karena itu guru harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada publik.
10. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak
ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru dapat
memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti
media presentasi, komputer dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang
teknologi pendidikan.
Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada
akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-
benar terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukungannya tersebut
adalah organisasi profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mutu pendidikan merupakan salah satu tolok ukur yang menentukan martabat
atau kemajuan suatu bangsa. Dengan mencermati mutu pendidikan suatu
bangsa/negara, seseorang akan dapat memperkirakan peringkat negara tersebut di
antara negaranegara di dunia. Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang
memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan, guru diharapkan mampu
memainkan peran sebagai guru yang ideal. Salah satu cara meningkatkan mutu
pendidikan adalah memperbaiki kinerja guru. Kinerja guru adalah persepsi guru
terhadap prestasi kerja guru yang berkaitan dengan kualitas kerja, tanggung
jawab, kejujuran, kerjasama dan prakarsa. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja guru antara lain adalah peran kepemimpinan kepala sekolah, pemberian
kompensasi, kedisiplinan guru, dan pengembangan Sumber Daya Guru (SDM).

Guru merupakan profesi profesional di mana ia dituntut untuk berupaya


semaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang
profesional maka tugas guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya
dapat berimbas kepada siswanya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat
meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan
pendidikan.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami sajikan, mudah-mudahan dapat


bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan
untuk penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Jika ada kesalahan atau
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon ma’af sebesar-besarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil


Mengajar. Bandung. Penerbit ALFABETA.

Hamzah, Ondi Saondi, dkk, 2009. Etika Profesi Keguruan. Refika


Aditama, Jakarta.

Soetjipto dan Raflis Kosasih, (1999).Profesi Keguruan. Jakarta: Reneka


cipta.

Sudarwan Danim, 2010. Profesionalisasi dan etika Profesi Guru.Alfabeto,


Bandung.

Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Refika
Aditama: Bandung.

Udin syarfuddin Saud. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung.


Penerbit ALFABETA.

Zainal aqib dan Elham Rohmanto. (2007). Membangun Profesionalisme


Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung.CV.YRAMA WIDYA

17

Anda mungkin juga menyukai