Anda di halaman 1dari 21

PENILAIAN KINERJA GURU

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi kependidikan B

Dosen pengampu:

Dr. Sukidin, M.Pd.

Mukhamad Zulianto, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Delvi Milfin (180210301047)

Sofiatul Mawaddah (180210301059)

Bela Eka Tiyana (180210301071)

Mohammad Rifki Yusuf (180210301076)

Diyan Yuliasih (180210301085)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah Hirabbil Alamin, Atas berkat rahmat tuhan yang Maha ESA kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sedikit hambatan. Dan dapat menyusun makalah
“Penilaian Kinerja Guru” ini dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan rasa terimakasih kami
terhadap teman-teman yang ikut serta dalam penyusunan makalah inidan juga semua pihak
yang telah mebantu kami.

Dengan Usaha, kami telah menyelesaikan makalah ini dengan maksimal dan sebaik
yang kami bisa. Yang mana dari makalah ini kami berharap bagi pembaca maupun dari
penyusun mampu mengetahui tentang Penilaian Kinerja Guru. Dan dapat bermanfaat bagi
kita semua sebagai calon guru masa depan.

Terlepas dari semua itu kami mengetahui bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan
dalam makalah ini hal ini terjadi karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. oleh karenanya
kami sangat bersykur apabila berbagai krtikan dan saran yang dapat mebangun kami menjadi
lebih baik lagi. Dan terakhir kami berharap setelah pembaca makalah ini dapat meberikan
inspirasi bagi para pembaca.

Jember, 17 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat......................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Definisi Penilaian Kinerja Guru......................................................................................3
2.2 Isntrumen Penilaian Kinerja Guru...................................................................................4
2.2.1 Prosedur Pelaksanaan Pk Guru.................................................................................6
2.3 Indikator dan Tujuan Penilaian Kinerja Guru..................................................................8
2.3.1 Indikator Penilaian Kinerja Guru.............................................................................8
2.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja Guru..............................................................................13
2.4 Perbedaan Kinerja Guru Di Indonesia Dengan Negara Lain........................................13
BAB 3. PENUTUP..................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................16
3.2 Saran-saran....................................................................................................................17
Daftar Pustaka.........................................................................................................................18

ii
iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru merupakan sosok yang menjadi tauladan dan menjadi sosok yang dapat
memberikan pandangan tentang persoalan-persoalan bagi muridnya oleh karenanya
kemampuan dan pengetahuan seorang guru dalam mengajar haruslah sesuai dengan standar
kompetensi. Karena seorang Guru merupakan sosok yang sangat penting didalam sebuah
pendidikan, terutama dalam lingkungan sekolah, pembelajaran tidak akan berjalan dengan
baik tanpa peran seorang guru yang profesional yang mana proses pembelajaran tersebut
natinya bisa menjadi pendidikan yang kurang berkualitas. Yang mana dengan adanya proses
kinerja guru akan meningkatkan kualitas kinerja, kemampuan seorang guru dalam
peningkatan mutu guna mebangun pendidikan yang lebih baik.

Begitu pentingnya peran seorang guru dalam dunia pendidikan, bahkan para pakar
banyak yang menyampaikan bahwa tanpa adanya guru yang berkualitas sekolah akan
mengalami kemunduran tanpa adanya peningkatan kualitas kinerja guru. Oleh karenanya
seorang calon guru harus memilki pandangan apa yang akan dilakukan dan dipersiapkan.
Karena tugas seorang guru yang harus mengambil kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Maka diperlukan pengetahuan dini mengenai proses-proses serta hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penilaian kinerja guru demi peningkatan kinerja guru untuk masa depan
bangsa yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu Definisi Penilaian Kinerja Guru?

1.2.2 Apa itu Instrumen Penilaian Kinerja Guru?

1.2.3 Apa itu Indikator dan Tujuan Penilain Kinerja Guru?

1.2.4 Bagaimana Perbedaan Kinerja Guru Indonesia dan Finlandia?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami Pendidikan Kinerja Guru

1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami Instrumen Penilaian Kinerja Guru

1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami indikator dan tujuan penilaiain kinerja guru

1.3.4 Untuk mengetahui perbedaan Kinerja Guru Indonesia dan Finlandia

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penilaian Kinerja Guru

Kata kinerja berasal dari bahasa inggris yaitu performance. Kata performance
berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance
berarti prestasi kerja, pelaksaaan kerja,pencapaian kerja, unjuk kerja, atau penampilan
kerja. Kinerja sendiri bukan merupakan karakteristik seseorang seperti bakat atau
kemampuan namun melainkan merupakan perwujudan dari bentuk bakat atau
kemampuan itu sendiri.

Menurut peraturan mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi nomor 16 tahun 2009, Penilaian kinerja guru adalah penilaian yang dilakukan
terhadapa setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir,
kepangkatan dan jabatannya.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja guru adalah
penilaian kemampuan dalam mencapai prestasi kerja, pelaksaaan kerja dan pencapaian
kerja guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan dan jabatan guru. Penilaian
kinerja guru

System penilaian kinerja guru adalah sebuah sistem pengelola berbasis kinerja guru
yang di design untuk mengevaluasi tingkatan kinerja guru secara individual dalam
rangka mencapai kinerja sekolah secara maksimal yang berdampak pada peningkatan
prestasi peserta didik. Dalam buku penilaian kinerja guru mengemukakan bahwa adapun
ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell (1989) dapat dilihat dari lima hal, yaitu:

1. Quality of work – kualitas hasil kerja


2. Promptness – ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
3. Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan
4. Capability – kemampuan menyelesaikan pekerjaan
5. Comunication – kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain.

3
2.2 Isntrumen Penilaian Kinerja Guru

Terdapat beberapa model PK guru namun yang paling sesuai dan utama adalah skala
penilaian dan (lembar) observasi. Dalam skala penilaian yang dinilai adalah perilakunya
melalui pernyataan perilaku dalam suatu kategori dimana kategori tersebut memiliki
makna atau nilai. Kategori ini disimbolkan dengan huruf,angka, ataupun kata-kata mulai
dari tertinggi hingga yang terendah. Misalnya a A, B, C, D, 4,3,2,1, atau rendah, kurang,
sedang, dsb. Sedangkan Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data dimana data
tersebut dapat digunakan untuk mengukur tingkah laku atau proses terjadinya kegiatan.
Tingkah laku yang paling sesuai untuk dinilai adalah tingkah laku guru ketika mengajar.
Sebelum melakukan observasi harus menyiapkan lembaran-lembaran yang berisi aspek-
aspek yang akan dinilai. Didalam lembaran itu penilai dapat memberikan catatan-catatan
atau penilaian yang dapat diberikan dalam bentuk cek list. Dalam melakukan observasi
lembar penilaian bisa dibuat dengan tidak berstruktur hal ini dikarenakan pada saat
pengamatan yang diamati belum pasti seperti apa dan bagaimana kemunculannya.

Instrumen PK guru terdiri dari beberapa instrument diantaranya adalah

a. Instrumen-1 : Pelaksanaan Pembelajaran untuk guru kelas/mata pelajaran (lampiran 1)


b. Instrument-2: Pelaksanaan Pembimbingan untuk guru Bimbingan dan
Konseling/konselor(lampiran 2)
c. Instrument-3: Pelaksanaan Tugas Tambahan yang Relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah(lampiran 3). Instrumen ini terdiri dari beberapa instumen lagi
sesuai dengan tugas tambahan yang dipegang guru.

Instrument 1 dan 2 terdiri dari:

1. Lembar pernyataan, kompetensi, indikator, dan cara menilai.


Untuk mengisi lembar ini harus melakukan penelitian dan pemantauan (lampiran 1A
dan 2A)
2. Format laporan dan evaluasi per kompetensi
Setelah melakukan pengamatan dan pemantauan yang telah dilakukan maka hasilnya
dicatat dalam format ini. catatan ini harus dilengakapi dengan bukti-bukti fisik atau
dokumen yang dapat menguatkan bukti kinerja guru.(lampiran 1B dan 2B)

4
3. Format rekap hasil PK guru
Format ini berisi tentang hasil rekapitulasi nilai per kompetensi untuk mendapatkan
nilai total PK guru (lampiran 1C dan 2C). berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009
untuk diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit guru yang bersangkutan. Hasil
dari rekap ini digunakan untuk menyusun laporan kendali kinerja guru.
4. Format Perhitungan Angka Kredit
Perhitungan angka Kredit ini dapat dilakukan di sekolah tetapi sifatnya hanya untuk
estimasi perolehan angka kredit. Hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh tim
penilai akan digunakan sebagai dasar penetapan perolehan angka krdit guru bagi
tingkat kabupaten/kota. ( lampiran 1D dan 2D)

Instrumen PK guru pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi


sekolah/madrasah, terdiri dari:

1) Petunjuk penilaian
Petunjuk ini harus dipahami oleh para penilai agar dapat menilai kinerja guru dengan
tepat dan akurat. Petunjuk ini berisi tentang penjelasan bagaimana menilai,
bagaimana teknik yang benar untuk mengumpulkan data, pemberian nilai dan skor,
persyaratan, pelaksananan dan hasil penilaian.
2) Format Identitas Diri
Format ini digunakan untuk mengisi identitas guru yang akan dinilai sesuai dengan
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Selain diisi dengan
identitas diri juga dicantumkan identitas penilai keduanya harus menandatangani
format ini.
3) Format penilaian Kinerja
Dalam format ini terdapat tabel yang berisi penjelasan tentang indikator penilaian
untuk masing-masing kompetensi, catatan bukti-bukti , skor, serta deskripsi penilaian
kinerja yang dilakukan oleh penilai.
4) Format rekapitulasi
Format ini berisi rekap nilai yang telah dilakukan oleh penilai, skor rata-rata setiap
kompetensi di tulis dan dijumlahkan lalu dikonversikan ke skala nilai0-100. Setelah
hasil mencapai kesepakatan maka guru yang dinilai serta penilai wajib
menandatangani format ini.
5) Format tambahan

5
Format ini digunakan untuk fungsi tambahan yang diemban oleh guru. Misalnya
sebagai ketua koperasi sekolah, maka format yang ditambahkan adalah yang
berhubungan dengan kegiatan dan tugas-tugas pengelolaan koperasi sekolah.

2.2.1 Prosedur Pelaksanaan Pk Guru


Pelaksanaan PK guru dilakukan sebanya 2 kali dalam satu tahun, yaitu penilaian
formatif yang dilakukan saat awal tahun ajaran dan penilaian sumatif yang dilkukan pada
akhir tahun ajaran. Penilaian formatif dilakukan untuk mendata profil guru, berdasarkan
profil kerja dan dan hasil evaluasi diri yang dilakukan oleh guru secara mandiri. Sedangkan
guru sumatif dilakukan untuk menentukan perolehan angka kredit guru pada tahun tersebut.
Dalam melakukan penilaian terhadap guru terdapat 4 tahap yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan, pemberian nilai, dan pelaporan.

Berikut penjelasan tentang 4 tahap dalam PK guru

1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini ada beberapa hal yang harus dipahami oleh tim penilai maupun guru
yang dinilai, diantaranya adalah:
a. Memahami pedoman penilaian PK guru dan yang paling penting adalah
memahami sistem yang digunakan serta posisi PK guru dalam kerangka
pembinaan dan pengembangan profesi guru.
b. Memahami pernyataan kompetensi guru yang kemudian dijabarkan ke dalam
indikator kinerja.
c. Memahami instrumen PK guru serta tata cara penilaian.
d. Guru yang dinilai harus diberitahu tentang rencana penilaian dan jadwal
pelaksanaannya.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap dimana dilaksanakannya kegiatan penilaian kinerja terhadap guru. Hal yang
harus dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Sebelum pelaksanaan
Penilai dan guru yang dinilai melakukan pertemuan di ruang khusus tanpa orang ketiga.
Pertemuan dilakukan untuk mengumpulkan dokumen dan melakukan wawancara. Semua
hasi wawancara wajib dicatat dalam format laporan dan evaluasi per kompetensi.

6
b. Proses pengamatan
Proses pengamatan ini dapat dilakukan saat guru sedang mengajar baik didalam kelas
maupun di luar kelas. Semua kegiatan yang dilakukan oleh gueru harus dicatat oleh tim
penilai. Penilaian arus disesuaikan dengan instrumen PK guru. Penilai wajib mencatat
laporan pada format laporan dan evaluasi per kompetensi ataupun pada lembar lain sebagai
bukti apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Proses pengamatan dapat dilakukan lebih dari satu
kali apabila memang benar-benar dibutuhkan. Proses pengamatan dilakukan tanpa
mengganngu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c. Setelah Pengamatan.
Seperti hal nya pada tahap psebelum pelaksanaan pada tahap ini juga dilakukan
pertemua untuk membicarakan tentang aspek-aspek yang masih. Dalam tahap ini pun penilai
harus mencatat semua hasil dalam format laporan dan evaluasi.
3. Tahap Pemberian Nilai
Merupakan tahap dimana penilai dapat memberikan atau menetapkan nilai yang
didasrkan pada hasil pengamatan serta bukti-bukti yang telah dikumpulkan. Apabila nilai
yang diberikan dirasa tidak sesuai maka guru yang dinilai dapat mengajukan keberatan, yang
dapat disampaikan kepada kepala sekolah atau dinas pendidikan setempat. Maka akan
ditunjuk seorang moderator yang dapat merubah nilai bahkan mpderator bisa melakukan
proses penilaian ulang secara menyeluruh. Hasil nilai yang diberikan oleh moderator adalah
hasil yang final atau hasil akir terhadap penilaian kinerja guru.

Penilaian dapat dilakukan dengan tahap sebagi berikut:

a. Pemberian skor 0, 1, atau 2 untuk setiap kompetensi


 Skor 0 : apabila tidak dilaksanakan atau tidak menunjukkan bukti.
 Skor 1 : apabila dilaksanakan sebagian atau ada bukti namun tidak lengkap
 Skor 3 : apabila dilaksanakan seluruhnya dan bukti lengkap.
b. Penjumlahan setiap kompetensi dan menghitung presentase dengan cara (total skor/total
maksimum) x 100%Penjumlahan setiap kompetensi dan menghitung presentase dengan
cara (total skor/total maksimum) x 100%.

c. Hasil presentase dikonversikan kedalam nilai 1, 2, 3, atau 4


 0% < x ≤25% = 1
 25% < x ≤ 50% = 2

7
 50% < x ≤ 75% = 3
 75% < x ≤ 100% = 4

Nilai setiap kompetensi di rekapitulasi dalam format hasil penilaian kinerja guru
untuk mendapatkan nilai total.

4. Tahap Pelaporan
Setelah melaksanakan semua tahap dan menyelesaikan tahap penilaian maka langkah
selanjutnya adalah pelaporan. Melaporkan hasil PK guru kepada pihak yang berwenang
untuk menindak lanjuti. Penilaian formatif dilakukan ke kepala sekolah sedangkan
penilaian sumatif dilaporkan kepada tim penilai kabupaten/kota, provinsi, atau pusat.
Sebagai dasar perhitungan dan penetapan angka kredit (PAK) tahunan yang akan
menjadi pertimbangan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru.

2.3 Indikator dan Tujuan Penilaian Kinerja Guru

Terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian Kinerja Guru yaitu Indikator-
indikator dalam Penilaian Kinerja Guru serta Tujuan dari Penilaian Kinerja Guru yaitu.

2.3.1 Indikator Penilaian Kinerja Guru


(Rusman, 2017:183) Georgia Department of Education telah mengembangkan
teachaer performance asseseement instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas
menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru tersebut
mendapati tiga aspek utama dalam kemampuan guru, diantaranya:

1. Rencana pembelajaran (teaching plans and materiel) atau bisa disebut dengan Renpen
atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Menurut Permendikbud Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap mukak untuk satu pertemuan atau lebih.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini akan dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam mencapai Kompetensi
Dasar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat juga diartikan sebagai rancangan
khusus yang harus dibuat oleh guru untuk proses belajar mengajar di dalam kelas.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini wajib dibuat oleh guru agar saat pembelajaran
berlangsung siswa bisa melakukan pembelajaran secara aktif, efektif dan efisien,
mengembangkan fisik dan psikologis siswa, serta dapat memberikan motivasi kepada
siswa supaya siswa bisa belajar sebelum pembelajaran dimulai. Dalam pembuatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ada sistematika yang harus dipenuhi. Menurut

8
(Rusman,2017:184) Unsur atau komponen yang dimilliki program semesteran, antara
lain:
 Tujuan atau kompetensi yang sesuai dengan kurikulum
 Pokok-pokok materinya sesuai dengan materi yang akan diajarkan
 Alternatife metode yang akan diajarkan
 Alternatif media dan sumber belajar yang akan digunakan
 Evaluasi pembelajaran
 Alokasi eaktu yang tersedia dan
 Satuan pendidikan, keals, semester, topic bahasan.
Adapun penjabaran lenih perinci dan spesifik dari program semesteran, ditandai oleh
adanya unsur-unsur di bawah ini:

 Tujuan pembelajaran khusus/indicator


 Pokok materi yang akan disajikan
 Kegiatan pembelajaran
 Alternatif penggunaan media dan sumber belajar
 Alat evaluasi yang digunakan.
2. Prosedur Pembelajaran (classroom procedure) atau Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran.
Prosedur pembelajaran dapat meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
A). Kegiatan pendahuluan. Untuk melaksanakan kegiatan pendahuluan ini, guru
harus:
1. Menyiapkan mental fisik dan psikis siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajarkan kepada siswa dan
berhubungan dengan materi yang sudah dipelajari siswa.
3. Memberikan siswa suatu permasalahan atau tugas-tugas seperti studi kasus yang
untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai siswa.
4. menyampaikan dan menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan serta
menjelaskan permasalah atau studi kasus yang akan diberikan.
B). Kegiatan Inti. Kegiatan inti adalah kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk
mencapai rencana yang sudah dibuat. Kegiatan ini dilakukan dengan cara yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa dalam proses
belajar agar dalam kegiatan pembelajaran siswa mengikuti dengan partisipasi yang
aktif serta kreatif dan berkembang fisik dan psikis siswa. Kegiatan inti menggunakan
metode yang sudah disesuaikan dengan karakteristik siswa dengan meliputi proses
observai, menanyakan, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk

9
pembelajaran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu, guru harus memfasilitasi
siswanya agar siswa dapat melakukan kegiatan tersebut dengan mudah menirukan dan
cepat memahami pembelajaran tersebut. Selanjutnya guru harus melakukan
pengecekan dan memberikan umpan balik kepada siswanya. Pada setiap
pembelajaran, guru harus memperhatikan kompetensi yang berhubungan dengan
perilaku siswa seperti kejujuran, ketelitian, kerjasama, toleransi terhadap sesama
siswa, disiplin, taat terhadap aturan, menghargai pendapat orang lain. Cara
mengumpulkan data siswa dapat direlevankan dengan jenis data yang dieksplorasi,
misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakan, dan museum. Sebelum
melakukan kegiatan itu, siswa harus tahu terlebih dahulu dan sudah terlatih untuk
menerapkannya.
Di bawah ini terdapat contoh pengaplikasian dari kelima kegiatan belajar
(learning event), pengaplikasian ini tidak harus dilakukan, namun disesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan pembelajaran. Pengaplikasiannya antara lain:
1. Mengamati. Dalam mengamati siswanya, guru harus memberikan bervariasi
kegiatan kepada siswanya misal dengan memberi tugas mengamati melalui
kegiatan melihat, menyimak, mendengarkan, dan membaca. Kegiatan pengamatan
tersebut juga harus difasilitasi oleh guru agar siswa lebih mudah mengamati hal
yang penting dari suatu benda atau objek.
2. Menanya. Jika sebelumnya sudah melakukan kegiatan mengamati, selanjutnya
adalah guru harus memberikan pertanyaann yang berkaitan dengan hasil
pengamatan objek yang konkret yang berkaitan dengan fakta, konsep, prosedur,
atau hal lainnya yang abstrak. Pada kegiatan ini, siswa dilatih untuk mengajukan
pertanyaan secara mandiri. Dalam kegiatan bertanya ini, akan mengembangkan
rasa ingin tahu siswa. Semakin siswa terlatih dalam bertanya, maka rasa ingin tahu
siswa dapat semakin berkembang. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
siswa menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari
sumber yang ditentukan oleh guru maupun siswa.
3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan. Setelah melakukan kegiatan bertanya,
selanjutnya adalah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai macam cara. Dengan ini, siswa bisa membaca buku, memperhatikan
objek yang diamati, bahkan dapat melakukan eksperimen. Dalam kegiatan ini,
pasti akan terkumpul berbagai jumlah informasi. Berbagai informasi inilah yang
menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk
menemukan keterhubungan satu informasi dengan informasi yang lain. Dalam
kegiatan ini, siswa bisa menemukan atau mengambil kesimpulan dari pola yang
ditemukan.

10
4. Mengomunikasikan hasil. Mengomunikasikan hasil bisa juga dikatakan sebagai
kegiatan untuk menulis dan menceritakan apa saja yang sudah diketahui dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosisikan dan menemukan ppola. Hasil yang
sudah ditulis ini akan disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil
belajar siswa.
C). Kegiatan Penutup. Dalam kegiatan ini guru dan siswa akan membuat sebuah
kesimpulan atau rangkuman dari hasil pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga
akan melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan terprogram, memberikan umpan balik terhadap kegiatan tersebut, merencanakan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program pengayaan, layanan konseling
serta memberikan tugas baik individu maupun kelompok dan memberitahu siswa rencana
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dibawah ini merupakan tugas dan tanggungjawab


seorang guru:

 Pengelolaan kelas. Guru diwajibkan untuk mempunyai kemampuan


menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan saat proses
pembelajaran berlangsung. Guru dapat bekerja sama dengan siswa agar dapat
disiplin dengan cara mengadakan pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan
waktu masuk dan keluar, melakukan presensi sebelum memulai pembelajaran,
dan mengatur tempat duduk siswanya.
 Penggunaan Media dan Sumber Belajar. Selain mempunyai kemampuan untuk
mengelola kelas, guru juga perlu menguasai penggunaan media dan sumber
belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan(materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. (R.
Ibrahim dan Nana Syaodih S., 1993:78).
Sumber belajar merupakan buku pedoman untuk memperluas pengetahuan
seseorang. Guru diwajibkan mengerti dan memahami serta mencoba mencari
dan membaca dari sumber-sumber yang relevan untuk menigkatkan
kemampuan siswa dalam hal pengetahuan dan pendalaman materi dalam
proses pembelajaran. Kemampuan untuk menggunakan media dan sumber
belajar juga dapat tersedia di media cetak, media audio, dan media
audiovisual. Namun, kemampuan guru lebih ditekanan pada penggunaan objek
nyata disekitar sekolah.
 Penggunaan Metode Pembelajaran. Guru diusahakan untuk mampu
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan

11
disampaikan kepada siswa. Menurut R. Ibrahim dan Nana S. Sukmadinata.
1993: 74. (Rusman, 2017:185) menjelaskan bahwa:” setiap metode
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut,
namun yang penting bagi guru metode mana pun yang digunakan harus jelas
tujuan yang akan dicapai.” Guru diharuskan menggunakan multimetode yaitu
memadukan metode ceramah dengan tanya jawab dan penugaasan diskusi.
Metode ini digunakan agar siswa tidak merasa jenuh saat proses pembelajaran.
3. Penilaian Pembelajaran. Pengertian penilaian sama dengan asesmen. Terdapat tiga
kegiatan yang perlu didefinisikan, yakni pengukuran, penilaian dan evaluasi. Ketiga
istilah tersebut memiliki makna yang berbeda-beda, walaupun saling berkaitan.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria
atau ukuran. Penilain adalah proses mengumpulkan informasi atau bukti melalui
pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil
pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil
penilaian.(Rusman, 2017:32)
Penilaian terhadap proses pengajaran tidak bisa dipisahkan dalam penyusunan dan
pelaksanaan pengajaran. Penilaian ini ditujukan kepada siswa untuk menilai efektivitas
dan efesiensi kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk memperbaiki program dan
pelaksanaannya. Penilaian hasil pembelajaran ini juga bertujuan untuk melihat kemajuan
belajar siswa dalam hal penguasaan materi yang sudah diberikan oleh guru. (Rusman,
2017:186) Tahap ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan menentukan
pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan dan
penggunaan hasil evaluasi.
Pendekatan yang bisa digunakan bisa melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu
cara yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang diberikan ditujukan untuk
mengetahui kedudukan hasil belajar. Siswa yang paling besar skornya adalah siswa yang
memiliki kedudukan tertinggi dikelasnya, dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu cara
dimana nilai yang diperoleh siswa tergantung pada tujuan dalam soal-soal tes yang dapat
dikuasai siswa.
Guru dapat menentukan alat evaluasi atau tes tulis, tes lisan, dan tes buatan sesuai
dengan materi yang disampaikan. (Rusman, 2017:187) Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan hasil belajar yaitu: 1. Jika bagian-bagian tertentu dari
materi pelajaran yang tidak dipahami oleh sebagian siswa, guru tidak perlu memperbaiki
program pembelajaran, melainkan cukup memberikan kegiatan remedial bagi siswa yang
bersangkutan. Remedial yaitu penambahan jam pelajaran yang diadakan guru untuk
membimbing siswa yang kurang mampu menguasai materi pembelajaran; 2. Jika bagian-
bagian tertentu dari materi pelajaran tidak dipahami oleh sebagian besar siswa, maka
diperlukan perbaikan terhadap program pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan

12
bagian yang sulit dipahami. Unsur yang harus dipahami dalam mengkaji kinerja guru
adalah abilitas dan kecakapan dalam proses pembelajaran.

2.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja Guru


Tujuan penilaian kinerja guru, antara lain:

1. Mengetahui ketercapaian guru dalam mengembangkan kompetensi pedagogic,


professional, kepribadian dan sosial
2. Menyediakan sarana pembelajaran untuk guru agar menjadi guru yang professional
3. Memperbaiki kinerja guru untuk semester berikutnya
4. Memberikan pertimbangan kepada kepala sekolah, Dinas Pendidikan dalam memberikan
reward dan punishment untuk guru.
5. Memotivasi guru agar bekerja dengan lebih maksimal.

2.4 Perbedaan Kinerja Guru Di Indonesia Dengan Negara Lain

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan dari sebuah
negara ,dengan adanya pendidikan maka cita cita dan tujuan suatu bangsa dapat tercapai.
Namun pada negara berkembang seperti halnya di Indonesia sistem dan kinerja seorang guru
masih sangat memprihatinkan. Guru merupakan faktor utama terciptannya hasil pendidikan
yang berkualitas,maka dari itu guru benar benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi.
Indonesia merupakan sebuah negara yang penilaian kinerja gurunya berpacu pada sistem
pendidikan yang telah ditetapkan namun di samping itu kinerja guru di Indonesia tidak sesuai
dari sistem penilaiannya sendiri. Seperti yang di paparkan pada sebuah media masa okezone
mengenai ibu Sri Mulyani soroti kualitas pendidikan RI ,Kompetensi Guru harus
ditingkatkan, dari berita tersebut menyebutkan bahwa pendidikan guru di Indonesia masih
kalah dengan negara lain seperti Vietnam padahal anggaran pendidikan yang akan diberikan
pemerintah sebesar Rp416 Triliun atau sebesar 20% APBN. Hal tersebut ternyata dipengaruhi
oleh faktor kinerja guru yang tidak kompeten. 1Seorang Head of Executive Board Tanoto
Foundation Sihol Aritonang mengatakan permasalahan utama yang dialami sekolah sekolah
yang ada di Indonesia selain kesenjangan dalam kompetensi guru ,juga terkait dengan
penyampaian pembelajaran yang kurang efektif dan fassilitas sekolah yang tidak memadai.

1https://economy.okezone.com/read/2017/11/23/320/1819467/sri-mulyani-soroti-kualitas-
pendidikan-ri-kompetensi-guru-harus-ditingkatkan

13
Seperti yang telah kami amati mengenai penilaian kinerja guru di Indonesia maka dapat
disimpulkan, apabila sistem kinerja guru diterapkan dengan baik, sebenarnya pembelajaran
di indonesia akan lebih maju di bandingkan negara lain, namun pada kenyataanya siswa di
Indonesia lebih dominan mendapatkan pembelajaran dalam kelas dan monoton,guru hanya
menjelaskan secara singkat lalu memberikan tugas,bahkan di salah satu sekolah yang pernah
saya amati guru hanya masuk kelas , memberikan tugas lalu pergi ke kantor untuk sekedar
mengobrol dengan teman sesama guru,padahal pada sistematika penilaian kinerja guru
sendiri ,guru diharapkan mampu menciptakan inovasi baru yang dapat meningkatkan belajar
siswa ,serta melalui inovasi tersebut materi dapat diterima dengan baik oleh siswa.Selain itu
di Indonesia tidak sepenuhnya guru menjalankan kewajibannya mengajar sesuai jam
pembelajaran yang telah ditetapkan banyak guru mementingkan urusan pribadinya
dibangdingkan harus membimbing peserta didiknya secara penuh. Sebagian guru di
Indonesia terutama guru PNS yang lebih tua itu tidak membuat persiapan pembelajaran
terlebih dulu sebelum memulai pembelajaran,jadi pembelajaran yang diberikan tidak
terkonsep secara baik sesuai pertemuan mata pelajaran yang telah ditetapkan ,akibatnya
terkadang terdapat salah satu bab yang tertinggal karena sudah mendekati waktu ujian.
Berbeda halnya dengan negara lain seperti negara Finlandia,Jerman dan Kanada yang
merupakan negara dengan predikat pendidikan terbaik di dunia, pembelajaran di negara
tersebut sangatlah efektif dan efisien guru di negara tersebut sangatlah berperan aktif dalam
tumbuh kembang peserta didik, pembelajaran di negara firlandia tidak hanya dalam bentuk
pemberian tugas dan penyampaian materi oleh guru namun melalui kegiatan bermain yang
inovatif sesuai mata pelajaran yang yang ada. Guru di negara tersebut juga berperan bedar
dalam mengidentifikasi potensi masing masing peserta didik. Di negara finlandia guru
mengenal peserta didik jauh lebih dekat untuk mengetahui postensi apa saja yang ada pada
peserta didik tersebut dan mengembangkannya.
Guru di tiga negara tersebut lebih aktif menjelaskan satu persatu materi namun setiap
materi yang disampaikan, di Finlandia guru merupakan faktor utama penentu evaluasi
mutu pendidikan,negara Finlandia merupakan negara yang memilih orang orang yang
benar benat mampu untuk menjadi seorang pendidik sesuai kinerjanya. Tidak berbeda
jauh dengan negara Finlandia negara Kanada pun juga merupakan sebuah negara yang
memiliki control mutu pendidikan yang sangat kuat ,kinerja guru di Kanada secara ketat
mendampingi siswa dalam pembelajaran yang dapat menghasilkan gelar yang diakui
secara internasional,suasana yang baik, dan lingkungan yang multicultural. Tidak berbeda
pula pada negara Jerman yang merupakan suatu negara dengan memiliki guru yang
14
professional,guru di negara tersebut merupakan seorang pendidik yang mencurahkan
seluruh waktunya untuk peserta didik hal tersebut mempengaruhi perkembangan peserta
didik secara optimal. Guru di negara jerman berperan aktif dalam pembelajaran yang
tidak hanya dalam kelas saja namun guru juga meluangkan waktunya pada peserta didik
di luar jam pembelajaran.Hal tersebut merupakan suatu bukti bahwa kinerja guru di
Indonesia masih dibawah dengan negara lain, dikarenakan ketidak disiplinan dan
kurangnya kepedulian seorang guru di Indonesia terhadap berkembangnya mutu
pendidikan yang lebih baik dibandingkan negara lain.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

penilaian kinerja guru adalah penilaian kemampuan dalam mencapai prestasi kerja,
pelaksaaan kerja dan pencapaian kerja guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan dan
jabatan guru. Sistem penilaian kinerja guru adalah sebuah sistem pengelola berbasis kinerja
guru yang di design untuk mengevaluasi tingkatan kinerja guru secara individual dalam
rangka mencapai kinerja sekolah secara maksimal yang berdampak pada peningkatan prestasi
peserta didik. lima hal ukuran kinerja guru, yaitu:

3.1.1 Quality of work – kualitas hasil kerja


3.1.2 Promptness – ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
3.1.3 Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan
3.1.4 Capability – kemampuan menyelesaikan pekerjaan
3.1.5 Comunication – kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain

. Instrumen PK guru terdiri dari beberapa instrument diantaranya adalah Instrumen-1,


Instrumen-2, Instrumen-3.

Instrument 1 dan 2 terdiri dari:

a. Lembar pernyataan, kompetensi, indikator, dan cara menilai


b. Format laporan dan evaluasi per kompetensi
c. Format rekap hasil PK guru
d. Format Perhitungan Angka Kredit

15
Pelaksanaan PK guru dilakukan sebanya 2 kali dalam satu tahun, yaitu penilaian
formatif yang dilakukan saat awal tahun ajaran dan penilaian sumatif yang dilkukan pada
akhir tahun ajaran. Terdapat 4 tahap dalam Penilaian Kinerja Guru yaitu, Tahap Persiapan,
Tahap Pelaksanaan, Tahap Pemberian Nila, dan Tahap Pelaporan.

Tujuan Penilaian Kinerja Guru yaitu, Mengetahui ketercapaian guru dalam


mengembangkan kompetensi pedagogic, professional, kepribadian dan sosial, Menyediakan
sarana pembelajaran untuk guru agar menjadi guru yang professional, Memperbaiki kinerja
guru untuk semester berikutnya, Memberikan pertimbangan kepada kepala sekolah, Dinas
Pendidikan dalam memberikan reward dan punishment untuk guru. Memotivasi guru agar
bekerja dengan lebih maksimal.
Dari uraian diatas pendidikan diIndonesia seharusnya tidaklah kalah dari negara-
negara maju, bahwa seperti yang telah kami amati mengenai penilaian kinerja guru di
Indonesia apabila diterapkan secara baik, sebenarnya lebih baik dibandingkan dengan
negara lain. hanya saja ketidak disiplinan dan kurangnya kepedulian seorang guru di
Indonesia terhadap berkembangnya mutu pendidikan yang lebih baik dibandingkan
negara lain.

3.2 Saran-saran

Memang masalah bangsa indonesia saat ini adalah kebiasaan jam karet mereka serta
kebiasaan-keibasaan buruk lainnya hal ini mengakibatkan lambatnya perkembangan mutu
diIdonesia saat ini oleh karenanya haruslah kita mulai mebiasakan displin dalam segala hal
serta melakukan yang terbaik dalam bidang yang dikuasai agar tercipta tenaga yang
profesional dan mutu yang tinggi.

16
Daftar Pustaka

1. Suaidinmath,2014, Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru.


https://suaidinmath.wordpress.com/2014/07/27/pedoman-pelaksanaan-penilaian-kinerja-
guru-pk-guru-3/ [Diakses pada 17 Maret 2019]
2. Rusman. 2017. Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. https://www.e-jurnal.com/2013/09/tujuan-penilaian-kinerja-guru.html?
m=1. [Diakses pada 4 maret 2019 pukul:16.04]
3. Net12. 2013. Finlandia ,Jerman Kanada adalah negara dengan sistem pendidikan terbaik
di dunia. https://www.youtube.com/watch?v=82TYPBzvNiQ [Diakses pada 17 Maret
2019 Pukul 10.55]
4. Okezone. 2017. Sri Mulyani Soroti Kualitas Pendidikan RI, Kompetensi Guru Harus
Ditingkatkan.https://economy.okezone.com/read/2017/11/23/320/1819467/sri-
mulyani-soroti-kualitas-pendidikan-ri-kompetensi-guru-harus-ditingkatkan [Diakses
pada 17 maret 2019]

17

Anda mungkin juga menyukai