INDONESIA
Dosen Pengampu
Eko Purnomo, S. Pd., M. Pd
Oleh:
Kelompok 4
II/B
Bismillahirrahmanirrahim
Terima Kasih kami ucapkan kepada Bapak Eko Purnomo, S. Pd., M. Pd selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Profesi Kependidikan yang telah membimbing dan memberikan kami
kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISl
C. Tujuan ................................................................................................................ 3
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan figur sentral bagi pelaksanaan pendidikan di sekolah, sebab guru memiliki
peran, fungsi, dan kedudukan dalam menghantarkan keberhasilan suatu pendidikan. Ketiadaan
guru, tentu tidak ada yang mendidik anak-anak agar menjadi generasi muda yang berpendidikan.
Selain itu, guru merupakan pihak yang selalu berhubungan dengan siswa secara langsung
sehingga ia memiliki kesempatan lebih banyak untuk mendidik siswa agar menjadi generasi
muda yang berpendidikan, bermoral baik, serta mencintai budaya Indonesia.
Kualitas pendidikan salah satunya dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya, salah satu cermin peningkatan mutu pendidikan di sekolah adalah
prestasi guru dalam meningkatkan mutu lulusan yang produktif, dengan semangat kinerja
mengajar guru yang tinggi akan menciptakan lulusan dengan kualitas yang berilmu dan
berkarakter.
Kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja itu
berkenaaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya. Pendapat lain
menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok guna melaksanakan tugas kerja sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah pelaksanaan kerja,
unjuk kerja, dan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya sasaran, kuantitas, kualitas,
efektifitas dan efesiensi. Sedangkan Kinerja mengajar guru adalah kemampuan seorang guru
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran di sekolah masih tetap memegang peranan yang
penting. Peran tersebut belum dapat diganti dan diambil alih oleh apapun. Hal ini disebabkan
karena masih banyak unsur- unsur manusiawi yang tidak dapat diganti oleh unsur lain. Guru
merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada
umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh
identifikasi diri.
1
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan
keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru
dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk
mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur
bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru.
Di lingkungan sekolah guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pendidikan disamping unsur yang lain. Keberhasilan penyenglenggaraan pendidikan sangat
ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan
pembelajaran. Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan
sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan kinerjanya. Berkualitas atau tidaknya
proses pendidikan tergantung pada kreatifitas dan inofasi yang dimiliki guru itu sendiri.
Harapan dan keinginan semua pihak terutama orang tua murid dan pemerintah yang telah
mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang
baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru
menjadi tuntutan pentinguntuk mencapai keberhasilan Pendidikan. Secara umum, mutu
pendidikan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan oleh guru.
Pada umumnya guru memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasiguna meningkatkan
kinerjanya. Namun potensi untuk berkreasi yang dimiliki guru sebagai upaya meningkatkan
kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar danlancar disebabkan adanya pengaruh dari
berbagai faktor baik yang muncul dalamdiri pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat di luar
pribadi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi di lapangan mencerminkan keadaan guru
yangtidak sesuai dengan harapan seperti adanya guru yang bekerja sambilan baik yangsesuai
dengan pro$esinya maupun di luar profesinya. Kenyataan ini sangatmeprihatinkan dan
mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guruterhadap pro$esinya, disisi lain kinerja
guru juga dipersoalkan ketikamemperbincangkan masalah peningkatan mutu Pendidikan.untuk
itu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dipandang perlu untuk dipelajari, ditelaahdan
dikaji secara mendalam agar dapat memberikan gambaran yang jelas faktor yang lebih berperan
dan urgen yang mempengaruhi kinerja guru.
2
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Kinerja Guru!
2. Bagaimana Indikator-Indikator Kinerja Guru?
3. Jelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru!
4. Jelaskan Standar Kinerja Guru!
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kinerja Guru.
2. Untuk Mengetahui Indikator-Indikator Kinerja Guru.
3. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru.
4. Untuk Mengetahui Standar Kinerja Guru.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kinerja Guru
Istilah kinerja dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah “performance”. Kinerja bukan
merupakan karakteristik seseorang seperti bakat atau kemampuan, tetapi perwujudan dari bakat
atau kemampuan itu sendiri. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kinerja merupakan
perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan
diartikan sebagai hasil yang dicapai yang berkaitan dengan fungsi jabatan dalam periode waktu
tertentu (Kane, 2006:237). Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian
persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang
dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya. Kinerja adalah performance atau unjuk kerja.
Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. (LAN,
2002: 24).
Menurut dalam Smith 2003:292 performance atau kinerja adalah “…. Output derive from
processes, human or therwise”, jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan hasil atau keluaran
dari suatu proses. Bernardin dan Russel (2010:324) memberikan definisi tentang performance
sebagai berikut: “Performance is defined as the record of autcomes produced on a specified job
function or activity during a specified time period “(prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil
yang diperoleh dari fungsifungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu
tertentu).
Sementara itu, Mathis dan Jackson (2010:378), mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang
mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara
lain termasuk:
1. Kuantitas keluaran,
2. Kualitas keluaran,
3. Jangka waktu keluaran,
4. Kehadiran di tempat kerja,
5. Sikap kooperatif.
4
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan
hasil kerja yang dapat dicapai guru dalam suatu organisasi (sekolah), sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab yang diberikan sekolah dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Kinerja guru nampak dari tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah, profesi yang
diembannya, serta moral yang dimilikinya. Singkatnya kinerja guru merupakan hasil kerja guru
yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi
kerjanya.
5
bekerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan
sebagai sesuatu yang menyenangkan. Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas
sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan
cara memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya. Hal ini dipertegas
oleh Munandar (1992) yang mengatakan bahwa kemampuan bersama-sama dengan bakat
merupakan salah satu faktor yang menentukan prestasi individu, sedangkan prestasi ditentukan
oleh banyak faktor diantaranya kecerdasan.
Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan
yang memberikan kepuasan batin kepada seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan
digeluti dengan baik. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau
penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur
secara efektif dan efisien seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang
dipakai serta bahan yang tidak erpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan
dengan cara membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman sekerja atau
mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara
mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain.
Hal ini diperkuat oleh pendapat As’ad (1995) dan Robbins (1996) yang menyatakan bahwa
dalam melakukan evaluasi kinerja seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria
yaitu: dengan hasil tugas. Hasil tugas, evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil
pelaksanaan kerja individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang dapat diukur. Evaluasi
perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain
dan evaluasi ciri individu adalah mengamati karaktistik individu dalam berprilaku maupun
berkerja, cara berkomunikasi dengan orang lain. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
indikator kinerja guru antaralain:
1. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.
Tahap membuat perencanaan dan persiapan mengajar adalah tahapan yang akan
berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan ini dapat dilihat
dari cara penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
6
2. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa.
Tahap penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa adalah tahapan yang
dilakukan guu untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan
pengembangan materi dan mudah dipahami.
3. Penguasaan metode dan strategi mengajar.
Tahap ini adalah guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode dan
strategi pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
4. Pemberian tugas-tugas kepada siswa
Tahap ini adalah kegiatan seorang guru untuk mengetahui hasil pemahaman siswa
tentang pelajaran yang telah dipelajari.
5. Kemampuan mengelola kelas
Tahap pengelolan kelas adalah kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna
mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan.
6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
Tahap penilaian dan evaluasi adalah kegiatan yang ditunjukan untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah dilakukan.
7
kegoncangan jiwa. Kepribadian adalah suatu cerminan dari citra seorang guru dan akan
mempengaruhi interaksi antara guru dan anak didik. Oleh karena itu kepribadian merupakan
faktor yang menentukan tinggi rendahnya martabat guru.
Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan
membimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi
yang tinggi dari guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik.
2. Pengembangan Profesi
Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan perubahan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi yang menuntut kesiapan agar tidak ketinggalan. Tetapi pekerjaan itu harus
diterapkan kepada masyarakat untuk kepentingan masyarakat umum, bukan untuk
kepentingan individual, kelompok, atau golongan tertentu. Dalam melaksanakan pekerjaan
itu harus memenuhi norma-norma itu. Orang yang melakukan pekerjaan profesi itu harus
ahli, orang yang sudah memiliki daya pikir, ilmu dan keterampilan yang tinggi. Disamping
itu ia juga dituntut dapat mempertanggung jawabkan segala tindakan dan hasil karyanya
yang meyangkut profesi itu.
Pekerjaan profesi harus berorientasi pada layanan sosial. Seorang profesional ialah
orang yang melayani kebutuhan anggota masyarakat baiksecara perorangan maupun
kelompok. Sebagai orang yang memberikan pelayanan sudah tentu membutuhkan sikap
rendah hati dan budi halus.Sikap dan budi halus ini menjadi sarana bagi terjalinnya
hubungan yang baik yang ikut menentukan keberhasilan profesi.
3. Kemampuan Mengajar
Untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru memerlukan kemampuan. Cooper
(dalam Zahera, 1997) mengemukakan bahwa guruharus memiliki kemampuan
merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran,
memberikan pertanyaan kepadasiswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa,
mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar.
Kompetensi guru adalah kemampuan atau kesanggupan guru dalam mengelola
pembelajaran. Titik tekannya adalah kemampuan guru dalam pembelajaran bukanlah apa
yang harus dipelajari (learning what tobe learnt), guru dituntut mampu menciptakan dan
8
menggunakan keadaan positif untuk membawa mereka ke dalam pembelajaran agar anak
dapat mengembangkan kompetensinya (Rusmini, 2003).
Kompetensi Keterampilan proses belajar mengajar adalah penguasaan terhadap
kemampuan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Kemampuan mengajar guru
sebenarnya merupakan pencerminan penguasan guru atas kompetensinya. Kemampuan
mengajar guru yangsesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek
positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa,
keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika
kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja
menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri.
4. Antar Hubungan dan Komunikasi
Pentingnya komunikasi bagi organisasi tidak dapat dipungkiri, adanya komunikasi yang
baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya.
Misalnya Kepala Sekolah tidak menginformasikan kepada guru-guru mengenai kapan
sekolah dimulai sesudah libur maka besar kemungkinan guru tidak akan datang mengajar.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi oleh karena itu para
pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan
menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler, 1981). Guru dalam proses
pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan hubungan dan komunikasi baik antara guru
dengan Kepala Sekolah, guru dengan guru, guru dengan siswa, dan guru dengan personalia
lainnya di sekolah. Hubungan dan komunikasi yang baik membawa konsekwensi terjalinnya
interaksi seluruh komponen yang ada dalam sistem sekolah.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru akan berhasil jika ada hubungan dan
komunikasi yang baik dengan siswa sebagai komponen yang diajar. Kinerja guru akan
meningkat seiring adanya kondisi hubungan dan komunikasi yang sehat di antara komponen
sekolah sebab dengan pola hubungan dan komunikasi yang lancar dan baik mendorong
pribadi seseorang untuk melakukan tugas dengan baik.
Terbinanya hubungan dan komunikasi di dalam lingkungan sekolah memungkinkan
guru dapat mengembangkan kreativitasnya sebab ada jalan untuk terjadinya interaksi dan
ada respon balik dari komponenlain di sekolah atas kreativitas dan inovasi tersebut, hal ini
9
menjadi motor penggerak bagi guru untuk terus meningkatkan daya inovasi dan
kreativitasnya.
5. Hubungan dengan Masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab
keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandat
untuk mendidik, melatih,dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan,
sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan itu.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk hubungan komunikasi
eksternal yang dilaksanakan atas dasar kesamaan tanggung jawabdan tujuan. Masyarakat
merupakan kelompok individu-individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau
membantu usaha-usaha pendidikan. Dalam masyarakat terdapat lembaga-lembaga
penyelenggaran pendidikan, lembaga keagamaan, kepramukaan, politik, sosial, olah raga,
kesenian yang bergerak dalam usaha pendidikan. Dalam masyarakat juga terdapat individu-
individu atau pribadi-pribadi yang bersimpati terhadap pendidikan di sekolah.
Manfaat hubungan dengan masyarakat sangat besar bagi peningkatan kinerja guru
melalui peningkatan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang kontinu dan proses saling
memberi dan saling menerima serta membuat instrospeksi sekolah dan guru menjadi giat
dan kontinu. Setiap aktivitas guru dapat diketahui oleh masyarakat sehingga guru akan
berupaya menampilkan kinerja yang lebih baik. Hal ini dipertegas Pidarta(1999) yang
menyatakan bahwa bila guru tidak mau belajar dan tidak mampu menampilkan diri sangat
mungkin masyarakat tidak akan menghiraukan mereka. Keadaan ini seringkali menimbulkan
cap kurang baik terhadap guru. Citra guru di mata masyarakat menjadi pudar.
6. Kedisiplinan
The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai berikut disiplin adalah
suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk
pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang.
Disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar
tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu
berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik
secara langsung maupun tidak langsung.
10
Tujuan disiplin menurut Arikunto, S. (1993) yaitu agar kegiatan sekolah dapat
berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tentram dan setiap guru beserta karyawan
dalam organisasi sekolah merasa puaskarena terpenuhi kebutuhannya.
7. Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di
dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang makin tinggi
kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya. Mulyasa (2002) menegaskan bahwa
terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia, akan menimbulkan kepuasan dalam
melaksanakan apapun tugasnya.
Menurut Supriadi (1999) bahwa tingkat kesejahteraan guru diindonesia sangat
memprihatinkan, hanya setara dengan kondisi guru di negara miskin di Afrika. Rendahnya
tingkat kesejahteraan tersebut akan semakin tampak bila dibandingkan dengan kondisi guru
di negara lain. Dinegara maju, gaji guru umumnya lebih tinggi dari pegawai yang lain,
sementara di Indonesia justru sebaliknya.
8. Iklim Kerja
Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur yang membentuk satu
kesatuan yang utuh. Di dalam sekolah terdapat berbagaimacam sistem sosial yang
berkembang dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut pola dan tujuan
tertentu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga
membentuk perilaku dari hasil hubungan individu dengan individu maupun dengan
lingkungannya.
Litwin dan Stringer (dalam Sergiovanni, 2001) mengemukakan bahwa iklim
mempengaruhi kinerja guru. Iklim sebagai pengaruh subyektif yang dapat dirasakan dari
sistem formal, gaya informal pemimpin dan faktor-faktor lingkungan penting lainnya, yang
menyangkut sikap/keyakinan dan kemampuan memotivasi orang-orang yang bekerja pada
organisasi tersebut. Sedangkan menurut Henry A Marray dan Kurt Lewin (dalam Sutaryadi,
1990) mengatakan bahwa Iklim kerja adalah seperangkat karakteristik yang membedakan
antara individu satu dengan individu lainnya yang dapat mempangaruhi perilaku individu itu
sendiri, perilaku merupakan hasil dari hubungan antara individu dengan lingkungannya.
Jadi iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor pribadi, sosial dan
budaya yang mempengaruhi sikap individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah yang
11
tercermin dari suasanahubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif antara Kepala
Sekolahdengan guru, antara guru dengan guru yang lain, antara guru dengan pegawai
sekolah dan keseluruhan komponen itu harus menciptakan bhubungan dengan peserta didik
sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai.
12
memiliki kompetensi yang baik seorang guru tidak akan mungkin dapat memiliki kinerja yang
baik. Ada sepuluh kompetisi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru, meliputi:
1. Menguasai bahan/materi pembelajaran;
2. Mengelola program pembelajaran;
3. Mengelola kelas;
4. Menggunakan media dan sumber belajar;
5. Menguasai landasan pendidikan;
6. Mengelola interaksi pembelajaran;
7. Menilai prestasi belajar siswa;
8. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan;
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasisekolah; dan
10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitan guna keperluan pembelajaran.
Kendati demikian, seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik, belum tentu memiliki
kinerja yang baik, karena kinerja guru tidak semata diperoleh melalui kemampuan kompetensi,
tetapi kinerja guru juga berkaitan dengan kemampuan memotivasi diri untuk menunaikan tugas
dengan baik dan memotivasi diri untuk terus berkembang. Oleh karena itu, kinerja guru
merupakan perwujudan dari kompetensi guru plus kemampuan diri dan motivasi untuk
mengerjakan tugas dengan baik serta memacu diri secara terus menerus untuk berkembang.
Esensi dari kinerja guru ini tidak lain merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan
kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang digelutinya, dalam hal ini
proses pembelajaran di sekolah khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.
Kinerja guru merupakan faktor yang dominan dalam menentukan kualitas pembelajaran.
Artinya kalau guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus,
akan mampu meningkatkan kualitas didalam pembelajaran sekolah, dengan salah satu cara
memotivasi siswa untuk lebih giat belajar, untuk memotivasi belajar siswa dipengaruhi oleh
kinerja guru dalam kelas. Berdasarkan Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomot 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
kinerja guru yang harus dimiliki seorang guru yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik,
2. Kepribadian,
3. Sosial,
13
4. Profesional.
Kompetensi pedagogik ini berkaitan pada saat guru mengadakan proses belajar mengajar
dikelas. Mulai dari membuat skenario pembelajaran, memilih metode, media, juga alat evaluasi
bagi anak didiknya. Karena bagaimanapun dalam proses belajar mengajar sebagian besar hasil
belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang cerdas dan kreatif akan mampu
menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga pembelajaran tidak berjalan sia-
sia, bahkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan kompetensi kepribadian
merupakan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam kepribadian yang mantap dan
berwibawa, stabil, dewasa dan beraklaq mulia serta mampu sebagai teladan bagi peserta didik.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan seseorang yang berkaitan dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga yang bersangkutan mampu
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, antar sesma pendidik, tenaga
pendidikan, orang tua/wali peserta didik serta masyarakat sekitar.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kinerja guru merupakan hasil kerja yang dapat dicapai guru dalam suatu organisasi
(sekolah), sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan sekolah dalam upaya
mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja guru nampak dari tanggung jawabnya dalam
menjalankan amanah, profesi yang diembannya, serta moral yang dimilikinya. Singkatnya
kinerja guru merupakan hasil kerja guru yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan
dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya.
Indikator kinerja guru meliputi: Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar,
penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, penguasaan metode dan strategi mengajar,
pemberian tugas-tugas kepada siswa, kemampuan mengelola kelas, tahap pengelolan kelas,
kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja guru yang dapatdiungkap tersebut antara lain: kepribadian dan dedikasi, pengembangan
profesi, kemampuan mengajar, antar hubungan dan komunikasi, hubungan dengan masyarakat,
kedisiplinan, kesejahteraan, iklim kerja.
Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan perbandingan
terhadap apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan, atau kualitas kinerja adalah wujud
perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan
yang hendak dicapai secara efektif dan efesien. Untuk mencapai hal tersebut, seringkali kinerja
guru dihadapkan pada berbagai hambatan/kendala sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan
bentuk kinerja yang kurang efektif.
B. Saran
Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru baik itu yang negatif
maupun positif. Agar kinerja guru tidak menurun, maka perlu adanya strategi untuk
meningkatkan kinerja guru. Oleh sebab itu, lembaga Pendidikan ataupun sekolah sebaiknya
memperhatikan kinerja guru, karena kinerja guru akan mempengaruhi siswa dalam proses belajar
mengajar.
15
DAFTAR PUSTAKA
16