Anda di halaman 1dari 16

PROFESI KEPENDIDIKAN

KOMITMEN GURU

(Makalah ini disusun untuk memnuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi
Kependidikan)

Dosen Pengampu: Shabiel Zakaria, S.Pd., M.Pd

Kelas 32B

Kelompok 5

Kasnita 220407560009

Nur Amalia 220407560044

Eka Masyura 220407561060

Akina Paramita Akil 220407561064

Nur Aeni 220407562024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kompetensi Guru ” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Profesi Kependidikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Shabiel Zakaria, S.Pd., M.Pd,
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Profesi Kependidikan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
Kami. Kami juga berterima kasih kepada Pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam meyusun makalah ini dan juga telah membagi sebagian pengetahunnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, Makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Watampone, 22 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4

A. Konsep Komitmen.........................................................................................4
B. Indikator Komitmen.......................................................................................5
C. Bentuk-bentuk Komitmen Guru.....................................................................7
BAB III Penutup .....................................................................................................11

A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengaruh seorang guru terhadap keberhasilan belajar siswa sangatlah

signifikan, khususnya di kelas dimana mereka diharapkan menunjukkan

dedikasi kerja tingkat tinggi, termasuk disiplin tugas, keberhasilan mengajar,

dan berkontribusi terhadap pengembangan iklim sekolah yang positif. Dalam

Supardi (2016), Creemers dan Scheerens menyatakan bahwa perasaan

bahagia, bersahabat, atau peduli satu sama lain dalam komunitas sekolah

digambarkan sebagai iklim kerja. Pengaruh ramah terhadap lingkungan

pendidikan muncul dari interaksi antara pendidik dan peserta didik serta

antara kepala sekolah dan guru.

Komitmen guru merupakan kesadaran seorang guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang ditunjukkan dengan

sikap, nilai dan kebiasaan atau kelakuan dalam bekerja. Komitmen guru ini

berkaitan dengan pencapaian prestasi kerja guru dan erat pula hubungannya

dengan prestasi siswa karena gurulah yang merangsang dan mendorong siswa

untuk berprestasi.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada

pasal 7 ayat 1b menyatakan bahwa guru harus memiliki komitmen untuk

meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

Pasal tersebut menegaskan bahwa peran dan fungsi guru dalam meningkatkan

mutu pendidikan hendaknya didasarkan pada komitmen guru, dan pemerintah

1
mensyaratkan para guru untuk memiliki komitmen dalam melaksanakan

tugastugas keguruannya, yang secara umum dijelaskan pada pasal dan ayat di

atas adalah meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak

mulia.

Komitmen guru terhadap profesionalnya yang di rasa masih rendah

terlihat pada pencapaian kompetensi guru, peran guru sebagai ujung tombak

bagi keberhasilan mutu pendidikan sangat strategis. Menngingat pentingnya

peran guru dalam peningkatan mutu pendidikan maka seorang guru harus

memiliki komitmen yang tinggi, guru yang memiliki komitmen yang tinggi

cenderung lebih bertahan dan memiki loyalitas yang baik.

Guru dengan komitmen yang tinggi adalah yang memiliki semangat

kerja yang tinggi dalam mengemban tanggung jawabnya, begitu pun

sebaliknya. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan adanya iklim kerja

yang baik dalam sekolah tersebut. Guru dengan semangat kerja yang rendah

akan menunjukkan perilaku indisipliner, tidak memiliki komitmen, kurang

kreatif, dan kurang motivasi.

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang komitmen guru, maka

penulis akan membahas mengenai komitmen guru.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana konsep komitmen guru?

2. Apa saja indikator dari komitmen guru?

3. Apa saja bentuk-bentuk komitmen guru?

2
C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan dari makalah ini

yaitu:

1. Dapat mengetahui konsep komitmen guru

2. Dapat mengetahui indikator dari komitmen guru

3. Dapat mengetahui bentuk-bentuk komitmen guru

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Komitmen Guru

Salah satu cara mengukur keberhasilan pendidikan nasional dalam

mengembangkan kualitas peserta didiknya adalah dengan mengukur kualitas

para pendidik atau kualitas para gurunya karena guru merupakan elemen

kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah (Pramono 2012, Susana

2018 & Khasanah 2014). Tugas utama sebagai guru adalah mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik. Sedang fungsi guru sebagai agen pembelajar adalah untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional. Karena dalam semua sistem

pendidikan, kinerja guru merupakan salah satu faktor penentu efektivitas

sekolah dan hasil pembelajaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komitmen merupakan suatu

perjanjian untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kontrak. Kata

komitmen berasal dari Bahasa Inggris yang berarti keyakinan yang mengikat

sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan

kemudian menggerakkan perilaku menuju arah yang diyakininya.

Guru merupakan subjek dan komponen pembelajaran yang memegang

peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar

sangat ditentukan oleh guru. Guru yang efektif adalah guru yang menemukan

cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu

pelajaran dengan presentasi waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran

4
berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif atau hukuman

(Maryani & Suparno 2018). Guru merupakan faktor sentral dan porsi terbesar

serta sumber daya tepenting yang paling menentukan dalam sistem

pendidikan yang pertama dan terutama di sekolah untuk memberikan

kontribusi terhadap mutu pendidikan. Guru dalam pembelajaran adalah

menjadikan peserta didik belajar melalui penciptaan strategi dan lingkungan

belajar yang menarik dan bermakna. tidak ada terlintas sedikit pun dibenak

guru pikiran negatif mengarahkan anak didiknya ke arah hal yang negatif,

meskipun barangkali sejuta permasalahan sedang mendorong kehidupan

seorang guru.

B. Indikator Komitmen Guru

Menurut Hoy dan Miskel mengemukakan bahwa orang yang memiliki

komitmen yang tinggi, akan menunjukkan loyalitas dan berdisiplin tinggi

dalam bekerja. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri guru yang mempunyai komitmen tinggi adalah yang mempunyai

kepedulian,rasa tanggungjawab dan loyalitas terhadap tugas pokok,

merasakan dorongan semangat dalam bekerja. Oleh karena itu komitmen guru

diukur melalui indikator:

1. Kepedulian

Kepedulian marupakan salah satu bentuk tindakan nyata, yang

dilakukan oleh masyarakat dalam merespon suatu permasalahan. Dalam

(Kamus Besar Bahasa Indonesia) kepedulian juga merupakan partisipasi

yakni keikutsertaan. Kepedulian sosial merupakan sebuah sikap

5
keterhubungan dengan manusia pada umumnya, sebuah empati bagi setiap

anggota manusia untuk membantu orang lain atau sesama. Salah satu ciri

guru yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi yaitu kepedulian terhadap

tugasnya. Kepedulian dapat timbul bila ada rasa cinta terhadap tugas dan

profesi yang digeluti seorang harus merasa bangga terhadap profesinya

betapapun banyak persoalan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas.

2. Tanggung Jawab

Tanggung jawab secara literaral berarti “kemampuan untuk

merespon atau menjawab”. Itu artinya, tanggung jawab berorientasi

terhadap orang lain, memberi bentuk perhatian, dan secara aktif

memberikan respon terhadap apa yang mereka inginkan. Tanggung jawab

menekankan pada kewajiban positif untuk saling melindungi satu sama

lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru yang bertanggung jawab terhadap

tugasnya merupakan guru yang mempunyai sikap dan kesadaran yang baik

untuk melaksanakan pekerjaanya.

3. Loyalitas

Loyalitas pada dasarnya merupakan kesetiaan, pengabdian dan

kepercayaan yang diberikan atau ditunjukan kepada seeorang atau

lembaga yang didalamnya terdapat rasa tanggung jawab untuk berusaha

memberikan pelayanan dan perilaku yang terbaik. Jadi, loyalitas yaitu

ketaatan guru dalam melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan oleh

kepala sekolah.

6
C. Bentuk-bentuk Komitmen

Ada empat jenis / macam-macam komitmen guru:

1. Komitmen terhadap sekolah sebagai satu unit social

Sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari

dan untuk masyarakat. Lembaga sosial formal tersebut bisa disebut

sebagai suatu organisasi yaitu terikat pada tata aturan formal, memiliki

program dan target atau sasaran yang jelas, serta memiliki struktur

kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. Karena itu

fungsi sekolah terikat kepada target dan sasaransasaran yang dibutuhkan

oleh masyarakat itu sendiri. Istilah masyarakat di sini di dalamnya

termasuk orangtua, pemerintah, lembaga-lembaga. Sebagai lembaga

pendidikan formal, sekolah terdiri dari pendidik dan anak didik. Antara

mereka sudah barang tentu terjadi saling hubungan, baik antara guru

dengan siswa dan siswinya maupun antar anak didik. Hubungan tersebut

menunjukkan suasana edukatif yang harus secara terus menerus dikontrol

dan diarahkan oleh guru sebagai pendidik. Guru sebagai pendidik

berkewajiban membawa siswa-siswinya sebagai anak didik yang memiliki

kedewasaan. Memanfaatkan pergaulan sehari-hari dalam pendidikan

merupakan cara yang paling baik dan efektif dalam pembentukan pribadi

anak didik dan dengan cara ini pula akan menghilangkan jurang pemisah

antara guru dan anak didik. Dengan kata lain guru yang mempunyai

komitmen terhadap sekolah, bertanggungjawab terhadap sekolah dan

profesinya, dalam arti dengan sukarela berupaya menciptakan iklim

7
sekolah yang kondusif, dan berusaha mewujudkan tanggung jawab dan

peranan sekolah dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan dan

pengajaran.

2. Komitmen terhadap kegiatan akademik sekolah

Guru yang mempunyai komitmen ini menyiapkan banyak waktu untuk

melaksanakan tugas yang berkaitan dengan pembelajaran seperti

perancangan pengajaran, pengelolaan pembelajaran dan senantiasa berfikir

tentang cara untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dan

siswi. Tugas guru terkait dengan komitmen terhadap kegiatan akademik

sekolah antara lain:

a. Guru sebagai Perancang Pembelajaran

b. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran

c. Guru sebagai Pengarah Pembelajaran

d. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum

e. Guru sebagai evaluator.

3. Komitmen terhadap siswa sebagai individu yang unik

Tiap kelas terdiri atas anak-anak perseorangan dan setiap anak

berbeda dengan anak yang lain. Ada guru yang memerlukan bantuan

dalam mengenal perbedaan pada anak-anak dan ada beberap guru yang

terlalu malas dan tidak berminat untuk memperlakukan anak-anak sebagai

individu, karena tentu saja berbicara kepada seluruh kelas lebih mudah

daripada mengamati dan mendengarkan untuk dapat menemukan jenis

bantuan apa yang dibutuhkan anak-anak secara individual Memperlakukan

8
peserta didik sesuai dengan kemampuan seperti yang dikehendaki oleh

UUSPN sungguh sangat menguntungkan dilihat dari segi efesiensi

program pendidikan. Kalau semua peserta didik memperoleh perlakuan

yang sama tanpa memandang minat, kemampuan, dan bakat yang mereka

miliki, sungguh hal ini akan mendorong proses pendidikan ke arah yang

tidak adil. Di Indonesia kebutuhan anak luar biasa di atur dalam Undang

Undang dan Peraturan Pemerintah yaitu UU no. 2 tahun 1989 dan PP no.

28 dan 29 tahun 1990 yang semua itu menjamin bagi diselenggarakannya

perlakuan khusus untuk para peserta didik yang berbakat luar biasa. Oleh

sebab itu tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak segera menciptakan

peraturan yang menata bagaimana cara pendidikan bagi anakanak gifted di

Indonesia dan dapat diberlakukan pada semua jenis dan jenjang

pendidikan.

4. Komitmen untuk menciptakan pengajaran bermutu

Mutu pembelajaran atau mutu pendidikan akan dapat dicapai jika

guru memahami apa kebutuhan siswa dan apa yang harus dipersiapkan

oleh guru. Seperti kemampuan guru menciptakan pembelajaran yang aktif

dan menyenangkan adalah upaya yang sangat positif untuk meningkatkan

mutu pembelajaran, ditambah lagi dengan upaya maksimal dari guru untuk

menerapkan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar;

a. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

b. Keterampilan bertanya

c. Keterampilan memberi penguatan

9
d. Keterampilan menjelaskan

e. Keterampilan mengelola kelas

f. Keterampilan mengadakan variasi

g. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komitmen guru profesional merupakan suatu keterikatan diri terhadap

tugas dan kewajiban sebagai sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung

jawab dan sikaf responsif dan inovatif terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Guru profesional harus komitmen menjalankan

tugas profesinya yakni mendidik, mengajar, membimbing,

mendidikmengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Dalam hal ini,

terdapat 4 jenis / macam macam komitmen guru professional yakni harus

memiliki komitmen terhadap sekolah sebagai satu unit social, komitmen

terhadap kegiatan akademik sekolah, komitmen terhadap siswa sebagai

individu yang unik, serta komitmen untuk menciptakan pengajaran bermutu.

Sedangkan contoh bentuk komitmen guru profesional yakni guru yang harus

mempunyai sikap dalam komitmennya terhadap tugas dari dalam dirinya.

Dalam hal ini, guru yang memiliki komitmen selain dapat menjalin

komunikasi harmonis terhadap semua warga sekolah, peserta didik juga dapat

melakukan tugas profesinya secara optimal sebagai bentuk komitmen yang

dimilikinya.

B. Saran

Saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah

ini termasuk jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan

saran dan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahyanuardi, A., Hambali, H., & Krismadinata, K. (2018). Pengaruh Kompetensi


Pedagogik Dan Profesional Guru Sekolah Menengah Kejuruan Pasca
Sertfikasi Terhadap Komitmen Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran.
INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional Dan Teknologi, 18(1), 67–74.
Jannah, Wirdatul. 2014. Komitmen Guru Dalam Melaksanakan Tugas Di Sekolah
Menengah Atas (SMSA) Kecamatan Rokan UV Koto
Maryani & Suparno. (2018). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dengan Minat Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar Negeri
Mangunsari 02 Salatiga. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar (JPSD). 4(2):
272
Nurjan, S. (2015). Profesi Keguruan Konsep Dan Aplikasi (H. Al-Fajari (Ed.);
2015th Ed.). Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI).
Pramono, H. (2012). Pengaruh Sistem Pembinaan , Sarana Prasarana Kinerja
Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Semarang. Jurnal Penelitian
Pendidikan, 29(1), 7–16.
Sukendar, 2013. Pengaruh Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Sub Rayon
03 Kabupaten Jepara , JMP, Vol. 2 No. 1.
Supardi. 2016. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan
Psikomotor. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

12

Anda mungkin juga menyukai