(Essay Ini DiSusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Profesi Kependidikan)
Disusun Oleh :
KELAS : 32B
2023
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Tolak ukur antara bidang keahlian dengan tugas mengajar adalah dua hal
yang berkaitan dan penting serta serta merupakan keutamaan yang mempengaruhi
kualitas seorang pendidik. Kesesuaian antara materi yang diajarkan, dengan
bidang keahlian atau kemampuan guru tersebut akan menentukan keberhasilan
dalam penyerapan pemahaman oleh para siswa, karena akan disayangkan jika,
materi yang diberikan karena tugas mengajar yang tidak sesuai dengan keahlian
guru akan membuat materi tersebut tidak tersampaikan dan siswa kesulitan dalam
belajar dan mutu guru akan dipertanyakan kemudian (Heti Baniati, 2023).
Dalam artian, bahwasannya guru harus paham akan makna dari kesesuaian
antara bidang keahlian dan tugas mengajarnya. Meskipun harusnya kepala sekolah
yang menjadi manajer atau pengelola staf pengajar di sekolah terlebih dahulu
mempertimbangkan pembagian jam kerja, materi pengajaran serta kemampuan
atau bidang keahlian guru tersebut. Sehingga, kesesuaian yang dituntut ada antara
bidang keahlian dan pembagian tugas mengajar yang memang harus benar dan
sinkron dengan seharusnya. Karena relevansi menjadi tolak ukur keberhasilan
materi yang disampaikan jika benar adanya sama dengan bidang keahlian guru
yang bersangkutan. Atas dasar persyaratan di atas, jelaslah bahwa jabatan
profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang memang khusus
dipersiapkan untuk itu. Demikian juga dengan profesi guru, harus ditempuh
melalui jenjang pendidikan pre service education, seperti Akta IV, Diploma IV, S-
1 keguruan baik keagamaan maupun umum, di samping juga adanya sertifikasi.
Guru profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena
itu, membedah aspek profesionalisme guru berarti mengkaji kompetensi yang
harus dimiliki seorang guru. Dalam hal ini, jika tenaga pendidik tidak sesuai
dengan bidangnya atau dengan kompetensi yang dimilikinya, maka tentu hal ini
akan berdampak terhadap proses pembelajaran siswa. Dimana siswa akan
cenderung tidak memahami materi yang disampaikan karena tenaga pendidik
tidak menguasai materi pembelajaran tersebut.Siswa juga akan sulit untuk
mengembangkan wawasannya karena pengetahuan yang dimilikinyapun terbatas.
Pada akhirnya pembelajaran siswa tidak maksimal sehingga memungkinkan siswa
belajar dengan pasif. Akibatnya ketika siswa beranjak ke pembelajaran yang lebih
lebih tinggi, maka akan sulit untuk menyeimbangkan pengetahuannya dengan apa
yang telah dibekali sebelumnya (Anugrah, 2020).
Selain itu, solusi lain yang dapat diadopsi adalah mendorong guru untuk
melanjutkan pendidikan mereka dalam bidang mata pelajaran yang mereka
ajarkan. Pihak sekolah dapat memberikan insentif atau dukungan finansial agar
guru dapat mengikuti program pendidikan yang relevan. Melalui pendidikan
lanjutan ini, diharapkan guru akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam
dan terkini terhadap perkembangan terbaru dalam bidang mereka, yang nantinya
akan tercermin dalam cara mereka menyampaikan materi kepada siswa.
Dalam hal ini, Kemendikbud telah memberi kebijakan bahwa guru honorer
yang memiliki ijazah tidak sesuai secara linier masih dapat mendaftar seleksi
PPPK. Meskipun banyak guru honorer yang menghadapi kendala, terutama
mereka yang usianya sudah di atas 50 tahun, langkah ini dapat membantu mereka
yang terpaksa mengalihkan fokus pengajaran ke tingkat sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Waspodo, M. (2020). Studi Guru Tidak Tetap Pada Jenjang Pendidikan Dasar.
Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian Dan Pengembangan
Dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Retrieved
From Kemdikbud.Go.Id.