Anda di halaman 1dari 6

gbPROBLEMATIKA GURU YANG MENGAJAR TIDAK SESUAI

DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah gerbang utama dalam mengejar pengetahuan sebanyak-banyaknya

untuk bersaing di era yang serba maju ini. Melalui pendidikan, para peserta didik diberikan

kesempatan untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat mereka, sehingga kedepannya

mereka akan diperlukan bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa fungsi

pendidikan nasional diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat. Berkaitan dengan diadakan pendidikan, maka tidak

lepas kaitannya dengan faktor yang mempengaruhi kegiatan di dalam pendidikan tersebut,

yaitu peran pendidik yang mengampuh atau menyampaikan materi. Pendidik sendiri adalah

seseorang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran serta ikut bertanggung

jawab membantu peserta didik mencapai tujuan masing-masing. Keberhasilan atau prestasi

peserta didik berada di tangan pendidik, menurut Supriadi (dalam Mulyasa, 2007:9)

mengungkapkan bahwa mutu pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik

sangat ditentukan oleh guru. Dengan kata lain guru memgang peran penting dalam

menciptakan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Seiring berjalannya waktu, banyak terjadi beberapa penyimpangan dalam dunia

tenaga pendidik salah satunya pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikannya. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas tentunya harus diimbangi

dengan kualitas guru yang profesional.


B. Pembahasan

Sehubungan dengan menciptakan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, maka

seorang guru juga diminta memiliki kualitas dan latar belakang pendidikan yang baik dalam

penyiapan sumber daya manusia yang handal. Latar belakang pendidikan guru dapat dilihat

dari beberapa faktor, salah satunya kesesuaian bidang ilmu yang ditempuh. Hal ini tentunya

berhubungan dengan profesional seorang guru nantinya akan mengampuh mata pelajaran di

kelas. Menurut Barizi (2009:154), guru profesional merupakan produk dari keseimbangan

(balance) antara pengusaan aspek keguruan dan disiplin ilmu.

Membahas tentang profesional seorang guru dalam proses belajar mengajar, pada saat ini

banyak terjadi permasalahan pendidikan mengenai banyaknya guru yang mengajar tidak

sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Banyak guru yang “memaksakan diri” untuk

tetap mengajar meskipun bidang yang diampuh sangat berbeda jauh dengan bidang

keahliannya. Mungkin sebagian dari guru tersebut menganggap itu bukan suatu permasalahan

yang besar karena menurut mereka materi bisa dipelajari dengan waktu “sistem kebut

semalam” dan keesokan harinya cukup menyampaikan materi yang mudah dipahami oleh

mereka. Ketika seorang guru tidak mengemban tugasnya dengan baik, maka lepaslah predikat

profesional dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik.

Permasalahan ini muncul dikarenakan rendahnya atau kurangnya guru yang memiliki

latar belakang pendidikan yang sesuai pada bidang studi tertentu, sehingga kompetensi yang

dimiliki pun tidak mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Jika

hal ini terus dibiarkan, maka akan berdampak kepada peserta didik dimana mereka tidak akan

sepenuhnya mengerti tentang materi yang disampaikan bahkan akan timbul kebingungan

dalam menelaah ilmu yang diberikan. Jika, peserta didik tidak mendapatkan hak mereka

dalam belajar, maka tidak akan ada perubahan dalam diri siswa, tidak akan ada motivasi

belajar dikarenakan materi yang sampaikan pun tidak menimbulkan rasa keingintahuan
mereka, seperti yang dinyatakan bahwa mereka tidak mengerti bagaimana harus menelaah

materi, pada akhirnya akan berdampak pada hasil evaluasi belajar siswa. Di samping itu,

lembaga sekolah pun terkadang tidak memperdulikan masalah ini, dengan prinsip asal

kurikulum tetap berjalan siapapun dan apapun latar belakang pendidikannya tidak menjadi

masalah. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab menurunnya mutu pendidikan,

dengan alasan tidak ada anggaran jika harus mencari guru baru yang sesuai dengan latar

belakang pendidikannya. Kemudian, karena ketersediaan sumber daya manusia yang minim,

maka pihak sekolah mengadakan perekrutan tenaga pengajar sementara hanya sebagai bentuk

pemenuhan kuota yang ditetapkan oleh pusat, sehingga tak jarang lulusan SMA/SMK pun

dapat menjadi tenaga pendidik. Jika peraturan tentang keprofesionalan seorang guru dalam

proses belajar mengajar selalu dianggap remeh, maka akan sangat mungkin penerus bangsa

ini akan semakin jauh untuk bersaing secara global dengan negara-negara lainnya. Terlebih

lagi, jika masih banyak para pendidik tetap memaksakan diri untuk mengampuh mata

pelajaran yang tidak sesuai dengan keahlian mereka, akan sangat mungkin mereka akan

tergeser dengan datanganya tenaga pendidik dari negara asing untuk membantu memperbaiki

mutu pendidikan dan hak mereka dalam mengembangkan diri mereka secara maksimal.

Dengan keadaan yang sangat memprihatinkan ini, pastinya kita berharap pemerintah

untuk lebih peduli dan membuat peraturan yang lebih tegas, agar mutu pendidikan di

Indonesia pada setiap jenjangnya memilki nilai yang tinggi dan layak untuk berkompetisi di

era globalisasi ini.


C. Penutup

Dari permasalahan yang telah dinyatakan sebelumnya dapat disimpulkan, bahwa mutu

pendidikan di Indonesia masih sangatlah rendah salah satu penyebabnya adalah kualitas

tenaga pendidiknya sendiri. Seperti yang diketahui, setiap tenaga pendidik yang profesional

haruslah sesorang yang menguasai bidang yang sesuai dengan materi yang akan diampuh.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan, dasar tenaga pendidik

yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Adapun solusi yang dapat

dilakukan untuk menghindari guru yang tidak sesuai dengan keahliannya antara lain;

1. Jika memang guru tersebut tidak memiliki keahlian yang sesuai sedangkan

ketersediaan tenaga pendidik terbatas, maka sebaiknya guru harus “distandarkan”

terlebih dahulu sesuai dengan bidang yang akan diampuh, dengan cara mengikuti

pelatihan pendidikan.

2. Jika suatu lembaga ingin melakukan suatu perekrutan, maka hendaknya menerima

guru yang memang sesuai dan ahli dengan bidang yang dibutuhkan.

3. Sebaiknya pemerintah melalui dinas pendidikan setempat melakukan survey lapangan

untuk mengetahui kebutuhan guru disetiap lembaga sekolah, lalu menepatkan guru

yang sesuai dengan kebutuhan.

4. Diadakannya pelatihan guru secara rutin, dengan tujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

Dengan solusi diatas tersebut, berharap kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia

perlahan akan membaik dan semakin meningkat sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Barizi, A. 2009. Menjadi Guru Unggul. Ar Ruzzmedia:Yogyakarta.

Mulayasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Serifikasi Guru. Remaja Rosdakarya:Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
LANDASAN-LANDASAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
(FENOMENA GURU YANG MENGAJAR TIDAK SESUAI DENGAN LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN)

Disusun Oleh:

Meggie Ullyah Mirianda (20186012019)

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2019

Anda mungkin juga menyukai