Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS PELANGGARAN KODE ETIK DAN PROFESIONAL GURU BK

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusun Oleh :

Keisya Ramadhanti Taufik

NPM : 2006104030046

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERISTAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. dalam proses pendidikan
di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar,
guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan
sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia
susila yang cakap, aktif, kreatif dan mandiri. Oleh sebab itu, tugas berat dari seorang guru ini
pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang
tinggi.

Peran guru sebagai pengajar dan pendidik mulai dipertanyakan. Misalnya sebagai
pencetak generasi penerus bangsa yang terampil dan bermoral belum sepenuhnya terwujud. Para
pelajar saat ini seakan menjauh dari kondisi ideal seperti yang diharapkan. Isu pendidikan
semakin tersorot publik, para pelajar dinilai mulai kehilangan kepekaan moral, tersihir oleh peri
kehidupan yang memburu selera dan kemanjaan nafsu, terjebak ke dalam sikap hidup instan,
tawuran antar pelajar dan pergaulan bebas.

Bisa dikatakan pendidikan tak lagi dianggap sebagai pionir kemajuan bangsa melainkan
hanya melambangkan kebobrokan bangsa. Berikut adalah beberapa uraian tentang analisis
fenomena pelanggaran kode etik profesi guru serta solusinya.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pelanggaran Kode Etik Profesi Guru,


2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pelanggaran Kode Etik Profesi Guru,
3. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Guru.
4. Untuk mengetahui kondisi profesionalisme guru di SMPN 4 MONTASIK
5. Untuk mengetahui strategi pengembangan sumber daya manusia dalam meningkatkan
profesionalisme guru di SMPN 4 MONTASIK
BAB II
KASUS DAN PEMBAHASAN

Pada pelanggaran kode etik di SMPN 4 montasik, guru ada yang kasar kepada siswa
sehingga para siswa siswa menjadi takut dan malas ke sekolah. Guru guru yang lain dan kepala
sekolah melihat fenomena itu akan tetapi semua diam saja. Murid murid melihat guru mereka
melakukan kekerasan didepan mata mereka sendiri.

Pada bagian Profesionalisasi guru Bk di sekolah SMPN 4 MONTASIK, Guru-guru telah


menjalankan tugasnya dengan semestinya. Yaitu mengajar dan mendidik peserta didiknya sesuai
dengan kemampuannya yang telah dia pelajari. Tapi masih ada beberapa guru yang mengajar
mata pelajaran yang bukan keahliannya seperti guru honorer yang pada dasarnya dia lulusan
pendidikan biologi, tetpi beliau mengajar mata pelajaran Prakarya. hal tersebut terjadi karena
kekurangan jam pelajaran atau karena kurangnya guru pada mata pelajaran tersebut.

A. DESKRIPSI FENOMENA

Fenomena pelanggaran kode etik guru yang terjadi di SMPN 4 MONTASIK yaitu guru
yang memperlakukan siswa dan siswi dengan kekerasan yang kita tau itu melanggar kode etik
guru. Siswa yang melihat itu dapat mencontoh dan menganggap itu hal yang wajar karena
gurunya sendiri yang melakukan itu kepada teman teman perempuannya. Hal ini terjadi karena
kurangnya kesadaran guru akan kode etik.
Fenomena yang tejadi pada profesionalisasi guru di SMPN 4 MONTASIK yaitu Guru
yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya, dimana beliau merupakan lulusan dari
pendidikan lain tetapi mengajar mata pelajaran lain. Dalam artian lain, seorang guru harusnya
mengajar sesuai dengan profesi beliau tidak mengajar materi lain yang tidak sesuai dengan
profesi beliau. karena hal tersebut dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan guru tersebut
sehingga siswa tidak menemukan titik terang dari mata pelajaran tersebut. Sehingga siswa tidak
dapat memahami secara maksimal materi pelajaran tersebut, hal itu terjadi disebabkan oleh guru
yang mengajar bukan pada materi pelajaran keahliannya. selain itu guru juga dapat
mengakibatkan lingkungan kelas yang tidak kondusif karena siswa akan mengalami kebosanan
pada mata pelajaran tersebut hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengatahuan guru pada
mata pelajaran tersebut sehingga guru tidak dapat membuat media pembelajran yang menarik
untuk membangkitkan semangat muridnya.

B. ANALISIS FENOMENA DITINJAU DARI SEBAB AKIBAT

Terdapat beberapa kode etik guru yang dilanggar oleh guru yang melakukan kekerasan,
beberapa hal tersebut adalah:

 Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang berpancasila

Dalam hal ini tidak mendidik muridnya dengan baik, dan tidak membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila. Melalui jalan penyelesaian masalah yang dilaluinya,
meninggalkan memori ajaran yang tidak baik, tidak hanya kepada saksi mata, tetapi juga
terhadap siswa-siswa lainnya. Seorang guru seperti ini tidak mungkin membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila, sebab dirinya tidak melaksanakan pancasila.

 Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap Pendidikan

Dengan adanya kejadian ini, tentu saja menciptakan hubungan yang tidak baik antara Guru,
orang tua korban, orang tua murid yang lain, serta masyarakat disekitar sekolah. Jangankan
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan, kerukunan
dalam kehidupan keseharian saja akan sulit dijaga.

Dan dengan sikap yang profesional guru disekolah dapat menciptakan suasana sekolah
sebaik baiknya yang dapat menunjang berhasilnya proses belalajar mengajar disekolah. Sehingga
dengan adanya sikap professional guru disekolah ini dapat menutupi beberapa kekurangan yang
memang sangat dibutuhkan disekolah seperti kekurangan guru mata pelajaran sehingga
kekosongan guru pada mata pelajaran tersebut tercukupi dan sesuai dengan kurikulum yang
diterapkan disekolah. Profesionalnya seorang guru ini dapat sangat membantu para peserta didik
untuk memenuhi standar pembelajaran yang seharusnya didapat dalam masa pendidikan mereka,
sehingga jam pembelajaran yang diikuti para peserta didik tidak terbuang dengan sia-sia.

C. REKOMENDASI INTERVENSI DAN PENANGANAN

Intervensi dan juga penanganannya yang dapat lakukan oleh sekolah dapat berupa seperti
Penguatan SDM sekolah direalisasikan dengan memberi penguatan kepada Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif
(coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemendikbudristek. Jenis
pelatihan yang diberikan kepada Kepala Sekolah, Guru, dan Penilik sekolah berupa pelatihan
implementasi pembelajaran dengan paradigma baru dan pelatihan kepemimpinan. Sedangkan
pendampingan dari Kemendikbudristek berupa In-house training, lokakarya tingkat
Kabupaten/Kota, komunitas belajar, dan program coaching baik secara 1-on-1 maupun
berkelompok. Selain itu, satuan pendidikan juga diberikan penguatan dan pendampingan terkait
implementasi teknologi yang terdiri dari literasi teknologi, platform pengembangan kompetensi
dan profil guru, platform pemberdayaan guru, platform sumber daya sekolah, dan platform rapor
pendidikan. Dan Perencanaan berbasis data menjadi salah satu intervensi yang diberikan kepada
satuan pendidikan. Perencanaan berbasis data dapat diwujudkan melalui program manajemen
berbasis sekolah dimana sekolah membuat perencanaan berdasarkan refleksi sekolah. Bahan
refleksi diri sekolah berasal dari laporan sekolah yang potret kondisi mutu pendidikan. Setelah
melakukan refleksi diri, sekolah membuat perencanaan program perbaikan yang akan dikaji lebih
lanjut pada sesi pendampingan oleh UPT dan atau pelatih ahli.

Dengan adanya solusi juga intervensi yang dilakukan diharapkan proses pembelajaran
dan juga manajemen sekolah dapat dilakukan dengan sistematis dan sesuai dengan data yang
didapat. Sehingga kebutuhan yang dibutuhkan peserta didik juga dapat terpenuhi dan sesuai
dengan hak hak yang seharusnya didapat oleh peserta didik disekolah. Dengan penanganan ini
guru tidak harus melanggar kode etik yang seharusnya diikuti dan keluar dari jalurnya, sehingga
setiap tenanga pendidik disekolah mendapatkan bagiannya begitu pula dengan peserta didik yang
yang mendapatkan haknya sesuai dengan kebutuhannya.
KESIMPULAN

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. dalam proses pendidikan
di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar,
guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan
sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia
susila yang cakap, aktif, kreatif dan mandiri. Oleh sebab itu, tugas berat dari seorang guru ini
pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang
tinggi

Pada pelanggaran kode etik di SMPN 4 montasik, guru ada yang kasar kepada siswa
sehingga para siswa siswa menjadi takut dan malas ke sekolah. Guru guru yang lain dan kepala
sekolah melihat fenomena itu akan tetapi semua diam saja. Murid murid melihat guru mereka
melakukan kekerasan didepan mata mereka sendiri.

Dengan adanya penangan yang dilakukan diharapkan proses pembelajaran dan juga
manajemen sekolah dapat dilakukan dengan sistematis dan sesuai dengan data yang didapat.
Sehingga kebutuhan yang dibutuhkan peserta didik juga dapat terpenuhi dan sesuai dengan hak
hak yang seharusnya didapat oleh peserta didik disekolah.

Anda mungkin juga menyukai