Anda di halaman 1dari 12

KOMPONEN EVALUASI PROGRAM DAN LAYANAN BK

(KOMPREHENSIF) DAN KOMPONEN LAYANAN BK


(INDIVIDU, KELOMPOK, KLASIKAL)

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu
Dr. Awalya, M.Pd., Kons.

Oleh

Hafida Fifi Anggraini (1301419036)


Dania Mazidatur Rohmah (1301419061)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dangan apa yang kami harapkan.

Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi apa yang
menjadi tugas kami sebagai mahasiswa Bimbingan dan Konseling dalam mata
kuliah Evaluasi dan Supervisi BK yang membahas tentang “Komponen Evaluasi
Program dan Layanan BK”.

Atas terselesainya makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu
Dr. Awalya, M.Pd., Kons. selaku dosen mata kuliah Evaluasi dan Supervisi BK
yang telah membimbing kami, serta semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pribadi
khususnya dan pembaca umumnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan pengetahuan kita tentang “Komponen Evaluasi
Program dan Layanan BK”.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami mohon
maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang kurang berkenan.

Semarang, 13 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I .......................................................................................................................4

PENDAHULUAN ...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................5

1.3 Tujuan ........................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN ......................................................................................................6

2.1 Komponen Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif......6

2.1.1 Pengertian BK Komprehensif ............................................................................ 6


2.1.2 Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif ........................ 6
2.1.3 Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Sekolah .......... 7
2.2 Komponen Layanan BK (Individu, Kelompok, Klasikal) .............................7

2.2.1 Layanan Konseling Individu .............................................................................. 7


2.2.2 Layanan Konseling Kelompok........................................................................... 8
2.2.3 Layanan Konseling Klasikal .............................................................................. 9
BAB III ..................................................................................................................11

PENUTUP .............................................................................................................11

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konselor sekolah atau guru BK dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling
di sekolah perlu menjadi tokoh sentral dalam mengembangkan potensi siswa di sekolah
sebagai peserta didik calon penerus bangsa. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan
konseling harus tersusun secara komprehensif dalam program bimbingan dan konseling
komprehensif. Sesuai amanat Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 dalam kompetensi
Profesional Konselor terdapat beberapa item yaitu bahwa konselor (1) menguasai konsep
dan praksis asesmen untuk memenuhi kondisi kebutuhan dan maslah konseli, (2)
menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling, (3) merancang program
bimbingan dan konseling, (4) mengimplementasikan program bimbingan dan konseling
komprehensif, (5) menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling, (6) memliki
kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional, (7) menguasai konsep dan praksis
penelitian dalam bimbingan dan konseling.
Kemudian dalam Permendikbud 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling
pada Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa konselor dapat mengimplementasikan
program bimbingan dan konseling komprehensif dalam layanan bimbingan dan konseling
di Indonesia saat ini menggunakan pola bimbingan dan konseling komprehensif.
Komponen program bimbingan dan konseling komprehensif menurut Gybers (2012)
dalam Supriyanto dan Irwan (2016) adalah layanan dasar, prencanaan individual, layanan
responsif dan dukungan sistem. Muara dari pelaksaan program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah memfasilitasi siswa mencapai perubahan positif dan
memungkinkan siswa mencapai kemandirian hidup (Shertzer & Stone, 1981).
Kondisi ideal yang tejadi di lapangan belum sepenuhnya terlaksana. Berbagai macam
masalah muncul dalam hal pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang seharusnya
dilaksanakan secara profesional. Beberapa penelitian menemukan konselor belum bisa
melaksanakan program konseling seperti yang diharapkan. Fenomena tersebut
menunjukkan adanya kesenjangan antara standar dan kriteria sebagai kondisi ideal dengan
fakta dilapangan dalam hal pelaksanaan program bimbingan dan konseling oleh konselor.
Perlu upaya dari konselor atau pihak-pihak terkait untuk mengatasi adanya kesenjangan

4
tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan evaluasi pelaksanaan
program bimbingan dan konseling komprhensif. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan
dan konseling komprhensif sebagai upaya pemenuhan kebutuhan terhadap perbaikan
kualitas dari kompetensi profesional konselor. Sehingga berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprhensif di sekolah dapat diberikan
sebuah rekomendasi sebagai upaya perbaikan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di sekolah kepada konselor.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi komponen evaluasi program bimbingan dan konseling
komprehensif?
2. Apa yang dimaksud komponen layanan BK individu, kelompok, dan klasikal?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui komponen evaluasi program bimbingan dan konseling


komprehensif
2. Untuk mengetahui komponen layanan bk individu, kelompok, dan klasikal

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif


2.1.1 Pengertian BK Komprehensif
Program BK komprehensif merupakan susunan lengkap dari sebuah tindakan yang
di desain untuk memberikan ‘intervensi’ dan pelayanan secara menyeluruh dengan
tujuan yang jelas (Dimmitt, 2009). Tindakan yang direncanakan secara jangka pendek
atau panjang (Sukardi, 2013). Sedangkan komprehensif artinya menyeluruh. Dengan ini,
maka yang dimaksud dengan program BK komprehensif di sekolah Indonesia adalah
semua tindakan untuk memberi pelayanan pada siswa baik bersifat jangka pendek
maupun panjang. Model ini berisi kerangka kerja yang menyeluruh atau melibatkan
banyak pihak dan menjadikan program BK lebih dapat menjangkau lebih aspek luas.

2.1.2 Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Program bimbingan dan konseling komprehensif memiliki komponen-komponen
yang tertuang dalam Permendikbud No. 111 tahun 2014, yaitu :
1. Pelayanan dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok
yang dirancang dan dilaksanakan secara sisitematis dalam rangka mengembangkan
kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan
2. Pelayanan responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik atau konseli yang
menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera agar peserta didik
tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok,
konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
3. Perencanaan individual
Layanan perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik atau konseli
agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang
berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tenatng

6
kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
4. Dukungan sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingandan konseling
secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik / konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta
didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.

2.1.3 Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Sekolah


Program bimbingan dan konseling yang diselenggarakan di sekolah menengah, atas
dasar Permendikbud No. 111 Tahun 2014 yaitu bertujuan untuk pengembangan potensi
peserta didik secara optimal. Kemudian layanan bimbingan dan konseling memiliki
tujuan untuk membantu konseli mencapai perkembangan optimal dan kemudian secara
utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial dan karir. Sehingga dengan terlaksananya
layanan bimbingan dan konseling, siswa dapat mengembangkan potensi dan
kompetensinya secara optimal. Program bimbingan dan konseling disusun oleh konselor
dengan perencanaan yang didasarkan pada siswa. Jika program bimbingan dan konseling
dapat dilaksanakan dengan baik, maka siswa dapat mengembangkan potensi dan
kompetensi secara optimal. Sebaliknya, jika program bimbingan dan konseling tidak
dilaksanakan dengan baik, maka potensi dan kompetensi siswa akan tidak berkembang
secara optimal. Oleh karena itu, jika di evaluasi akan dapat diketahui kesenjangan antara
pelaksanaan dan kondisi ideal dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

2.2 Komponen Layanan BK (Individu, Kelompok, Klasikal)

2.2.1 Layanan Konseling Individu


Layanan Konseling Individual yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya. Layanan konseling individual merupakan
layanan yang diselenggarakan oleh seorang guru Bimbingan dan Konseling
(konselor) terhadap seorang siswa dalam rangka pengentasan masalah pribadi
konseli. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara konseli
dan konselor, membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami konseli.
Pembahasan tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang diri
7
konseli. Dalam konseling individual guru BK /konselor memberikan ruang dan
suasana yang memungkinkan konseli membuka diri setransparan mungkin. Dalam
suasana seperti itu, ibaratnya konseli sedang berkaca. Melalui “kaca” itu konseli
memahami kondisi diri sendiri dan lingkungannya serta permasalahan yang
dialami, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta kemungkinan upaya untuk
mengatasi masalahnya itu. Hasil “berkaca” itu mengarahkan dan menggerakkan
konseli untuk segera dan secermat mungkin melakukan tindakan pengentasan atas
kekurangan dan kelemahan yang ada pada dirinya.

Tujuan Konseling Individual

Tujuan layanan konseling individual adalah terentaskannya masalah yang dialami


konseli. Apabila masalah konseli itu dicirikan sebagai suatu yang ingin
dihilangkan, dan/atau sesuatu yang dapat menghambat atau menimbulkan
kerugian, maka upaya pengenatasan masalah konseli melalui konseling individual
akan mengurangi intensitas ketidaksukaan atas keberadaan sesuatu yang dimaksud
atau meniadakan keberadaan sesuatu yang dimaksud, dan/atau mengurangi
intensitas hambatan dan/atau kerugian yang ditimbulkan oleh suatu yang
dimaksudkan itu. Dengan layanan konseling individual beban konseli diringankan,
kemampuan konseli ditingkatkan, potensi konseli dikembangkan

Fungsi Layanan Konseling Individual

Fungsi utama layanan konseling individual yang sangat dominan adalah fungsi
pengentasan. Namun secara menyeluruh konseling individual meliputi juga
fungsi-fungsi lainnya: (a) pemahaman, (b) fungsi pengembangan/pemeliharaan, (c)
fungsi pencegahan, (d) fungsi advokasi.

2.2.2 Layanan Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.
Dinamika kelompok ialah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak,
yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok (Prayitno
dalam Vitalis, 2008:63).
Layanan konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis,
terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina, dalam suatu kelompok
8
kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana
komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan
hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik (Winkel dan
Hastuti, 2004:198).
Tujuan Konseling Kelompok
Tujuan konseling kelompok antara lain (Prayitno dalam Vitalis, 2008:63):
- Melatih siswa agar berani bicara dihadapan orang banyak
- Melatih siswa dapat bertoleransi dengan temannya
- Mengembangkan bakat dan minat masing-masing
- Mengentaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelompok
- Melatih siswa untuk berani melakukan sharing dalam kelompok

Selain itu, tujuan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan


sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya. Melalui konseling
kelompok hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan
komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga
kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara optimal
(Tohirin, 2007:181).

2.2.3 Layanan Konseling Klasikal


Direktorat jendral peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
departemen pendidikan nasional 2007: 40 menjelaskan bahwa “layanan bimbingan
klasikal adalah suatu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut guru
BK untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa didik di kelas secara
terjadwal”. Bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang digunakan untuk
mencegah masalah-masalah perkembangan, meliputi: informasi pendidikan,
pekerjaan, personal, dan sosial yang dilaksanakan dalam bentuk pengajaran
sistematis dalam ruang kelas yang berisi antara 20-25 siswa dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman diri dan orang lain serta perubahan sikap dengan
menggunakan media dan dinamika kelompok

Bimbingan klasikal merupakan layanan dasar bagi peserta didik yang berfungsi
untuk mencegah masalah belajar, karir, pribadi, dan sosial dengan memanfaatkan

9
media dan dinamika kelompok yang terdiri antara 25-40 siswa, sehingga siswa
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

Tujuan Layanan Konseling Klasikal

Dalam konteks peminatan, secara spesifik pelayanan bimbingan dan konseling


mempunyai tujuan agar peserta didik dapat:
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya di masa yang akan datang;
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin;
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya;
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Fungsi Layanan Bimbingan Klasikal

Layanan bimbingan klasikal mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai


berikut :

a. Dapat terjadinya interaksi sehingga saling mengenal antara Guru Bimbingan


dan Konseling atau konselor dengan peserta didik atau konseli
b. Dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi langsung
antara Guru Bimbingan Konseling dengan peserta didik, khusus bagi peserta
didik dapat menyampaikan permasalahan kelas atau pribadi atau curhat di
kelas.
c. Dapat terjadinya kesempatan bagi Guru Bimbingan Konseling melakukan
tatap muka, wawancara dan observasi terhadap kondisi peserta didik dan
suasana belajar di kelas.
d. Sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya pencegahan,
penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan pikiran,
perasaan, dan kehendak serta prilaku peserta didik.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling komperhensif tersendiri memiliki komponen meliputi
antara lain layanan dasar, layanan responsif,, layanan individual serta dukungan sistem.
Keempat komponen tersebut selanjutnyaa dijabarkan kedalam kerangka kerja. Kerangka
kerja dijadikan sebagai panduan dalam menjalankan tugas bagi guru BK.. Evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif ini sebagai upaya dari
peningkatan kompetensi profesional konselor, maka dari itu berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara komprehensif di sekolah, dapat
diberikan rekomendasi sebagai upaya peningkatan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling kepada konselor. Evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu program, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif atau pilihan yang tepat dalam mengambil sebuah
keputusan. Program bimbingan dan konseling dilaksanakan konselor dengan baik, maka
siswa dapat mengembangkan potensi dan kompetensi secara optimal. Profesionalisme
konselor sekolah dapat diketahui melalui hasil pelaksanaan program bimbingan dan
konseling. Maka perlu adanya evaluasi secara proses, hasil, dan refleksi diri dalam diri
konselor.

11
DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto, A., Handaka, I. B. (2016). PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI


PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH.
Seminar Nasional LP3M : Membangun Karakter untuk Memperkokoh Persatuan dan
Kesatuan Bangsa.
Permendikbud No 111 tahun 2014
Vitalis DS. (2008). Layanan Konseling Kelompok. Diktat Mata Kuliah Bimbingan Konseling
IKIP PGRI Madiun
Winkel dan Sri Hastuti. (2008). Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta
Sudrajat, A. (2009). Layanan Konseling Individual. Diunduh tanggal 28 September 2021 pada
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/01/12/proses-layanan-konseling-
individuall/
Saputra, H. (2015). Layanan Klasikal. Diakses 30 September 2021 pada
https://hasanbk.blogspot.com/2015/04/layanan-klasikal.html
Sakura, A. (2014). Rumah Konselor : Makalah Bimbingan Klasikal. Diakses pada 30
September 2021 pada https://gazebokonseling.blogspot.com/2014/10/teori-
konstruktivis-dan-implikasinya.html
Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal. Diunduh tanggal 30 September 2021
pada https://text-id.123dok.com/document/wyeemrley-layanan-bimbingan-dan-
konseling-format-klasikal.html

12

Anda mungkin juga menyukai