Selatan
MAKALAH
Disusun Oleh:
Hijria 170111841529
Muhammad Danivul Haq 170111841573
Oktavia Arista 170111841510
Zulva Zannatin Alia 170111841513
Halaman
Halaman Judul …………………………………………………………………........ i
Daftar Isi …………………………………………………………………........ ii
Daftar Tabel …………………………………………………………………........ iii
Daftar Gambar ................................................................................................ …...... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………….............. 1
1.2 Topik Pembahasan………………………………………......... 2
BAB II PEMBAHASAN
2
..........
2.6 Panduan Untuk Mengevaluasi Program Perkembangan 25
Komprehensif Bimbingan Dan Konseling ................................
2.6.1. Evaluasi memiliki proses dengan delapan langkah ...... 25
2.6.2. Siklus Pengembangan Program …................................ 26
2.7 Panduan Evaluasi ADEPT untuk Konselor Sekolah …......... 35
2.7.1. Tujuan ….............….............….............….............…....... 35
2.7.2. Performance Dimenssion ….............….............…............ 35
PD 1: Perencanaan Jangka Panjang ............. ............. ............. 35
PD 2: Perencanaan Jangka Pendek - Bimbingan dan Kegiatan
36
Konseling............. ............. ............. ............. ............. .............
PD 3: Pengembangan dan Penggunaan Penilaian ..................... 36
PD 4: Memberikan Bimbingan dan Pelayanan Konseling ....... 36
PD 5: Memberikan Layanan Konsultasi ............. ............. ...... 36
PD 6: Layanan Bimbingan dan Konseling Koordinasi ............. 36
PD 7: Memenuhi Tanggung Jawab Profesional............. ......... 36
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ….............….............….............….............….......….............….............…......... 22
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ….............….............….............….............….......….............….............…..... 25
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai suatu sistem, program layanan bimbingan dan konseling tentunya meliputi beberapa
hal di antaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Dalam hal ini ketiga hal tersebut
senantiasa saling berkaitan dan berkesinambungan.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa suatu hasil senantiasa dipengaruhi oleh perencanaan,
begitu pun pelaksanaan juga memiliki peran yang sangat dominan. Selain itu, kedua hal tersebut
akan terlihat manakala proses evaluasi berjalan dengan baik. Dengan demikian, evaluasi dari
pelaksanaan program layanan bimbingan ini hendaknya dipersiapkan dengan seksama.
Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk
mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari evaluasi ini adalah suatu
usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan
para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan
bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung
berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk
memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan.
Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan
bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk
memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
Oleh sebab itu dalam makalah ini akan sedikit dipaparkan hal yang perlu diperhatikan dari
aspek-aspek evaluasi program bimbingan dan konseling disekolah sesuai dengan hal yang
tertuang dalam materi The South Carolina Comprehensive Developmental Guidance and
Counseling Program Model.
1
2.1.Pengantar Model Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif South Carolina
2.2.Model Pengembangan Program Bimbingan Konseling Komprehensif
2.3.Tanggung Jawab Konselor Sekolah
2.4.Standar Kurikulum Bimbingan
2.5.Akuntabilitas Bimbingan
2.6. Panduan Untuk Mengevaluasi Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif
2.7. Panduan Evaluasi Adept Untuk Konselor Sekolah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Guru, yaitu untuk membantu mereka memahami tujuan dari program bimbingan dan
konseling dan mempertahankan kolaborasi guru dan konselor untuk keuntungan
maksimal siswa;
Kepala sekolah, yaitu untuk membantu mereka berkolaborasi dengan konselor untuk
merancang dan memberikan program bimbingan dan konseling yang berkualitas dan
untuk membantu konselor dalam melaksanakan program;
Administrator seperti pengawas, asisten pengawas, direktur direksi, dan direktur
kurikulum, yaitu untuk membantu mereka memberikan dukungan yang sesuai untuk
upaya pengembangan program bimbingan dan konseling, dan untuk menetapkan
prosedur yang meningkatkan efektivitas program bimbingan dan konseling;
Dewan Pendidikan, yaitu untuk membantu mereka menetapkan kebijakan untuk
program bimbingan dan konseling yang efektif di sekolah mereka;
Pendidik Konselor, yaitu untuk membantu mereka dengan instruksi dan
pengembangan calon konselor sekolah.
4
Program bimbingan dan konseling pengembangan yang komprehensif
bukanlah layanan pendukung namun merupakan bagian integral dari
keseluruhan program pendidikan.
Program bimbingan dan konseling yang sesuai perkembangan memberikan
manfaat penting bagi siswa individual dengan menangani kebutuhan
intelektual, emosional, sosial, dan psikologis mereka.
5
Dengan memenuhi tujuan sekolah dasar dan menengah, program bimbingan
dan konseling di sekolah menengah membantu siswa menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab yang dapat mengembangkan rencana kehidupan yang realistis
dan memuaskan berdasarkan pemahaman kebutuhan tentang diri mereka, minat,
dan keterampilan mereka.
6
2.1.2.5. Komponen Program
Komponen program bimbingan dan konseling pengembangan
komprehensif mengatur kerja konselor menjadi empat komponen utama: panduan
kurikulum, perencanaan individu, layanan responsif, dan dukungan sistem.
Komponen panduan kurikulum, mencakup pengalaman terstruktur yang
disajikan secara sistematis melalui kegiatan kelompok besar dan kecil dari PAUD
sampai kelas dua belas. Kurikulum menekankan pada pengambilan keputusan,
pemahaman diri, pengembangan karir, dan peningkatan kemampuan belajar.
Komponen perencanaan individu, mencakup kegiatan konseling untuk
membantu semua siswa dalam merencanakan, memantau, dan mengelola prestasi
akademik mereka sendiri serta pengembangan pribadi dan karir mereka.
Perencanaan individu menekankan interpretasi tes dan konseling pendidikan
termasuk perencanaan kantata dan karir.
Komponen layanan responsif, memenuhi kebutuhan dan keprihatinan
siswa. Layanan semacam itu mencakup konseling pribadi; konseling krisis; rujukan
keagenan; konsultasi dengan orang tua, guru, dan profesional lainnya; dan
kelompok pendukung.
Komponen pendukung sistem, mencakup kegiatan pengelolaan bimbingan
tidak langsung yang menjaga dan meningkatkan total program bimbingan dan
konseling. Tanggung jawab konselor bimbingan dalam komponen ini mencakup
hubungan staf dan masyarakat, proyek penelitian khusus, komite, pengembangan
profesional, dan tim dukungan siswa.
7
Memperluas pengetahuan tentang dunia kita yang terus berubah
Meningkatkan kesempatan untuk interaksi konselor-siswa
Meningkatkan kesempatan untuk layanan konseling yang konsisten
sepanjang tahun ajaran
Memantau data untuk memudahkan peningkatan siswa
2.1.3.2. Manfaat untuk Orang Tua
Memberikan dukungan dalam mengadvokasi pengembangan akademik,
karir dan pribadi / sosial anak-anak mereka
Mendukung kemitraan dalam pembelajaran dan perencanaan karir anak-
anak mereka
Meningkatkan kesempatan untuk komunikasi antar sekolah
Meningkatkan pengetahuan tentang bantuan dan informasi orang tua dan
siswa dapat diterima dari konselor dan sekolah
2.1.3.3. Manfaat bagi Administrator
Menyediakan struktur program panduan pengembangan dan komprehensif
dengan konten khusus
Menyediakan sarana untuk mengevaluasi program bimbingan dan personil
yang melaksanakan program
Meningkatkan citra program bimbingan dan sekolah di masyarakat
Mempromosikan akuntabilitas program
Mempromosikan program yang responsif terhadap kebutuhan siswa dan
sekolah
Menyediakan kurikulum panduan sekolah yang proaktif untuk memenuhi
kebutuhan siswa dan meningkatkan iklim sekolah
2.1.3.4. Manfaat bagi Guru
Mendorong hubungan kerja yang positif dan mendukung
Mendukung pendekatan tim interdisipliner untuk memenuhi kebutuhan
dan standar inti dan kompetensi siswa
Meningkatkan kemungkinan keberhasilan akademis
Mendukung lingkungan belajar
8
2.1.3.5. Manfaat bagi Dewan Pendidikan Lokal
Memberikan jaminan bahwa program bimbingan dan konseling
komprehensif yang komprehensif tersedia bagi semua siswa
Menyediakan dasar untuk menentukan alokasi dana
Menyediakan alasan berdasarkan data untuk menerapkan program
konseling sekolah
Mengartikulasikan kredensial dan rasio kepegawaian yang sesuai
2.1.3.6. Manfaat untuk Bisnis, Industri, dan Tenaga Kerja
Menyediakan tenaga kerja potensial dengan keterampilan membuat
keputusan, keterampilan pra-kerja dan kematangan pekerja meningkat
Menyediakan peningkatan kesempatan untuk kolaborasi antara konselor
dan bisnis, industri dan masyarakat buruh
Meningkatkan peran konselor sebagai nara sumber
Meningkatkan kesempatan bagi bisnis, industri dan tenaga kerja untuk
berpartisipasi aktif dalam total program sekolah
2.1.3.7. Manfaat bagi Personel Konseling
Menyediakan peran dan fungsi yang jelas
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam melakukan fungsi konseling
Mendukung akses ke setiap siswa
Menyediakan alat untuk pengelolaan program, implementasi, dan
akuntabilitas
Menguraikan tanggung jawab yang jelas untuk standar siswa tertentu
Berusaha menghilangkan kegiatan program konseling non-sekolah
Mempromosikan partisipasi tim kurikulum interdisipliner
Menghubungkan sekolah dengan sumber daya masyarakat untuk
penyediaan layanan khusus dengan biaya efektif
Memastikan kontribusi program konseling sekolah terhadap misi sekolah
2.1.4. Standar Program
2.1.4.1. Kegiatan dan pengalaman terstruktur, perkembangan dan
pengalaman disajikan secara sistematis dalam kegiatan individu dan
9
kelompok kepada siswa di PAUD kanak-kanak sampai kelas dua
belas.
Indikator:
10
2.1.4.3. Siswa dan orang tua/wali diberi kesempatan untuk mengembangkan,
memantau, dan mengelola rencana pendidikan dan karir siswa.
A. Kegiatan dan prosedur memberikan program pengembangan karir yang
komprehensif di tingkat SD, SMP / MTs.
B. Pengembangan karir sebagaimana didefinisikan oleh Undang-Undang
Pembangunan Pendidikan dan Pembangunan Ekonomi tahun 2005
didefinisikan sebagai proses prekindergarten-through-grade-twelve.
C. Sistem perencanaan akademik dan karir memungkinkan siswa kelas enam
sampai dua belas untuk mengeksplorasi, mencatat, memantau, dan
memperbarui rencana akademis dan karir mereka saat mereka maju melalui
sekolah dan membuat keputusan terkait.
D. Sumber informasi pendidikan dan karir tersedia bagi siswa.
E. Konselor sekolah menghabiskan sejumlah waktu untuk melaksanakan
tanggung jawab mereka dalam membantu siswa mengembangkan rencana
akademik dan karir. Persentase waktu yang disarankan adalah SD, 5-10
persen; menengah / junior, 15-25 persen; dan SMA, 25-35 persen.
11
prosedur yang tepat untuk memelihara, meningkatkan, dan
mengevaluasi program bimbingan dan konseling kabupaten.
A. Rencana bimbingan dan konsultansi pembangunan komprehensif yang
mencakup definisi program bimbingan dan konseling, sebuah pernyataan
filosofi program, tujuan dan sasaran, kegiatan pemberian layanan dan
prosedur untuk mengevaluasi program bimbingan dan konseling, telah
diadopsi oleh dewan pengurus daerah.
B. Program bimbingan dan konseling kabupaten diarahkan oleh orang yang
memiliki sertifikasi dan bimbingan konseling sekolah dan pengalaman
konseling.
C. Anggaran bimbingan dan konseling yang menyediakan sumber informasi
dan teknis yang memadai telah dikembangkan dengan masukan dari staf
konseling.
D. Komite penasihat tingkat sekolah dan kabupaten, yang terdiri dari anggota
sekolah dan masyarakat, telah dibentuk untuk meninjau kembali kegiatan
program bimbingan dan konseling.
E. Uraian tugas konselor sekolah didasarkan langsung pada tugas-tugas yang
terlibat dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling yang
komprehensif di kabupaten ini.
F. Konselor sekolah di distrik sedang diawasi dan dievaluasi sesuai dengan
pedoman negara.
G. Distrik mengevaluasi program bimbingan dan konseling secara reguler.
H. Bimbingan fasilitas, peralatan, dan bahan sumber daya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tujuan program bimbingan dan penyuluhan disediakan.
Fasilitas bimbingan memberikan privasi dan kerahasiaan.
I. Standar etika, hukum, dan profesional untuk konselor sekolah disertakan
dalam program bimbingan dan konseling yang komprehensif di kabupaten
ini.
12
2.2. GAMBARAN UMUM MODEL PENGEMBANGAN BIMBINGAN DAN
KONSELING KOMPREHENSIF
13
Penilaian Individu: Penasihat bekerja dengan siswa yang menganalisis dan
mengevaluasi kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi siswa. Uji informasi dan
data lainnya merupakan dasar untuk membantu siswa mengembangkan rencana jangka
pendek dan jangka panjang.
Penasihat Individu: Penasihat bekerja dengan siswa menggunakan informasi
personal-sosial, pendidikan, karir, dan pasar tenaga kerja dalam merencanakan tujuan
pribadi, akademis, dan karir. Keterlibatan siswa, orang tua / wali, dan sekolah sangat
penting dalam merencanakan program yang memenuhi kebutuhan setiap siswa.
Penempatan: Konselor membantu siswa dalam melakukan transisi dari sekolah ke
sekolah, sekolah ke tempat kerja atau sekolah hingga pendidikan dan pelatihan
tambahan.
Alokasi Waktu yang disarankan:
SD = 5 % - 10%
SMP = 15 % - 25 %
SMA = 25% - 35 %
14
Konseling Krisis: Konseling dan dukungan diberikan kepada siswa yang menghadapi
situasi darurat. Konseling semacam itu biasanya bersifat jangka pendek dan sementara.
Bila perlu, sumber rujukan yang tepat digunakan.
Rujukan: Konselor menggunakan sumber rujukan untuk menghadapi krisis seperti
bunuh diri, kekerasan, penganiayaan, dan penyakit terminal. Sumber rujukan ini bisa
meliputi:
Agen Kesehatan Mental
Program Ketenagakerjaan dan Pelatihan
Rehabilitasi Kejuruan
Layanan Remaja
Layanan sosial
Alokasi Waktu yang disarankan:
SD = 30 % - 40%
SMP = 30 % - 40 %
SMA = 25% - 35 %
15
Dewan Penasehat: Konselor bertugas di komite kurikulum departemen, komite
masyarakat atau dewan penasehat untuk memastikan bahwa program bimbingan dan
konseling terus menjadi bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan.
Penjangkauan Masyarakat: Penasihat memanfaatkan sumber daya masyarakat dan
agen rujukan, situs lapangan, kesempatan kerja, dan informasi pasar tenaga kerja lokal
untuk mendukung keseluruhan program bimbingan dan konseling.
Manajemen Program dan Operasi: Konselor memberikan tugas perencanaan dan
pengelolaan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan dalam
program bimbingan dan bimbingan pengembangan yang komprehensif. Ini termasuk
tanggung jawab yang perlu dipenuhi sebagai anggota staf sekolah.
Penelitian, Pengembangan, dan Akuntabilitas: Untuk memastikan akuntabilitas,
konselor mengevaluasi data agar terus mengembangkan dan memperbarui kegiatan
dan sumber belajar bimbingan dan konseling.
16
17
18
2.3. TANGGUNG JAWAB PEKERJAAN KONSELOR SEKOLAH
Konselor sekolah profesional menerima tanggung jawab untuk membantu semua siswa
melalui program bimbingan dan konseling pengembangan komprehensif yang disusun secara
sistematis. Mereka juga menghargai setiap siswa, serta berusaha untuk memahami latar belakang
masing-masing siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaannya saat ini, dan
mempertahankan optimisme tentang masa depan setiap siswa.
Konselor sekolah mendekati siswa, orang tua, guru, dan orang lain dengan kehangatan
dan pengertian, sikap menerima dan optimis tentang potensi orang, dan kepercayaan bahwa
orang dapat berubah dengan cara yang positif. Mereka berkomitmen terhadap perubahan dan
pertumbuhan pribadi, tidak hanya pada orang lain, tapi juga pada diri mereka sendiri. Mereka
memiliki kemampuan untuk berhubungan dan berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang
dari semua umur dan latar belakang budaya. Konselor memiliki tingkat kesadaran diri yang
19
tinggi terhadap nilai, pengetahuan, keterampilan, dan batasan mereka sendiri, dan tidak tahu
untuk bertindak melampaui batas kualifikasi profesional mereka. Bila konselor yang
menunjukkan karakteristik dan kompetensi pribadi ini dipilih untuk pekerjaan, kemungkinan
untuk memiliki program bimbingan dan konseling yang efektif meningkat.
Hal ini bermanfaat bagi administrator sekolah, fakultas, orang tua, dan masyarakat untuk
memiliki pemahaman yang jelas tentang peran seorang konselor sekolah dalam melaksanakan
program bimbingan dan konseling. Mereka harus memenuhi konselor sekolah bersertifikat
sepenuhnya berfungsi secara profesional dan akuntabel dalam enam peran dasar, yaitu:
Peran Konselor komponen program
1. Manajemen program
Merencanakan, menerapkan, dan
Sistem Pendukung
mengevaluasi program panduan
komprehensif, termasuk layanan
konseling
Mengawasi kegiatan pegawai
klerikal
Sistem Pendukung
2. Bimbingan
Mengkoordinasikan panduan
panduan kurikulum
kurikulum pengembangan
sekolah
Membantu guru dalam
menginstruksi topik / isu yang
panduan kurikulum
terkait dengan panduan
Panduan individu dan
kelompok siswa melalui
pengembangan pendidikan,
Rencana Individual
karir, dan rencana pribadi
20
3. Konseling
Mintalah setiap siswa dengan
Layanan Responsif
kebutuhan / keprihatinan
pribadi
Konseling kelompok kecil
siswa dengan kebutuhan /
Layanan Responsif
kekhawatiran pribadi
Gunakan teori dan teknik yang
diterima sesuai dengan
konseling sekolah
Layanan Responsif
meningkatkan pekerjaan
mereka dengan siswa
5. Koordinasi
Berkoordinasi dengan personil
Layanan Responsif
sekolah dan masyarakat untuk
mengumpulkan sumber daya
bagi siswa
Gunakan proses rujukan yang
efektif untuk membantu siswa
dan orang lain menggunakan Layanan Responsif
program dan layanan khusus
6. Penilaian
Berpartisipasi dalam
Sistem Pendukung
perencanaan dan evaluasi
program pengujian
21
terstandarisasi kelompok se-
kabupaten / kota
Perencanaan Individual
Menafsirkan hasil tes dan
penilaian lainnya dengan tepat
Gunakan sumber data siswa Layanan Responsif
lain secara tepat untuk
penilaian
22
tinggi. Pengembangan akademik mencakup tujuan belajar yang diinginkan yang
mengharuskan siswa memiliki komando pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
penetapan tujuan, pemikiran kritis, penalaran logis, dan kemampuan komunikasi
interpersonal.
2.4.3. Learning to Work (Career Development)
Perkembangan standar karir merupakan bagian integral dari kesuksesan individu dalam
dunia kerja. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk membuat
rencana karir yang realistis, membuat transisi yang sukses dari sekolah ke kerja, mencapai
saling ketergantungan, dan bersaing dalam ekonomi global sangat penting untuk proses ini.
Standar isi untuk pengembangan karir memberikan dasar untuk pengembangan
keterampilan yang membantu siswa dalam melakukan transisi yang sukses dari sekolah ke
dunia kerja, dan dari pekerjaan ke pekerjaan, sepanjang rentang karir hidup.
23
2.5.2. Pedoman Pelaksana Rencana Akuntabilitas
Langkah 1: Hubungkan pekerjaan Anda dengan pernyataan misi sekolah Anda.
Langkah 2: Identifikasi elemen data penting seperti nilai, nilai tes, tingkat kehadiran,
tingkat promosi, dan tingkat penerimaan postsecondary. Ketika Anda
memulai proses ini, mungkin bijaksana untuk menargetkan satu area pada
awalnya dan yang lainnya seiring proses berlanjut.
Langkah 3: Analisis data untuk mengidentifikasi status dan area masalah saat ini. Ini
akan membantu anda mengidentifikasi tujuan akuntabilitas Anda.
Mungkin perlu untuk menganalisis data di wilayah tertentu seperti ras,
etnisitas, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi.
Langkah 4 : Gunakan analisis data dan identifikasi tujuan akuntabilitas sebagai dasar
pengembangan rencana aksi. Mengembangkan rencana aksi melibatkan
konselor sekolah berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya
dan menghindari penanganan masalah secara terpisah. Bersatu dengan
para pemangku kepentingan untuk mengembangkan dan menerapkan
strategi untuk memindahkan elemen data penting ke arah yang positif.
Langkah 5 : Reanalyze dan refocus untuk menentukan apakah Anda memenuhi hasil
yang ditargetkan. Proses ini mungkin mencakup penetapan target baru,
penambahan strategi baru, dan mereplikasi apa yang berhasil. Pemangku
kepentingan akan memeriksa usaha apa yang berjalan dengan baik, dan
strategi apa yang perlu dimodifikasi, disesuaikan, atau mungkin berubah
sama sekali. Langkah selanjutnya adalah merevisi rencana aksi untuk
tahun berikutnya dan terus memindahkan elemen data penting ke arah
yang positif.
Langkah 6 : Mempublikasikan hasil program konseling sekolah yang efektif -
langkah penting dalam proses pertanggungjawaban dan kunci untuk
mengumpulkan dukungan untuk program Anda. Ini bisa menjadi saat
untuk merayakan kesuksesan dan mengenali dan menghargai kemitraan
Anda. Melalui pendidikan ini, pemangku kepentingan akan memiliki
24
pemahaman yang lebih dalam tentang kontribusi program konseling
sekolah yang berfokus pada prestasi belajar siswa.
2.6. PANDUAN UNTUK MENGEVALUASI PROGRAM PERKEMBANGAN
KOMPREHENSIF BIMBINGAN DAN KONSELING
Evaluasi merupakan komponen penting dari program perkembangan komprehensif
bimbingan dan konseling dan memastikan keakuntabilitasannya. Tujuan dari evaluasi ini adalah
untuk mengukur nilai program, kegiatan, dan stafnya untuk mengambil keputusan atau
mengambil tindakan terkait ke masa depan. Evaluasi akan mengukur penyampaian layanan
(proses evaluasi) dan hasil (evaluas produk). Proses yang sedang berlangsung ini memberikan
informasi untuk memastikan perbaikan panduan program secara terus menerus dan memberikan
arahan terhadap perubahan yang diperlukan.
2.6.1. Evaluasi memiliki proses dengan delapan langkah:
Menyatakan Pertanyaan Evaluasi,
Menentukan Kelayakan / Kegunaan Untuk Evaluasi,
Mengumpulkan Data Untuk Menjawab Pertanyaan,
Menerapkan Standar Yang Telah Ditentukan,
Menarik Kesimpulan,
Mempertimbangkan Konteksnya,
Membuat Rekomendasi, Dan
Bertindak Atas Rekomendasi
Konselor dan program konseling memainkan peran penting dalam membantu guru
dan staf lainnya dalam mengintegrasikan tujuan bimbingan sekolah dengan tujuan
instruksional dan sasaran lainnya. Oleh karena itu, evaluasi harus menjadi upaya kolaborasi
di antara semua pihak yang terlibat dalam program ini. Kegiatan evaluasi memungkinkan
konselor dan orang lain untuk:
Menentukan Dampak Dari Program Bimbingan Pada Siswa, Fakultas, Orang Tua,
Dan Iklim Sekolah;
Mengidentifikasi Tujuan Yang Telah Dicapai;
Mengidentifikasi Komponen Program Yang Efektif;
Menghilangkan Atau Memperbaiki Komponen Program Yang Kurang Efektif;
25
Menyesuaikan Dan Menyempurnakan Program Panduan Dan Proses
Implementasi;
Mengidentifikasi Konsekuensi Dari Program (Baik Positif Maupun Negatif);
Mengidentifikasi Daerah Lain Yang Perlu Ditangani;
Menetapkan Tujuan Pengembangan Profesional Konselor;
Menentukan Kebutuhan Staf Dan Penyesuaian Beban Kerja;
menentukan sumber daya tambahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program ini secara memadai;
memberikan informasi pertanggungjawaban kepada pendidik dan masyarakat.
26
Secara formal mengadopsi program komprehensif bimbingan dan
konseling.
Mengembangkan strategi untuk menangani masalah sebagai bagian dari
proses transisi.
Mengelola pelayanan, guru, dan penyusun program beserta manfaatnya.
Menetapkan standar fasilitas layanan yang mencakup ruang,
kerahasiaan, peralatan / teknologi, dan sumber daya instruksional dan
keuangan yang diperlukan.
Pastikan pengawasan konselor tingkat kabupaten disediakan oleh
personel yang memiliki latar belakang profesional dalam konseling
sekolah.
Mengidentifikasi dan menetapkan rasio konselor dan siswa yang
disesuaikan untuk pelaksanaan program yang maksimal.
Mengidentifikasi dan menetapkan kembali tugas non-bimbingan yang
saat ini dilakukan oleh konselor yang merupakan hambatan dalam
pelaksanaan program.
b) Merancang Program membutuhkan dan memprioritaskan kegiatan. Dengan
prioritas yang baru dibentuk, kegiatan akan dikembangkan dan
diimplementasikan dalam peningkatan dan perluasan dari keseluruhan
program panduan.
E. Evaluating
Evaluasi adalah proses untuk menentukan keefektifan program bimbingan dan
konseling. Tujuan evaluasi adalah untuk menyediakan data dan sarana untuk menarik
kesimpulan dan membuat keputusan, rekomendasi dan rencana untuk memperbaiki
dan merevisi program bimbingan dan konseling dan personil yang melaksanakan
program. Proses evaluasi harus sistematis, komprehensif dan berkelanjutan.
a) Evaluasi Program
Ada berbagai metode dan tingkat untuk evaluasi program bimbingan dan
konseling. Penting untuk mengembangkan pedoman yang menyarankan
pemantauan pencapaian standar program sebagai pendekatan yang tepat terhadap
akuntabilitas melalui evaluasi. Setelah Evaluasi maka akan terus terjadi selama
tahap perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan siklus pengembangan
program. Proses evaluasi harus menyediakan penilaian kebutuhan siswa yang
sedang berlangsung, pencapaian tujuan, sasaran, dan tolok ukur standar dan
alokasi terhadap perubahan kebutuhan siswa.
27
b) Evaluasi Konselor
Tujuan evaluasi konselor adalah untuk memastikan pertumbuhan dan
peningkatan program bimbingan dan konseling yang berkesinambungan dan
untuk memastikan bahwa program tersebut melayani semua siswa. Evaluasi
konselor, sama seperti evaluasi program, perlu proses. Proses evaluasi harus
mencakup prinsip-prinsip penilaian yang sesuai dan sesuai, mencerminkan
teknik terkini dalam keterampilan bimbingan dan konseling yang efektif, dan
mencerminkan deskripsi pekerjaan distrik konselor sekolah. Proses evaluasi
konselor harus memungkinkan fleksibilitas dan individualitas dalam
pelaksanaan program panduan dan konseling komprehensif untuk memenuhi
kebutuhan siswa secara lebih baik serta menghasilkan program untuk
melayani semua siswa.
Evaluasi konselor harus sesuai dengan pedoman kerja konselor dan
standar etik sekolah. Penting untuk memberikan pengembangan profesional
bagi konselor sekolah karena ini memberi kesempatan bagi konselor untuk
memperbarui dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Evaluasi konselor harus didasarkan pada kinerja konselor dalam
melaksanakan program bimbingan dan konseling komprehensif dan sesuai
dengan pedoman kerja. Administrator harus mendukung dan membantu
konselor dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling
pengembangan komprehensif.
Pengembangan pernyataan tujuan evaluasi konselor merupakan bagian
penting dari keseluruhan proses evaluasi. Berikut adalah beberapa contoh
kemungkinan tujuan yang harus disertakan dalam rencana evaluasi:
Tinjau kembali uraian tugas dan kompetensi konselor konselor.
Mengatasi peran dan kompetensi konselor dalam hal pelaksanaan
program.
Menguji pada area kekuatan
Identifikasi area untuk perbaikan dan kembangkan rencana
perbaikan dan dukungan.
Menyediakan sebuah sistem untuk mendorong peningkatan diri
konselor dan peluang pengembangan profesional dan dukungan.
28
Dorong akuntabilitas konselor dalam pelaksanaan program
bimbingan dan konseling komprehensif.
Dorong kesempatan pengembangan profesional untuk fakultas,
staf, dan administrator dalam memahami peran konselor dalam
menerapkan program bimbingan dan konseling yang komprehensif.
29
Di tingkat lokal, pertanyaan tambahan mungkin dihasilkan. Adapun pertimbangan
untuk menjawab empat kategori pertanyaan dalam mengevaluasi program panduan
komprehensif dan staf konselor sekolah disediakan di bawah ini.
(1) Apakah program yang telah dilakukan perbaikan sudah efektif?
Peningkatan program mengidentifikasi tujuan dan strategi yang harus
dicapai melalui pelaksanaan daftar tugas dalam batas waktu yang diungkapkan.
Ini memberikan dasar untuk menentukan apakah tujuan dan tenggang waktu
terpenuhi. Sebagai hasil dari perancangan perbaikan program, harapan baru pada
kinerja konselor akan muncul. Harapan ini membentuk dasar penetapan tujuan
pertumbuhan profesional oleh konselor sekolah. Serupa dengan rencana
perbaikan program, rencana pertumbuhan profesional menetapkan tujuan untuk
mengembangkan keterampilan atau pengetahuan khusus, mengidentifikasi
strategi untuk mencapai tujuan, dan menentukan batas waktu.
(2) Apakah program memenuhi dan / atau melebihi standar program?
Program panduan yang sepenuhnya dilaksanakan dan didukung akan
memiliki pengaruh terhadap siswa, orang tua, fakultas, dan iklim sekolah.
Pengumpulan dan analisis data akan dijelaskan di pelaksanaan program,
efektifitas program bimbingan, dan tingkat pencapaian tujuan.
Standar program dapat dikategorikan menjadi dua jenis: (a) standar desain
kualitatif dan (b) standar desain kuantitatif. Contoh desain standar untuk masing-
masing komponen dari program panduan adalah:
Kurikulum Bimbingan: Standar kurikulum spesifik yang harus
ditekankan, kompetensi spesifik yang akan dikembangkan, dan hasil
sesuai usia yang harus dicapai oleh siswa.
Layanan Responsif: Respon yang sistematis dan tepat waktu terhadap
permintaan siswa.
Perencanaan Perorangan: Daftar kegiatan yang memfasilitasi
perencanaan individu di semua tingkat kelas.
Pendukung Sistem: Pencatatan kegiatan dan program yang paling
sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekolah dan menggunakan
keterampilan profesional konselor.
Contoh standar desain kuantitatif sama untuk setiap komponen program
panduan. Standar tersebut dinyatakan dalam hal (a) jumlah siswa / staf / orang tua
30
yang dilayani oleh masing-masing komponen program, (b) persentase waktu
konselor yang dialokasikan untuk setiap komponen, dan (c) jumlah konselor
waktu menggunakan masing-masing kompetensi profesional.
Proses pengumpulan data diindikasikan untuk memastikan apakah standar
program telah terpenuhi. Penilaian dengan perbandingan pra-activity vs post-
activity, kuesioner jawaban singkat, esai, peningkatan kehadiran, nilai dan
tingkatan, dan peningkatan tingkah laku siswa dibuktikan dalam data kuantitatif.
Survei tingkah laku, umpan balik verbal, observasi orang tua dan guru, studi
kasus, dan checklists/angket dibuktikan pada data kualitatif tentang dampak
program tersebut.
Data untuk menunjukkan pelaksanaan panduan kegiatan kurikulum dapat
mencakup informasi tentang jadwal, jumlah siswa dan kelas yang menerima
layanan, serta standar yang yang dicapai oleh siswa. Layanan responsif yang
dilakukan oleh konselor mungkin termasuk penghitungan yang dilihat pada siswa
secara individu dan kelompok, jenis kekhawatiran yang mereka hadapi, dan
jumlah rujukan yang ditunjukan ke lembaga lain dan program alternatif. angka
konsultasi orang tua dan jenis masalah juga harus dikumpulkan. Informasi
mengenai kepuasan klien dan selang waktu antara permintaan dan tindak lanjut
berguna dalam menentukan rasio siswa / konselor yang optimal.
Perencanaan individu dapat ditunjukkan dengan mencantumkan jenis
informasi dan aktivitas yang diberikan untuk setiap tingkat kelas, dan rencana
atau jadwal siswa yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
Dukungan sistem dapat ditunjukkan dengan daftar keterlibatan dalam
kegiatan di sekolah atau di daerah, jumlah klien yang dilayani, jenis konsultasi
yang diberikan dan tingkat kepuasan, dan rencana pengembangan profesional
individu yang dikembangkan oleh konselor.
(3) Apakah siswa-siswa menjadi berkompeten di area konten prioritas utama?
Mengevaluasi pengembangan kompetensi siswa dalam program bimbingan
sangat penting untuk menjaga agar usaha program sesuai target dan efisien sambil
memanfaatkan sumber daya sebaik-baiknya. Evaluasi yang efektif harus mencakup
31
penilaian kebutuhan dan pengembangan standar dan kompetensi berdasarkan tingkat
kelas, dan tujuan untuk kegiatan tertentu.
2.6.5. Metode Pengumpulan Data
Pengukuran pembelajaran siswa dalam program bimbingan dapat dilakukan
secara kuantitatif dan / atau kualitatif. Data dapat dikumpulkan baik secara formal
maupun informal. Teknik pengukuran harus sesuai dengan tujuan yang diukur.
32
seseorang yang secara khusus dilatih dalam pengawasan dan evaluasi konselor
sekolah.
Tujuan evaluasi kinerja adalah agar setiap anggota staf dapat mencapai
kompetensi yang optimal dalam menggunakan keterampilan profesional mereka.
Mengumpulkan keterampilan ini dan menggunakannya sebagai indikator kinerja
kualitas sangat penting untuk evaluasi konselor yang bermanfaat. Berdasarkan
standar dan perilaku yang dapat diamati dan terukur, kinerja konselor dinilai
membutuhkan perbaikan, dilakukan secara memuaskan, atau dilakukan dengan
sangat baik.
Seperti jenis evaluasi lainnya, tujuan sistem evaluasi kinerja konselor dan
instrumen evaluasi adalah untuk menyediakan data dan kendaraan untuk menarik
kesimpulan dan membuat keputusan / rekomendasi / rencana. Penggunaan utama
evaluasi kinerja konselor adalah untuk mengidentifikasi kompetensi yang kuat
dan yang memerlukan penguatan untuk setiap konselor, dengan yang terakhir
menjadi target rencana pertumbuhan profesional.
Evaluasi kinerja konselor didasarkan pada peran dan kompetensi terkait
yang diperlukan untuk menerapkan program panduan komprehensif. Instrumen
evaluasi yang digunakan harus disesuaikan agar sesuai dengan program
bimbingan lokal dan peran dan tanggung jawab yang ditunjuk oleh konselor.
2.6.6. Garis besar evaluasi kinerja konselor:
menyebutkan pertanyaan evaluasi.
menentukan audiens dan pengguna untuk evaluasi.
mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan.
menerapkan standar yang telah ditentukan.
membuat kesimpulan.
mempertimbangkan konteksnya.
membuat rekomendasi.
Bertindak berdasarkan rekomendasi untuk peningkatan kinerja.
33
hasil evaluasi dan siapa yang akan menggunakan hasil evaluasi. Hasil evaluasi harus
dilaporkan ke:
mereka yang telah menjadi penerima program seperti siswa, orang tua, dan
guru;
mereka yang telah menerapkan program seperti konselor dan pengelola
program bimbingan;
mereka yang telah mengatur atau menetapkan kebijakan seperti
administrator/pengelola, pengawas, anggota dewan sekolah; dan
mereka yang telah mendukung program tersebut, baik secara finansial
maupun pribadi seperti pembayar pajak, relawan, dan kelompok masyarakat.
Hasil evaluasi harus digunakan untuk melakukan perbaikan program lebih lanjut.
Konselor dan administrator akan menggunakan hasilnya untuk melakukan modifikasi
terhadap program dan untuk membandingkan program yang dilaksanakan dengan standar
program. Administrator dan pembuat kebijakan akan menggunakan evaluasi untuk
membuat keputusan tentang konten, kualitas, dan efektivitas layanan dan untuk
mengalokasikan sumber daya keuangan dan kepegawaian untuk program ini. Mereka
juga akan memanfaatkan informasi tersebut untuk menggambarkan program tersebut
kepada masyarakat atau untuk meminta dukungan masyarakat terhadap perbaikan
program.
Singkatnya, evaluasi adalah proses pembaruan program yang dimulai dengan
mengembangkan pertanyaan yang harus dijawab dan diakhiri dengan membuat dan
bertindak atas rekomendasi yang dihasilkan oleh temuan tersebut. Evaluasi yang efektif
harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut:
didasarkan pada standar yang dinyatakan secara eksplisit,
menggunakan data untuk menjawab pertanyaan evaluasi,
menarik kesimpulan setelah menganalisis data dan konteks di mana data
dikumpulkan,
menjawab pertanyaan tentang keefektifan keseluruhan program panduan dan
keempat komponen individual program, dan
memberikan dasar untuk membuat keputusan tentang perbaikan dan arahan
program di masa depan.
34
Gambar 1: Siklus Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
35
komponen yang terkait dengan kurikulum panduan, perencanaan siswa
individual, layanan responsif, dan dukungan sistem.
PD 2: Perencanaan Jangka Pendek - Bimbingan dan Kegiatan Konseling
Konselor bimbingan sekolah mengembangkan tujuan jangka pendek yang
tepat, termasuk kegiatan, sumber daya, dan jadwal yang selaras, untuk
memastikan implementasi penuh dari rencana jangka panjang.
PD 3: Pengembangan dan Penggunaan Penilaian
Konselor bimbingan sekolah merencanakan dan melakukan evaluasi
program secara berkesinambungan dan memelihara dokumentasi
pertanggungjawaban program yang sesuai.
PD 4: Memberikan Bimbingan dan Pelayanan Konseling
Konselor bimbingan sekolah secara efektif menyediakan kegiatan
bimbingan kelas dan sekolah serta layanan konseling kelompok dan
individu yang mempromosikan pengembangan pendidikan, karir, pribadi,
dan sosial siswa.
PD 5: Memberikan Layanan Konsultasi
Konselor bimbingan sekolah memberikan layanan konsultasi langsung dan
tidak langsung yang efektif untuk memberikan informasi dan bantuan yang
tepat kepada orang tua / wali, siswa, dan rekan kerja.
PD 6: Layanan Bimbingan dan Konseling Koordinasi
Konselor bimbingan sekolah secara efektif mengkoordinasikan layanan
program bimbingan dan konseling dengan layanan sekolah, komunitas,
program, dan / atau lembaga.
PD 7: Memenuhi Tanggung Jawab Profesional
Konselor bimbingan sekolah secara konsisten menunjukkan perilaku
profesional berbasis etis dan berpartisipasi dalam pengembangan
profesional berkelanjutan.
Secara detail penjelasan mengenai tiap standar Performance Difference yang harus
dipenuhi konselor professional dalam ADEPT Evaluation berada di format lampiran.
36
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan
untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah
dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan
kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak
lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
Adapun hal yang perlu diperhatikan dari aspek-aspek evaluasi program bimbingan dan
konseling disekolah sesuai dengan hal yang tertuang dalam materi The South Carolina
Comprehensive Developmental Guidance and Counseling Program Model, Yaitu:
37
DAFTAR PUSTAKA
Rex, Jim. 2008. The South Carolina Comprehensive Developmental Guidance and Counseling Program
Model A Guide for School Counseling Programs, Prekindergarten through Grade Twelve.
Columbia: South Carolina Department of Education.
38
LAMPIRAN
39
Lampiran Performances Dimenssion 1
40
akan digunakan untuk mengembangkan dan memprioritaskan program tujuan dan
sasaran;
prosedur untuk mengatur dan mengelola bimbingan dan konseling program,
termasuk bahan-bahan kunci, sumber daya, dan teknologi serta prosedur untuk
memastikan siswa yang optimal, orangtua dan staf akses ke konselor; dan
rencana untuk program komunikasi, termasuk jenis-jenis informasi yang perlu
disampaikan, baris waktu untuk berkomunikasi informasi, metode komunikasi
dan dimaksudkan .
Bukti Dokumentasi
41
Lampiran Performances Dimenssion 2
b. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh
mana konselor sekolah:
menyelenggarakan dan mengembangkan prosedur yang tepat untuk
menanggapi arahan dan permohonan Layanan;
mengembangkan tujuan dan tujuan yang tepat untuk kebutuhan mahasiswa da
n selaras dengan nasional dan negara, bimbingan
konseling standar dan (sebagaimana mestinya) standar akademik nasional dan
negara;
menentukan strategi, teknik, dan kegiatan sesuai, yang membantu membangun
hubungan dengan siswa, dan yang mempromosikan transfer ke situasi kehidu
pan nyata;
memilih dan memperoleh bahan-bahan yang tepat dan/atau sumber daya; dan
berkembang, menyebarkan, dan mengikuti program sesuai jadwal.
c. Bukti dokumentasi
42
Lampiran Performances Dimenssion 3
c. Bukti dokumentasi
43
Lampiran Performances Dimenssion 4
2. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh mana sekolah
pembimbing:
menetapkan sesuai tujuan dan sasaran berdasarkan kebutuhan siswa diidentifikasi;
memilih dan efektif menggunakan teknik-
teknik yang tepat, praktek, bahan, dan sumber daya;
menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif (misalnya, mendengarkan, v
erbal, nonverbal);
menciptakan lingkungan yang positif bagi siswa;
menetapkan harapan yang sesuai untuk keterlibatan siswa;
mempromosikan transfer pengetahuan dan keterampilan ke situasi kehidupan
nyata; dan
membuat sesuai Penentuan mengenai arah masa
depan Layanan berdasarkan akurat analisis kebutuhan siswa dan kemajuan diri
siswa.
3. Bukti dokumentasi
44
Lampiran Performances Dimenssion 5
45
Lampiran Performances Dimenssion 6
3. Bukti dokumentasi
46
Lampiran Performances Dimenssion 6
2. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh mana
konselor:
menetapkan dan memelihara hubungan positif profesional dengan kolega, siswa,
orangtua, dan anggota masyarakat;
mematuhi standar etika dan panduan praktis profesional (misalnya, laporan pelece
han anak, menjaga kerahasiaan catatan murid);
tepat menyeimbangkan "diberikan tugas-tugas lain" dengan tanggung
jawab profesional, semaksimal mungkin;
menunjukkan karakteristikkerja positif dalam
hal manajemen mandiri dan kualitas kerja;
memberikankontribusi untuk kesejahteraan siswa, manfaat dari keseluruhan sekol
ah masyarakat dan kemajuan profesi;
mengidentifikasi sendiri profesional kekuatan dan kelemahan;
Menampilkan profesional wawasan dan visi mengenai bimbingan dan konseling p
rogram; dan
menetapkan tujuan tujuan profesional.
3. Bukti dokumentasi
47
CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN
Membutuhkan
Area dan Kriteria Memuaskan Sangat Memuaskan
Perbaikan
1. Perencanaan
Lainnya:
Kelebihannya:
48
CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN
Membutuhkan
Area dan Kriteria Memuaskan Sangat Memuaskan
Perbaikan
2. Pedoman Kurikulum
Lainnya:
Kelebihannya:
49
CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN
Membutuhkan
Area dan Kriteria Memuaskan Sangat Memuaskan
Perbaikan
3. Layanan Responsif
Lainnya:
50
Saran untuk meningkatkan area ini: Batas Waktu:
______________________________ ______________________________
Kelebihannya:
_____________________________
51
CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN
Membutuhkan
Area dan Kriteria Memuaskan Sangat Memuaskan
Perbaikan
4. Perencanaan Individual
______________________________ _______________________________
52
Kelebihannya:
_____________________________
53
CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN
Membutuhkan
Area dan Kriteria Memuaskan Sangat Memuaskan
Perbaikan
5. Sistem Pendukung
Lainnya:
______________________________ _______________________________
Kelebihannya:
_____________________________
54
CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN
Membutuhkan
Area dan Kriteria Memuaskan Sangat Memuaskan
Perbaikan
6. Administrasi Program
Lainnya:
______________________________ _______________________________
Kelebihannya:
_____________________________
55