Anda di halaman 1dari 4

PROSES SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING

Di susun oleh :

Lalu Riagus Saiful Zohdi (180303100)

Wiwin Pratama Aprianingsih (180303116)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi taufik, rahmat,
serta hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang sederhana ini. Dengn
judul “Proses Supervisi Bimbingan Konseling” Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada
teman satu kelompok yang telah berusaha menyelesaikan makalah ini semaksimal mungkin.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, oleh karena
itu saran dari teman-teman semua sangatlah membantu untuk kelompok kami. Dan kami
haturkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah membimbing kami dalam setiap proses
pengajaran secara online.

Mataram, 01 Maret 2021

Penulis.
1. Pengertian Supervisi Bimbingan Konseling

Menurut British, asociaticns for Counsclling and Psychoterapy (BAC). Superv'isi


diartikan sebagai suatu proses untuk menjaga standar konseling yang memadai dan suatu
metode konsultasi dengan horizon yang lebih luas dari seorang praktisi yang berpengalaman.
BAC juga mendefinisikan Supervisi sebagai suatu dukungan konsultatif dan menggambarkan
hubungan antara supervisor dan konselor sebagai suatu hal yang menyediakan ruzulg bagi
konselor untuk merefleksikan prakteknya.

Secara resmi daam BAC Code of Ethics and Practice for Supervisors of Counselour
dirumuskan bahwa Supervisi adalah suatu proses kolaboratif yang bersifat formal dengan
tujuan untuk membantu supervisee menjaga standar etika dan profesi dalam praktek
konseling dan untuk mempertinggi kreativitas (BAC, dalam Wheeler & King, 2001).

Fungsi hukumnya adalah untuk mengatur dan menyediakan sanksi formal bagi
hubungan sosial yang luas. Kesulitan dalam menganalisa hubungan hukum dengan supervisi
terapeutik adalah bahwa proses supervisi berisi sejumlah tipe-tipe hubungan professional
yang berbeda.

Jenkins (dalam Wheeler & King, 2001) juga menyebutkan bahwa supervisor
mempunyai serangkaian tanggung jawab etika terhadap klien yang ditangani oleh supervise,
yaitu memastikan bahwa kebutuhan klien terpenuhi, memastikan keselamatan dan
kesejahteraan klien, melindungi kerahasiaan informasi personal klien (confidentiality of
personal information) dan membuat perencanaan keberlanjutan perawatan klien dalam
kondisi yang mendadak atau berakhirnya terapi yang tidak direncanakan.

2. Proses Supervisi

Proes supervise merupakan suatu proses, yaitu serangkaian kegiatan yang teratur dan
beraturan serta berhubungan satu sama lain dandi arahkan pada suatu tujuan. Secara garis
besar proses supervis di bagi menjadi empat, yaitu:

a) Perencanaan
b) Pelaksanaan
c) Evaluasi
d) Tindak lanjut
3. Kesimpulan

Proses supervisi sebagai suatu yang sangat penting karena kita akan mengetahui tujuan dari
sekolah yang membuat program-program bagi peserta didik, yang mana tujuannya adalah
meningkatkan prestasi peserta didik secara induvidu maupun kelompok. Dan juga meningkatkan
kinerja guru-guru agar mereka lebih terarah dalam pengambilan keputusan dan lebih prosesional
dalam mengajar. Dan Proses supervisi juga melibatkan berbagai elemen dan orang-orang. Supervisor
dihadapkan kepada tiga tanggungjawab berat; melindungi (protecting) kesejahteraan, mentoring
perkembangan profesional supervisee dan melindungi kepentingan profesional dan masyarakat luas (Storm
and Todd, 1997). Supervisor mengambil  peran jamak ketika mereka terlibat di dalam proses supervisi yang
meliputi peran sebagai pendidik, mentor, evaluator dan teladan (role model) bagi profesi konseling dan
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai