Anda di halaman 1dari 5

RPL PRAKTIK KONSELING TRAUMATIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Traumatik

Nama Anggota Kelompok :

Donna Angelina 201901500656 ( KLIEN )

Eva Ofta Indriyani 201901500764 ( KONSELOR )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA

TAHUN 2022
1. MASIDU
- Rasa Aman : Klien merasa kurang nyaman dan takut dengan ayahnya
- Kompetensi : Klien adalah mahasiswi dan freelancer
- Aspirasi : Walaupun klien memiliki ketakutan akan kondisi sifat keras ayahnya,
namun klien dapat menutupinya dengan keceriaan yang dimilikinya
- Semangat : Klien memiliki semangat yang tinggi untuk memaafkan perlakuan
ayahnya atas dirinya dan ibunya
- Kesempatan : Klien masih memiliki kesempatan untuk menghilangkan trauma yang
di milikinya

2.
GAMBARAN KASUS :
Klien saat ini berusia 20 tahun.saat ini ia sedang berkuliah semester 7, disamping
kesibukannya sebagai seorang mahasiswi, ia juga sering bekerja sebagai
freelance parttime. Klien adalah anak yang ceria dan suka membantu teman-
temannya.

Dibalik sifat cerianya, ia menutupi permasalahan yang dihadapinya. Klien


bercerita bahwa ia mendapatkan pola asuh dari ayahnya yang keras. Ia sering
menerima perlakuan kekerasan baik secara lisan maupun fisik. Perlakuan keras
ayahnya ini tidak hanya dilakukan kepada klien, tetapi ke ibu klien juga.

Klien selalu berusaha menutupi permasalahan keluarganya dan sering merasa


takut bila teman-temannya mengetahui sifat ayahnya. Selain itu klien juga merasa
bingung hal apa yang menjadi penyebab ayahnya berlaku keras pada dirinya.

Dengan perlakuan tersebut, klien merasa takut mengenalkan teman dekatnya


kepada ayahnya. Klien merasa takut teman-temannya menjauh. Jadi ia
memendam permasaahan tersebut sendiri.
3. KES :
- Klien memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi pribadi yang positif dan baik
dengan lingkungan sekitar, dan klien ingin menjadi pribadi yang pemaaf

KES – T :

- Merasa trauma akan tindakan ayahnya yang suka keras baik secara lisan maupun fisik
- Memiliki rasa ketakutan ketika teman-temannya main ke rumah, klien merasa takut
bila temannya mengetahui sifat ayahnya.
- Menjadi pribadi yang memendam masalah sendiri

4. PENDEKATAN/TEKNIK
- Berfikir
Klien berpikir bagaimana langkah kedepannya agar klien bisa menjadi pribadi yang
dapat memaafkan ayahnya dan mendapatkan kasih sayang dari ayahnya tanpa
kekerasan lisan maupun fisik
- Merasa
Klien merasa khawatir akan masa depan kehidupan rumah tangganya karena takut
menemukan lelaki seperti ayahnya, dan saat ini klien merasa takut bila temannya
menjauhi karena takut dengan ayahnya
- Bersikap
Klien mengarahkan diri untuk bisa ikhlas dan memaafkan ayahnya
- Bertindak
Klien bertindak dengan peristiwa yang terjadi pada diriya kemudian menjadi
pelajaran dan bekal bagi dirinya dalam menjalani kehidupan kedepannya
- Bertanggung jawab
Dengan penuh tanggung jawab, klien berusaha untuk melepaskan rasa trauma yang
dihadapinya selama ini
5. AKURS
A. KES, yaitu kehidupan efektif sehari-hari dalam aspek kehidupan yang
mencakup :
1) Acuan (A), yaitu perlunya klien untuk memiliki kemampuan berusaha agar
dapat melepaskan rasa trauma dengan memaafkan tindakan yang klien
rasakan akibat ayahnya yang keras dalam pola asuh
2) Kompetensi (K), yaitu klien memiliki semangat untuk menjadi pribadi yang
pemaaf dan tetap berbuat baik pada semua orang
3) Usaha (U), yaitu klien berusaha untuk mencoba mendamaikan luka hati
dengan memaafkan tindakan kedua ayahnya dan menghilangkan ketakutan-
ketakutannya yang klien bayangkan semala ini. Dan klien memulai dapat
terbuka dengan bercerita pada teman yang ia rasa dapat menjaga rahasianya
4) Rasa ( R ), yaitu bagaimana perasaan klien setelah mendapatkan layanan
konseling yang diberikan oleh konselor terhadapnya. Klien terlihat lebih
nyaman dan mulai memaafkan ayahnya dan juga lebih lega karena melepas
permasalahan yang selama ini ia pendam
5) Kesungguhan (K), yaitu kesungguhan klien untuk memacu dirinya agar
hidupnya lebih baik dari hari sebelumnya, klien jadi lebih semangat untuk
menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua
B. KES-T, yaitu terhindarkannya kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu,
dalam hal : klien berusaha menghilangkan rasa traumanya walaupun belum
sepenuhnya ia merasa lega akan ketakutan mendapatkan dijauhi teman atau
orang terdekatnya akibat sifat ayahnya
6. SOLUSI
- Dengan kesadarannya sendiri yang penuh semangat dan keyakinan yang besar dan
rasa berserah diri kepada Allah SWT, klien akan menemukan solusi akan rasa
ketakutan dan rasa trauma yang dihadapinya
- Berpikir positif bahwa ia lahir dan tumbuh dengan kasih sayang
- Memberikan pengertian bahwa pola asuh masing-masing orangtua memang berbeda
dan dibutuhkan komunikasi di dalamnya
- Membangun rasa percaya diri klien agar tetap menjadi pribadi yang ceria
a. Teknik yang digunakan
- Melakukan konseling individual dengan pendekatan behavioral untuk menggali masa
lalu yang membuat klien merasa trauma dan takut
- Memberikan teknik Spiritual Emotional Freedom Thecnique (SEFT) untuk membantu
klien melepaskan dan menukar energy negative yang ada di dalam dirinya menjadi
energy yang positif.
- Mengajak klien untuk mengucap rasa syukur yang telah diberikan oleh Tuhan
- Mengajak klien untuk mencari posisi yang tenang, rileks, dan focus untuk
penyelesaian masalahnya
- Meminta klien melakukan visualisasi permasalahannya dan mencoba memaafkan satu
persatu masalah yang ia pendam
- Mendorong klien untuk berserah kepada Allah dan ikhlas akan perlakuan
sebelumnya dan mulai dengan kondisi barunya menjadi pribadi yang positif
b. Evaluasi Proses dan Hasil
Evaluasi Proses
- Klien memiliki antusias dalam menjalani proses konseling agar dapat menjadi pribadi
yang lebh baik lagi
- Klien mulai lega karena dapat menceritakan permasalahan yang selama ini ia pendam
- Klien mulai merasa rileks dan tenang serta ikhlas dengan masa lalunya
- Klien lebih mendekatkan diri kepada Allah
c. Tindak Lanjut
- Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap menjadi pribadi yang baik dan tidak
dendam kepada sifat ayahnya
- Klien sudah merasa lebih lega, dan jika diperlukan ia dapat kembali melakukan
konseling lagi

Anda mungkin juga menyukai