BIMBINGAN KLASIKAL
Satuan Pedidikan : SMP
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Sosial
Topik / Tema Layanan : Mental Health, Apa Itu?
Kelas / Semester : 8 / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 30 menit
1. Tujuan Layanan
1. Menjelaskan apa yang di maksud dengan Kesehatan Mental
2. Mengklasifikasi Jenis-jenis Kesehatan mental
3. Menganalisis Ap aitu Kesehatan Mental
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Daring
2. Alat / Media : HP/Komputer yang terkoneksi dengan internet,
Medsos WhatsApp
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
Tahap Awal/Pendahuluan
1. Membuka dengan salam dan berdoa di group whatsApp kelas
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik di dalam group
3. Menyampaikan tujuan layanan sehubungan dengan materi yang akan disampaikan
4. Menanyakaan kesiapan kepada peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan daring
Tahap Inti
1. Guru BK Memantik siswa dengan pertanyaan mengenai Kondisi Kesehatan Mental
2. Guru BK memberikan materi berupa gambar/pdf mengenai Kesehatan Mental
3. Guru BK dan PD berdiskusi mengenai Kesehatan Mental
4. Tahap Penutup
1. Membuat kesimpulan terkait materi layanan
2. Menyampaikan rencana layanan yang akan datang Kegiatan diakhiri dengan doa dan
salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Menyimak proses jalannya layanan via whatsApp group tentang sikap
dan keaktifan para peserta dalam mengikuti layanan..
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi dari hasil layanan ini akan dilakukan secara daring melalui link
google formulir yang akan diisi anggota group
27 September 2021
Kepala Sekolah Guru BK
------------------------------------- ---------------------------------------
NIP. NIP.
Lampiran Materi
MATERI KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI) UNTUK REMAJA TERKAIT KESEHATAN MENTAL
Pandemi COVID-19 telah mengubah begitu banyak aspek dalam hidup kita. Untuk itu, wajar saja jika kamu
merasa cemas. Hal yang terpenting adalah merasakan perasaanmu, memahami berbagai gejala gangguan
kesehatan mental, dan mengetahui ke mana saja kamu bisa mencari bantuan. Selain itu, kamu juga perlu
mengetahui berbagai tips untuk menjaga kesehatan mental.
Dengan dukungan UNICEF, 16 remaja yang menjadi advokat kesehatan mental dari berbagai penjuru
Indonesia telah mengembangkan bersama rangkaian materi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) untuk
meningkatkan kesadaran dan membagikan informasi kunci seputar kesehatan mental remaja.
Pelajari materi KIE yang telah dikembangkan di bawah ini dan bergabunglah bersama kami untuk
menyebarkan informasi yang akurat seputar kesehatan mental dengan membagikan halaman ini ke teman-
teman dan keluargamu.
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang
besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa
kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan
mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain,
membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar,
kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis.
Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum
depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.
Cedera kepala.
Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga.
Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.
Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak.
Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
Mengalami diskriminasi dan stigma.
Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.
Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.
Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.
Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.
Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang pernah
dialami.
Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki memiliki
risiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.
Perempuan setelah melahirkan.
Memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
Memiliki profesi yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.
Memiliki riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.
Memiliki riwayat kelahiran dengan kelainan pada otak.
Memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya.
Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.
Dokter ahli jiwa atau psikiater akan mendiagnosis suatu gangguan mental dengan diawali suatu
wawancara medis dan wawancara psikiatri lengkap mengenai riwayat perjalanan gejala pada
pengidap serta riwayat penyakit pada keluarga pengidap. Kemudian, dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik yang menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan adanya penyakit lain.
Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan
fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-obatan, serta CT scan untuk mengetahui adanya kelainan
pada otak pengidap. Jika kemungkinan adanya penyakit lain sudah dieliminasi, dokter akan
memberikan obat dan rencana terapi untuk membantu mengelola emosi pengidap.
Pencegahan Kesehatan Mental
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu: