Anda di halaman 1dari 11

Penjelasan Tentang Kesehatan Mental

Satu dari empat orang menderita gangguan mental (sekitar 450 juta orang di seluruh dunia). World
Health Organization (WHO) mengatakan bahwa hampir dua-pertiga dari orang-orang dengan
gangguan mental tidak pernah menjalani perawatan medis. Kesehatan mental adalah kondisi yang
dapat secara negatif memengaruhi kualitas hidup. Dengan memahami lebih lanjut mengenai
kesehatan mental, pasien dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat.

Apa itu penyakit mental?

Kesehatan mental meliputi kondisi emosional, psikologis, dan kesejahteraan sosial. Sama seperti
kesehatan fisik, kesehatan mental juga dapat terganggu oleh penyakit mental. Penyakit mental, juga
dikenal sebagai gangguan mental, merupakan penyakit yang mempengaruhi otak Anda dengan
menggangu keseimbangan kimiawi. Penyakit mental dapat menyebabkan gangguan ringan sampai
gangguan berat terhadap cara Anda berpikir, merasa, bertindak dan bagaimana Anda memandang
orang-orang dan peristiwa dalam hidup. Gangguan mental bisa menjadi kondisi kronis, namun dapat
ditangani dengan bantuan dokter Anda.

Beberapa gangguan yang lebih umum, meliputi: depresi klinis (atau yang biasa dikenal sebagai
depresi), gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan obsesif
kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pasien tertentu;
seperti post-partum depression hanya menyerang ibu baru setelah melahirkan.

Kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak
yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa
kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stress berat jangka panjang. Penyakit mental
bisa mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan
membuat pilihan. Hal ini dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Untuk alasan ini,
kesehatan mental harus terus dijaga dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.

Penyebab & Faktor Risiko

Apa penyebab penyakit mental?

Dari berbagai penyebab gangguan kesehatan mental, berikut ini adalah beberapa gangguan yang
paling umum:

 Stres berat untuk waktu yang lama.

 Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius atau kejahatan dan
kekerasan yang pernah dialami.

 Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya

 Kekerasan pada anak

 Faktor genetik.

 Kelainan otak.
 Cedera kepala.

 Isolasi sosial atau kesepian.

 Pengangguran atau kehilangan pekerjaan Anda.

 Kerugian sosial, kemiskinan atau utang.

 Mengalami diskriminasi dan stigma.

 Kematian seseorang yang dekat dengan Anda.

 Tunawisma atau lingkungan perumahan yang buruk.

 Merawat anggota keluarga atau teman.

Dengan perawatan dan pengobatan yang tepat, banyak orang dengan penyakit mental dapat
sembuh dengan cepat meskipun beberapa orang membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk
pulih.

Faktor risiko

Siapa yang berisiko terkena penyakit mental?

Walaupun penyakit mental dapat menyerang siapa saja, ada beberapa orang yang berisiko lebih
tinggi, yaitu:

 Perempuan berada pada risiko tinggi terkena penyakit mental seperti depresi dan
kecemasan, sementara laki-laki lebih memiliki ketergantungan zat dan antisosial daripada
wanita.

 Orang-orang yang dilahirkan dengan kelainan pada otak.

 Orang yang memiliki anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.

 Orang dengan kondisi kronis.

 Orang-orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stress, seperti dokter dan pengusaha.

 Orang yang memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.

 Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.

 Orang yang menyalahgunakan alkohol.

 Perempuan setelah melahirkan.

 Orang yang pernah mengalami penyakit mental sebelumnya.

Tanda & Gejala

Apa saja gejala penyakit mental?

Tidak hanya kesehatan mental, penyakit mental juga dapat memengaruhi kesehatan fisik Anda.
Orang dengan penyakit mental sering mengeluhkan gejala yang mengganggu kehidupan dan
pekerjaan mereka. Gejala tersebut termasuk perubahan suasana hati, kepribadian, kebiasaan pribadi
dan/atau penarikan sosial.
Ada beberapa tanda-tanda dan gejala kesehatan mental yang umum, yaitu:

 Merasa sedih

 Mati rasa atau tak acuh

 Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur

 Marah berlebihan, dan rentan melakukan kekerasan

 Merasa tak berdaya atau tanpa harapan

 Merasa bingung, pelupa, tersinggung, marah, kesal, khawatir, atau takut

 Memiliki pengalaman perih dan kenangan buruk yang tidak bisa dilupakan

 Delusi, paranoia, atau halusinasi

 Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi

 Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau kekhawatiran, atau perasaan bersalah
yang menghantui

 Perubahan mood yang drastis

 Menarik diri dari teman dan lingkungan sosial

 Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari

 Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang

 Berpikir untuk bunuh diri.

Apa saja tanda-tanda awal dari penyakit mental?

Mengalami salah satu atau lebih masalah perasaan atau perilaku berikut dapat menjadi tanda
peringatan awal dari penyakit mental:

 Merokok, minum, atau menggunakan obat dengan dosis yang tidak sesuai

 Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman

 Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan

 Menyalami rasa sakit dan nyeri

 Makan atau tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit

 Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari

 Tidak mampu melakukan tugas sehari-hari, seperti mengurus anak-anak atau bekerja dan
pergi ke sekolah

 Perubahan drastis dalam kebiasaan makan

 Perubahan gairah seks.


Komplikasi

Apa saja komplikasi penyakit mental?

Penyakit mental merupakan penyebab utama dari tindakan menyakiti diri dan bunuh diri, serta
penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. Hal ini dapat memicu masalah yang memengaruhi
kehidupan seseorang, seperti:

 Ketidakbahagiaan dan penurunan kenikmatan hidup

 Konflik keluarga

 Sulit berhubungan dengan orang lain

 Isolasi sosial

 Masalah tembakau, alkohol dan obat-obatan lainnya

 Bolos kerja atau sekolah, atau masalah lain yang terkait pekerjaan atau sekolah

 Masalah hukum dan keuangan

 Kemiskinan dan tunawisma

 Menyakiti diri dan merugikan orang lain, termasuk bunuh diri atau membunuh orang lain

 Sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga tubuh kesulitan menghadapi infeksi

 Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya.

Obat & Pengobatan

Bagaimana penyakit mental didiagnosis?

Meskipun umum, penyakit mental harus didiagnosis oleh dokter. Untuk mendiagnosis kesehatan
mental, dokter dapat:

 Menanyakan perasaan Anda beserta gejala yang Anda alami.

 Melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengeliminasi penyakit lain.

 Menanyakan informasi seputar riwayat kesehatan keluarga.

 Melakukan tes diagnostic/evaluasi lain, seperti cek fungsi tiroid atau skrining alkohol dan
obat-obatan.

Setelah melakukan diagnosis, dokter dapat memberikan obat dan saran mengenai cara untuk
mengontrol emosi, atau merekomendasikan psikiater untuk Anda.

Pengobatan

Apa pengobatan untuk penyakit mental?

Pasien biasanya enggan untuk mencari bantuan profesional. Hanya 2 dari 5 orang penderita penyakit
mental yang mengalami perubahan suasana hati, kecemasan, atau gangguan penggunaan obat-
obatan pada tahun pertama ketika gangguan muncul. Tujuan dari perawatan adalah:

 Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan


 Membantu menjalani hidup mandiri

 Upaya untuk mencapai potensi penuh dari pasien.

Sayangnya, belum ada obat yang dapat menyembuhkan semua penyakit mental sekaligus. Setiap
orang mungkin mengalami gangguan jiwa yang berbeda-beda. Anda harus memilih pengobatan atau
kombinasi perawatan yang terbaik, sesuai kondisi Anda. Pilihan pengobatan tersebut meliputi:

 Psikoterapi. Terapi jenis ini merupakan terapi bicara untuk memberikan media yang aman
dalam mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikoterapis dapat memberikan
bantuan dengan membimbing Anda bagaimana cara mengontrol perasaan. Psikoterapi
beserta perawatan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk
mengobati penyakit jiwa. Contoh psikoterapi adalah cognitive behavioral therapy, exposure
therapy, dialectical behavior therapy, dll

 Obat. Terapi obat biasanya melibatkan obat-obatan yang dapat mengubah kimia otak di
otak. Obat tersebut termasuk selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin-
norepinefrin reuptake inhibitor (SNRIs) dan antidepresan trisiklik. Obat ini biasanya
dikombinasikan dengan psikoterapi untuk hasil pengobatan yang lebih efektif.

 Rawat inap. Jika Anda berkomitmen untuk sembuh dari penyakit mental, Anda mungkin
memerlukan pemantauan ketat terhadap gejala-gejala penyakit.

 Support group. Penderita penyakit mental yang sama atau yang sudah berpengalaman
dengan penyakit mental dapat berkumpul untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu
sama lain menuju pemulihan.

 Obat pelengkap dan alternatif. Pengobatan pelengkap dan alternatif mengacu pada
pengobatan dan praktik-praktik yang biasanya tidak terkait dengan perawatan standar.
Pengobatan ini melibatkan obat atau suplemen herbal, akupunktur maupun meditasi untuk
meningkatkan suasana hati.

 Rencana bagi diri sendiri. Gaya hidup dan kebiasaan dapat diatur untuk melawan penyakit
mental. Anda dapat menyusun rencana perawatan diri Anda sendiri untuk memantau
kesehatan, proses pemulihan, pemicu atau tanda-tanda peringatan penyakit.

Bagaimana saya bisa mengelola penyakit mental saya?

Manajemen kesehatan mental mencakup empat aspek, yaitu: Heal, Home, Purpose dan Community.

 Heal. Anda harus diberi tahu tentang cara untuk menjaga kesehatan mental dan membuat
pilihan yang sehat untuk mendukung kesejahteraan fisik dan emosional.

 Home. Anda perlu bekerja sama dengan keluarga, teman dan tim medis untuk menciptakan
tempat yang stabil dan aman untuk tinggal.

 Purpose. Anda harus mengambil bagian dalam kegiatan sehari-hari, menjadi relawan, atau
merawat keluarga Anda sendiri. Lanjutkan pekerjaan Anda agar dapat mendukung diri Anda
secara finansial.

 Community. Anda dapat bergabung dengan kelompok tertentu untuk membangun


hubungan dan jaringan sosial.
Anda dapat mencapai empat target ini dengan cara:

 Mendapatkan bantuan profesional jika Anda membutuhkannya

 Menjalin hubungan baik dengan orang lain

 Tetap positif

 Melakukan kegiatan aktif secara fisik

 Membantu orang lain

 Mendapatkan tidur yang cukup

 Mengontrol diri.

Bila Anda memiliki penyakit mental, Anda mungkin merasa putus asa dan tidak berguna. Namun,
Anda tidak boleh menyerah! Pengalaman ini bisa membuat orang menjadi pribadi yang lebih kuat.
Langkah pertama untuk memperbaiki kondisi Anda adalah untuk menerima penyakit mental dan
segera mencari bantuan medis. Anda mungkin tidak merasakan adanya perbaikan suasana hati.
Namun seiring berjalannya waktu, Anda akan melihat adanya harapan bahwa kondisi kesehatan
Anda akan membaik.

Sumber:hellosehat.com

"Sekalipun gangguan mental dapat terjadi di sepanjang rentang usia, namun sekitar 3/4 dari seluruh
jenis gangguan mental dialami oleh mereka yang berusia 24 tahun ke atas," ujar dr. Leonardi A.
Goenawan, Sp. KJ kepada Medcom.id di Jakarta.
 
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa yang praktek di RS Pondok Indah dan Puri Indah itu menyatakan
bahwa seseorang memiliki kesehatan mental yang baik, apabila mempunyai kemampuan tertentu.
Salah satunya, mampu menjalankan aktivitas yang produktif. Seperti beraktivitas di pekerjaan,
sekolah, membantu orang lain, dan sebagainya.

 
"Memiliki hubungan interpersonal atau sosial yang sehat dan memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan mengatasi masalah dengan baik," tuturnya.
 
Sedangkan, gangguan mental merupakan kondisi medis yang menyangkut perubahan pada emosi,
pikiran, atau perilaku seseorang. Kondisi ini selanjutnya mengakibatkan penderitaan dan  gangguan
dalam menjalankan ketiga aktivitas tersebut dengan efektif dan produktif.
 
Penyebab dari gangguan mental pun berbeda untuk masing-masing individu. Ada yang muncul
karena suatu hal atau fobia tertentu, ada yang muncul akibat tertekan atau stres, bisa juga sudah
parah hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit.
 dr. Leonardi A. Goenawan, Sp. KJ (Foto: RSPI)
 
Jenis-jenis gangguan mental sendiri setidaknya kurang lebih 300 jenis yang terdaftar dalam The
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5) maupun International Classification
of Diseases 10th Edition (ICD-10) yang terbagi atas 10 kategori (F0 – F9). Klasifikasi seperti ini
dibutuhkan untuk membuat kesepakatan, penelitian, dan menyusun tata laksana pengobatan yang
terbaik bagi yang membutuhkannya.
 
"Beberapa gangguan mental yang sering kita dengar dan temukan di masyarakat atau melalui media,
pertama, gangguan mental organik. Gangguan yang disebabkan adanya kelainan organik atau
struktural di otak, seperti kepikunan atau gangguan mental yang disebabkan oleh penyakit fisik yang
berdampak pada kinerja otak lainnya," papar dr. Leonardi.
 
Kedua, gangguan mental dan perilaku yang berhubungan dengan penggunaan zat psikoaktif.
Gangguan jenis ini dialami oleh para pengguna amfetamin, ganja, heroin, alkohol, dan sejenisnya.
 
Gangguan jenis skizofrenia adalah gangguan mental yang memiliki gejala utama halusinasi
pendengaran dan delusi atau disebut waham. Sedangkan, gangguan mood merupakan gangguan
pada alam perasaan dan emosi, seperti depresi dan bipolar.
 
Jenis kelima, gangguan neurotik yang berupa cemas berlebihan, fobia, panik, obsesif kompulsif, dan
sejenisnya. Ada juga gangguan perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisik dan fisiologis
dengan munculnya insomnia, gangguan makan, disfungsi seksual, dan sejenisnya.
 
Selanjutnya, gangguan pada kepribadian dan perilaku orang dewasa, yaitu kepribadian paranoid,
narsisistik, obsesif-kompulsif, kesulitan dalam mengendalikan impulse, judi patologis, pyromania,
kleptomania, kelainan preferensi seksual, dan lain-lain.
 
Kemudian, retardasi mental yang sering disebut sebagai disabilitas intelektual. Gangguan
perkembangan psikologis yakni gangguan bicara, autisme, dan sindrom Asperger. Terakhir,
hangguan perilaku dan emosional pada anak dan remaja, yaitu gangguan atensi dan hiperaktivitas.

Sumber:medcom.id

Mental Illness atau apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia merupakan Orang Dengan
Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial,
pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami
gangguan jiwa.

Sumber:
  M Miftahul Ihsan
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sriwijaya

Berbagai kondisi yang mempengaruhi suasana hati, berpikir, dan perilaku.

Jenis yang paling umum

Gangguan depresi mayor

Suatu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau
kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup
sehari-hari.

Gangguan kecemasan

Gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup
kuat untuk mengganggu aktivitas sehari-hari

Gangguan bipolar
Suatu gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati mulai dari posisi terendah
depresif/tertekan ke tertinggi/manik.

Pikun

Kelompok gejala pemikiran dan sosial yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas

Kondisi kronis berupa kesulitan fokus, hiperaktif, dan impulsif.

Skizofrenia

Gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku
dengan baik.

Gangguan obsesif kompulsif

Pikiran berlebihan (obsesi) yang menyebabkan perilaku repetitif (kompulsi).

Autisme

Gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi.

Gangguan stres pascatrauma

Gangguan yang ditandai dengan kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan
peristiwa yang mengerikan.

Gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali dengan beberapa gejala berikut ini, antara
lain:

 Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.

 Delusi, paranoia, atau halusinasi.

 Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.

 Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu menghantui.

 Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.

 Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.

 Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.

 Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

 Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.

 Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.

 Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.

 Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan
dengan orang lain.
 Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang tidak
biasa.

 Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.

 Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba.

 Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.

 Perubahan gairah seks.

 Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.

 Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke sekolah atau
tempat kerja.

 Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.

Penyebab Kesehatan Mental

Beberapa penyebab umum dari gangguan mental, antara lain:

 Cedera kepala.

 Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga.

 Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.

 Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak.

 Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.

 Mengalami diskriminasi dan stigma.

 Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.

 Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.

 Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.

 Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.

 Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.

 Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.

 Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.

 Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.

 Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang
pernah dialami.

 
Faktor Risiko Kesehatan Mental

Beberapa faktor risiko gangguan mental, antara lain:

 Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki
memiliki risiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.

 Perempuan setelah melahirkan.

 Memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.

 Memiliki profesi yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.

 Memiliki riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.

 Memiliki riwayat kelahiran dengan kelainan pada otak.

 Memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya.

 Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.

 Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.

Diagnosis Kesehatan Mental

Dokter ahli jiwa atau psikiater akan mendiagnosis suatu gangguan mental dengan diawali suatu
wawancara medis dan wawancara psikiatri lengkap mengenai riwayat perjalanan gejala pada
pengidap serta riwayat penyakit pada keluarga pengidap. Kemudian, dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik yang menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan adanya penyakit lain.

Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan
fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-obatan, serta CT scan untuk mengetahui adanya kelainan
pada otak pengidap. Jika kemungkinan adanya penyakit lain sudah dieliminasi, dokter akan
memberikan obat dan rencana terapi untuk membantu mengelola emosi pengidap.

Pencegahan Kesehatan Mental

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu:

 Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.

 Membantu orang lain dengan tulus.

 Memelihara pikiran yang positif.

 Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.

 Mencari bantuan profesional jika diperlukan.

 Menjaga hubungan baik dengan orang lain.

 Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.

 
Pengobatan Kesehatan Mental

Beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter dalam menangani gangguan mental,
antara lain:

 Psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi bicara yang memberikan media yang aman untuk
pengidap dalam mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikiater akan memberikan
bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan. Psikoterapi beserta
perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk
mengobati penyakit mental. Beberapa contoh psikoterapi, antara lain cognitive behavioral
therapy, exposure therapy, dialectical behavior therapy, dan sebagainya.

 Obat-obatan. Pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit mental umumnya


bertujuan untuk mengubah senyawa kimia otak di otak. Obat-obatan tersebut berupa
golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin-norepinephrine reuptake
inhibitor (SNRIs), dan antidepresan trisiklik. Obat-obatan ini umumnya dikombinasikan
dengan psikoterapi untuk hasil pengobatan yang lebih efektif.

 Rawat inap. Rawat inap diperlukan jika pengidap membutuhkan pemantauan ketat terhadap
gejala-gejala penyakit yang dialaminya atau terdapat kegawatdaruratan di bidang psikiatri,
misalnya percobaan bunuh diri.

 Support group. Support group umumnya beranggotakan pengidap penyakit mental yang
sejenis atau yang sudah dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Mereka berkumpul
untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lain menuju pemulihan.

 Stimulasi otak. Stimulasi otak berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi magnetik


transkranial, pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam, dan stimulasi
saraf vagus.

 Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat. Pengobatan ini dilakukan pada pengidap


penyakit mental yang disebabkan oleh ketergantungan akibat penyalahgunaan zat terlarang.

 Membuat rencana bagi diri sendiri, misalnya mengatur gaya hidup dan kebiasaan sehari-
hari, untuk melawan penyakit mental. Rencana ini bertujuan untuk memantau kesehatan,
membantu proses pemulihan, dan mengenali pemicu atau tanda-tanda peringatan penyakit.

Sumber:halodoc

Anda mungkin juga menyukai