Satu dari empat orang menderita gangguan mental (sekitar 450 juta orang di seluruh dunia). World
Health Organization (WHO) mengatakan bahwa hampir dua-pertiga dari orang-orang dengan
gangguan mental tidak pernah menjalani perawatan medis. Kesehatan mental adalah kondisi yang
dapat secara negatif memengaruhi kualitas hidup. Dengan memahami lebih lanjut mengenai
kesehatan mental, pasien dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat.
Kesehatan mental meliputi kondisi emosional, psikologis, dan kesejahteraan sosial. Sama seperti
kesehatan fisik, kesehatan mental juga dapat terganggu oleh penyakit mental. Penyakit mental, juga
dikenal sebagai gangguan mental, merupakan penyakit yang mempengaruhi otak Anda dengan
menggangu keseimbangan kimiawi. Penyakit mental dapat menyebabkan gangguan ringan sampai
gangguan berat terhadap cara Anda berpikir, merasa, bertindak dan bagaimana Anda memandang
orang-orang dan peristiwa dalam hidup. Gangguan mental bisa menjadi kondisi kronis, namun dapat
ditangani dengan bantuan dokter Anda.
Beberapa gangguan yang lebih umum, meliputi: depresi klinis (atau yang biasa dikenal sebagai
depresi), gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan obsesif
kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pasien tertentu;
seperti post-partum depression hanya menyerang ibu baru setelah melahirkan.
Kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak
yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa
kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stress berat jangka panjang. Penyakit mental
bisa mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan
membuat pilihan. Hal ini dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Untuk alasan ini,
kesehatan mental harus terus dijaga dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.
Dari berbagai penyebab gangguan kesehatan mental, berikut ini adalah beberapa gangguan yang
paling umum:
Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius atau kejahatan dan
kekerasan yang pernah dialami.
Faktor genetik.
Kelainan otak.
Cedera kepala.
Dengan perawatan dan pengobatan yang tepat, banyak orang dengan penyakit mental dapat
sembuh dengan cepat meskipun beberapa orang membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk
pulih.
Faktor risiko
Walaupun penyakit mental dapat menyerang siapa saja, ada beberapa orang yang berisiko lebih
tinggi, yaitu:
Perempuan berada pada risiko tinggi terkena penyakit mental seperti depresi dan
kecemasan, sementara laki-laki lebih memiliki ketergantungan zat dan antisosial daripada
wanita.
Orang yang memiliki anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.
Orang-orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stress, seperti dokter dan pengusaha.
Orang yang memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
Tidak hanya kesehatan mental, penyakit mental juga dapat memengaruhi kesehatan fisik Anda.
Orang dengan penyakit mental sering mengeluhkan gejala yang mengganggu kehidupan dan
pekerjaan mereka. Gejala tersebut termasuk perubahan suasana hati, kepribadian, kebiasaan pribadi
dan/atau penarikan sosial.
Ada beberapa tanda-tanda dan gejala kesehatan mental yang umum, yaitu:
Merasa sedih
Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur
Memiliki pengalaman perih dan kenangan buruk yang tidak bisa dilupakan
Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau kekhawatiran, atau perasaan bersalah
yang menghantui
Mengalami salah satu atau lebih masalah perasaan atau perilaku berikut dapat menjadi tanda
peringatan awal dari penyakit mental:
Merokok, minum, atau menggunakan obat dengan dosis yang tidak sesuai
Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan
Tidak mampu melakukan tugas sehari-hari, seperti mengurus anak-anak atau bekerja dan
pergi ke sekolah
Penyakit mental merupakan penyebab utama dari tindakan menyakiti diri dan bunuh diri, serta
penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. Hal ini dapat memicu masalah yang memengaruhi
kehidupan seseorang, seperti:
Konflik keluarga
Isolasi sosial
Bolos kerja atau sekolah, atau masalah lain yang terkait pekerjaan atau sekolah
Menyakiti diri dan merugikan orang lain, termasuk bunuh diri atau membunuh orang lain
Meskipun umum, penyakit mental harus didiagnosis oleh dokter. Untuk mendiagnosis kesehatan
mental, dokter dapat:
Melakukan tes diagnostic/evaluasi lain, seperti cek fungsi tiroid atau skrining alkohol dan
obat-obatan.
Setelah melakukan diagnosis, dokter dapat memberikan obat dan saran mengenai cara untuk
mengontrol emosi, atau merekomendasikan psikiater untuk Anda.
Pengobatan
Pasien biasanya enggan untuk mencari bantuan profesional. Hanya 2 dari 5 orang penderita penyakit
mental yang mengalami perubahan suasana hati, kecemasan, atau gangguan penggunaan obat-
obatan pada tahun pertama ketika gangguan muncul. Tujuan dari perawatan adalah:
Sayangnya, belum ada obat yang dapat menyembuhkan semua penyakit mental sekaligus. Setiap
orang mungkin mengalami gangguan jiwa yang berbeda-beda. Anda harus memilih pengobatan atau
kombinasi perawatan yang terbaik, sesuai kondisi Anda. Pilihan pengobatan tersebut meliputi:
Psikoterapi. Terapi jenis ini merupakan terapi bicara untuk memberikan media yang aman
dalam mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikoterapis dapat memberikan
bantuan dengan membimbing Anda bagaimana cara mengontrol perasaan. Psikoterapi
beserta perawatan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk
mengobati penyakit jiwa. Contoh psikoterapi adalah cognitive behavioral therapy, exposure
therapy, dialectical behavior therapy, dll
Obat. Terapi obat biasanya melibatkan obat-obatan yang dapat mengubah kimia otak di
otak. Obat tersebut termasuk selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin-
norepinefrin reuptake inhibitor (SNRIs) dan antidepresan trisiklik. Obat ini biasanya
dikombinasikan dengan psikoterapi untuk hasil pengobatan yang lebih efektif.
Rawat inap. Jika Anda berkomitmen untuk sembuh dari penyakit mental, Anda mungkin
memerlukan pemantauan ketat terhadap gejala-gejala penyakit.
Support group. Penderita penyakit mental yang sama atau yang sudah berpengalaman
dengan penyakit mental dapat berkumpul untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu
sama lain menuju pemulihan.
Obat pelengkap dan alternatif. Pengobatan pelengkap dan alternatif mengacu pada
pengobatan dan praktik-praktik yang biasanya tidak terkait dengan perawatan standar.
Pengobatan ini melibatkan obat atau suplemen herbal, akupunktur maupun meditasi untuk
meningkatkan suasana hati.
Rencana bagi diri sendiri. Gaya hidup dan kebiasaan dapat diatur untuk melawan penyakit
mental. Anda dapat menyusun rencana perawatan diri Anda sendiri untuk memantau
kesehatan, proses pemulihan, pemicu atau tanda-tanda peringatan penyakit.
Manajemen kesehatan mental mencakup empat aspek, yaitu: Heal, Home, Purpose dan Community.
Heal. Anda harus diberi tahu tentang cara untuk menjaga kesehatan mental dan membuat
pilihan yang sehat untuk mendukung kesejahteraan fisik dan emosional.
Home. Anda perlu bekerja sama dengan keluarga, teman dan tim medis untuk menciptakan
tempat yang stabil dan aman untuk tinggal.
Purpose. Anda harus mengambil bagian dalam kegiatan sehari-hari, menjadi relawan, atau
merawat keluarga Anda sendiri. Lanjutkan pekerjaan Anda agar dapat mendukung diri Anda
secara finansial.
Tetap positif
Mengontrol diri.
Bila Anda memiliki penyakit mental, Anda mungkin merasa putus asa dan tidak berguna. Namun,
Anda tidak boleh menyerah! Pengalaman ini bisa membuat orang menjadi pribadi yang lebih kuat.
Langkah pertama untuk memperbaiki kondisi Anda adalah untuk menerima penyakit mental dan
segera mencari bantuan medis. Anda mungkin tidak merasakan adanya perbaikan suasana hati.
Namun seiring berjalannya waktu, Anda akan melihat adanya harapan bahwa kondisi kesehatan
Anda akan membaik.
Sumber:hellosehat.com
"Sekalipun gangguan mental dapat terjadi di sepanjang rentang usia, namun sekitar 3/4 dari seluruh
jenis gangguan mental dialami oleh mereka yang berusia 24 tahun ke atas," ujar dr. Leonardi A.
Goenawan, Sp. KJ kepada Medcom.id di Jakarta.
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa yang praktek di RS Pondok Indah dan Puri Indah itu menyatakan
bahwa seseorang memiliki kesehatan mental yang baik, apabila mempunyai kemampuan tertentu.
Salah satunya, mampu menjalankan aktivitas yang produktif. Seperti beraktivitas di pekerjaan,
sekolah, membantu orang lain, dan sebagainya.
"Memiliki hubungan interpersonal atau sosial yang sehat dan memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan mengatasi masalah dengan baik," tuturnya.
Sedangkan, gangguan mental merupakan kondisi medis yang menyangkut perubahan pada emosi,
pikiran, atau perilaku seseorang. Kondisi ini selanjutnya mengakibatkan penderitaan dan gangguan
dalam menjalankan ketiga aktivitas tersebut dengan efektif dan produktif.
Penyebab dari gangguan mental pun berbeda untuk masing-masing individu. Ada yang muncul
karena suatu hal atau fobia tertentu, ada yang muncul akibat tertekan atau stres, bisa juga sudah
parah hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit.
dr. Leonardi A. Goenawan, Sp. KJ (Foto: RSPI)
Jenis-jenis gangguan mental sendiri setidaknya kurang lebih 300 jenis yang terdaftar dalam The
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5) maupun International Classification
of Diseases 10th Edition (ICD-10) yang terbagi atas 10 kategori (F0 – F9). Klasifikasi seperti ini
dibutuhkan untuk membuat kesepakatan, penelitian, dan menyusun tata laksana pengobatan yang
terbaik bagi yang membutuhkannya.
"Beberapa gangguan mental yang sering kita dengar dan temukan di masyarakat atau melalui media,
pertama, gangguan mental organik. Gangguan yang disebabkan adanya kelainan organik atau
struktural di otak, seperti kepikunan atau gangguan mental yang disebabkan oleh penyakit fisik yang
berdampak pada kinerja otak lainnya," papar dr. Leonardi.
Kedua, gangguan mental dan perilaku yang berhubungan dengan penggunaan zat psikoaktif.
Gangguan jenis ini dialami oleh para pengguna amfetamin, ganja, heroin, alkohol, dan sejenisnya.
Gangguan jenis skizofrenia adalah gangguan mental yang memiliki gejala utama halusinasi
pendengaran dan delusi atau disebut waham. Sedangkan, gangguan mood merupakan gangguan
pada alam perasaan dan emosi, seperti depresi dan bipolar.
Jenis kelima, gangguan neurotik yang berupa cemas berlebihan, fobia, panik, obsesif kompulsif, dan
sejenisnya. Ada juga gangguan perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisik dan fisiologis
dengan munculnya insomnia, gangguan makan, disfungsi seksual, dan sejenisnya.
Selanjutnya, gangguan pada kepribadian dan perilaku orang dewasa, yaitu kepribadian paranoid,
narsisistik, obsesif-kompulsif, kesulitan dalam mengendalikan impulse, judi patologis, pyromania,
kleptomania, kelainan preferensi seksual, dan lain-lain.
Kemudian, retardasi mental yang sering disebut sebagai disabilitas intelektual. Gangguan
perkembangan psikologis yakni gangguan bicara, autisme, dan sindrom Asperger. Terakhir,
hangguan perilaku dan emosional pada anak dan remaja, yaitu gangguan atensi dan hiperaktivitas.
Sumber:medcom.id
Mental Illness atau apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia merupakan Orang Dengan
Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial,
pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami
gangguan jiwa.
Sumber:
M Miftahul Ihsan
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sriwijaya
Suatu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau
kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup
sehari-hari.
Gangguan kecemasan
Gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup
kuat untuk mengganggu aktivitas sehari-hari
Gangguan bipolar
Suatu gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati mulai dari posisi terendah
depresif/tertekan ke tertinggi/manik.
Pikun
Skizofrenia
Gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku
dengan baik.
Autisme
Gangguan yang ditandai dengan kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan
peristiwa yang mengerikan.
Gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali dengan beberapa gejala berikut ini, antara
lain:
Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan
dengan orang lain.
Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang tidak
biasa.
Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.
Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba.
Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke sekolah atau
tempat kerja.
Cedera kepala.
Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga.
Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang
pernah dialami.
Faktor Risiko Kesehatan Mental
Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki
memiliki risiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.
Dokter ahli jiwa atau psikiater akan mendiagnosis suatu gangguan mental dengan diawali suatu
wawancara medis dan wawancara psikiatri lengkap mengenai riwayat perjalanan gejala pada
pengidap serta riwayat penyakit pada keluarga pengidap. Kemudian, dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik yang menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan adanya penyakit lain.
Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan
fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-obatan, serta CT scan untuk mengetahui adanya kelainan
pada otak pengidap. Jika kemungkinan adanya penyakit lain sudah dieliminasi, dokter akan
memberikan obat dan rencana terapi untuk membantu mengelola emosi pengidap.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu:
Pengobatan Kesehatan Mental
Beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter dalam menangani gangguan mental,
antara lain:
Psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi bicara yang memberikan media yang aman untuk
pengidap dalam mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikiater akan memberikan
bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan. Psikoterapi beserta
perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk
mengobati penyakit mental. Beberapa contoh psikoterapi, antara lain cognitive behavioral
therapy, exposure therapy, dialectical behavior therapy, dan sebagainya.
Rawat inap. Rawat inap diperlukan jika pengidap membutuhkan pemantauan ketat terhadap
gejala-gejala penyakit yang dialaminya atau terdapat kegawatdaruratan di bidang psikiatri,
misalnya percobaan bunuh diri.
Support group. Support group umumnya beranggotakan pengidap penyakit mental yang
sejenis atau yang sudah dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Mereka berkumpul
untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lain menuju pemulihan.
Membuat rencana bagi diri sendiri, misalnya mengatur gaya hidup dan kebiasaan sehari-
hari, untuk melawan penyakit mental. Rencana ini bertujuan untuk memantau kesehatan,
membantu proses pemulihan, dan mengenali pemicu atau tanda-tanda peringatan penyakit.
Sumber:halodoc