Anda di halaman 1dari 9

Apa itu kesehatan mental?

WHO mengidentifikasi kesehatan mental sebagai keadaan di mana seorang individu


menyadari kemampuannya dalam mengatasi stres, bekerja secara produktif, serta
berkontribusi terhadap komunitasnya.
Kesehatan mental ini nggak kalah penting dengan kesehatan fisik. Dalam penjelasannya lebih
lanjut, WHO bilang kesehatan baru tercapai kalau keadaan fisik, mental, serta sosial seseorang
dalam kondisi sejahtera. Definisi ini menjadi penting, karena kesehatan itu bukan cuma soal
punya atau tidak punya penyakit aja.

Kalian tau nggak, sebelumnya kesehatan mental pernah dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Stigma negatif yang selalu dikaitkan dengan mereka yang punya gangguan kesehatan mental jadi
alasannya. Saking parahnya, para penderita yang harusnya ditolong ini malah dianggap kerasukan
sampai dijauhi masyarakat!

Di abad ke-18 Amerika misalnya. Pasien-pasien dengan gangguan mental ditempatkan di


lingkungan yang tidak terawat dan diberikan perlakukan yang nggak manusiawi. Perlakuan itu
dijustifikasi oleh “hukuman religius” sebab mereka masih beranggapan gangguan mental
diakibatkan oleh kurangnya nilai spiritual seseorang.

Sampai akhirnya munculah istilah mental hygiene yang pertama kali digunakan oleh filsuf
Amerika, William Sweetzer pada 1843. Istilah tersebut kemudian diberikan definisi tetap oleh
Isaac Ray, salah satu pendiri American Psychiatric Association, sebagai “the art of preserving
the mind against all incidents and influences calculated to deteriorate its qualities, impair its
energies, or derange its movements.”
Nggak berhenti sampe di situ. Dari sana, kampanye pentingnya kesehatan mental terus berlanjut
sampai sekarang. Kesadaran masyarakat yang terus meningkat terhadap kesehatan mental, jadi
buah manis dari perjuangan kampanye-kampanye ini.

Kenapa menjaga kesehatan mental itu penting?


Seperti kata WHO tadi, kesehatan itu mencangkup fisik, mental, serta kehidupan
sosial. Ketiganya saling berkaitan dan nggak bisa dipisahkan dari satu sama lain. Buktinya
nih, para peneliti menemukan kalau kesehatan mental yang bermasalah akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada sistem tubuh seseorang.
Perubahan-perubahan tersebut antara lain:

 Meningkatnya peradangan
 Perubahan detak jantung serta sirkulasi darah
 Hormon stres yang tidak normal
 Dan perubahan metabolisme seperti pada orang yang berisiko diabetes
Perubahan pada sistem di tubuh tersebut dapat menurunkan respon imun seseorang. Akibatnya,
orang tersebut lebih berpotensi mengundang penyakit-penyakit kronis. Peneliti juga
menghubungkan kesehatan mental dan fisik ke dalam asosiasi berikut:

1. Kesehatan mental yang buruk merupakan faktor dari penyakit kronis.


2. Orang dengan gangguan kesehatan mental yang serius berisiko tinggi mengalami
penyakit kronis.
3. Orang dengan penyakit kronis berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental.
Ngeri juga ‘kan?

‌via cheezburger.com
Selain dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga tidak nggak bisa dipisahkan dari kehidupan
sosial seseorang. Karena saling berkaitan juga.

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan pertukaran interaksi antar sesama untuk bisa
menjaga kualitas hidupnya. Orang-orang yang terisolasi secara sosial, atau tidak memiliki
hubungan sosial yang baik dengan sekitarnya cenderung memiliki kesulitan untuk merawat diri
mereka.

Sebuah penelitian di Perancis juga menemukan kalau kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi
oleh kehidupan sosial mereka. Semakin jarang pertukaran interaksi yang mereka lakukan,
semakin menurun kualitas hidup yang mereka rasakan.
Kalau kalian penasaran dengan kemampuan membuat relasi & interaksi kalian, pas banget Satu
Persen punya kuis gratis yang bisa kalian lakuin sekarang: Tes Attachment Style!

Masalah-masalah pada kesehatan mental


Pada kesehatan mental ada tiga jenis gangguan yang paling umum, yaitu:

1. Gangguan kecemasan
2. Gangguan mood
3. Schizophrenia

Gangguan kecemasan
Orang dengan gangguan kecemasan memiliki ketakutan atau kecemasan yang akut terhadap suatu
objek maupun situasi. Mereka akan berusaha sebisa mungkin untuk menghindari hal-hal yang
dapat memunculkan kecemasan mereka itu.

Gangguan kecemasan sendiri terbagi lagi ke dalam beberapa contoh berikut:

Generalized Anxiety Disorder (GAD)


Perasaan khawatir yang kita rasakan sehari-hari, yang mengganggu produktivitas kita
dikategorikan ke dalam Generalized Anxiety Disorder ini. Gejala yang dialami pada GAD antara
lain: gangguan tidur, gelisah, kelelahan, dan tegang pada otot.

Gangguan panik
Orang dengan gangguan kepanikan mengalami serangan panik yang tiba-tiba dari waktu ke
waktu. Serangan panik merupakan reaksi ketakutan berlebih yang ditandai dengan meningkatnya
detak jantung, nafas pendek, pusing, gemetar, atau tegang otot.

Phobia
Phobia merupakan ketakutan ekstrem terhadap suatu objek atau situasi. Phobia sendiri memiliki
beberapa kategori di dalamnya yang terbagi atas objek atau situasi penyebab rasa takutnya.

Baca juga: Mengenal Lebih Lanjut Soal Phobia


Obsessive-compulsive disorder (OCD)
Orang dengan OCD memiliki kecenderungan untuk melakukan sebuah aktivitas berulang-ulang.
Gangguan ini akan memaksa mereka untuk melakukan hal tersebut, jika tidak orang itu akan
diliputi rasa cemas atau takut.

Post-traumatic stress disorder (PTSD)


PTSD merupakan trauma yang diakibatkan oleh pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu.
Ketika merasakan sesuatu yang mengingatkan mereka pada kejadian traumatis tersebut, orang
dengan PTSD akan merasa dirinya atau orang lain dalam bahaya serta panik sebab tidak memiliki
kontrol terhadap hal yang terjadi padanya.

Gangguan Mood
Perubahan mood yang tidak wajar merupakan gejala utama dari gangguan ini. Gangguan mood
atau mood disorder biasanya menyangkut mood yang energetik (mania) dan depresi. Contoh dari
gangguan mood yaitu: depresi, gangguan bipolar, atau seasonal affective disorder (SAD).

Schizophrenia
Gangguan schizophrenia adalah gangguan kesehatan mental yang kompleks. Para ahli pun masih
belum bisa menentukan apakah schizophrenia ini merupakan gangguan tunggal atau gabungan
dari gangguan lainnya.

Gejala-gejala yang umumnya terjadi pada orang dengan schizophrenia yaitu: delusi, halusinasi,
kurang motivasi, atau mood yang datar.

Cara Menjaga Kesehatan Mental


Dengan menjaga kesehatan mental, kalian juga secara nggak langsung ikut menjaga
kesehatan fisik kalian. Jadi dengan melakukan aktivitas-aktivitas di bawah ini, kalian bisa
meningkatkan kedua hal tersebut sekaligus, asik ‘kan!
Apa aja caranya?

Menjalin komunikasi dengan orang sekitar


Nggak ada manusia yang bisa hidup sendiri terisolasi dari orang lain dan merasa bahagia. Studi
menunjukan kalau seseorang dengan sahabat yang dekat memiliki risiko mengalami depresi atau
kecemasan di masa hidupnya.

Psikolog Susan Pinker juga mengatakan sesuatu yang menarik soal komunikasi.
Katanya saat berkomunikasi tubuh kita menghasilkan neurotransmitter yang bertugas dalam
mengatur respons terhadap stres dan kecemasan. Dalam kata lain, berkomunikasi dengan orang
lain membantu kita lebih tangguh saat menghadapi stres

Jalani rutinitas yang menyehatkan


Karena saling berkaitan, melakukan aktivitas yang menyehatkan fisik juga akan ikut
menyehatkan kesehatan mental kita.
Mulai hindari makanan-makanan yang berakibat buruk bagi kesehatan. Inget, kesehatan fisik juga
bakal mempengaruhi kesehatan mental kalian!
Kalian juga bisa membuat rutinitas olahraga yang teratur. Kalian nggak perlu cari olahraga yang
berat-berat, kok. Lari di sekitaran rumah kalian atau senam di rumah juga bakal cukup!

Dan yang nggak kalah penting, luangkan waktu untuk tidur yang cukup. Nggak ada salahnya
kok buat ngasih waktu istirahat buat diri kalian sendiri, nggak peduli sesibuk apa pun kegiatan
yang sedang kalian jalani sekarang!

Buat tujuan hidup


Membuat tujuan hidup bisa membantu kalian untuk mencoba hal-hal baru. Kalian juga bisa lebih
mengontrol fokus kalian ke berbagai aktivitas yang positif sehingga kalian nggak terpaku dengan
sesuatu yang menyulitkan kalian.

Pengertian Kesehatan Mental


Kesehatan jiwa atau sebutan lainnya kesehatan mental adalah kesehatan yang berkaitan
dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang.

Perlu kamu ketahui bahwa peristiwa dalam hidup yang berdampak besar pada kepribadian
dan perilaku seseorang bisa berpengaruh pada kesehatan mentalnya.

Misalnya, pelecehan saat usia dini, stres berat dalam jangka waktu lama tanpa adanya
penanganan, dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Berbagai kondisi tersebut bisa membuat kondisi kejiwaan seseorang terganggu, sehingga
muncul gejala gangguan kesehatan jiwa.

Akan tetapi, masalah kesehatan mental bisa mengubah cara seseorang dalam mengatasi stres,
berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri
sendiri.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum terjadi antara lain depresi, gangguan bipolar,
kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan
psikosis.

Selain itu, ada beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti
postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.
Apa Saja Penyebab Gangguan Kesehatan
Mental?
Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan kesehatan
jiwa, antara lain:

 Cedera pada kepala.


 Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan kesehatan jiwa dalam
keluarga.
 Kekerasan dalam rumah tangga atau bentuk pelecehan lainnya.
 Adanya riwayat kekerasan saat kanak-kanak.
 Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
 Mengalami diskriminasi dan stigma.
 Kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
 Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.
 Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
 Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.
 Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
 Stres berat yang terjadi dalam waktu yang lama.
 Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
 Tinggal pada lingkungan perumahan yang buruk.
 Mengalami trauma yang signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius,
atau tindakan kriminal lainnya.

Faktor Risiko Gangguan Kesehatan Mental


Selain itu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami
gangguan kesehatan jiwa.

Faktor tersebut antara lain:

 Wanita berisiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki


memiliki risiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.
 Wanita setelah melahirkan. Baca lebih lanjut artikel Mengenal 3 Jenis Depresi Pasca-
Melahirkan untuk mengetahui apa saja jenis gangguan mental yang kerap terjadi pada
ibu setelah melahirkan.
 Adanya masalah pada masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
 Menjalani profesi yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.
 Memiliki riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.
 Mempunyai riwayat kelahiran dengan kelainan pada otak.
 Adanya riwayat penyakit mental sebelumnya.
 Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
 Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.

Gejala Gangguan Kesehatan Mental


Gejala gangguan kesehatan jiwa bisa berbeda bergantung pada jenisnya.

Kendati demikian, gejala umum dari kelainan kesehatan ini yang bisa kamu kenali antara
lain:

 Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.


 Delusi, paranoia, atau halusinasi.
 Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
 Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu menghantui.
 Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
 Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
 Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.
 Adanya pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
 Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.
 Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.
 Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.
 Menunjukkan perubahan suasana hati secara mendadak yang menyebabkan masalah
dalam hubungan dengan orang lain.
 Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang
tidak biasa.
 Perasaan sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.
 Merokok, minum alkohol lebih banyak dari biasanya, atau bahkan menggunakan
narkoba.
 Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu
sedikit.
 Perubahan gairah seks.
 Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
 Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke
sekolah atau tempat kerja.
 Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.

Diagnosis Gangguan Kesehatan Mental


Dokter ahli jiwa atau psikiater akan mengawali diagnosis gangguan kesehatan mental dengan
wawancara medis dan psikiatri.

Mulanya, dokter akan bertanya mengenai riwayat gejala pada pengidap dan penyakit pada
keluarga.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengeliminasi kemungkinan


adanya penyakit lain.

Jika memang perlu, dokter akan meminta pengidap untuk melakukan tindakan pemeriksaan
penunjang, seperti pemeriksaan fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-obatan, serta CT scan
untuk mengetahui adanya kelainan pada otak.

Sementara itu, jika tidak menemukan adanya potensi kondisi medis lain, dokter akan
meresepkan obat dan terapi yang sesuai.

Kadang, mengikuti tes sederhana seperti depression test yang ada di Halodoc juga bisa
membantu mengenali kondisi kesehaatan mental.

Pengobatan Gangguan Kesehatan Mental


Ada beberapa cara penanganan gangguan kesehatan mental yang bisa menjadi pilihan sesuai
dengan kondisi yang terjadi pada pengidap, yaitu:

1. Psikoterapi
Pertama, penanganan dengan psikoterapi. Ini merupakan jenis terapi dengan media yang
aman untuk mengungkapkan perasaan dan memberikan saran yang sesuai.

Dalam situasi ini, psikiater akan memberi bantuan dengan membimbing pengidap dalam
mengontrol perasaan.

Sementara itu, psikoterapi beserta perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan


cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit kesehatan mental.

Contohnya cognitive behavioral therapy, exposure therapy, dialectical behavior therapy, dan
sebagainya.

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk melakukan psikoterapi? Cari tahu jawabannya dari
artikel Kapan Seseorang Membutuhkan Psikoterapi?

2. Obat
Pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit kesehatan jiwa umumnya bertujuan untuk
mengubah senyawa kimia pada otak.
Beberapa obat tersebut berupa golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI),
serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs), dan antidepresan trisiklik.

Dokter biasanya akan mengombinasikan resep obat dengan psikoterapi untuk hasil
pengobatan yang lebih efektif.

3. Perawatan intensif di rumah sakit


Dokter dan ahli kejiwaan akan menyarankan rawat inap jika pengidap membutuhkan
pemantauan ketat terhadap gejala masalah kesehatan jiwa yang dialami.

Selain itu, perawatan intensif juga mungkin perlu apabila pengidap menunjukkan kondisi
gawat darurat misalnya percobaan bunuh diri.

4. Supporting group
Support group umumnya memiliki anggota pengidap penyakit kesehatan mental yang sejenis
atau mereka yang sudah dapat mengendalikan emosinya dengan baik.

Ketika melakukan sesi grup, orang-orang berkumpul untuk berbagi pengalaman dan
membimbing satu sama lain menuju pemulihan yang lebih tepat, cepat, dan optimal.

5. Stimulasi pada otak


Rekomendasi penanganan gangguan kesehatan jiwa lainnya adalah stimulasi pada otak.

Sederhananya, terapi ini berupa elektrokonvulsif, stimulasi magnetik transkranial,


pengobatan eksperimental yang bernama stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.

6. Rehabilitasi
Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat atau rehabilitasi memiliki tujuan utama untuk
membantu menangani pengidap gangguan kesehatan mental yang terjadi karena
ketergantungan akibat penyalahgunaan zat terlarang.

Guna mengetahui prosesnya, kamu bisa baca artikel Ini Proses dan Tahapan Rehabilitasi
pada Pecandu Narkoba.

7. Perawatan mandiri
Selain penanganan medis dengan bantuan psikolog atau psikiater, pengidap juga bisa
melakukan perawatan mandiri untuk mengatasi gangguan kesehatan mental.

Misalnya, mengubah pola hidup dan pola makan sehat, dan mampu mengelola stres dengan
baik.

Selain itu, perawatan mandiri bersamaan dengan penanganan medis bisa membantu
mempercepat proses pemulihan, memantau kondisi kesehatan, dan mengenali apa saja yang
menjadi pemicu terjadinya gangguan psikologi tersebut.
Penanganan gangguan kesehatan mental perlu dilakukan sesegera mungkin.

Sebab, masalah kejiwaan juga bisa berpengaruh pada kondisi fisik. Baca selengkapnya pada
artikel Kesehatan Mental Bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik.

Jangan ragu untuk hubungi dokter ahli di Halodoc untuk membantu menangani masalah
kesehatan mentalmu dengan tindakan yang tepat.

Pencegahan Gangguan Kesehatan Mental


Selain itu, kamu juga bisa melakukan beberapa upaya untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan jiwa antara lain:

 Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.


 Membantu orang lain dengan tulus.
 Membiasakan berpikir positif.
 Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
 Mencari bantuan profesional jika memang kamu memerlukannya.
 Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
 Memastikan tubuh mendapatkan cukup waktu istirahat.

Kapan Harus ke Dokter?


Jika diri sendiri atau kerabat menunjukkan gejala masalah kesehatan jiwa secara terus-
menerus dan tidak membaik, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis jiwa
atau psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Sebab, diagnosis dan penanganan dini bisa membantu pengidap sembuh dari kondisi yang
mereka alami, melakukan aktivitas harian dengan normal, dan terhindar dari risiko
komplikasi gangguan kesehatan mental yang serius dan berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai