Anda di halaman 1dari 16

KONSEP STRES, RENTANG SEHAT

SAKIT JIWA DAN KOPIN

Di susun oleh:

1. Januar Alung (1420122048) 5. Nabila Fikriyah (1420122075)

2. Muhamad Haikal Azgi Firdan (1420122069) 6. Khaerunnisa (1420122054)

3. Noval Maulana (1420122080) 7. Nurpa Eka Syara (1420122134)

4. Marina Ulfa (1420122065)


PENDAHULUAN

Sehat mental atau psikis merupakan kondisi sehat pikiran, emosional, maupun spiritual dari seseorang
( Adlyani,2015). Setiap orang mengalami sesuatu yang disebut stres sepanjang kehidupannya. Terlalu
banyak stres dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti penyesuaian yang buruk, penyakit fisik dan
ketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah.

Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya suatu hubungan antara peristiwa
kehidupan yang menegangkan atau penuh stres dengan berbagai kelainan fisik dan psikiatrik (Yatkin &
Labban, 1992).
KONSEP STRES

Stres adalah bagian yang penting dan tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Menurut WHO
(2012) dalam Sukardiyanto (2008) stres adalah reaksi atau respon terhadap stressor psikososial ( tekanan
mental atau beban kehidupan). Stres pada awalnya akan muncul karena terjadinya ketidakseimbangan
antara kemampuan atau sumber daya dengan tuntutan, maka apabila tunttutan semakin banyak, maka stres
akan semakin tinggi juga. Stres dapat menimbulkan berbagai macam gelaja baik secara fisik maupun
psikologis.

Stres adalah respon individu terhadap keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa ( disebut stresor) yang
mengancam individu dan mengurangi kemampuan individu dalam mengatasi segala bentuk stresor
(sentrock, 2012).
ETIOLOGI STRES
Menurut Sukardiyanto (2010) penyebab stres adalah stressor. Macam-macam stressor antara lain fisik, psikologik,
keluarga, sosial, spiritual, masalah keuangan, dan stressor akademik.
Stressor fisik terbagi menjadi stressor fisik internal dn stressor fisik eksternal. Stressor fisik internal yaitu berasal
dari dalam tubuh individu misalnya sakit kepala, masalah perut, dan sebagainya. Stressor fisik eksternal adalah
stres yang datang dari luar tubuh individu seperti panas, dingin, suara, polusi, radiasi, makanan, zat kimia, trauma,
pembedahan, dan latihan fisik yang terpaksa.
Stressor psikologik muncul karena tekanan waktu dan harapan yang tidak realistis pada individu sehingga
menyebabkan tekanan dari dalam indivitu itu sendiri yang biasanya bersifat negatif seperti rasa takut, frustasi,
kecemasan ( anxiety), rasa bersalah, rasa khawatir yang berlebihan, marah, benci, cemburu, rasakasihan pada diri
sendiri, serta rasa rendah diri.
Stressor keluarga muncul dari masalah keluarga seperti hubungan dengan responden orang tua yang tidak
harmonis, masalah dengan pasangan hidup, dan masalah dengan anak-anak seperti masalah keuangan, perhatian
yang kurang dari keluarga dan lain-lain.
Stressor sosial muncul karena akibat tekanan dari luar yang disebabkan oleh interaksi sosial dan lingkungannya
seperti sekolah, pekerjaan, dan masyarakat. Banyak stres sosial yang bersifat traumatik yang tidak dapat dihindari
seperti kehilangan responden yang sangat dicintai, kehilangan pekerjaan, perceraian, masalah keuangan, pindah
rumah, pindah tempat kerja dan sebaginya.
Stressor spiritual muncul saat nilai dasar spiritual atau keyakinan mengalami hambatan akibat hambatan dari waktu
pertumbuhan spiritual tersebut. Mengabaikan kebutuhan spiritual mengakibatkan dan memberikan kontribusi
kedalam tingkat stres yang lebih tinggi yang dapat menyebabkan penurunan spiritual.
Stressor masalah keuangan ( kondisi sosial dan ekonomi) yang tidak sehat misalnya pendapatan lebih rendah atau
terlibat hutang.
Menurut Olejnik dan Holschuh ( 1007), stres akademik ialah respon yang muncul karena terlalu banyaknya
tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa
PATOFISIOLOGI STRES

Secara psikologis respon tubuh saat mengalami stres akan mengaktivasi hipotalamus,
selanjutnya akan mengendalikan sistem neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan
sistem korteks. Saraf simpatis berespon terhadap inplus saraf dari hipotalamus yaitu
dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah
pengendaliannya, sebagai contoh akan meningkatkan kecepatan denyut jantung
( takikardia) dan medilatasi pupil. Saraf simpatis memberi singal ke medilla adrenal
untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin kedalam aliran darah. Jika tubuh tidak
melakukan penyesuaian diri dengan perubahan maka akan terjadi gangguan
keseimbangan ( puspitasari, 2010).
BENTUK-BENTUK STRES

Ambarwati (2010), stres terbagi atas distres dan eustres

1) Distres (stres negatif)


Yaitu stres individu yang tidak mampu mengatasi keadaan emosinya sehingga akan mudah terserang distres. Distres
memiliki arti rusak dan merugikan. Ciri-ciri individu yang mengalami distres adalah mudah marah, sulit konsentrasi, cepat
tersinggung, bingung,pelupa,pemurung, penurunan akademik dan kesulitan mengambil kesulitan.

2) Eustres ( stres positif)


Yaitu stres baik atau stres yang tidak mengganggu individu dan memberikann perasaan senang dan bersemangat. Eustres
adalah respon terhadap stres yang bersifat positif, sehat dan konstruktif (membangun).
GEJALA-GEJALA STRES

Gejala emosional
Kecemasan, gelisah, mudah marah,frustasi, merasa harga diri rendah, dendam,percaya diri menurun, sensitiv dan
hiperaktif

Gejala fisikal
Meliputi tidur tidak teratur ( insomnia), lelah, diare, sakit pada bagian tubuh leher.

Gejala interpersonal
Meliputi kehilangan kepercayaan pada responden lain, mudah mempersalahkan responden lain, dan tidak peduli
terhadap responden lain.

Gejala intelektual
Meliputi susah berkonsentrasi, sulit atau lambat mengambil keputusan
TANDA-TANDA STRES
1. Sakit kepala
2. Susah tidur
3. Kurang dapat berkonsentrasi
4. Temperamental dan mudah tersinggung
5. Sakit magh
6. Tidak ada kepuasan dalam hidup misalnya bekerja, belajar ataupun bersosialisasi

TINGKAT STRES
 Stres ringan adalah stres yang dihdapi setiap responden secara teratur, umumnya dirasakan oleh setiap responden misalnya
lupa, banyak tidur, kemacetan , dikritik. Situasi seperti ini biasanya tidak menimbulkan bahaya.
 Stres sedang umumnya lebih lama dari stres ringan. Biasanya berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Situasi seperti
ini akan berpengaruh pada kondisi kesehatan responden.
 Stres berat merupakan stres kronik yang berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun
RENTANG SEHAT SAKIT JIWA

Rentang sehat sakit jiwa merupakan suatu range/rangkaian kondisi kejiwaan seseorang yang di muali dari kondisi
sehat secara jiwa, kemudian sedang dalam masalah yang berpengaruh terhadap kejiwaan, sampai dengan gangguan
jiwa (university of michigan, 2013).
Tabel 1. Rentang sehat - sakit jiwa Akemat, Helena, Keliat & Nurhaeni (2011)
Respon Adaptif Sehat Jiwa Masalah Psikososial Respon Maladaptif Gangguan Jiwa

Pikiran Logis Pikiran kadang menyimpang Waham


Ilusi
Persepsi akurat Reaksi emosional Halusinasi
Emosi konsisten Ketidak mampuan mengendalikan
Perilaku kadang tidak sesuai emosi
Prilaku sesuai Menarik diri Perilaku kacau

Hubungan sosial memuaskan Isolasi sosial


TANDA DAN GEJALA GANGGUAN
JIWA
Gangguan kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental di mana seseorang menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam
maupun lingkungan luarnya.
Gangguan Asosiasi
Asosiasi adalah proses mental di mana perasaan, kesan, atau gambaran ingatan cenderung menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon atau
konsep lain, yang sebelumnya berkaitan dengannya.
Gangguan perhatian
Perhatian adalah suatu proses kognitf yaitu pemusatan atau konsentrasi
Gangguan ingatan
Ingatan adalah kesanggupan untuk mencatat,menyimpan, serta memproduksi isi dan tanda- tanda kesadaran. Proses ingatan terdiri atas tiga unsur
yaitu pencatatan, penyimpanan, pemanggilan data.
Gangguan psikomotor
Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa meliputi kondisi perilaku motorik, atau aspek motorik dari suatu perilaku.
Gangguan kemauan

Kemauan adalah proses dimana keinginan-keinganan dipertimbangkan lalu diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai
tujuan.
Gangguan emosi afek dan Emosi

adalah pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organik. Sedangkan,
afek adalah perasaan emosional seseorang yang menyenangkan atau tidak yang menyertai suatu pikiran yang berlangsung lama.
Emosi merupakan manifestasi afek yang keluar disertai oleh banyak komponen fisiologik yang berlangsung singkat.

PENYEBAB GANGGUAN JIWA


Hal-hal yang dapat memengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dan jenis kelamin, keadaan badaniah,
keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan
kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia dan sebagainya.
KOPING STRES
Koping melibatkan upaya untuk mengelola situasi yang membebani, memperluas usaha untuk memecahkan
masalah-masalah hidup, dan berusaha untuk mengatasi dan menguragi stres. Keberhasilan dalam koping
berkaitan dengan sejumlah karakteristik, termasuk penghayatan mengenai kendali pribadi, emosi positif, dan
sumber daya personal (Folkman & Moskowitz, 2004). Meskipun demikian keberhasilan dalam koping juga
tergantung pada strategi-strategi yang digunakan dan konteksnya (John W Santrock, 2007: 299).

Bentuk-bentuk Strategi Koping

Koping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) mencakup bertindak secara langsung untuk
mengatasi masalah atau mencari informasi yang relevan dengan solusi. Contohnya adalah menyusun jadwal
untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam satu semester sehingga megurangi tekanan pada akhir semester
Koping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping) merujuk pada berbagai upaya untuk mengurangi
berbagai reaksi emosional negatif terhadap stres, contohnya dengan mengalihkan perhatian dari masalah,
melakukan relaksasi, atau mencari rasa nyaman dan orang PUSA lain.

Macam-macam Koping
 Koping psikologis
 Koping psiko-social

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Koping


• Kondisi ndividu; umur, tahap kehidupan, jeni kelamin, temperamen, pendidikan, intelegensi, suku,
kebudayaan, status ekonomi dan kondisi fisik.

• Karakteristik kepribadian: introvert-ekstrovert, stabilitas emosi umum, kekebalan dan ketahanan. secara

• Sosial-kognitif: dukungan sosial, dukungan yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial.

• Strategi dalam melakukan koping.


TINGKATAN STRES DAN STRATEGI
KOPING STRES
Sesuai dengan berat ringannya stres dan lama-singkatnya stres berlangsung, tubuh menanggapinya dalam tiga tahap:
Tahap "reaksi peringatan atau alarm" (tanggapan terhadap bahaya)
Tahap "adaptasi atau resistensi“
Tahap "kelelahan" (exhaustion)

Fungsi Strategi Koping Stres


Folkman dan Lazarus strategi koping yang berpusat pada emosi (emotional focused coping) berfungsi untuk meregulasi respon emosional terhadap
masalah.
• Penghindaran, peminiman atau pembuatan jarak.
• Perhatian yang selektif.
• Memberikan penilaian yang positif pada kejadian yang negatif.
Strategi koping yang berpusat pada masalah (problem focused coping) berfungsi untuk mengatur dan merubah masalah penyebab stres.
• Penghindaran, peminiman atau pembuatan jarak.
• Perhatian yang selektif.
• Memberikan penilaian yang positif pada kejadian yang negative
• Mengidentifikasikan masalah
• Mengumpulkan alternatif alternatif pemecahan masalah. alternatif peme SISLA
• Menilai alternatif terbaik
• Mengambil tindakan

Anda mungkin juga menyukai