Di susun oleh:
Sehat mental atau psikis merupakan kondisi sehat pikiran, emosional, maupun spiritual dari seseorang
( Adlyani,2015). Setiap orang mengalami sesuatu yang disebut stres sepanjang kehidupannya. Terlalu
banyak stres dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti penyesuaian yang buruk, penyakit fisik dan
ketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah.
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya suatu hubungan antara peristiwa
kehidupan yang menegangkan atau penuh stres dengan berbagai kelainan fisik dan psikiatrik (Yatkin &
Labban, 1992).
KONSEP STRES
Stres adalah bagian yang penting dan tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Menurut WHO
(2012) dalam Sukardiyanto (2008) stres adalah reaksi atau respon terhadap stressor psikososial ( tekanan
mental atau beban kehidupan). Stres pada awalnya akan muncul karena terjadinya ketidakseimbangan
antara kemampuan atau sumber daya dengan tuntutan, maka apabila tunttutan semakin banyak, maka stres
akan semakin tinggi juga. Stres dapat menimbulkan berbagai macam gelaja baik secara fisik maupun
psikologis.
Stres adalah respon individu terhadap keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa ( disebut stresor) yang
mengancam individu dan mengurangi kemampuan individu dalam mengatasi segala bentuk stresor
(sentrock, 2012).
ETIOLOGI STRES
Menurut Sukardiyanto (2010) penyebab stres adalah stressor. Macam-macam stressor antara lain fisik, psikologik,
keluarga, sosial, spiritual, masalah keuangan, dan stressor akademik.
Stressor fisik terbagi menjadi stressor fisik internal dn stressor fisik eksternal. Stressor fisik internal yaitu berasal
dari dalam tubuh individu misalnya sakit kepala, masalah perut, dan sebagainya. Stressor fisik eksternal adalah
stres yang datang dari luar tubuh individu seperti panas, dingin, suara, polusi, radiasi, makanan, zat kimia, trauma,
pembedahan, dan latihan fisik yang terpaksa.
Stressor psikologik muncul karena tekanan waktu dan harapan yang tidak realistis pada individu sehingga
menyebabkan tekanan dari dalam indivitu itu sendiri yang biasanya bersifat negatif seperti rasa takut, frustasi,
kecemasan ( anxiety), rasa bersalah, rasa khawatir yang berlebihan, marah, benci, cemburu, rasakasihan pada diri
sendiri, serta rasa rendah diri.
Stressor keluarga muncul dari masalah keluarga seperti hubungan dengan responden orang tua yang tidak
harmonis, masalah dengan pasangan hidup, dan masalah dengan anak-anak seperti masalah keuangan, perhatian
yang kurang dari keluarga dan lain-lain.
Stressor sosial muncul karena akibat tekanan dari luar yang disebabkan oleh interaksi sosial dan lingkungannya
seperti sekolah, pekerjaan, dan masyarakat. Banyak stres sosial yang bersifat traumatik yang tidak dapat dihindari
seperti kehilangan responden yang sangat dicintai, kehilangan pekerjaan, perceraian, masalah keuangan, pindah
rumah, pindah tempat kerja dan sebaginya.
Stressor spiritual muncul saat nilai dasar spiritual atau keyakinan mengalami hambatan akibat hambatan dari waktu
pertumbuhan spiritual tersebut. Mengabaikan kebutuhan spiritual mengakibatkan dan memberikan kontribusi
kedalam tingkat stres yang lebih tinggi yang dapat menyebabkan penurunan spiritual.
Stressor masalah keuangan ( kondisi sosial dan ekonomi) yang tidak sehat misalnya pendapatan lebih rendah atau
terlibat hutang.
Menurut Olejnik dan Holschuh ( 1007), stres akademik ialah respon yang muncul karena terlalu banyaknya
tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa
PATOFISIOLOGI STRES
Secara psikologis respon tubuh saat mengalami stres akan mengaktivasi hipotalamus,
selanjutnya akan mengendalikan sistem neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan
sistem korteks. Saraf simpatis berespon terhadap inplus saraf dari hipotalamus yaitu
dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah
pengendaliannya, sebagai contoh akan meningkatkan kecepatan denyut jantung
( takikardia) dan medilatasi pupil. Saraf simpatis memberi singal ke medilla adrenal
untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin kedalam aliran darah. Jika tubuh tidak
melakukan penyesuaian diri dengan perubahan maka akan terjadi gangguan
keseimbangan ( puspitasari, 2010).
BENTUK-BENTUK STRES
Gejala emosional
Kecemasan, gelisah, mudah marah,frustasi, merasa harga diri rendah, dendam,percaya diri menurun, sensitiv dan
hiperaktif
Gejala fisikal
Meliputi tidur tidak teratur ( insomnia), lelah, diare, sakit pada bagian tubuh leher.
Gejala interpersonal
Meliputi kehilangan kepercayaan pada responden lain, mudah mempersalahkan responden lain, dan tidak peduli
terhadap responden lain.
Gejala intelektual
Meliputi susah berkonsentrasi, sulit atau lambat mengambil keputusan
TANDA-TANDA STRES
1. Sakit kepala
2. Susah tidur
3. Kurang dapat berkonsentrasi
4. Temperamental dan mudah tersinggung
5. Sakit magh
6. Tidak ada kepuasan dalam hidup misalnya bekerja, belajar ataupun bersosialisasi
TINGKAT STRES
Stres ringan adalah stres yang dihdapi setiap responden secara teratur, umumnya dirasakan oleh setiap responden misalnya
lupa, banyak tidur, kemacetan , dikritik. Situasi seperti ini biasanya tidak menimbulkan bahaya.
Stres sedang umumnya lebih lama dari stres ringan. Biasanya berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Situasi seperti
ini akan berpengaruh pada kondisi kesehatan responden.
Stres berat merupakan stres kronik yang berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun
RENTANG SEHAT SAKIT JIWA
Rentang sehat sakit jiwa merupakan suatu range/rangkaian kondisi kejiwaan seseorang yang di muali dari kondisi
sehat secara jiwa, kemudian sedang dalam masalah yang berpengaruh terhadap kejiwaan, sampai dengan gangguan
jiwa (university of michigan, 2013).
Tabel 1. Rentang sehat - sakit jiwa Akemat, Helena, Keliat & Nurhaeni (2011)
Respon Adaptif Sehat Jiwa Masalah Psikososial Respon Maladaptif Gangguan Jiwa
Kemauan adalah proses dimana keinginan-keinganan dipertimbangkan lalu diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai
tujuan.
Gangguan emosi afek dan Emosi
adalah pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organik. Sedangkan,
afek adalah perasaan emosional seseorang yang menyenangkan atau tidak yang menyertai suatu pikiran yang berlangsung lama.
Emosi merupakan manifestasi afek yang keluar disertai oleh banyak komponen fisiologik yang berlangsung singkat.
Koping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) mencakup bertindak secara langsung untuk
mengatasi masalah atau mencari informasi yang relevan dengan solusi. Contohnya adalah menyusun jadwal
untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam satu semester sehingga megurangi tekanan pada akhir semester
Koping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping) merujuk pada berbagai upaya untuk mengurangi
berbagai reaksi emosional negatif terhadap stres, contohnya dengan mengalihkan perhatian dari masalah,
melakukan relaksasi, atau mencari rasa nyaman dan orang PUSA lain.
Macam-macam Koping
Koping psikologis
Koping psiko-social
• Karakteristik kepribadian: introvert-ekstrovert, stabilitas emosi umum, kekebalan dan ketahanan. secara
• Sosial-kognitif: dukungan sosial, dukungan yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial.