PENDAHULUAN
Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang
akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah
kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan,
sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama
lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu
dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
BABII
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatiakan perwatan mental atau jiwa.
Tema pokok yang menjadi objek penyelidikan ilmu kesehatan mental adalah penyesuaian diri
dan kesehatan mental. Kesehatan mental merupakan bagian yang menting dari penyesuaian diri.
Orang yang mendapat gangguan mental adalah, orang yang tidak dapat menyesuaikan diri
dengan baik. Orang mungkin dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik atau dapat bergaul
dengan orang lain atau dengan para anggota keluarganya, tetapi selalu ada masa-masa dalam
kehidupan nya dimana gangguan mentalnya akan menggangu penyesuaian dirinya yang sudah
terkondisikan dengan baik.
Dalam kehidupan sosial, beragam wujud perilaku yang bisa diamati kemudian dapat
diinterpretasikan, diidentifikasikan, dikategorikan atau diklarifikasikan; mana-nama yang
disimpulkan sebagai bentuk jiwa yang sehat meskipun orangnya secara klinis perlu perawatan
medis (sakit fisik) dan jiwa yang sakit walaupun secara kasat mata orang sehat wal-afiat. Hal ini
berorientasi pada kondisi manusia dalam perkembangannya yang mengalami berbagai persoalan
yang harus diatasi dan diperjuangkan untuk hidupnya. Bila suatu persoalan belum dapat
dipecahkan akan menjadi tekanan bagi jiwanya, bahkan mengganggu keseimbangan mentalnya.
Jikalau mendapat pemecahan masalah yang sehat, maka akan membawa keseimbangan mental
kembali, tanpa tekanan dan memberi kepuasan baginya. Namun, andaikata tidak memperoleh
proses penyelesaian yang sehat, akan menjadi gangguan yang berlarut bagi keseimbangan
mentalnya, bahkan menjadi kesukaran dalam proses kehidupannya.
Sehubungan dengan kondisi perilaku manusia yang beragam itu, maka para ahli
kesehatan mental berusaha menjelaskan kriteria untuk menggolongkan orang yang dalam
keadaan mental sehat, antara lain;
(1) memiliki pandangan sehat terhadap kenyataan (diri dan lingkungan sekitar),
(2) kemampuan menyesuaikan diri pada segala kemungkinan, dan kemampuan mengatasi
persoalan,
(3) dapat mencapai kepuasan pribadi dan ketenangan hidup tanpa merugikan orang lain
(Meichati, 1969:15).
Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya saling
mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan gangguan
jiwa dan penyakit jiwa.
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat,
keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri,
pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain
musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan
emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang
manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih
banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama,
pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik
dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi
menimbulkan mental tidak sehat.
Persepsi Sosial adalah Suatu proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan
mengevaluasi orang lain yang dipersepsi,tentang sifat-sifatnya,kualitasnya,keadaan yang lain yang
ada dalam diri orang yang dipersepsi,sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang di persepsi.
Kognisi Sosial adalah tata cara dimana kita menginterpretasi , menganalisa, mengingat dan
mengunakan informasi tentang dunia sosial. Komponen dasar kognisi sosial adalah skema,yang
merupakan kerangka mental yang menuntun kita untuk mengorganisasi sejumlah besar informasi
dalam suatu cara yang efisien. Kerangka ini memberikan pengaruh kuat terhadap pemikiran sosial.
2. Teori Atribusi
Atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
berperilaku. Untuk mengetahui tentang orang-orang yang ada disekitar kita dapat melalui
beberapa macam cara :
Melihat melalui fisik orang yang bersangkutan
Langsung menanyakan kepada orang yang bersangkutan
Dari perilaku orang yang bersangkutan
3. Komunikasi
Self esteem adalah : evaluasi diri yang dibuat seorang individu , sikap seseorang terhadap
dirinya sendiri,dalam rentang dimensi positif-negatif. Orang yang dengan Self esteem yang
rendah akan mempengaruhi dia dalam mengevaluasi dirinya atau dia akan mengevaluasi dirinya
secara negatif. Evaluasi diri yang negatif,akan menyebabkan keterampilan sosial yang tidak
memadai,kesepian,depresi,dan kinerja lebih buruk.
Contohnya, ketika masalah muncul disekolah , di tempat kerja atau diantara teman akan terjadi
penurunan self esteem, dan akan terjadi peningkatan kecemasan dari individu tersebut.
Shyness (rasa malu ), Meskipun beberapa psikolog sosial telah difokuskan pada penerapan
langsung psikologi sosial untuk proplems klinis, wilayah malu memberikan kontras
penting untuk di kaji. Penelitian yang paling penting dalam rasa malu, serta upaya yang paling
signifikan untuk mengobatinya, telah dilakukan oleh Zimbardo, seorang psikolog sosial
telah mengatakan bahwa, rasa malu seharusnya tidak mengherankan, karena rasa malu adalah hal
yang utama yang menjadikanseseorang kesulitan dalam berinteraksi sosial.
Rasa malu menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman berada di lingkungan sosialnya.
Loneliness ( kesendirian ), merupakan sumber utama penyebab tekanan psikologis bagi banyak
orang dan dapat menjadikan seseorang tersebut terserang depresi.Orang yang kesepian mungkin
gagal untuk mengatasi masalah secara memadai, bahkan kadang-kadang gagal untuk mengenali
perannya di lingkugan sosial.
Orang yang kesepian biasanya orang yang ditolak dari lingkungan sosialnya,yang menuntun
mereka kearah depresi,agresifitas dan menjadi alkholik.
Cronic pain (sakit kronis) dan disability (cacat),merupakan stressor luar biasa bagi individu yang
mengalami dan keluarganya. Tidak hanya rasa sakit yang mereka derita, tetapi mereka mungkin
kehilangan sebagian besar kehidupan sosial dan rekreasi. Juga akan kehilangan status dan
kekuasaan, baik di dalam dan luar keluarga,secaradrastis.
6. Relationship problem
Perubahan hidup menjadi sumber stres bila perubahan hidup tersebut menuntut kita untuk
menyesuaikan diri. Perubahan hidup ini dapat berupa peristiwa menyenangkan seperti
pernikahan, dan peristiwa yang menyedihkan seperti kematian orang tercinta.
Meskipun perubahan hidup yang menyenangkan (positif) maupun tidak menyenangkan (negatif)
dapat menyebabkan stres, perubahan hidup yang positif mengakibatkan gangguan yang lebih
ringan daripada perubahan hidup yang negatif. Dengan kata lain, stres karena pernikahan lebih
ringan daripada stres yang disebabkan oleh perceraian atau perpisahan.
Pernikahan dan hubungan erat lainnya memiliki pengaruh kuat pada kesehatan mental dan
gangguan dalam hubungan tersebut ,dapat menyebabkan sejumlah masalah,yang berakhir
kepada depresi,kecemasan,danpelarian pada alkohol.
BAB III
KESIMPULAN
Orang yang mengalami gangguan mental akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian
diri, seperti dalam pemuasan kebutuhan,keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik,serta
ketenangan pikiran atau jiwa. Itu berarti seseorang akan sulit berinteraksi dengan baik dengan
orang lain dan kesulitan dalam menghadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan.
Daftar Pustaka
Nevid J.S; Rathus S.A; Greene B .2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Alih bahasa Tim Fakultas
Psikologi UI.Jakarta: Erlangga
Stanley W.S,Donald R M.1997. Applied Social Psychology. A Viacom company prentice hall
Hawari, D. (1997), Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: Dana
Bhakti Primayasa
http://www.google.com