STUDI KASUS
DOSEN PENGAMPU:
USWATUN HASANAH
19006132
2022
A. PENGERTIAN DIMENSI FISIK
Fisik yaitu pandangan seseorang terhadap fisik, kesehatan, penampilan
diri dan gerak motoriknya. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai
kesehatan dirinya, penampilan dirinya dan keadaan tubuhnya (Zamroni, 2010).
Esensi memperbarui dimensi fisik adalah melatih tubuh kita secara teratur
dengan cara yang akan melestarikan kapasitas kita agar bisa bekerja dan
beradaptasi serta bermain. Anda diharapkan bisa menjaga dan mencintai tubuh
sendiri agar tetap dalam kondisi sehat hari ini dan juga esok. Ada beberapa cara
untuk menjaga kondisi fisik yang baik yaitu dengan olahraga teratur, makan
makanan yang bernutrisi seimbangs esuai kondisi fisik terkini dan juga istirahat
yang cukup dan berkualitas.
Dimensi kesehatan fisik mengacu pada aspek jasmani. Ini mengacu pada
definisi kesehatan yang lebih tradisional seperti tidak adanya penyakit dan cedera.
Sehat fisik merupakan dimensi sehat yang paling mudah dikenali karena
menyangkut mekanisme dan fungsi tubuh. Sehat fisik adalah komponen
terpenting dari keadaan sehat secara keseluruhan. Ada banyak elemen kesehatan
fisik yang semuanya harus dijaga bersama. Keseluruhan kesehatan fisik
mendorong keseimbangan aktivitas fisik, nutrisi dan kesehatan mental sehingga
tubuh tetap dalam kondisi prima. Kesehatan fisik dapat meningkatkan
kemampuan tubuh agar tetap berfungsi secara optimal. Kesehatan fisik dapat
mempengaruhi dimensi lain dari kesehatan, misalnya penurunan dalam
kesehatan fisik dapat mengakibatkan penurunan dalam dimensi sosial dari
kesehatan. Seseorang yang tiba-tiba terserang flu akan menjadi terisolasi secara
sosial untuk tidak menulari orang lain. Isolasi secara sosial tentu saja menjadi
salah satu gejala dari kesehatan sosial yang kurang optimal.
Menurut World Health Organization Quality of Life Bref version (WHO
QoLBREF) (Power dalam Lopez & Snyder, 2003) terdapat dimensi mengenai
kualitas hidup yang meliputi Dimensi Kesehatan Fisik, yaitu kesehatan fisik
dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan aktivitas. Aktivitas
yang dilakukan individu akan memberikan pengalaman-pengalaman baru yang
merupakan modal perkembangan ke tahap selanjutnya. Kesehatan fisik
mencakup aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan, energi dan
kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas
kerja. Hal ini terkait dengan private self consciousness yaitu mengarahkan
tingkah laku keperilaku covert, dimana individu lain tidak dapat melihat apa
yang dirasakan dan dipikirkan individu secara subjektif.
Dalam hal ini dimensi fisik dapat mengakibatkan yaitu gangguan
aktivitas sehari-hari, ketergantungan obat-obatan dan bantuan medis, energi dan
kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidak berdayaan, tidur dan istirahat serta
kapasitas kerja. Adapun gejalanya adalah sebagai berikut:
1. Gangguan pola tidur. Misalnya sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit
tidur.
2. Menurun tingkat aktivitas. Pada umumnya orang dengan depresi
menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan
orang lain.
3. Menurunnya efisiensi kerja. Penyebab jelas, orang yang terkena depresi akan
sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.
4. Menurunnya produktivitas kerja. Orang dengan depresi akan kehilangan
sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa
menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah
kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya seperti semula.
5. Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi merupakan perasaan negatif.
Jika seseorang menyimpan perasaan negatif, maka jelas akan membuat letih
karena membebani pikiran dan perasaannya.
Oleh karena itu,jiwa memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan
manusia. Kejiwaan pada dasarnya merupakan kekuatan dan penggerak dari
dalam yang mampu mengendalikan serta memadukan keadaan dari seluruh
unsur pada diri manusia dalam memenuhi segala kebutuhan agar dapat hidup
sehat, tenteram dan bahagia.
Kejiwaan yang dimaksud di sini lebih cenderung pada emosi seseorang,
bukan jiwa sebagaimana yang dipahami dalam objek kajian ilmu jiwa. Seperti
apa yang telah diuraikan di atas, maka dari itu dimensi kejiwaan seseorang perlu
mendapat perhatian dari semua unsur yang terkait seperti keluarga, dalam hal ini
orang tua, lingkungan rumah tangga, pendidikan, tenaga kependidikan, masya-
rakat dan tak kalah pentingnya diri yang bersangkutan.
Zamroni. 2010. Pengaruh Konsep Diri dan Zuhud Terhadap Motivasi Berpestasi
Santri Pesantren Tebuireng Jambang. Skripsi. Malang: Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.