Anda di halaman 1dari 6

RESUME PROSES TERJADINYA GANGGUAN JIWA DALAM

PRESPEKTIF KEPERAWATAN JIWA

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan


hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Pelayanan
kesehatan jiwa dimulai dari masyarakat dalam bentuk pelayanan kemandirian
individu dan keluarganya, sedangkan pelayanan kesehatan jiwa di Rumah Sakit
dimulai dari pelayanan akut pada rumah sakit umum dan pelayanan spesialistik di
Rumah Sakit Jiwa. Gangguan jiwa merupakan kondisi kesehatan individu yang
ditandai dengan terjadinya gangguan pada proses pikir, perasaan, mood,
kemampuan interaksi serta kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari.
Penyebab gangguan jiwa yang terjadi pada individu berkaitan dengan
distres yang dialami, misalnya gejala menyakitkan, hubungan dalam keluarga atau
pekerjaan, adanya tekanan yang berat dalam peristiwa hidup, ketunadayaan,
adanya resiko kematian, penderitaan, nyeri, kehilangan kebebasan, masalah
ekonomi dan lain sebagainya. Kriteria umum orang dengan gangguan jiwa adalah
merasa tidak puas hidup di dunia, ada ketidak puasan dengan karakteristik,
kemampuan dan prestasi diri, koping yang tidak afektif dengan peristiwa
kehidupan dan tidak terjadinya pertumbuhan personal.
Ciri dari gangguan jiwa yang dapat diidentifikasi antara lain sebagai
berikut:
1. Mengurung diri
2. Tidak kenal orang lain
3. Marah tanpa sebab
4. Bicara kacau
5. Tidak mampu merawat diri
6. Tidak semangat dan cenderung malas
Tanda dan gejala pada pasien dengan gangguan jiwa antara lain adalah
mengalami gangguan seperti:
1. Gangguan Kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental di mana seseorang menyadari dan
mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam
maupun lingkungan luarnya.
2. Gangguan Asosiasi
Asosiasi adalah proses mental di mana perasaan, kesan, atau gambaran ingatan
cenderung menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon atau konsep
lain, yang sebelumnya berkaitan dengannya.
3. Gangguan Perhatian
4. Gangguan Ingatan
5. Gangguan psikomotor
Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa
meliputi kondisi perilaku motorik, atau aspek motorik dari suatu perilaku.
Bentuk gangguan psikomotor dapat berupa aktivitas yang meningkat, aktivitas
yang menurun, aktivitas yang terganggu atau tidak sesuai, aktivitas yang
berulang-ulang, otomatisme perintah tanpa disadari, negativisme dan
aversi(reaksi agresif).
6. Gangguan Kemauan
7. Gangguan Emosi dan Afek
Keperawatan kesehatan jiwa(mental health nursing) adalah bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan Kesehatan.
Keperawatan kesehatan jiwa juga merupakan upaya keperawatan dalam
pencegahan primer, sekunder dan tertier terhadap klien dengan masalah
psikososial dan spiritual serta gangguan kesehatan jiwa pada semua tingkat
perkembangan manusia dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan,
termasuk hubungan terapeutik secara individu dan dalam koteks keluarga. Area
dari keperawatan kesehatan jiwa terdiri dari:
1. Keperawatan pada Orang Dengan Sehat Jiwa(ODSJ)
Kelompok seseorang dapat dikatakan sehat jiwa jika memenuhi indikator
sehat jiwa yaitu menyadari potensi dirinya, bisa mengatasi stresor, bekerja
produktif dan berkontribusi bagi masyarakat. Sehat jiwa memiliki ciri-ciri
dengan kemampuan bersikap positif, mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, bertanggung jawab,
serta mempunyai aktualisasi diri.
2. Keperawatan pada Orang dengan risiko Masalah Kesehatan Jiwa
Orang dengan risiko gangguan jiwa biasa dikenal dengan sebutan Orang
Dengan Masalah Kejiwaan(ODMK). Seseorang dengan risiko masalah
kesehatan jiwa artinya memiliki kerentanan terhadap masalah kesehatan
jiwa(fisik, sosial, mental, dan spiritual) dan menunjukkan tanda dan gejala
masalah kesehatan jiwa seperti rasa khawatir, kesedihan, sulit tidur, merasa
tidak ada yang bisa dilakukan, merasa tidak mampu atau gagal, menurunnya
produktivitas, merasa mudah lelah dan sebagainya.
3. Keperawatan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa(ODGJ)
Seseorang dengan gangguan jiwa artinya individu tersebut menunjukkan
perubahan perasaan, pikiran, dan perilaku yang berdampak pada penderitaan
seperti halusinasi, waham, gangguan perawatan diri, menarik diri atau isolasi
sosial, ide atau percobaan bunuh diri, perilaku kekerasan dan lain sebagainya.
Stress merupakan suatu keadaan yang muncul akibat ketidaksesuaian
antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Daya
tahan stress setiap orang dapat berbeda tergantung pada keadaan somato
psikososial. Stress merupakan pengalaman yang subjektif, sehingga setiap
individu dapat memiliki respon yang berbeda-beda terhadap stres. Stres yang
terjadi pada individu biasanya disertai dengan ketegangan emosi dan ketegangan
fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan. Stress dapat dikategorikan sebagai
respon, stimulus atau pun transaksi. Gejala stress dikelompokkan ke dalam 3
aspek yaitu:
1. Gejala fisiologikal, yang termasuk dalam gejala ini yaitu sakit perut, detak
jantung meningkat, sesak nafas, tekanan darah meningkat, dan lain-lain.
2. Gejala psikologikal, yaitu kecemasan, ketegangan, kebosanan, ketidakpuasan
dalam bekerja dan lain-lain.
3. Gejala perilaku, seperti makan yang berlebihan ataupun mengurangi makan
yang tidak wajar, perilaku menarik diri, performansi kerja menurun, gelisah
dan mengalami gangguan tidur.
Stress bisa menimbulkan dampak negatif yang menonjol, jika stress
tersebut bersifat lama. Apabila kondisi stress tidak teratasi dengan baik, maka
terjadilah gangguan mengakibatkan orang yang mengalami tidak dapat
menjalankan fungsi sehari-harinya dengan baik. Karena itu tubuh akan berusaha
melakukan adaptasi terhadap stressor yang dirasakan.
Adaptasi merupakan suatu proses penyesuaiaan tubuh secara alamiah atau
fisiologis dalam mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang
mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang. Adaptasi secara fisiologos
merupakan proses dimana respon tubuh terhadap stresor untuk mempertahankan
fungsi kehidupan, dirangsang oleh faktor eksternal dan internal, respons dapat dari
sebagian tubuh atau seluruh tubuh serta setiap tahap perkembangan stresor
tertentu. Mekanisme fisiologis adaptasi berfungsi melalui umpan balik negatif,
yaitu suatu proses dimana mekanisme kontrol merasakan suatu keadaan abnormal
seperti penurunan suhu tubuh dan membuat suatu respons adaptif seperti mulai
mengigil untuk membangkitkan panas tubuh. Ketiga dari mekanisme utama yang
digunakan dalam menghadapi stressor dikontrol oleh medula oblongata, formasi
retikuler dan hipofisis. Adaptasi dapat menjadi keterampilan coping saat individu
dihadapkan stressor tertentu.
Koping sendiri didefinisikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan
seseorang untuk mengatasi stressor baik dalam diri maupun lingkungannya.
Mekanisme koping tiap individu berbeda. Strategi koping yang dapat dilakukan
untuk mengatasi stress antara lain:
1. Konfrontasi
2. Mencari dukungan sosial
3. Merencanakan pemecahan masalah dikaitkan dengan problem-focused coping
4. Kontrol diri
5. Membuat jarak
6. Penilaian kembali secara positif
7. Menerima tanggung jawab
8. Penghindaran.
Strategi koping yang paling efektif adalah strategi yang sesuai dengan
jenis stress dan situasi. Keberhasilan koping tergantung pada penggabungan
strategi koping yang sesuai dengan ciri masing-masing kejadian yang penuh
stress.

Daftar Pustaka
Arwin, A., Ciamas, E.S., Siahaan, R.F.B., Vincent, W. And Rudy, R., 2019.
Analisis Stress Kerja Pada Pt. Gunung Permata Valasindo Medan. In Seminar
Nasional Teknologi Komputer & Sains (Sainteks) (Vol. 1, No. 1).
Daulay, W., Wahyuni, S.E. And Nasution, M.L., 2020. Pemberdayaan Keluarga
Dalam Upaya Deteksi Dini Gangguan Jiwa Di Masyarakat. Jurnal Abdidas, 1(6),
Pp.812-816.
Hartanti, F.P. And Arum Pratiwi, S.K., 2018. Stresor Predisposisi Yang
Mendukung Terjadinya Gangguan Jiwa Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Livana, P.H., Ayuwatini, S., Ardiyanti, Y. And Suryani, U., 2019. Gambaran
Kesehatan Jiwa Masyarakat. Jurnal Keperawatan Jiwa (Jkj): Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, 6(1), Pp.60-63.
Muslim, M., 2020. Manajemen Stress Pada Masa Pandemi Covid-19. Esensi:
Jurnal Manajemen Bisnis, 23(2), Pp.192-201.
Sambonu, F., Aspuri, L., Farihah, N. And Rosyad, Y.S., 2019. Deteksi Dini Status
Kesehatan Jiwa Warga Sorosutan. Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (Jphi), 1(2),
Pp.41-45.
Santoso, M.B., Krisnani, H. And Hadrasari, I., 2017. Intervensi Pekerja Sosial
Terhadap Orang Dengan Skizofrenia. Share: Social Work Journal, 7(2), Pp.1-9.
Sari, N.D.P., 2018. Tingkat Pengetahuan, Persepsi Dan Sikap Masyarakat
Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (Odgj) Di Kelurahan Rowosari Kota
Semarang (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Ulfa, M., 2021. Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Adaptasi Stress Istri Tni-
Ad Saat Suaminya Bertugas Di Daerah Rawan Konflik. Media Husada Journal
Of Nursing Science, 2(2), Pp.13-20.
Wuryaningsih, N.E.W., Kep, M., Windarwati, H.D., Kep, M., Dewi, N.E.I., Kep,
M., Deviantony, N.F. And Kep, M., 2020. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa 1. Upt Percetakan & Penerbitan, Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai