KEPERAWATAN JIWA I
“Proses Terjadinya Gangguan Jiwa dalam Perspektif Keperawatan Jiwa”
Disusun Oleh:
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah Proses Terjadinya Gangguan Jiwa dalam Perspektif
Keperawatan Jiwa tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Penulis hanya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
diri sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Penulis menyadari dengan keterbatasan yang saya miliki sebagai manusia
biasa, namun karena tugas ini adalah amanah, maka tersususnlah hasil pemikiran
saya yang mungkin masih jauh dari sutu kesempurnaan untuk itu saya
mengharapkan kritik dan pesan demi menyempurnakan makalah ini.
Yola Yolanda
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN.............................................................................
1. Latar Belakang...............................................................................
2. Rumusan Masalah..........................................................................
3. Tujuan Penulisan............................................................................
BAB 2: PEMBAHASAN................................................................................
1. Defenisi Gangguan Jiwa.................................................................
2. Perspektif Keperawatan jiwa .........................................................
3. Faktor Yang Menyebabkan Gagguan Jiwa.....................................
4. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa..................................................
5. Konsep Stres...................................................................................
6. Rentang Sehat Sakit Jiwa ...............................................................
7. Koping ...........................................................................................
BAB 3: PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang bisa terjadi pada
semua orang dan tanpa mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin
ataupun kaya,ganguan jiwa merupakan salah satu gangguan mental yang
di sebabkan oleh beragam faktor yang berasal dari dalam maupun luar.
Gangguan mental ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir, tingkah
laku dan emosi yang berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang
jelas. Stres yang menjadi pemicu awal terjadinya gangguan jiwa akan
membuat seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal. Jika stres ini
tidak ditangani secara cepat maka akan berlanjut pada gejala gangguan
kejiwaan. Faktor Lingkungan juga bisa berpengaruh terhadap penyakit
medis ganguan jiwa tersebut.
2. Rumusan Masalah
1) Apa defenisi gangguan jiwa?
2) Bagaimana proses terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif
keperawatan jiwa?
3) Bagaimana konsep stres, rentang sehat sakit jiwa, koping?
3. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian gangguan jiwa
2) Untuk mengetahui proses terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif
keperawatan jiwa
3) Untuk mengetahui konsep stres, rentang sehat sakit jiwa, koping
BAB II
PEMBAHASAN
Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa terdapat pada unsur
kejiwaan, biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi terdapat
beberapa penyebab dari beragai unsur yang saling mempengaruhi atau
kebetulan terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan kejiwaan. Menurut
Maramis 2010 dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa, sumber penyebab
gangguan jiwa dapat dibedakan atas :
a. Faktor Somatik (Somatogenik), yaitu akibat gangguan pada
neuroanatomi, neurofisiologi,dan nerokimia, termasuk tingkat
kematangan dan perkembangan organik, serta faktorpranatal dan
perinatal.
b. Faktor Psikologik (Psikogenik), yaitu keterkaitan interaksi ibu dan
anak, peranan ayah,persaingan antara saudara kandung, hubungan
dalam keluarga,pkerjaan, permintaan masyarakat. Selain itu, faktor
intelegensi, tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola
adaptasi juga akan mempengaruhi kemampuan untuk menghadapi
masalah. Apabila keadaan tersebut kurang baik, maka dapat
menyebabkan kecemasan, depresi, rasa malu, dan rasa bersalah yang
berlebihan.
c. Faktor Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola
mengasuh anak, tingkat ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok
minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, dan
kesejahteraan yang tidak memadai, serta pengaruh mengenai
keagamaan.
Sedangkan Menurut Faris tahun 2016 faktor-faktor penyebab
gangguan jiwa diantaranya:
1) Usia
Pada usia menginjak dewasa,dimana pada usia ini merupakan usia
yang produktif, dimana seseorang dituntut untuk menghadapi dirinya
sendiri secara mandiri, masalah yang dihadapi juga semakin banyak,
bukan hanya masalah dirinya sendiri tetapi juga harus memikirkan
anggota keluarganya.
2) Tidak bekerja
Tidak mempunyai pekerjaan mengakibatkan seseorang tidak
mempunyai penghasilan dan gagal dalam menunjukan aktualisasi
dirinya, sehingga seseorang tidak bekerja tdak mempunyai kegiatan
dan memungkinkan mengalami harga diri rendah yang berdampak
pada gangguan jiwa.
3) Kepribadian yang tertutup
Seseorang yang memiliki kepribadian tertutup cenferung
menyimpan permasalahannya sendiri sehingga masalah yang dihadapi
akan semakin menumpuk. Hal ini yang membuat seseorang tidak bisa
menyelesaikan permasalahan dan enggan mengungkapkan sehingga
menimbulkan depresi dan mengalami gagguan jiwa.
4) Putus obat
Pada beberapa penelitian menunjukan bahwa seseorang dengan
gangguan jiwa harus minum obat seumur hidup, terkadang klien
merasa bosan, dan kurang pengetahuan akan menghentikan minum
obat dan merasa sudah sembuh.
5) Pengalaman yang tidak menyenangkan
Pengalaman tidak menyenangkan yang daialami misalnya adanya
aniaya seksual, aniaya fisik, dikucilkan oleh masyarakat atau kejadian
lain akan memicu seseorang mudah mengalami ganguan jiwa
6) Konflik dengan teman atau keluarga
Seseorang yang memepunyai konflik dengan keluarga misalnya
karena harta warisan juga dapat membuat seseorang mengalami
gangguan jiwa. Konflik yang tidak terselesaikan dengan teman atau
keluarga akan memicu stressor yang berlebihan. Apabila seseorang
mengalami stressor yang berlebihan namun mekanisme kopingnya
buruk, maka kemungkinan besar sesorang akan mengalami gangguan
jiwa.
5. Konsep Stres
a. Definisi Stres
Stres adalah satu kondisi ketika individu berespons terhadap
perubahan dalam status keseimbangan normal (Kozier, 2011).
Stres adalah segala situasi di mana tuntutan non-spesifik
mengharuskan seorang individu berespon dan melakukan tindakan
(Selye, 1976 dalam Potter dan Perry, 2005).
Stressor adalah setiap kejadian atau stimulus yang menyebabkan
individu mengalami stres. Ketika seseorang menghadapi stressor,
responnya disebut sebagai strategi koping, respon koping, atau
mekanisme koping.
b. Macam-macam Stres
Ditinjau dari penyebab, maka stres dibagi menjadi tujuh macam, di
antaranya:
1) Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena
temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising,
sinar matahari atau karena tegangan arus listrik.
2) Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimiawi seperti obat-obatan, zat
beracun asam, basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena
pengaruh senyawa kimia.
3) Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri
atau parasit.
4) Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh
diantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ
dan lain-lain.
5) Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan
perkembangan seperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut
usia.
6) Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan stimulus psikologis atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri
seperti hubungan interpersonal, sosial budaya atau faktor
keagamaan (Alimul, 2008).
c. Tahap-Tahap Stress
1) Reaksi waspada (alarm reaction stage)Adalah persepsi terhadap
stresor yang muncul secara tiba-tiba akan munculnya reaksi
waspada. Reaksi ini menggerakkan tubuh untuk mempertahankan
diri.Diawali oleh otak dan diatur oleh sistem endokrin dan cabang
simpatis dari sistem saraf autonom. Reaksi ini disebut juga reaksi
berjuang atau melarikan diri (fight-or-flight reaction).
2) Reaksi Resistensi (resistance stage)Adalah tahap di mana tubuh
berusaha untuk bertahan menghadapi stres yang berkepanjangan
dan menjaga sumber-sumber kekuatan (membentuk tenaga baru
dan memperbaiki kerusakan). Merupakan tahap adaptasi di mana
sistem endokrin dan sistem simpatis tetap mengeluarkan hormon-
hormon stres tetapi tidak setinggi pada saat reaksi waspada.
3) Reaksi Kelelahan (exhaustion stage)Adalah fase penurunan
resistensi,meningkatnya aktivitas para simpatis dan kemungkinan
deteriorasi fisik. Yaitu apabila stresor tetap berlanjut atau terjadi
stresor baru yang dapat memperburuk keadaan.
7. Koping
a. Pengertian Koping
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah,menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi
yang mengancam. Koping merupakan suatu proses dimana individu
mencoba mengelola jarak yang ada antara tuntuna-tuntunan (baik itu
tuntunan yang berasal dari individu maupun itu tuntunan yang berasal
dari lingkungan).
A. Kesimpulan
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau
perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang
tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku,
komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu
pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial
manusia. Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah
berubah sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini
masih terdapat perbedaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi,
meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan secara luas. Lebih dari
sepertiga orang di sebagian besar negara-negara melaporkan masalah pada
satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau
beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.
B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik
pada pasien terutama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Keliat & Mustikasari. (2013) Gambaran Klien Perilaku Kekerasan di
Keperawatan Jiwa.
Dwi Isyani. (2012) Gambaran Karakteristik Klien Yang Dirawat di Rumah Sakit
Salemba Medika.
Wahyuni, Sri. (2011). “Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan Pasien