Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA 1

“PROSES TERJADINYA GANGGUAN JIWA DALAM PERSPEKTIF


KEPERAWATAN JIWA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : SALSA SAPTANIA


NIM : 2114201042
KELAS : 3A KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING:

Ns.AMELIA SUSANTI,M.Kep,Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah.Swt yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini. Tugas ini dilakukan untuk memenuhi salah satu
syarat mata kuliah keperawatan jiwa 1 pada Prodi Keperawatan STIKes
ALIFAH PADANG dengan judul makalah “PROSES TERJADINYA
GANGGUAN JIWA DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA”
Mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya
para mahasiswa. Penulis mengharapkan kritik dan saran yangmembangun
untuk kesempurnaan makalah ini ini. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Padang,24 September 2022

 
Penulis
 
DAFTAR ISI
 
 
KATA
PENGANTAR……………………………………………………….........…….
 
DAFTAR ISI………………………………………………........
………………......……....
 
BAB I.....................................................................................................................
PENDAHULUAN……………………………………….........………………....
A.Latar Belakang…………………………………………………………......
B.Rumusan Masalah……………………………………………………….....
C. Tujuan…………………………………………………………………… ..
 
BAB
II.............................................................................................................................

PEMBAHASAN…………………………………………………...........………
a) Defenisi Gangguan Jiwa………….………………………………….....
b) Perspektif keperawatan jiwa ………….………………………….........
c) Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa……………………............
d) Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa …………………………………......
e) Macam-macam program pengobatan untuk pasien dengan gangguan
jiwa….…………………………………………………………….......
 
BAB
III PENUTUP………………………………………………………………........
A.Kesimpulan……………………………………………………………..

DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang
dan tanpa mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin ataupun
kaya,ganguan jiwa merupakan salah satu gangguan mental yang di sebabkan
oleh beragam faktor yang berasal dari dalam maupun luar.
Gangguan mental ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir, tingkah
laku dan emosi yang berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang jelas.
Stres yang menjadi pemicu awal terjadinya gangguan jiwa akan membuat
seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal. Jika stres ini tidak ditangani
secara cepat maka akan berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan.
Pada umumnya terdapat beberapa fakor yang mempengaruhi kejiwaan
seseorang yakni.Faktor Keturunan,Jika di dalam silsilah keluarga tersebut
mempunyai riwayat ganguan jiwa maka keturunan – keturunan dari keluarga
tersebut bisa dan sangat mungkin juga akan mengalami ganguan medis tersebut
karena ada hubungan darah dari orang tua mereka yang menyebabkan si anak
juga bisa mengalami ganguan jiwa tersebut. Faktor Lingkungan,Faktor
lingkungan di sini juga bisa berpengaruh terhadap penyakit medis ganguanjiwa
tersebut.

B.Rumusan Masalah
Proses terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif keperawatan jiwa

C.Tujuan
1. Mengetahui terjadinya proses gangguan jiwa
2. Mengetahui sumber terjadinya gangguan jiwa
3. Mengetahui faktor-faktor terjadinya gangguan jiwa
4. Mengetahui tanda dan gejala gangguan jiwa
BAB II

PEMBAHASAN

A.DEFENISI GANGGUAN JIWA

Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku individu yang berkaitan


dengan suatu gejala penderitaan dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi
penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, gaangguan
tersebut mempengaruhi hubungan antara dirinya sendiri dan juga masyarakat
(Maramis, 2010).
Gangguan jiwa atau mental illnes adalah keadaan dimana seseorang
mengalami kesultan mengenai persepsinya tentang kehidupan, hubungan
dengan orang lain, dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan jiwa
merupakan suatu gangguan yang sama halnya dengan gangguan jasmaniah
lainnya, tetapi gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan
seperti rasa cemas, takut hingga tingkat berat berupa sakit jiwa (Budiono,
2010).
Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami
gangguan dalam pikiran,perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang
sebagai manusia ( UU.RI No.18, 2014).
Gangguan jiwa adalah sekumpulan keadaan-keadaan yang tidak normal
baik yang berhubungan dengan keadaan secara fisik maupun secara mental.
Namun, ketidaknormalan tersebut bukan disebabkan oleh sakit atau rusaknya
bagian anggota badan tertentu meskipun terkadanggejalanya dapat terlihat
dengan keadaan fisik. Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola
psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau
kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal
manusia.
Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku,
komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu
pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat
perbedaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman
standar telah digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian
besar negaranegara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka
yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.
Ardani (2007).

B. Perspektif keperawatan jiwa


Perspektif keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik
keperawatan jiwa. Setiap individu memiliki harkat dan martabat, sehingga
masing masing individu perlu dihargai. Tujuan individu meliputi : tumbuh,
sehat, otonomi dan aktualisasi diri. Masing masing individu berpotensi untuk
berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah makhluk holistik yang
kebutuhannya berbeda. Semua prilaku individu itu bermakna meliputi : pikiran,
persepsi, perasaan dan tindakan. Beberapa keyakinan mendasar yang
digunakan dalam keperawatan jiwa antara lain sebagai berikut (Depkes RI,
1998).
a) Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu
dihargai.
b) Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
c) Setiap individu mempunyai potensi untuk berubah.
d) Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan
e) lingkungan sebagai manusia yang utuh.
f) Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
g) Semua perilaku individu adalah bermakna.
h) Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
i) h. Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang
dipengaruhi
j) oleh kondisi genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang
tersedia.
k) Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi
individu.
l) Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
sama.
m) Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan
kesehatan yang komprehensif.
n) Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan
o) untuk kesehatan fisik dan mentalnya.
p) Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan,
memaksimalkan
q) fungsi (meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan
r) aktualisasi diri.
n) Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan
pertumbuhan pada individu.

C. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa


Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada
ketiga unsur yang terus-menerus saling mempengaruhi (Yosep,2007) yaitu:
1. Faktor – factor somatic (somatogenik) atau organobiologis
a. Neroanatomi
b. Nerofisiologi
c. Nerokimia
d. Tingkat kematangan dan perkembangan organic

2. Faktor – faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif


a. Interaksi ibu-anak: normal(rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal
bedasarkan kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus(perasaan tak
percaya dan kebimbangan)
b. Peranan ayah
c. Persaingan antara saudara kandung
d. Intelegensi
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
f. Kehilangan yang menngakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau
rasa salah
g. Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak
menentu
h. Keterampilan, bakat, dan kreatifitas i. Pola adaptasi dan pembelaan
sebagai reaksi terhadap bahaya
j. Tingkat perkembangan emosi

3. Faktor-faktor sosio-budaya(sosiogenik) atau sosiokultural


a. Kestabilan keluarga
b. Pola mengasuh anak
c. Tingkat ekonomi
d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan

Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa terdapat pada unsur
kejiwaan, biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi terdapat
beberapa penyebab dari beragai unsur yang saling mempengaruhi atau
kebetulan terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan kejiwaan.
Menurut Maramis 2010 dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa, sumber
penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas :
1. Faktor Somatik (Somatogenik),yaitu akibat gangguan pada neuroanatomi,
neurofisiologi,dan nerokimia, termasuk tingkat kematangan dan
perkembangan organik, serta faktorpranatal dan perinatal.
2. Faktor Psikologik (Psikogenik), yaitu keterkaitan interaksi ibu dan anak,
peranan ayah,persaingan antara saudara kandung, hubungan dalam
keluarga,pkerjaan, permintaan masyarakat. Selain itu, faktor intelegensi,
tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola adaptasi juga akan
mempengaruhi kemampuan untuk menghadapi masalah. Apabila keadaan
tersebut kurang baik, maka dapat menyebabkan kecemasan, depresi, rasa
malu, dan rasa bersalah yang berlebihan.
3. Faktor Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola
mengasuh anak, tingkat ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok
minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, dan kesejahteraan
yang tidak memadai, serta pengaruh mengenai keagamaan.
(Andreasen,1991).

Sedangkan Menurut Faris tahun 2016 faktor-faktor penyebab gangguan


jiwa diantaranya:
1. Usia
Pada usia menginjak dewasa,dimana pada usia ini merupakan usia yang
produktif, dimana seseorang dituntut untuk menghadapi dirinya sendiri
secara mandiri, masalah yang dihadapi juga semakin banyak, bukan
hanya masalah dirinya sendiri tetapi juga harus memikirkan anggota
keluarganya.
2. Tidak bekerja
Tidak mempunyai pekerjaan mengakibatkan seseorang tidak mempunyai
penghasilan dan gagal dalam menunjukan aktualisasi dirinya, sehingga
seseorang tidak bekerja tdak mempunyai kegiatan dan memungkinkan
mengalami harga diri rendah yang berdampak pada gangguan jiwa.
3. Kepribadian yang tertutup
4. Seseorang yang memiliki kepribadian tertutup cenferung menyimpan
permasalahannya sendiri sehingga masalah yang dihadapi akan semakin
menumpuk. Hal ini yang membuat seseorang tidak bisa menyelesaikan
permasalahan dan enggan mengungkapkan sehingga menimbulkan
depresi dan mengalami gagguan jiwa.
5. Putus obat
Pada beberapa penelitian menunjukan bahwa seseorang dengan
gangguan jiwa harus minum obat seumur hidup, terkadang klien merasa
bosan, dan kurang pengetahuan akan menghentikan minum obat dan
merasa sudah sembuh.
6. Pengalaman yang tidak menyenangkan
Pengalaman tidak menyenangkan yang daialami misalnya adanya aniaya
seksual, aniaya fisik, dikucilkan oleh masyarakat atau kejadian lain akan
memicu seseorang mudah mengalami ganguan jiwa
7. Konflik dengan teman atau keluarga
8. Seseorang yang memepunyai konflik dengan keluarga misalnya karena
harta warisan juga dapat membuat seseorang mengalami gangguan jiwa.
Konflik yang tidak terselesaikan dengan teman atau keluarga akan
memicu stressor yang berlebihan. Apabila seseorang mengalami stressor
yang berlebihan namun mekanisme kopingnya buruk, maka
kemungkinan besar sesorang akan mengalami gangguan jiwa.

D. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa


Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan gangguan jiwa menurut
Maramis tahun 2010 diantaranya:

a. Normal dan Abnormal


Abnormal berarti menyimpang dari yang normal. Seseuatu dikatakan
abnormal apabila terdapat suat norma, dan seseorang tersebut telah
menyimpang dari batas-batas norma.

b. Gangguan Kesadaran
Kesadaran mrupakan kemampuan individu dalam mengadakan
pembatasan terhadap lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui
panca inderanya).apabila kesadaran tersebut baik maka orientasi (waktu,
tempat, dan orang) dan pengertian yang baik serta pemakaian informasi
yang masuk secara efektfif (melalui ingatan dan pertimbangan).
Kesadaran menurun adalah suatu keadaan dengan kemampuan
persepsi, perhatian dan pemikiran yang berkurang secara keseluruhan
(secara kwantitatif). Kesadaran yang berubah atau tidak normal merupakan
kemampuan dalam mengadakan hubungan dengan dunia luar dan dirinya
sendiri sudah terganggu dalam taraf tidak sesuai kenyataan.

c. Gangguan Ingatan
Ingatan berdasarkan tiga proses yaitu, pencatatan atau regristasi
(mencatat atau meregristasi sesuatu pengalaman didalam susunan saraf
pusat); penahanan atau retensi (menyimpan atau menahan catatan
tersebut) ; dan pemanggilan kembali atau “recall” (mengigat atau
mengeluarkan kembali catatan itu). Gangguan ingatan terjadi apabila
terdapat gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga usnsur diatas.

d. Gangguan Orientasi
Gangguan orientasi atau Disorientasi timbul sebagai akibat gangguan
kesadarandan dapat menyangkut waktu, tempat, atau orang. Gangguan
Afek dan Emosi. Afek ialah nada perasaan, menyenangkan atau tidak
(seperti kebanggan, kekecewaan, kasih sayang) yang menyertai suatu
pikiran dan biasanya bermanifestasi afek ke luar dan disertai oleh banyak
komponen fisiologik.

Emosi adalah manifestasi fek ke luar dan dsertai oleh banyak


komponen fisiologi dan berlansung relatif tidak lama. Seseorang dikatakan
telah mengalami gangguan afek atau emosi yaitu dapat berupa depresi,
kecemasan, eforia, anhedonia, kesepian, kedangkalan, labil, dan
ambivalensi.

e. Gangguan Psikomotor
Psikomotor merupakan gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan
jiwa, gangguan psikomotor dapat berupa:

 Hipokinesia atau hipoaktivitas : gerakan atau aktivitas berkurang

 Stupor Katatonic : reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang,


gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat.
 Katalepsi : mempertahankan posisi tubuh secara kaku posisi badan
tertentu.

 Fleksibilitas serea : memetahankan posisi badan yang dibuat


padanya oleh orang lain.

 Hiperkinesia : pergerakan atau aktivitas yang berlebihan

 Gaduh gelisah katatonik : aktivtas motorik yang kelihatannya tidak


bertujuan, yang berkali-kali dan seakan-akan tidak dipengaruhi
oelh rangsangan dari luar

 Berisikap aneh : dengan sengaja mengambil sikap atau posisi


badan yang tidak wajar

 Grimas : miik yang aneh dan berulang-ulang

 Stereotype : gerakan salah satu anggota badan yang berkali-kali


dan tidak bertujuan.
e. Gangguan proses berfikir Proses berfikir meliputi proses pertimbangan,
pemahaman, ingatan serta penalaran.
g. Gangguan persepsi
h. Gangguan intelegensi
i. Gangguan kepribadian.

E. Macam-Macam Program Pengobatan Untuk Pasien Dengan Gangguan


Jiwa

Pada pasien dengan gangguan jiwa dibutuhkan beberapa pengobatan untuk


memulihkan kondisi jiwanya dan mencegah terjadinya kekambuhan, beberapa
terapi pengobatan pada pasien gangguan jiwa menurut buku Ajar Keperawatan
Jiwa tahun 2015, diantaranya :

a. Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada susunan
saraf pusat. Efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, yang
biasanya digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan.
Terdapat banyak jenis obat psikofarmaka dengan farmakokinetik khusus
untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku pasien gangguan jiwa.
Golongan dan jenis psikofarmaka ini perlu diketahui perawat agar dapat
mengembangkan upaya kolaborasi pemberian psikofarmaka,
mengidentifikasi dan mengantisipasi terjadinya efek samping, serta
memadukan dengan berbagai alternatif terapi lainnya.

b. Kejang Listrik
Terapi kejang listrik adalah suatu prosedur tindakan pengobatan pada
pasien gangguan jiwa, menggunakan aliran listrik untuk menimbulkan
bangkitan kejang umum, berlangsung sekitar 25–150 detik dengan
menggunakan alat khusus yang dirancang aman untuk pasien.

c. Pada prosedur tradisional, aliran listrik diberikan pada otak melalui dua
elektroda dan ditempatkan pada bagian temporal kepala (pelipis kiri dan
kanan) dengan kekuatan aliran terapeutik untuk menimbulkan kejang.
Kejang yang timbul mirip dengan kejang epileptik tonik-klonik umum.

d. Namun, sebetulnya yang memegang peran penting bukanlah kejang


yang ditampilkan secara motorik, melainkan respons bangkitan
listriknya di otak yang menyebabkan terjadinya perubahan faali dan
biokimia otak

e. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan
mengubah perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Cara ini cukup efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi
satu dengan yang lain.

f. (TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi bagi anggotanya, yang setiap


anggota berkesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik
terhadap anggota yang lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan
respons sosial, serta harga diri. Keuntungan lain yang diperoleh anggota
kelompok yaitu adanya dukungan pendidikan, meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah, dan meningkatkan hubungan
interpersonal.

g. Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan secara teratur,
yang memberikan dasar berpikir pada pasien untuk mengekspresikan
perasaan negatifnya, memahami masalahnya, mampu mengatasi
perasaan negatifnya, serta mampu memecahkan masalah tersebut.
h. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang
timbul kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota
keluarga, dalam hal ini setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang
sama untuk berperan serta dalam menyelesaikan masalah. Keluarga
sebagai suatu sistem sosial merupakan sebuah kelompok kecil yang
terdiri atas beberapa individu yang mempunyai hubungan erat satu sama
lain dan saling bergantung, serta diorganisasi dalam satu unit tunggal
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

i. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan sosial yang ditata agar
dapat membantu penyembuhan dan atau pemulihan pasien. Milleu
berasal dari Bahasa Prancis, yang dalam Bahasa Inggris diartikan
surronding atau environment, sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti
suasana.

j. Jadi, terapi lingkungan adalah sama dengan terapi suasana lingkungan


yang dirancang untuk tujuan terapeutik. Konsep lingkungan yang
terapeutik berkembang karena adanya efek negatif perawatan di rumah
sakit berupa penurunan kemampuan berpikir, adopsi nilai-nilai dan
kondisi rumah sakit yang tidak baik atau kurang sesuai, serta pasien
akan kehilangan kontak dengan dunia luar.

k. Terapi Perilaku
Perilaku akan dianggap sebagai hal yang maladaptif saat perilaku
tersebut dirasa kurang tepat, mengganggu fungsi adaptif, atau suatu
perilaku tidak dapat diterima oleh budaya setempat karena bertentangan
dengan norma yang berlaku. Terapi dengan pendekatan perilaku adalah
suatu terapi yang dapat membuat seseorang berperilaku sesuai dengan
proses belajar yang telah dilaluinya saat dia berinteraksi dengan
lingkungan yang mendukung.
Menurut Psychiatric-Mental Health Nursing tahun 2015 macam-macam
pengobatan pada pasien gangguan jiwa diantaranya:
1. Pengobatan rawat inap dirumah sakit Perawatan psikiatri rawat inap
disebuah rumah sakit merupakan cara utama untuk orang dengan
penyakit mental. Unit psikiatri menekankan terapi bicara atau
interaksi antara pasien dengan staf dan lingkungan yang ada. Terapi
lingkungan juga mrupakan salah satu aspek dalam pengobatan rawat
inap dirumah sakit untuk membantu pasien dalam menstabilkan
pasien dengan gangguan jiwa yang lebih akut. Dalam init rawat inap
ditujukan untuk mengidentifikasi gejala dan ketrampilan dalam
menangani gejala yang muncul, serta mengidentifikasi masalah
jangka panjang untuk menjalani terapi rawat jalan.
2. Rawat jalan adalah salah satu unit kerja dirumah sakit atau suatu
pelayanan kesehatan yang melayani pasien berobat jalan dan tidak
lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik
dan terapeutik. Pelayanan rawat jalan merupakan pelyanan kepada
pasien untuk observasi, diagnosa pengobatan, rehabilitasi medik dan
peayanan kesehatan lainnya yang bersifat umum, spesialistik, sub
spesialistik yang dilaksanakan di suatu rumah sakit atau layanan
kesehatan tanpa tinggal rawat inap (Agustiawan & Andri).
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku
yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang tidak
dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan
tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif
atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau
sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat
perbedaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman
standar telah digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian
besar negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka
yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.

B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada
pasien terutama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
 
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat & Mustikasari. (2013) Gambaran Klien Perilaku Kekerasan
di Rumah
Sakit Jiwa Pusat Jakarta. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan. Keperawatan
Jiwa.
Budiman. (2010). Jumlah Gangguan Jiwa. http://www.suarabandung.com.
diakses
pada tanggal 9 Agustus 2016.
Djamaludin. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Dwi Isyani. (2012) Gambaran Karakteristik Klien Yang Dirawat di Rumah
Sakit
Khusus Dadi Makassar. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan.
Kusumawati, F & Hartono Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba
Medika.
Maramis, W.F. (2010). Ilmu kedokteran jiwa, Erlangga Universitas Press.
Wahyu, S. (2012). Buku saku keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahyuni, Sri. (2011). “Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan
Pasien
Mengontrol Halusinasi” Jurnal Ners Indonesia. Vol. 1. No.2.
Wanadadi. (2014). Pengertian Pekerjaan Profesi dan Profesional. Diakses pada
tanggal 27 Juli 2016

Anda mungkin juga menyukai