DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING:
Ns.AMELIA SUSANTI,M.Kep,Sp.Kep.J
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………….........…….
DAFTAR ISI………………………………………………........
………………......……....
BAB I.....................................................................................................................
PENDAHULUAN……………………………………….........………………....
A.Latar Belakang…………………………………………………………......
B.Rumusan Masalah……………………………………………………….....
C. Tujuan…………………………………………………………………… ..
BAB
II.............................................................................................................................
PEMBAHASAN…………………………………………………...........………
a) Defenisi Gangguan Jiwa………….………………………………….....
b) Perspektif keperawatan jiwa ………….………………………….........
c) Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa……………………............
d) Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa …………………………………......
e) Macam-macam program pengobatan untuk pasien dengan gangguan
jiwa….…………………………………………………………….......
BAB
III PENUTUP………………………………………………………………........
A.Kesimpulan……………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang
dan tanpa mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin ataupun
kaya,ganguan jiwa merupakan salah satu gangguan mental yang di sebabkan
oleh beragam faktor yang berasal dari dalam maupun luar.
Gangguan mental ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir, tingkah
laku dan emosi yang berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang jelas.
Stres yang menjadi pemicu awal terjadinya gangguan jiwa akan membuat
seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal. Jika stres ini tidak ditangani
secara cepat maka akan berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan.
Pada umumnya terdapat beberapa fakor yang mempengaruhi kejiwaan
seseorang yakni.Faktor Keturunan,Jika di dalam silsilah keluarga tersebut
mempunyai riwayat ganguan jiwa maka keturunan – keturunan dari keluarga
tersebut bisa dan sangat mungkin juga akan mengalami ganguan medis tersebut
karena ada hubungan darah dari orang tua mereka yang menyebabkan si anak
juga bisa mengalami ganguan jiwa tersebut. Faktor Lingkungan,Faktor
lingkungan di sini juga bisa berpengaruh terhadap penyakit medis ganguanjiwa
tersebut.
B.Rumusan Masalah
Proses terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif keperawatan jiwa
C.Tujuan
1. Mengetahui terjadinya proses gangguan jiwa
2. Mengetahui sumber terjadinya gangguan jiwa
3. Mengetahui faktor-faktor terjadinya gangguan jiwa
4. Mengetahui tanda dan gejala gangguan jiwa
BAB II
PEMBAHASAN
Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa terdapat pada unsur
kejiwaan, biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi terdapat
beberapa penyebab dari beragai unsur yang saling mempengaruhi atau
kebetulan terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan kejiwaan.
Menurut Maramis 2010 dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa, sumber
penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas :
1. Faktor Somatik (Somatogenik),yaitu akibat gangguan pada neuroanatomi,
neurofisiologi,dan nerokimia, termasuk tingkat kematangan dan
perkembangan organik, serta faktorpranatal dan perinatal.
2. Faktor Psikologik (Psikogenik), yaitu keterkaitan interaksi ibu dan anak,
peranan ayah,persaingan antara saudara kandung, hubungan dalam
keluarga,pkerjaan, permintaan masyarakat. Selain itu, faktor intelegensi,
tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola adaptasi juga akan
mempengaruhi kemampuan untuk menghadapi masalah. Apabila keadaan
tersebut kurang baik, maka dapat menyebabkan kecemasan, depresi, rasa
malu, dan rasa bersalah yang berlebihan.
3. Faktor Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola
mengasuh anak, tingkat ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok
minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, dan kesejahteraan
yang tidak memadai, serta pengaruh mengenai keagamaan.
(Andreasen,1991).
b. Gangguan Kesadaran
Kesadaran mrupakan kemampuan individu dalam mengadakan
pembatasan terhadap lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui
panca inderanya).apabila kesadaran tersebut baik maka orientasi (waktu,
tempat, dan orang) dan pengertian yang baik serta pemakaian informasi
yang masuk secara efektfif (melalui ingatan dan pertimbangan).
Kesadaran menurun adalah suatu keadaan dengan kemampuan
persepsi, perhatian dan pemikiran yang berkurang secara keseluruhan
(secara kwantitatif). Kesadaran yang berubah atau tidak normal merupakan
kemampuan dalam mengadakan hubungan dengan dunia luar dan dirinya
sendiri sudah terganggu dalam taraf tidak sesuai kenyataan.
c. Gangguan Ingatan
Ingatan berdasarkan tiga proses yaitu, pencatatan atau regristasi
(mencatat atau meregristasi sesuatu pengalaman didalam susunan saraf
pusat); penahanan atau retensi (menyimpan atau menahan catatan
tersebut) ; dan pemanggilan kembali atau “recall” (mengigat atau
mengeluarkan kembali catatan itu). Gangguan ingatan terjadi apabila
terdapat gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga usnsur diatas.
d. Gangguan Orientasi
Gangguan orientasi atau Disorientasi timbul sebagai akibat gangguan
kesadarandan dapat menyangkut waktu, tempat, atau orang. Gangguan
Afek dan Emosi. Afek ialah nada perasaan, menyenangkan atau tidak
(seperti kebanggan, kekecewaan, kasih sayang) yang menyertai suatu
pikiran dan biasanya bermanifestasi afek ke luar dan disertai oleh banyak
komponen fisiologik.
e. Gangguan Psikomotor
Psikomotor merupakan gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan
jiwa, gangguan psikomotor dapat berupa:
a. Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada susunan
saraf pusat. Efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, yang
biasanya digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan.
Terdapat banyak jenis obat psikofarmaka dengan farmakokinetik khusus
untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku pasien gangguan jiwa.
Golongan dan jenis psikofarmaka ini perlu diketahui perawat agar dapat
mengembangkan upaya kolaborasi pemberian psikofarmaka,
mengidentifikasi dan mengantisipasi terjadinya efek samping, serta
memadukan dengan berbagai alternatif terapi lainnya.
b. Kejang Listrik
Terapi kejang listrik adalah suatu prosedur tindakan pengobatan pada
pasien gangguan jiwa, menggunakan aliran listrik untuk menimbulkan
bangkitan kejang umum, berlangsung sekitar 25–150 detik dengan
menggunakan alat khusus yang dirancang aman untuk pasien.
c. Pada prosedur tradisional, aliran listrik diberikan pada otak melalui dua
elektroda dan ditempatkan pada bagian temporal kepala (pelipis kiri dan
kanan) dengan kekuatan aliran terapeutik untuk menimbulkan kejang.
Kejang yang timbul mirip dengan kejang epileptik tonik-klonik umum.
g. Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan secara teratur,
yang memberikan dasar berpikir pada pasien untuk mengekspresikan
perasaan negatifnya, memahami masalahnya, mampu mengatasi
perasaan negatifnya, serta mampu memecahkan masalah tersebut.
h. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang
timbul kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota
keluarga, dalam hal ini setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang
sama untuk berperan serta dalam menyelesaikan masalah. Keluarga
sebagai suatu sistem sosial merupakan sebuah kelompok kecil yang
terdiri atas beberapa individu yang mempunyai hubungan erat satu sama
lain dan saling bergantung, serta diorganisasi dalam satu unit tunggal
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
i. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan sosial yang ditata agar
dapat membantu penyembuhan dan atau pemulihan pasien. Milleu
berasal dari Bahasa Prancis, yang dalam Bahasa Inggris diartikan
surronding atau environment, sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti
suasana.
k. Terapi Perilaku
Perilaku akan dianggap sebagai hal yang maladaptif saat perilaku
tersebut dirasa kurang tepat, mengganggu fungsi adaptif, atau suatu
perilaku tidak dapat diterima oleh budaya setempat karena bertentangan
dengan norma yang berlaku. Terapi dengan pendekatan perilaku adalah
suatu terapi yang dapat membuat seseorang berperilaku sesuai dengan
proses belajar yang telah dilaluinya saat dia berinteraksi dengan
lingkungan yang mendukung.
Menurut Psychiatric-Mental Health Nursing tahun 2015 macam-macam
pengobatan pada pasien gangguan jiwa diantaranya:
1. Pengobatan rawat inap dirumah sakit Perawatan psikiatri rawat inap
disebuah rumah sakit merupakan cara utama untuk orang dengan
penyakit mental. Unit psikiatri menekankan terapi bicara atau
interaksi antara pasien dengan staf dan lingkungan yang ada. Terapi
lingkungan juga mrupakan salah satu aspek dalam pengobatan rawat
inap dirumah sakit untuk membantu pasien dalam menstabilkan
pasien dengan gangguan jiwa yang lebih akut. Dalam init rawat inap
ditujukan untuk mengidentifikasi gejala dan ketrampilan dalam
menangani gejala yang muncul, serta mengidentifikasi masalah
jangka panjang untuk menjalani terapi rawat jalan.
2. Rawat jalan adalah salah satu unit kerja dirumah sakit atau suatu
pelayanan kesehatan yang melayani pasien berobat jalan dan tidak
lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik
dan terapeutik. Pelayanan rawat jalan merupakan pelyanan kepada
pasien untuk observasi, diagnosa pengobatan, rehabilitasi medik dan
peayanan kesehatan lainnya yang bersifat umum, spesialistik, sub
spesialistik yang dilaksanakan di suatu rumah sakit atau layanan
kesehatan tanpa tinggal rawat inap (Agustiawan & Andri).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku
yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang tidak
dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan
tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif
atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau
sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat
perbedaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman
standar telah digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian
besar negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka
yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.
B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada
pasien terutama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Keliat & Mustikasari. (2013) Gambaran Klien Perilaku Kekerasan
di Rumah
Sakit Jiwa Pusat Jakarta. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan. Keperawatan
Jiwa.
Budiman. (2010). Jumlah Gangguan Jiwa. http://www.suarabandung.com.
diakses
pada tanggal 9 Agustus 2016.
Djamaludin. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Dwi Isyani. (2012) Gambaran Karakteristik Klien Yang Dirawat di Rumah
Sakit
Khusus Dadi Makassar. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan.
Kusumawati, F & Hartono Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba
Medika.
Maramis, W.F. (2010). Ilmu kedokteran jiwa, Erlangga Universitas Press.
Wahyu, S. (2012). Buku saku keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahyuni, Sri. (2011). “Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan
Pasien
Mengontrol Halusinasi” Jurnal Ners Indonesia. Vol. 1. No.2.
Wanadadi. (2014). Pengertian Pekerjaan Profesi dan Profesional. Diakses pada
tanggal 27 Juli 2016