Disusun oleh :
ELSA OKTAVIANA
2114201014
KEPERAWATAN 3A
Dosen pengampu :
Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya
sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan makalah Kesehatan
Keperawatan Jiwa I yang berjudul “Proses terjadinya Gangguan Jiwa Dalam Perspektif
Keperwatan Jiwa” ini dengan lancar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan senang hati penulis
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini dibuat. Apabila ada kesalahan penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang dan tanpa
mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin ataupun kaya,ganguan jiwa merupakan salah satu
gangguan mental yang di sebabkan oleh beragam faktor yang berasal dari dalam maupun luar.
Gangguan mental ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir, tingkah laku dan emosi yang
berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang jelas. Stres yang menjadi pemicu awal
terjadinya gangguan jiwa akan membuat seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal. Jika
stres ini tidak ditangani secara cepat maka akan berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan. Pada
umumnya terdapat beberapa fakor yang mempengaruhi kejiwaan seseorang yakni faktor
Keturunan,Jika di dalam silsilah keluarga tersebut mempunyai riwayat gangguan jiwa maka
keturunan – keturunan dari keluarga tersebut bisa dan sangat mungkin juga akan mengalami
ganguan medis tersebut karena ada hubungan darah dari orang tua mereka yang menyebabkan si
anak juga bisa mengalami ganguan jiwa tersebut. Faktor Lingkungan,Faktor lingkungan di sini
juga bisa berpengaruh terhadap penyakit medis ganguanjiwa tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah :
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Definisi Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku individu yang berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia, yaitu fungsi
psikologik, perilaku, biologik, gaangguan tersebut mempengaruhi hubungan antara dirinya
sendiri dan juga masyarakat (Maramis, 2010). Gangguan jiwa atau mental illnes adalah keadaan
dimana seseorang mengalami kesulitan mengenai persepsinya tentang kehidupan, hubungan
dengan orang lain, dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan jiwa merupakan suatu
gangguan yang sama halnya dengan gangguan jasmaniah lainnya, tetapi gangguan jiwa bersifat
lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga tingkat berat berupa
sakit jiwa (Budiono, 2010). Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami
gangguan dalam pikiran,perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia ( UU.RI No.18, 2014).
Gangguan jiwa adalah sekumpulan keadaan-keadaan yang tidak normal baik yang
berhubungan dengan keadaan secara fisik maupun secara mental. Namun, ketidaknormalan
tersebut bukan disebabkan oleh sakit atau rusaknya bagian anggota badan tertentu meskipun
terkadang gejalanya dapat terlihat dengan keadaan fisik. Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan
adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa
yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Perspektif keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan jiwa. Setiap individu
memiliki harkat dan martabat, sehingga masing-masing individu perlu dihargai. Tujuan individu
meliputi tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri. Masing masing individu berpotensi untuk
berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah makhluk holistik yang kebutuhannya berbeda.
Semua prilaku individu itu bermakna meliputi pikiran, persepsi, perasaan dan tindakan.
Beberapa keyakinan mendasar yang digunakan dalam keperawatan jiwa antara lain
sebagai berikut (Depkes RI, 1998) :
a. Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu dihargai.
b. Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
c. Setiap individu mempunyai potensi untuk berubah.
d. Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
sebagai manusia yang utuh.
e. Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
f. Semua perilaku individu adalah bermakna.
g. Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
h. Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh kondisi
genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
i. Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu.
j. Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.
k. Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan kesehatan yang
komprehensif.
l. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk
kesehatan fisik dan mentalnya.
m. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan fungsi
(meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan aktualisasi diri.
n. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada individu.
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur yang
terus-menerus saling mempengaruhi (Yosep,2007) yaitu:
a. Neroanatomi
b. Nerofisiologi
c. Nerokimia
d. Tingkat kematangan dan perkembangan organic
a. Interaksi ibu-anak: normal(rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal bedasarkan
kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus(perasaan tak percaya dan
kebimbangan)
b. Peranan ayah
c. Persaingan antara saudara kandung
d. Intelegensi
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
f. Kehilangan yang menngakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
g. Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
h. Keterampilan, bakat, dan kreatifitas
i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
j. Tingkat perkembangan emosi
a. Kestabilan keluarga
b. Pola mengasuh anak
c. Tingkat ekonomi
d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan Gejala yang paling utama pada gangguan
jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, biasanya tidak terdapat penyebab tunggal,
akan tetapi terdapat beberapa penyebab dari beragai unsur yang saling
mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan kejiwaan.
Menurut Maramis 2010 dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa, sumber penyebab gangguan
jiwa dapat dibedakan atas :
Sedangkan Menurut Faris tahun 2016 faktor-faktor penyebab gangguan jiwa diantaranya:
a. Usia
Pada usia menginjak dewasa,dimana pada usia ini merupakan usia yang produktif,
dimana seseorang dituntut untuk menghadapi dirinya sendiri secara mandiri, masalah
yang dihadapi juga semakin banyak, bukan hanya masalah dirinya sendiri tetapi juga
harus memikirkan anggota keluarganya.
b. Tidak bekerja
Tidak mempunyai pekerjaan mengakibatkan seseorang tidak mempunyai penghasilan dan
gagal dalam menunjukan aktualisasi dirinya, sehingga seseorang tidak bekerja tidak
mempunyai kegiatan dan memungkinkan mengalami harga diri rendah yang berdampak
pada gangguan jiwa.
c. Kepribadian yang tertutup
Seseorang yang memiliki kepribadian tertutup cenderung menyimpan permasalahannya
sendiri sehingga masalah yang dihadapi akan semakin menumpuk. Hal ini yang membuat
permasalahan seseorang dan enggan tidak bisa menyelesaikan mengungkapkan sehingga
menimbulkan depresi dan mengalami gagguan jiwa.
d. Putus obat
Pada beberapa penelitian menunjukan bahwa seseorang dengan gangguan jiwa harus
minum obat seumur hidup, terkadang klien merasa bosan,dan kurang pengetahuan akan
menghentikan minum obat dan merasa sudah sembuh.
e. Pengalaman yang tidak menyenangkan
Pengalaman tidak menyenangkan yang daialami misalnya adanya aniaya seksual, aniaya
fisik, dikucilkan oleh masyarakat atau kejadian lain akan memicu seseorang mudah
mengalami ganguan jiwa
f. Konflik dengan teman atau keluarga
Seseorang yang memepunyai konflik dengan keluarga misalnya karena harta warisan
juga dapat membuat seseorang mengalami gangguan jiwa. Konflik yang tidak
terselesaikan dengan teman atau keluarga akan memicu stressor yang berlebihan. Apabila
seseorang mengalami stressor yang berlebihan namun mekanisme kopingnya buruk,
maka kemungkinan besar sesorang akan mengalami gangguan jiwa.
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan gangguan jiwa menurut Maramis
tahun 2010 diantaranya :
a. Aksis 1 : sindroma klinis dan kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian klinis
e. Aksis 5 : penilaian fungsi secara global Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa
di Indonesia (PPDGJ) pada awalnya disusun berdasarkan berbagai klasifikasi pada DSM, tetapi
pada PPDGJ III disusun berdasarkan ICD X. Secara singkat, klasifikasi PPDGJ III meliputi :
10) F90-F98 : gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada anak dan
remaja Secara umum klasifikasi gangguan jiwa menurut hasil riset kesehatan Dasar tahun 2013
dibagi menjadi 2 bagian yaitu gangguan jiwa berat/kelompok psikosa dan gangguan jiwa ringan
meliputi semua gangguan mental emosional yang berupa kecemasan, panik, gangguan alam
perasaan dan sebagainya. Untuk skizofrenia masuk dalam kelompok gangguan jiwa berat.
6. Macam-Macam Program Pengobatan untuk Pasien dengan Gangguan Jiwa
Pada pasien dengan gangguan jiwa dibutuhkan beberapa pengobatan untuk memulihkan
kondisi jiwanya dan mencegah terjadinya kekambuhan, beberapa terapi pengobatan pada pasien
gangguan jiwa menurut buku Ajar Keperawatan Jiwa tahun 2015, diantaranya :
a. Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada susunan saraf pusat. Efek
utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, yang biasanya digunakan untuk pengobatan
gangguan kejiwaan. Terdapat banyak jenis obat psikofarmaka dengan farmakokinetik
khusus untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku pasien gangguan jiwa. Golongan
dan jenis psikofarmaka ini perlu diketahui perawat agar dapat mengembangkan upaya
kolaborasi pemberian psikofarmaka, mengidentifikasi dan mengantisipasi terjadinya efek
samping, serta memadukan dengan berbagai alternatif terapi lainnya.
b. Kejang Listrik
Terapi kejang listrik adalah suatu prosedur tindakan pengobatan pada pasien gangguan
jiwa, menggunakan aliran listrik untuk menimbulkan bangkitan kejang umum,
berlangsung sekitar 25–150 detik dengan menggunakan alat khusus yang dirancang aman
untuk pasien. Pada prosedur tradisional, aliran listrik diberikan pada otak melalui dua
elektroda dan ditempatkan pada bagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan) dengan
kekuatan aliran terapeutik untuk menimbulkan kejang. Kejang yang timbul mirip dengan
kejang epileptik tonik-klonik umum. Namun, sebetulnya yang memegang peran penting
bukanlah kejang yang ditampilkan secara motorik, melainkan respons bangkitan
listriknya di otak yang menyebabkan terjadinya perubahan faali dan biokimia otak
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan mengubah perilaku
pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Cara ini cukup efektif karena di dalam
kelompok akan terjadi interaksi satu dengan yang lain, saling memengaruhi, saling
bergantung, dan terjalin satu persetujuan norma yang diakui bersama, sehingga terbentuk
suatu sistem sosial yang khas yang di dalamnya terdapat interaksi, interelasi, dan
interdependensi. Terapi aktivitas kelompok. (TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi
bagi anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk menerima dan memberikan
umpan balik terhadap anggota yang lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan respons
sosial, serta harga diri. Keuntungan lain yang diperoleh anggota kelompok yaitu adanya
dukungan pendidikan,meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,dan meningkatkan
hubungan interpersonal.
d. Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan secara teratur, yang
memberikan dasar berpikir pada pasien untuk mengekspresikan perasaan negatifnya,
memahami masalahnya, mampu mengatasi perasaan negatifnya, serta mampu
memecahkan masalah tersebut.
e. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang timbul kemudian
dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota keluarga, dalam hal ini setiap anggota
keluarga diberi kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam menyelesaikan
masalah. Keluarga sebagai suatu sistem sosial merupakan sebuah kelompok kecil yang
terdiri atas beberapa individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling
bergantung, serta diorganisasi dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.
f. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan sosial yang ditata agar dapat membantu
penyembuhan dan atau pemulihan pasien. Milleu berasal dari Bahasa Prancis, yang
dalam Bahasa Inggris diartikan surronding atau environment, sedangkan dalam Bahasa
Indonesia berarti suasana. Jadi, terapi lingkungan adalah sama dengan terapi suasana
lingkungan yang dirancang untuk tujuan terapeutik. Konsep lingkungan yang terapeutik
berkembang karena adanya efek negatif perawatan di rumah sakit berupa penurunan
kemampuan berpikir, adopsi nilai-nilai dan kondisi rumah sakit yang tidak baik atau
kurang sesuai, serta pasien akan kehilangan kontak dengan dunia luar.
g. Terapi Perilaku
Perilaku akan dianggap sebagai hal yang maladaptif saat perilaku tersebut dirasa kurang
tepat, mengganggu fungsi adaptif, atau suatu perilaku tidak dapat diterima oleh budaya
setempat karena bertentangan dengan norma yang berlaku. Terapi dengan pendekatan
perilaku adalah suatu terapi yang dapat membuat seseorang berperilaku sesuai dengan
proses belajar yang telah dilaluinya saat dia berinteraksi dengan lingkungan yang
mendukung.
Dalam menunjang tercapainya kesembuhan tidak hanya terapi yang dibutuhkan, tetapi
juga program pengobatan pada pasien gangguan jiwa, menurut Psychiatric-Mental Health
Nursing tahun 2015 macam-macam pengobatan pada pasien gangguan jiwa diantaranya :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang pada
umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian dari
perkembangan normal manusia.Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif,
perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah
otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penemuan dan pengetahuan
tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya,
dan saat ini masih terdapat perbedaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria
pedoman standar telah digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar
negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria
salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.
B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien terutama
pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Keliat & Mustikasari. (2013) Gambaran Klien Perilaku Kekerasan di Rumah
Sakit Jiwa Pusat Jakarta. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan. Keperawatan Jiwa. Budiman. (2010).
Jumlah Gangguan Jiwa. http://www.suarabandung.com. diakses pada tanggal 9 Agustus 2016.
Djamaludin. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Dwi Isyani. (2012)
Gambaran Karakteristik Klien Yang Dirawat di Rumah Sakit Khusus Dadi Makassar. Jurnal
Fakultas Ilmu Kesehatan. Kusumawati, F & Hartono Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika. Maramis, W.F. (2010). Ilmu kedokteran jiwa, Erlangga Universitas
Press. Wahyu, S. (2012). Buku saku keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Wahyuni, Sri.
(2011). “Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi” Jurnal
Ners Indonesia. Vol. 1. No.2. Wanadadi. (2014). Pengertian Pekerjaan Profesi dan Profesional.
Diakses pada tanggal 27 Juli 2016