Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ahmad Safii

NIM : 084411005
Makul : Antropobiologi
Dosen : Dr. Anik Setyo Wahyuningsih
Fak. : Ushuluddin IAIN Walisongo

1. Terangkan secara jelas tentang Teori Health Belief Model dalam


kesehatan mental beserta variable-variabel yang mempengaruhinya!

Dalam diri manusia, secara kodrati mempunyai sebuah persepsi yang mana
persepsi tersebut, salah satunya juga dipengaruhi oleh sebuah kepercayaan dari
proses berfikir. Menurut Rosenstock (1982), bahwa prilaku individu dipengaruhi
oleh motif dan keprcayaan, tanpa memperdulikan apakah motif dan kepercayaan
tersebut sesuai dengan realita atau pandangan orang lain tentang apa yang baik
untuk individu.
Dalam Health Belief Model (HBM), sebuah tindakan manusia dipengaruhi
oleh motif dan kepercayaan tertentu sesuai dengan pandangan realita tentang apa
yang dianggap baik untuk dirinya.
Sebagai contoh, secara obyektif, seorang dokter didalam menentukan
seseorang mengalami gangguan kesehatan didasarkan kepada penilai professional,
yakni terdapat gejala-gejala umum yang membahayakan individu. Namun
sebaliknya secara subjektif, individu didalam memandang sebuah nilai kesehatan,
didasarkan atas perasaan dan penilaian sendiri, yang mana hal tersebut
dilatarbelakangi oleh pengatahuan, sikap dan pengalaman realita individu.
Ketika kita tarik permasalah, realita secara objektif dan subjektif tidak
menutup kemungkinan akan jauh berbeda dalam memandang sebuah nilai
kesehatan. Meskipun demikian pendapat subyektif -lah yang justru merupakan
kunci dari dilakukannya atau dihindarinya suatu tindakan kesehatan. Artinya,
individu baru akan melakukan suatu tindakan untuk pencegahan penyakit jika dia
benar –benar merasa terancam oleh penyakit tersebut . Jika tidak, maka dia tidak
akan melakukan tindakan apa-pun.
HBM menekankan pada peranan persepsi kerentanan terhadap suatu penyakit
dan keefektifan potensial dalam pengobatan/mengambil sikap. Pengatahuan
kesehatan harus mempertimbangkan persepsi individu bahwa mereka rentan
terhadap penyakit yang mengancam kesehatan individu dan tindakan dari individu
tersebut yang dapat mencegah ancaman dan memusnahkan penyakit yang mungkin
menyerang.
HMB didasarkan atas kepervayaan bahwa prilaku kesehatan dipengaruhi oleh
apakah individu: 1). Memandang bahwa diri mereka rentan terhadap suatu masalah
kesehatan; 2). Memandang masalah kesehatan sebagai masalah yang serius; 3).
Mereka mendapat manfaat dari pengobatan atau upaya pencegahan; 4). Mengenali
kebutuhan untuk mengambil tindakan dan kendala apapun yang dapat menganggu
tindakan ini.
Secara lebih jelasnya, dalam HBM, terdapat komponen yang mempengaruhi
individu mengambil tindakan yaitu adanya ancaman, manfaat hasil, kepekaan yang
dirasakan dan penghalang serta kepercayaan untuk melaksanakan tindakan.
Selain komponen tersebut, dalam mengambil sikap akan kesehatan individu
dipengaruhi oleh demografi individu (umur, jenis kelamin, latar belakang budaya),
sosio ekonomi (kelas social, tekanan social, dan kepribadian), structural (berkaitan
dengan pengetahuan dan pengalaman individu tentang masalah.

Ref. :paper Dr. Anik Setyo Wahyuningsih pada perkuliahan antropobiologi dan
Sosiologi keperawatan, Dra. Nur Kasiani M.kes. dkk. Penerbit buku
kedokteran EDC.

2. Sebutkan tentang peran dan fungsi keluarga dalam kesehatan mental!


Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien
(penerima) asuhan keperawatan dalam menjaga kesehatan mental anak. Keluarga
menempati posisi awal dalam tatanan kemasyarakatan, untuk itu keluarga memiliki
peranan penting dalam upaya mengembangkan kesehatan mental anak. Perawatan
orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan,
baik agama maupun sosial budaya, yang diberikannya merupakan faktor yang
kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang
sehat.
Keluarga merupakan tempat pertama seorang anak belajar, dari sini lah peran
dari keluarga sangat berpengaruh untuk pengembangan kesehatan. keluarga
merupakan interaksi awal yang sangat mendasari berkenaan dengan nilai-nilai yang
sangat intim. Dan keluarga merupakan mediator trasnmiter budaya luar sekaligus
sebagai sumber pertama anak bersosialisasi. Makna-makna dan dasar-dasar
kehidupan anak berawal ari peran keluarga. Untuk itulah kenapa peran keluarga
menjadi sangat penting bagi perkembangan anak dan tak terkecuali dalam
kesehatan mental anak.
Sebagai contoh ketika sebuah keluaga, dalam kesehariannya selalu dihiasi
dengan prilaku-prilaku jelek dari sosok ayah da ibu, maka itu akan menjadi
gambaran prilaku seorang anak, karena orang tua merupakan modeling bagi anak.
Sehingga prilaku anak manjadi seorang yang keras. Berbeda dengan keluarga yang
dihiasi dengan ketentraman dan menyelesaikan masalah dengan baik, maka itupun
akan menjadi gambaran dari seorang anak itu sendiri, dan kesemua itu berpengaruh
dalam kesehatan mental anak.
Selain berperan dalam pengembangan kesehatan mental anak, keluarga juga
berfungi sebagai:
a. Sebagai pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga;
b. Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis;
c. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota
masyarakat yang baik;
d. Pembimbing dalam pengembangan apresiasi;
Menurut Merylin M. Friedmen (1998), terdapat lima fungsi keluarga:
a. Fungsi afektif (affective function)
Fungsi ini berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Fungsi ini
merupakan sumber energy yang menentukan kebahagiaan keluarga,
kenakalan keluarga dll.
b. Fungsi sosialiasi dan tempat bersosialisasi
Fungsi ini berkaitan dengan melatih anak dilalam berhubungan dengan
orang lain diluar rumah, yakni keluarga menjadi tempat individu untuk
belajar bersosialisasi.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi ini berkaitan dengan meneruskan kelangsungan dan sumber daya
mansuia.
d. Fungsi ekomoni
Memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat pengembangan kemampuan
indivisu untuk meningkatka penghasilan dan memnuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi perawatan
Fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap
memiliki produktifitas tinggi.

Ref. :paper Dr. Anik Setyo Wahyuningsih pada perkuliahan antropobiologi dan
keperawatan kesehatan komunitas, ferry effendi, makhfudi, penerbit:
salemba medika.

3. Bagaimana pendapat anda mengenai gambaran keluarga masa kini!


Berbicara soal keluarga masa kini, menurut hemat saya terdapat dua sudut,
ada positif dan ada negative.
Ketika dalam lingkup keluarga terdapat keharmonisan dan keterbukaan serta
terpenuhinya kebutuhan dalam keluarga maka yang ada adalah keseimbangan baru,
dalam arti satu langkah lebih maju dari pada keluarga dulu. Akan tetapi ketika
sebuah keluarga tak mampu menjaga anggota keluarga dengan baik, dan lebih
mementingkan material dan kepuasan semu dari pada kasih sayang, maka yang ada
adalah sebaliknya. Terjadi ketidak seimbangan. Sehingga banyak pernikahan juga
banyak perceraian, seakan-akan perceraraian adalah hal yang bisa. Sering terjadi
aborsi yang diakibatkan dari pergaulan bebas.
Untuk itu, pandai-pandainya anggota keluarga dalam menjaga keharmonisan
dan keutuhan keluarga.

4. Jelaskan mengenai peran lingkungan dalam kesehatan mental


beserta contoh kasusnya!
Pada kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga
sebagai makhluk social. Ini berarti manusia tidak akan bisa terlepas dari berinteraksi
dengan manusia lain. Manusia akan selalu membutuhkan antara satu dengan yang
lain.
Namun tanpa kita sadari, dalam proses berinteraksi tersebut, selain keluarga
lingkungan juga memberi peranan penting dalam sistem kesehatan mental individu.
Karena lingkungan merupakan salah satu sistem motifasi dan pendorong kehidupan,
dan lingkungan merupakan tempat individu berinteraksi.
Sebagai contoh kasus, pada seorang yang telah keluar dari rumah sakit jiwa.
Ketika dalam lingkungan tempat tinggal sorang yang telah keluar dari rsj tidak
menerima dalam arti selalu menggunjing, maka besar harapannya untuk individu
tersebut untuk sembuh.
Kasus lain, terdapat pada mental sorang perokok, awal mula seorang perokok,
kebanyakab berawal dari lingkungan orang yang merokok.

5. Apa pendapat anda tentang stress dan bagaimana upaya


pencegahannya!
Dalam setiap kehidupan manusia, pasti tak akan lepas dengan namanya stress.
Apalagi ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah yang berat dan disibukkan
dengan jadwal yang padat, maka stress akan mudah kita alami.
Namun sejatinya, stress tidak selalu menimbulkan dampak buruk. Stress
memiliki implikasi negative dan juga positif. ketika individu disaat stressor datang,
mampu untuk mengakumulasi stressor tersebut, maka tidak akan timbul stress yang
berlebihan, yakni individu tersebut mampu menerima dan mengolah stress tersebut
menjadi sebuah semangat (penyeimbang) baru dalam hidupnya kedepan. Atau yang
biasa kita sebut menjadi eustress. Dan sebaliknya, ketika indivudu disaaat stress
datang tak mampu untuk meng-akumulasi dengan baik, maka yang ada hanyalah
stress yang berlebihan atau yang kita sebut distress.
Sedangkan cara untuk mencegah stress, menurut saya pribadi dengan cara
mempersiapkan/memplaning agenda-agenda kita kedepan, sehingga ketika sebuah
kesulitan datang maka kita sudah mempunyai persiapan.

Anda mungkin juga menyukai