Dosen Pengampu :
Ns.Weni Mailita,M.Kep
KELOMPOK 2 :
TA 2021/2022
Konsep dan Hubungan Antar Aspek dan Budaya
A. Defenisi Psikososial
Psikososial merupakan salah satu masalah psikologis yang berkaitan dengagn faktor
sosial hubungan antar sosial ,kondisi lingkungan,kondisi ekonomi,pikiran seorang dan kesehatan
mental serta kondisi fisik (PHE,2017). Psikososial adalah hubungan yang tidak dinamis antara
aspek psikologis dengan lingkungan yang akan mempengaruhi perilaku dan pikiran yang
mempengaruhi kesehatan mental seseorang yaitu meliputi cemas,stres, dan depresi
(Hawari,2013).
I. Konsep Diri
A. Defenisi
Konsep diri adalah cara pandang atau cara menilai individu baik dari individu sendiri
secara fisik ,sosial maupun psikologis yang di dapat kan dari sebuah hasil interaksi antar orang
lain serta pengalaman yang telah terjadi .Konsep diri adalah sebuah ide ,pikiran ,sebuah
kepercayaan yang mampu mempengaruhi seorang individu yang akan menimbulkan sebuah
makna atau dampak dalam berhubungan dengan orang lain.
Namun apa yang dimaksud dan dipahami sebagai diri dan konsep diri adalah berbeda
dalam setiap budaya (Matsumoto, 1996). Meskipun demikian kita seringkali tidak melihat
perbedaan ini sebagaimana kita seringkali tidak menyadari perasaan akan diri kita dan
bagaimana perasaan akan diri ini mempengaruhi hidup kita. Kita hanya melihat perbedaan-
perbedaan dalam memandang diri ini hanya ketika individu-individu yang datang dari latar
budaya yang memiliki rasa akan diri yang berbeda bertemu satu sama lain.
Kepribadian merupakan konsep dasar psikologi yang berusaha menjelaskan keunikan
manusia. Kepribadian mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir, perasaan, dan
perilaku individu manusia, serta bertindak sebagai aspek fundamental dari setiap individu
tersebut. Ia merupakan aspek inti keberadaan manusia yang karenanya tak lepas dari konsep
kemanusiaan yang lebih besar, yaitu budaya sebagai konstruk sosial. Banyak penelitian telah
mencoba menguji pengaruh serta hubungan dari budaya dengan kepribadian sebagai bagian dari
upaya memahami manusia secara paripurna.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Aspek Diri
1) Peranan Citra Fisik
Tanggapan mengenai keadaan fisik seseorang biasanya didasari oleh adanya keadaan fisik
yang dianggap ideal oleh orang tersebut atau pandangan masyarakat umum.
2) Peranan Jenis Kelamin
Peranan jenis kelamin salah satunya ditentukan oleh perbedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan.Masih banyak masyarakat yang menganggap peranan perempuan hanya sebatas
urusan keluarga.
3) Peranan Prilaku Orangtua
Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dalam pembentukan konsep diri
seseorang. Salah satu hal yang terkait dengan peranan orang tua dalam pembentukan konsep
diri adalah cara orang tua dalam memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anak.
4) Peranan Faktor Sosial
Interaksi seseorang dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya merupakan salah satu hal
yang membentuk konsep diri orang tersebut.
Konsep Spiritual
A. Defenisi
Aspek spiritual merupakan bagian integral dan interaksi perawat dengan klien, perawat
berupaya memenuhi kebutuhan spiritual klien walaupun tidak seagama. Di rumah sakit
pemenuhan kebutuhan spiritual masih dipandang sebelah mata, karena efek secara langsung
tidak bias dilihat. Kecenderungan perawat lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan secara
fisik, hal ini kadang kadang klien tidak ingat tentang kebutuhan rohani.
I. Konsep Seksualitas
A. Defenisi
Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis,
sosial, perilaku dankultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ
reproduksi dan alatkelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan
secara optimal organreproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006). Seksualitas dari dimensi
psikologis erat kaitannya dengan bagaimanamenjalankanfungsi sebagai mahluk seksual,
identitas peran atau jenis (BKKBN, 2006).
Nilai nilai budaya itu menjadi acuan bagi masyarakat pendukungnya untuk
mengembangkan pranata sosial ketika pergaulan. Masyarakat bukan hanya harus menghafal
nilai-nilai nilai budaya, melainkan juga menghayatinya untuk diwujudkan dan diungkapkan
(manifested n expressed) dalam pola pikir dan kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu semua masyarakat mengembangkan pranata sosial disertai norma-
normanya untuk mengatur bukan melarang hubungan seksual antar lelaki dan perempuan
dengan segala potensi biologis maupun sosialnya. Mengingat insentif kenikmatan alami di
samping dorongan nilai budaya, maka manusia mengembangkan macam-macam aturan
untuk mengendalikannya dalam arti positif.
2) Kelelahan
Kelelahan bisa menyebabkan bertambahnya usaha yang diperlukan untuk
memuaskankebutuhan lawan jenis dan merupakan beban yang membuat kesal yang akhirnya
bisamemadamkan gairah seks.
3) Konflik
Konflik menjadi kendalahubungan emosional pasangan dan dapat mempertajam
perselisihan mereka dengan menghindari seks atau mengeluarkan ungkapan negatif atau
membandingkan dengan orang lain. Kemarahan dan kecemasan yang tidak terpecahkan bisa
menyebabkan sejumlah masalahseksual antara lain masalah ereksi, hilang gairah atau sengaja
menahan diri untuk tidak bercinta.
4) Kebosanan
Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi berlebihan sampai kesuatu titik
yang membosankan. Yang mendasari rasa bosan itu adalah kemarahan yang disadari atau
tidak disadari karena harapan anda tidak terpenuhi. Masalah ini diderita oleh kebanyakan
pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-tahun. Sebagian pasangan yang sudah hidup
bersama untuk jangka waktu yang lama merasa kehilangan getaran kenikmatan yang datang
ketika melakukan hubungan seks dengan pasangan yang baru.