Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian
Distres spiritual adalah gangguan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip
kehidupan seperti keyakinan maupun keagamaan seseorang yang menyebabkan
gangguan pada aktivitas keagamaan/spiritual akibat daripada masalah pada aspek
biologis serta psikososial individu dimana dapat mengakibatkan individu merasa tidak
memiliki arti kehidupan.

2. Etiologi
Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :
a. Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik digunakan untuk melihat keadaan fisik pada klien. pengkajian
fisik biasanya digunakan pada korban tindak penganiayaan.
b. Pengkajian psikologis
status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan, ketakutan, makna
nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan
(Otis-Green, 2002)
c. Pengakajian social dan budaya
Dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien (Spencer, 1998)

Faktor Presdiposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang
sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini akan
terjadi transfer pengalaman yang penting bagi perkembangan spiritual seseorang.
Faktor predisposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapatan,
okupasi, posisi istre, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial,
tingkatan sosial.

Faktor Presipitasi
a. Kejadian Stressfull
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena
perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat
karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri,
orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi

b. Ketegangan Hidup
beberapa ketegangan hidup yang berkontribusi terhadap terjadinya stress
spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan
keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam
keluarga, kelompok maupun komunitas

Tanda dan Gejala menurut Keliat, Budi Anna, dkk (2019)

Mayor
Subjektif :
1. Mengeluh menderita
2. Mempertanyakan
3. Merasa tidak dicintai
4. Merasa bersalah
5. Kurang pasrah

Objektif :
1. Insomnia
2. Menangis
3. Ketakutan
4. Menolak bertemu dengan pemuka agama
dan orang terdekat
5. Ritual sekaligus

Minor
Subjektif :
a. Perasaan diabaikan
b. Perasaan asing

Objektif :
Tidak dapat melakukan kegiatan ibadah

Sumber Koping

Adapun sumber koping dari distress spiritual antara lain :

a. Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi Diri)


Sumber daya psikologis merupakan kepribadian dan kemampuan
individu dalam memanfaatkannya menghadapi stres yang disebabkan
situasi dan lingkungan. karakteristik di bawah ini yang merupakan
sumber daya psikologis yang penting, diantaranya adalah :

1.pikiran yang positif tentang dirinya (harga diri)


jenis ini bermanfaat dalam mengatasi situasi stres, sebagaimana
teori dari Colley’s looking-glass self: rasa percaya diri, dan
kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
2. mengontrol diri sendiri.
kemampuan dan keyakinan untuk mengontrol tentang diri
sendiri dan situasi (internal control) dan external control
(bahwa kehidupannya dikendalikan oleh keberuntungan, nasib
dari luar) sehingga pasien akan mampu mengambil hikmah dari
sakitnya (looking for silver lining)

b. Rasionalisasi (teknik kognitif)


upaya memahami dan menginterpretasikan secara spesifik terhadap stress
dalam mencari arti dan makna stress. dalam menghadapi situasi stres, respons
individu secara rasional adalah dia akan menghadapi secara terus terang,
mengabaikan, atau memberitahukan kepada diri sendiri bahwa masalah
tersebut bkan sesuatu yang penting untuk dipikirkan dan semuanya akan
berakhir dengan sendirinya. sebagian orang berpikir bahwa setiap sesuatu
kejadian akan menjadi sesuatu tantangan dalam hidupnya. sebagian lagi
menggantungkan semua permasalahan dengan melakukan kegiatan spiritual,
lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta untuk mencari hikmah dari
semua yang terjadi

c. Teknik Perilaku
teknik perilaku dapat dipergunakan untuk membantu individu dalam
mengatasi situasi stres. beberapa individu melakukan kegiatan yang
bermanfaat dalam menunjang kesembuhannya. misalnya, pasien HIV akan
melakukan aktivitas yang dapat membantu peningkatan daya tubuhnya dengan
tidur secara teratur, makan bergizi, dan menghindari konsumsi obat yang dapat
memperparah sakitnya.

Mekanisme Koping
Ada enam tipe dasar dukungan sosial untuk distres spiritual sebagai berikut:
a. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
kepentingan orang lain.
b. Dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif thingking, mendorong atau
setuju dengan pendapat orang lain.
c. Dukungan instrumental yaitu menyediakan pelayanan langsung yang berkaitan
dengan dimensi spiritual.
d. Dukungan informasi yaitu memberikan nasehat, petunjuk dan umpan balik
bagaimana seseorang harus berperilaku berdasarkan keyakinan spiritualnya.
e. Dukungan network menyediakan dukungan kelompok untuk berbagi tentang
aktifitas spiritual.

f. Dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk meningkatkan


pemahaman terhadap stresor spiritual dalam mencapai keterampilan koping
yang efektif. (Taylor, dkk , 2013)

Diagnosa Keperawatan
1. Distress spiritual b.d sakit
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan 3x24jam masalah keperawatan distress spiritual dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
Kesehatan spiritual :
1. Kualitas keyakinan tidak terganggu
2. Kualitas harapan tidak terganggu
3. Perasaan kedamaian tidak terganggu
4. Kemampuan memaafkan tidak terganggu
5. Kemampuan berdo’a tidak terganggu
6. Kemampuan beribadah tidak terganggu

Intervensi :
Dukungan spiritual :
1. Gunakan komunikasi terapeutik dalam membangun hubungan saling percaya dan caring
2. Dorong individu untuk meninjau ulang masa lalu dan berfokus pada kejadian dan hubungan
yang memberikan dukungan dan kekuatan spiritual
3. Dorong partisipasi terkait dengan keterlibatan anggota keluarga, teman dan orang lain
4. Berbagi mengenai perspektif spiritual dengan baik
5. Dengarkan perasaan klien
6. dengarkan komunikasi klien dengan hati-hati dan kembangkan perasaan mengenai wktu
berdoa maupun waktu spiritual klien
7. Fasilitasi individu terkait dengan penggunaan meditasi, bersembahyang dan ritual keagamaan
lainnya.

2. Pelemahan koping keluarga b.d situasi penyerta yang memengaruhi


individu pendukung

Tujuan dan kriteria hasil:

Dukungan keluarga selama


perawatan :
1. Secara konsisten menunjukkan anggota keluarga mengungkapkan keinginan untuk
mendukung anggota keluarga yang sakit
2. Secara konsisten menunjukkan meminta informasi mengenai kondisi pasien
3. Secara konsisten menunjukkan mempertahankan komunikasi dengan anggota keluarga yang
sakit
4. Secara konsisten menunjukkan anggota keluarga memberikan sentuhan menghibur untuk
anggota keluarga yang sakit

Intervensi :
1. Monitor keterlibatan anggota keluarga dalam perawatan pasien
2. Dorong anggota keluarga untuk menjaga atau mempertahankan hubungan keluarga, yang
sesuai
3. Monitor struktur dan peran keluarga
4. Identifikasi preferensi anggota keluarga untuk keterlibatan dengan pasien
5. Indentifikasi harapan anggota keluarga untuk pasien

Anda mungkin juga menyukai