Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASPEK PSIKOSOSIAL PADA INDIVIDU PENYANDANG


DISABILITAS
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konseling Populasi

Dosen Pengampu :
Dr. Musrifah, MA

Disusun oleh :
Nur Ika Yunianti (NIM 21.03.4040)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
BREBES
2024
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja adalah suatu masa yang komplek, merupakan masa
pencarian jati diri, penuh dengan gejolak-gejolak emosi, baik yang positif
maupun negatif. Banyak hal menarik jika mengamati perkembangan usia
remaja ini. Mulai dari sifatnya yang ingin mendapatkan perhatian sampai
dengan cara bergaul yang tidak jarang dapat merugikan mereka. Namun, hal
ini mungkin saja akan berbeda jika yang menghadapi adalah remaja yang
mengalami disabilitas fisik (John, 2003).
UU No. 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat atau disabilitas fisik
pasal 5 menjelaskan bahwa “setiap penyandang cacat mempunyai hak dan
kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan”,
dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 51 menjelaskan
“anak yang menyandang cacat fisik atau mental diberikan kesempatan yang
sama dan aksebilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar
biasa”, dan pasal 5 UU No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS ayat 2 menjelaskan
“warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”(Direktorat Pembinaan
Sekolah Luar Biasa).
Permasalahan yang mendasar bagi remaja dengan disabilitas fisik ini
biasanya muncul ketika melakukan aktivitas bersama dengan anak-anak,
remaja atau bahkan orang dewasa normal pada umumnya. Contohnya, ketika
bergaul mereka menghadapi sejumlah kesulitan baik dalam kegiatan fisik,
psikologis maupun sosial.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian dari Psikososial?
2. Bagaimana Aspek Psikososial?
3. Aspek Psikososial pada penyandang disabilitas?

2
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikososial
Psikososial adalah perkembangan manusia dalam bentuk tingkah laku,
hubungan dan interaksi, serta bagaimana pikiran, perasaan, emosi, dan tindakan
tersebut dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman sosial
atau situasi sosial yang ada di sekitarnya. Psikososial adalah suatu kondisi yang
terjadi pada individu yang mencakup aspek psikologis atau psikis dan aspek sosial,
dimana kedua aspek tersebut saling berhubungan satu sama lainnya.
Psikososial merupakan istilah yang menggambarkan hubungan antara
kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosinya. Psikososial
merupakan setiap bentuk perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat
psikologi maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Psikososial
menekankan pada hubungan yang dekat dan dinamis, dekat antara aspek psikologis
dari pengalaman seseorang (pemikiran, perasaan, tingkah laku) dan pengalaman
sosial yang ada di sekelilingnya (hubungan dengan orang lain, tradisi, budaya) yang
secara terus menerus saling mempengaruhi satu sama lain.
Psikososial juga diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada diri
individu, mencakup aspek psikis dan aspek sosial. Adapun aspek psikis mencakup
kondisi jiwa, pikiran, emosi atau perasaan, perilaku, hal-hal yang diyakini, sikap,
persepsi dan pemahaman akan diri. Dan aspek sosial mencakup adanya tatanan
sosial, hubungan dengan orang lain, sistem kekerabatan, agama atau religi serta
keyakinan yang berlaku dalam suatu tatanan di lingkungan tempat tinggal.

B. Aspek Psikososial
Psikososial adalah kondisi dimana tingkah laku manusia yang ditimbulkan
atau dipengaruhi oleh tingkah laku atau kehadiran orang lain. Terdapat dua aspek
utama psikososial, yaitu aspek psikis dan aspek sosial, dimana kedua aspek tersebut
menjadi faktor terpenting dalam mempengaruhi tingkah laku manusia yang
disebabkan oleh timbulnya situasi sosial. Adapun penjelasan dari dua aspek
psikososial tersebut adalah sebagai berikut:

3
1. Aspek Psikologis
Aspek psikologis adalah aspek yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan atau
psyche. Aspek psikologis menjelaskan tentang proses mental yang dipengaruhi
oleh tingkah laku individu. Aspek psikologis terdiri dari beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut:
a. Emosi
b. Stress
c. Trauma
d. Konsep Diri, konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri yang
meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis, yang didasarkan pada
pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Konsep diri yaitu pandangan
individu mengenai dirinya sendiri pandangan ini dapat bersifat positif maupun
negatif.
e. Harapan, yaitu suatu keinginan atau cita-cita.
2. Aspek Sosial
Aspek sosial menjelaskan bagaimana individu menjalankan kehidupannya, seperti
bagaimana individu melakukan interaksi, sosialisasi, relasi dengan lingkungan
sosialnya. Selain itu, aspek sosial juga menjelaskan bagaimana individu
melakukan peranan sosialnya sesuai dengan perannya di lingkungan sosialnya.
Adapun beberapa jenis aspek sosial adalah sebagai berikut:
a. Interaksi Sosial, Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara
individu dengan kelompok. Interaksi sosial dapat terjadi apabila terdapat
hubungan antara individu dengan individu maupun dengan kelompok.
b. Relasi Sosial, Relasi sosial juga disebut hubungan sosial merupakan hasil dari
interaksi (rangkaian tingkah laku) yang sistematik antara dua orang atau lebih.
Relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu yang satu
dengan individu yang lain dan saling mempengaruhi.
c. Penyesuaian Diri, Penyesuaian diri adalah suatu proses dinamik yang terus
menerus yang bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan
hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan. Jadi penyesuaian diri

4
yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh seorang individu untuk mencapai suatu
keadaan yang harmonis atau keadaan yang ia inginkan pada dirinya sendiri
dan juga dengan lingkungannya.
d. Aktivitas Sosial, Aktivitas sosial merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh individu dengan individu lain dalam lingkungannya. Aktivitas sosial
terjadi karena adanya interaksi sosial, yang mana interaksi sosial adalah aktor
utama atau dasar syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Manfaat aktivitas
sosial yaitu menambah relasi, menumbuhkan jiwa sosial, serta menambahkan
pengalaman bagi individu yang melakukannya.

C. Aspek Psikososial pada penyandang disabilitas


Individu dengan Disabilitas Psikososial adalah seseorang yang belum
berusia 18 tahun yang mengalami gangguan dalam proses berpikir, berperasaan,
berprilaku dan berinteraksi sosial sehingga aktivitas, partisipasi, dan peran sebagai
Individu jadi terganggu. Individu dengan disabilitas psikososial hidup dan tinggal
disekitar kita. Hampir sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang minim tentang Individu dengan disabilitas psikososial, termasuk
keluarga dan orang-tua. Mereka sering kali memperlakukan individu tersebut
dengan disabilitas psikososial tidak sebagaimana mestinya.
Orang dengan disabilitas psikososial adalah orang yang mengalami
gangguan mental. Mereka memiliki gangguan fungsi pikir, emosi dan perilaku yang
membuat mereka terhambat dalam kehidupan sehari-hari. Disabilitas psikososial
melihat pada keterbatasan interaksi dan partisipasi seseorang karena kondisi
kesehatan mentalnya. Disabilitas ini berdampak terhadap pola pikir, perasaan,
perilaku seseorang sehingga menyebabkan buruknya interaksi, partisipasi dan
hubungan dengan masyarakat.
Ragam Disabilitas Psikososial
1. Gangguan Cemas, adalah kekhawatiran berlebihan yang berakibat
terganggunya aktifitas sehari-hari.
2. Gangguan Depresi, adalah perasaan hampa yang berakibat pada keputusasaan
dengan jangka waktu yang lama dan terus menerus.

5
3. Gangguan Bipolar, adalah perubahaan perasaan atau suasana hati yang drastis
antara fase mania (perasaan bahagia dan semangat berlebihan)
4. Skizofrenia, Skizofrenia adalah gangguan yang menyebabkan seseorang tidak
bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
5. Gangguan Kepribadian, sifat-sifat karakteristik yang emosional sehingga
merusak dan merugikan lingkungan sekitarnya.

Aspek Psikososial Remaja Dengan Disabilitas Fisik Motorik Tubuh


Mereka mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar
meskipun mereka memiliki teman akrab. Selain itu pengaruh lingkungan keluarga
juga menjadi permasalahan dalam perkembangan psikososial yang terjadi dalam
diri remaja dengan disabilitas fisik terkait pencarian identitas untuk menentukan
siapa dirinya, sehingga identitas yang terbentuk dapat positif atau negatif. Identitas
positif yaitu ketika remaja mampu memutuskan keinginan untuk menjadi apa,
sedangkan identitas negatif yaitu ketika terjadi kekacauan identitas berupa
permasalahan mengenai self-image, ketidakmampuan membina hubungan akrab
dan menolak standar keluarga atau masyarakat.
Kondisi psikososial yang muncul yaitu berupa malu, sedih, menyadari
kekurangan serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan
rumah.
1. Malu. Perasaan malu yang ada pada remaja dengan disabilitas fisik dikarenakan
keterbatasan fisik mereka yang sulit untuk berinteraksi dengan orang banyak, self-
image yang ternyata tidak memiliki fisik sempurna seperti remaja pada umumnya
dan persepsi negatif masyarakat. Keempat responden merasa malu ketika persepsi
negatif masyarakat berkembang mengenai keterbatasan mereka.
2. Sedih. Seperti remaja pada umumnya, mereka juga memiliki perasaan tertarik
dengan lawan jenis, namun keterbatasan fisik yang membuat mereka sulit untuk
membina hubungan dengan lawan jenis dan sering dikecewakan pasangan atau
lingkungan sekitar.

6
3. Menyadari keterbatasannya. Responden menyadari keterbatasan fisik mereka
sehingga mereka mampu menerima kenyataan. Hal ini juga tidak terlepas dari peran
aktif orangtua untuk menjelaskan kepada mereka sehingga mereka dapat menjadi
remaja yang percaya diri meskipun mereka miliki keterbatasan fisik.
4. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan lingkungan rumah.
Hal ini terkait dengan kemampuan mereka berinteraksi dengan teman-teman kelas
dan tetangga. Dalam lingkungan sekolah responden bergabung dengan anak-anak
lain seperti anak B yaitu anak tunarunguwicara dan anak C yaitu anak tunagrahita.
Para responden mampu menggunakan bahasa isyarat dan bermain dengan anak
yang memiliki fisik normal.

Cara Memperlakukan Individu dengan disabilitas psikososial


a. Berikan kasih sayang dan dukungan yang maksimal
b. Perlakukan individu dengan disabilitas psikososial sebagaimana individu
lainnya.
c. Ajak bicara dan libatkan individu dengan disabilitas psikososial dalam setiap
keputusan keluarga termasuk setiap tindakan pemulihan mereka.
d. Luangkan waktu untuk bersamanya, serta beri apresiasi terhadap setiap
kegiatannya yang positif.
e. Berikan motivasi dan semangat kepada individu dengan disabilitas psikososial.
f. Jujur dengan pihak sekolah tentang kondisi anak/individu
g. Sediakan saran dan prasarana yang layak sesuai kebutuhan
h. Ajak individu berinteraksi (sosial) dengan masyarakat
i. Jangan anggap mereka sakit.

7
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikososial adalah sebagai suatu kondisi yang terjadi pada diri individu,
mencakup aspek psikis dan aspek sosial. Adapun aspek psikis mencakup kondisi
jiwa, pikiran, emosi atau perasaan, perilaku, hal-hal yang diyakini, sikap, persepsi
dan pemahaman akan diri. Dan aspek sosial mencakup adanya tatanan sosial,
hubungan dengan orang lain, sistem kekerabatan, agama atau religi serta keyakinan
yang berlaku dalam suatu tatanan di lingkungan tempat tinggal.
Orang dengan disabilitas psikososial adalah orang yang mengalami
gangguan mental. Mereka memiliki gangguan fungsi pikir, emosi dan perilaku yang
membuat mereka terhambat dalam kehidupan sehari-hari. Disabilitas psikososial
melihat pada keterbatasan interaksi dan partisipasi seseorang karena kondisi
kesehatan mentalnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Gerungan. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.


Yeane, Em. Tungga dkk. 2013. Terapi Psikososial Suatu Pengantar. Bandung:
STKS PRESS Bandung.
Goleman, Daniel. 1995. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hatta, Kusmawati. 2016. Trauma dan Pemulihannya. Banda Aceh: Dakwah Ar-
Raniry Press.
Abdurrachman, M. Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Modul Pelatihan Anak Berkebutuhan
Khusus.
Kurniawaty, Y (2008) Psikologi kepribadian 1.Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press.

Anda mungkin juga menyukai