BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Berbagai perubahan terjadi pada remaja baik itu perubahan fisik
maupun psikis yang menuntut remaja untuk bisa menyesuaikan diri. Pada
masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik,
mental, sosial dan emosional. Al-Mighwar (2011) menyebutkan bahwa ciri-
ciri remaja yaitu, tidak stabilnya emosi, lebih menonjolnya sikap dan moral,
mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan, membingungkannya
status, banyaknya masalah yang dihadapi dan masa yang kritis.
Piaget (Al-Mighwar, 2011) mengungkapkan bahwa secara
psikologis masa remaja adalah usia saat individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-
orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkan yang sama, sekurang-
kurangnya dalam masalah hak. Transformasi intelektual yang khas dari cara
berfikir remaja ini memungkinkanya untuk mencapai integrasi dalam
hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataanya merupakan ciri khas
umum dari periode perkembangan ini.
Sebagai generasi, masa depan bangsa dan negara berada di pundaknya,
remaja diharapkan dapat mengisi masa remajanya dengan hal-hal yang
menunjang masa depannya dan tidak seharusnya melakukan tindakan-
tindakan yang sebaliknya. Remaja identik dengan energi yang berlebih. Energi
ini harus disalurkan pada jalur yang benar. Bila aktivitas-aktivitas di
sekolah maupun lingkungan sosial tidak memadai untuk memenuhi tuntutan
gejolak energinya, maka sering kali remaja meluapkan kelebihan energinya ke
arah yang negatif seperti perilaku agresif.
Beberapa tahun terakhir, berbagai tindak kekerasan dan kriminal
mencontoh pekerjaan orang lain, pemberian soal atau kunci jawaban Ujian
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, dapat disusun beberapa
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah konsep perkembangan sosial-emosional masa remaja?
2. Apakah tugas perkembangan sosial-emosional masa remaja?
3. Bagaimanakah tahapan perkembangan sosial-emosional masa remaja?
4. Apakah gangguan dan hambatan perkembangan sosial-emosional masa
remaja?
5. Bagaimana cara mencegah dan mengatasi gangguan perkembangan
sosial-emosional masa remaja?
3
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan konsep perkembangan sosial-emosional masa remaja.
2. Menjelaskan tugas perkembangan sosial-emosional masa remaja.
3. Menjelaskan tahapan perkembangan sosial-emosional masa remaja.
4. Menjelaskan gangguan dan hambatan perkembangan sosial-emosional
masa remaja.
5. Menjelaskan cara mencegah dan mengatasi gangguan perkembangan
sosial-emosional masa remaja.
D. Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah ini, sebagai berikut.
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai perkembangan sosial-
emosional masa remaja.
2. Menambah wawasan para pembaca mengenai pentingnya berperan aktif
dalam mencegah terjadinya gangguan dan hambatan perkembangan
sosial-emosional masa remaja.
4
BAB II
PEMBAHASAN
sendiri maupun orang lain sehingga ia bisa berinteraksi dengan baik dengan
teman-teman sebaya, orang tua atau dengan orang dewasa di lingkungan
sekitarnya.
B. Tugas Perkembangan Sosial-Emosional Masa Remaja
Adapun tugas-tugas perkembangan sosial-emosional masa remaja menurut
Rosjidan (dalam Soetijiningsih, 2003:209) sebagai berikut.
1. Remaja dituntut untuk berperilaku yang sesuai dengan jenis kelamin yang
telah menjadi takdirnya
Secara umum remaja pria lebih mampu berperan dibanding dengan
remaja perempuan. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisik dan psikis pria lebih
mendukung serta budaya kontemporer hingga dewasa masih dikuasai
olehnya. Sedangkan perempuan sedikit mengalami kesulitan karena faktor
fisik dan psikis serta tuntutan peran yang dibatasi. Ditambah dengan tuntutan
sosial yang menyarankan emansipasi peran wanita dalam pembangunan, ini
jika tidak disikapi dengan bijak akan membuat remaja perempuan
kebingungan.
2. Remaja dituntut untuk mampu berperilaku mandiri dan bertanggung jawab
Umumnya remaja tidak mau dianggap anak-anak dan orang dewasa juga
menganggap remaja bukan atau berbeda dengan anak-anak. Sebab remaja
menginginkan kemandirian dan bebas memperoleh hak untuk mengatur
hidupnya sendiri.
3. Remaja dituntut untuk memiliki keterampilan intelektual dan konsep dalam
perilaku sosial
Masyarakat umum secara tidak disadari menginginkan para remaja cakap
dalam keilmuan dan memiliki budi pekerti serta santun dalam kehidupan
sosial. Namun kenyataannya ada ketimpangan dimana keluarga sebagai
wadah pembentukan keterampilan sosial awal remaja justru disibukkan
dengan pencarian nafkah. Ditambah lagi dengan sekolah yang diramaikan
dengan tugas diluar mengajar dan mendidik. Akibatnya banyak dijumpai
remaja yang kurang menunjukkan kesalehan.
6
mendapat kebebasan untuk dapat menjadi pribadi yang lebih mandiri dan
bertanggung jawab.
Ainsworth (dalam Santrock, 2012:444), kelekatan memberi
sumbangan terhadap perkembangan manusia sepanjang hidupnya melalui
dukungan emosional dan rasa kedekatan. Jadi ketika remaja belajar untuk
menjalin hubungan dengan orang di luar keluarganya, dukungan dari
keluarga akan memampukan remaja untuk lebih percaya diri dan terbuka
terhadap orang lain.
c. Konflik Orang Tua-Remaja
Allen (dalam Santrock, 2012:445) menyebutkan orangtua
memainkan peranan penting dalam perkembangan remaja. Konflik yang
terjadi sehari-hari antara orang tua dan remaja menjadi sebuah ciri
hubungan yang positif, saat perselisihan kecil dan negosiasi yang terjadi
dapat memfasilitasi transisi dari remaja yang bergantung pada orangtua
menjadi individu yang mandiri.
3. Hubungan dengan Teman Sebaya di Masa Remaja
a. Persahabatan
Sullivan (dalam Santrock, 2012:446) berpendapat bahwa sahabat
menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan
akan intimasi meningkat di masa remaja awal, dan memotivasi remaja
untuk mencari sahabat. Jika remaja gagal untuk menempa persahabatan
yang akrab, mereka akan mengalami kesepian dan penghayatan akan
martabat dirinya juga akan menurun.
b. Kelompok Kawan Sebaya
Menurut Rice & Dolgin (dalam Santoso, 2011:52) mengatakan
bahwa pada masa ini terjadi perubahan besar pada kelompok primer
mereka dengan semakin besarnya pengaruh teman sebaya terhadap
kehidupan remaja yang berakibat padamakin banyaknya waktu dan
kegiatan yang dipergunakan untuk melaksanakan kebutuhansosial
mereka.
9
b. Gangguan menarik diri: jarang bergaul, penakut dan pemalu, tak mampu
menjalin hubungan erat dengan orang lain, dan cenderung melamun.
4. Autisme
Gangguan ini sering terjadi ketika masih kecil dengan ciri-cirinya akan
tampak sebagai berikut.
a. Senang menyendiri dan bersikap dingin sejak bayi.
b. Tidak menaruh perhatian pada lingkungan sekitar.
c. Sangat sedikit bicara.
d. Tidak suka dengan stimuli pendengaran.
e. Senang melakukan stimulasi sendiri.
f. Melakukan gerakan-gerakan aneh.
g. Sangat tertarik terhadap obyek yang tak lazim.
h. Konsep dirinya kabur.
5. Gagap
Gangguan ini lazim muncul pada umur 6 tahun atau kurang dengan ciri-
ciri sebagai berikut.
a. Mengulang-ulang ucapan.
b. Timbul ketika mengalami inferior atau cemas.
c. Berbicara lancar ketika menyanyi, berbisik, berbicara keras seorang diri
atau berbicara dengan binatang.
6. Enuresis
Enuresis adalah mengompol di atas usia 3 tahun, bisa terjadi di siang hari
tetapi umumnya di malam hari. Biasanya gangguan mengompol ini terjadi
antara dua sampai lima kali seminggu.
7. Enkopresis (dalam bahasa Jawa, “ngobrok atau ngebrok”)
Ngobrok adalah tidak mampu mengendalikan hajat buang air besar pada
subyek berusia di atas tiga tahun (4 sampai 12 tahun), atau rata-rata banyak
menimpa anak berumur tujuh tahun.
8. Somnambulisme (dalam bahasa Jawa, “nglindur”)
12
Istilah ini berasal dari bahasa Latin “somnis” yang berarti tidur, dan
“ambulare” yang berarti jalan-jalan. Jadi, somnambulisme dapat
diinterpretasikan gangguan tidur disertai jalan-jalan dan juga beraktivitas.
9. Gigit-Gigit Kuku
Gangguan ini ditemukan pada penggagap atau anak normal yang sedang
mengalami stress dan mencemaskan. Gangguan ini sering terjadi pada subyek
laki-laki daripada perempuan.
10. Tics
Penderita gangguan ini suka meregangkan otot pada bagian tubuh
tertentu secara berselang namun terus-menerus. Penderita menyadari
perbuatannya, namun biasanya tidak berusaha menahannya atau tidak lagi
menghiraukan.
11. Delinquency (Kenakalan)
Kenakalan adalah tindakan merusak harta benda, kekerasan tanpa alasan
terhadap orang lain, serta perbuatan yang bertentangan dengan kepentingan
orang lain dan melanggar aturan masyarakat.
E. Cara Mencegah dan Mengatasi Gangguan Perkembangan Sosial-
Emosional Masa Remaja
Beberapa Cara Mencegah Gangguan Perkembangan Sosial-Emosional Masa
Remaja adalah :
1. Usaha pembinaan pribadi remaja sejak masih dalam kandungan melalui
ibunya.
2. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang
3. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti
tv, radio, Hp,dll.
4. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini seperti
beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai iman dan
kepercayaannya.
5. Orang tua perlu mendukung hobi yang anak inginkan selama masih
positif bagi anak tersebut.dan jangan pernah melarang hobi yang positif
13
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku
individu. Perkembangan sosio-emosional remaja merupakan usaha tumbuh
kembang seorang remaja agar dapat mencapai kematangan dalam berinteraksi
dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya berdasarkan emosi, perasaan,
dan pikirannya. Emosi yang ada pada remaja sangat berdampak pada tingkah
lakunya. Tingkah laku remaja terkadang mereka gunakan sebagai ekspresi
dari emosi. Oleh karena itu, diperlukan pengkondisian yang baik dari
keluarga serta lingkungan sekitarnya untuk mencegah timbulnya berbagai
gangguan perkembangan sosio-emosional remaja.
B. SARAN
Pola asuh yang sesuai sangat berpengaruh terhadap perkembangan
sosio-emosional remaja begitupula dengan pendidikan yang mereka terima.
Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan pada anak sejak usia dini di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dibutuhkan kerjasama dan
peran aktif dari seluruh pihak (orangtua, guru, pemerintah, dan masyarakat)
untuk menghadapi permasalahan perkembangan teknologi informasi,
pengaruh negatif televisi, dan permasalahan lainnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2017. Health for the world's adolescents a second chance in the second
decade. Diakses melalui http://apps.who.int/adolescent/second-
decade/section2 diakses pada tanggal 15 April 2018
Gangguan Perkembangan Sosial Emosional pada Masa Remaja dan Solusinya
INSTRUMEN ANGKET
DETEKSI DINI BERBAGAI GANGGUAN DAN HAMBATAN PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL MASA REMAJA
(Seperti sulit tidur, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengigau, menangis
didalam tidurnya)
8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan dari yang biasanya?
(kehilangan nafsu makan, tidak mau makan sama sekali, atau sebaliknya makan berlebihan, sangat memilih jenis makanan atau
membiarkan makanan lama dimulut tanpa dikunyah/diemut)
9 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan fisik lainnya dalam waktu-waktu tertentu?
10 Apakah anak anda mudah putus asa atau frustrasi dan sering menunjukkan emosi yang negatif ?
(Seperti sedih atau kecewa yang berkepanjangan, mudah mengeluh, marah atau protes. Misal ketika anak merasa kesulitan dalam
menggambar, lalu berteriak minta tolong, marah, atau kertasnya disobek)
11 Apakah anak anda menunjukkan kemunduran pola perilaku dari kemampuan yang sudah dimilikinya ?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orangtua/pengasuhnya)
12 Apakah anak anda sering berkelahi, bertengkar, atau menyerang anak lain baik secara verbal maupun non-verbal ?
(seperti misalnya mengejek, meneriaki, merebut permainan, atau memukul temannya)
13 Apakah anak anda sering diperlakukan tidak menyenangkan oleh anak lain atau orang dewasa?
(seperti misalnya ditinggal bermain, dihindari, diejek, dikata-katai, direbut mainannya atau disakiti secara fisik)
14 Apakah anak anda cenderung berperilaku merusak atau cenderung selalu ingin menang atau menguasai.
(Misalnya merusak benda, menyakiti dirinya atau binatang)
TOTAL
18
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anak anda senang diayun, melambung di lutut anda dan sebagainya?
2 Apakah anak anda senang / tertarik dengan anak-anak lain?
3 Apakah anak anda senang memanjat seperti tangga?
4 Apakah anak anda senang bermain cilukba / petak umpet?
5 Apakah anak anda sering bermain pura-pura?
6 Apakah anak anda sering menunjuk dengan jarinya untuk bermain sesuatu?
7 Apakah anak anda sering menunjuk dengan jarinya untuk mengindikasikan ia tertarik sesuatu?
8 Dapatkah anak anda bermain pantas dengan mainan kecil (seperti mobil atau benda kecil) tanpa memasukkan ke dalam mulut ,
menguyah atau menjatuhkannya?
9 Apakah anak anda sering membawa benda didepan orang tua untuk menunjukkan kepada anda sesuatu?
10 Apakah anak anda melihat mata anda lebih dari satu atau dua detik?
11 Apakah anak anda sering terlihat sensitif yang berlebihan terhadap suara berisik? (seperti menutup telinga)
12 Apakah anak anda tersenyum sebagai respon terhadap wajah atau senyum anda?
13 Apakah anak anda meniru perilaku anda? (misal ketika anda membuat ekspresi wajah, apakah anak anda meniru anda?
14 Apakah anda berespon ketika namanya dipanggil?
15 Jika anda menunjuk mainan yang ada di ruangan, apakah anak anda melihatnya?
16 Apakah anak anda berjalan?
17 Apakah anak anda melihat benda yang anda lihat?
18 Apakah anak anda membuat gerakan jari yang tidak biasanya dekat wajahnya?
19 Apakah anak anda berusaha menarik perhatian anda terhadap aktivitasnya?
20 Apakah anda sering khawatir apabila anak anda tuli?
21 Apakah anak anda mengerti apa yang dikatakan orang lain?
22 Apakah anak anda kadang-kadang memandang untuk hal yang tidak jelas atau mondar mandir tanpa tujuan?
23 Apakah anak anda melihat wajah anda untuk melihat reaksi anda ketik bertemu sesuatu yang tidak dikenal?
19
INSTRUMEN PEMERIKSAAN
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS
No Kegiatan 0 1 2 3
1 Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan
2 Mudah menjadi gembira, impulsive
3 Mengganggu anak-anak lain
4 Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah pendek dimulai, rentang perhatian
5 Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus menerus
6 Kurang perhatian, mudah teralihkan
7 Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustrasi
8 Sering dan mudah menangis
9 Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis
10 Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga
Jumlah
Nilai Total