Anda di halaman 1dari 6

Permasalahan Perkembangan Sosio Emosional Pada Remaja

Perkembangan sosial-emosional berasal dari 3 kata yaitu “perkembangan, sosial, dan


emosional’ . Menurut psikologi, perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan
dan progresif dalam organisme yang muncul dari lahir hingga akhir hayatnya. Sosial adalah
segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat; memperhatikan kepentingan khayalak ;
gemar menolong; dan sebagainya. Sedangkan emosional berkaitan dengan ekspresi
emosional, atau perubahan-perubahan yang terlibat emosi di dalamnya.

Perkembangan sosial-emosional remaja adalah suatu perubahan progresif organisme,


di mana dalam konteks ini remaja awal yang telah mengalami masa puberas mulai
memikirkan dan memperhatikan keadaan sekelilingnya, dan mengekspresikan emosinya
dalam tingkah laku atau tidak. Perkembangan ini lebih cenderung pada hubungan individu
dengan individu lainnya.

A. Aspek Perkembangan Sosial_Emosional Remaja


1. Aspek Perkembangan Sosial
Erikson menjelaskan salah satu tugas perkembangan selama masa remaja adalah
menyelesaikan kriris identitas, sehingga diharapkan terbentuknya identitas diri
yang stabil pada masa akhir remaja. Remaja yang mampu memeuhi tugas
perkembangannya dalam menemukan identitas dirinya akan memperoleh
kejelasan tentang dirinya, memahami perbedaan persamaan dirinya dengan orang
lain, menyadari kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta dapat mengenal
perannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebelum memasuki masa remaja, individu pada hakikatnya sudah memiliki


keterkaitan hubungan yang lebih erat dengan anak-anak sebaya. Sering juga
timbul kelompok-kelompok anak, perkeumpulan-perkumpulan untuk bermain ,
dan sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut, beberapa aspek yang membahas
perkembangan sosial yang penting semasa remaja yaitu :

 Perkembangan Individu dan Identitas


Dalam psikologi, konsep identitas pada umumya merujuk pada suatu
kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relative
stabil sepanjang rentang kehidupan, sekalipun terjadi berbagai perubahan. Erikson
berpendapat seseorang yang mencari identitas akan berusaha menjadi “seseorang”,
yang artinya akan berusaha menjadi sosok “AKU” yang bersifat sentral, unik,
mandiri, sekaligus juga berarti menjadi “seseorang” yang dapat diterima dan diakui
oleh orang banyak.

Proses pencarian identitas pada umumnya terbagi menjadi empat sub tahap
yang berbeda namun saling melengkapi, yaitu diferensiasi, praktis dan
eksperimentasi, penyesuaian, serta konsolidasi dari. Pada tahap awal yakni
diferensiasi dan praktis, pada umumnya remaja mulai menyadari bahwa ia berbeda
secara psikologis dari orang tuanya, dan mereka percaya bahwa ia mengetahui segala-
galanya dan dapat melakukan apapun tanpa berbuat kesalahan. Hal ini sering
membuat remaja mempertanyakan dan menolak nilai-nilai dan nasehat-nasehat orang
tuanya, walaupun nasehat tersebut masuk akal. Remaja juga akan menyangkal
kebutuhan akan peringatan dan nasihat dan menantang orang tuanya pada setiap
kesempatan.

 Perkembangan Hubungan Dengan Orang Tua


Salah satu ciri yang menonjol dari remaja yang mempengaruhi hubungannya
dengan orang tua adalah perjuangan utuk memperoleh otonomi, baik secara fisik
maupun psikologis. Pada dasarnya, remaja akan meluangkan waktu kebih bnyak pada
teman sebaya mereka dibandingkan dengan orang tua. Peran orang tua yang suportif
akan memberikan dampak yang positif, seperti akan menimbulkan pengungkapan
perasan positif dan negative pada remaja, yang akan membantu perkembangan
kompetensi sosial dan otonomi mereka.

 Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya


Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan menekankan bahwa hubungan teman sebaya
anak dan remaja belajar tentang hubungan timbal balik yang simetris. Mereka akan
mempelajari secara. Aktif kepentingan-kepentingan dan perspektif teman sebaya
dalam rangka memperhalus integritas dirinya dalam aktivitas tea sebaya yang
berkelanjutan (Desmita, 2008 ; 220)

Masa remaja adalah masa yang membutuhkan adanya teman yang dapat
memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya.
Dari pertemanan, akan muncul dorongan untuk mencari pedoman hidup, mencari
sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dihormati (Panuju
dan Umami, 1999; 12)

Kelly dan Hansen menyebutkan enam fungsi positif dari teman sebaya :
1. Mengontrol impuls-impuls agresif
2. Memperoleh dorongan emosional dan sosial
3. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial
4. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin
5. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai
6. Meningkatkan harga diri

 Sikap Remaja Terhadap Orang Dewasa


Pada umumnya, remaja menyukai orang terpandang seperti pemimpin masyarakat,
pejabat pemerintah dan pemuka agama yang memahai kebutuhan dan keadaan mereka
dalam mencari identitas diri. Remaja akan kecewa apabila orang yang mereka kagumi
mempunyai kekurangan, bahkan menjadi gunjingan banyak orang. Mereka akan
menunjukkan sikap negative, seperti mengalami patah hati, goncangan jiwam dan
sebagainya.

2. Aspek Perkembangan Emosional


Emosi adalah keadaan jiwa yang menanamkan diri dengan suatu perubahan
yang jelas pada tubuh. Emosi akan mencerminkan keadaan jiwa individu.
Misalnya ketika seseorang sedang marah, maka wajahnya akan memerah dan
nafasnya menjadi sesak.

Emosi dapat dirumuskan sebagai.


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial-Emosional Remaja

Perkembangan sosial-emosional remaja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor


internal dan eksternal.

a. Faktor Internal
 Kondisi fisik
 Susunan syaraf
 Penyakit yang diderita

b. Faktor eksternal
Lingkungan tempat tinggal
Lingkungan pertemanan
Kebudayaan
P
Daftar Pustaka :
http://etheses.uin-malang.ac.id/2195/6/08410042_Bab_2.pdf
erkembangan remaja

Anda mungkin juga menyukai