Di susun
Oleh :
BANDA ACEH
2020-2021
LAPORAN PRAKTEK KLINIK ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SEHAT
PADA REMAJA
A. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut
beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens. Para ahli
merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan
biologis baik bentuk maupun fisologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-
anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah
adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang
menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004).
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana
individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
biasanya antara usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d
24 th . Namun jika pada usia remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam
kelompok dewasa. Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis
individu, ketika pubertas menunjukan titik di mana reproduksi mungkin dapat
terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada
orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda - tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapai kematanngan seksual (Sarwono, 2011)
B. Ciri-ciri Remaja
Ciri remaja yang normal menurut WHO, 2010 adalah sebagai berikut:
a. Tidak terdapat gangguan jiwa yang jelas atau sakit fisik yangparah
b. Dapat menerima perubahan yang dialami baik fisik maupun mental dan sosial
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-13 tahun masih terheran-heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan
yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran
baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan
dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang
berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini
menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 14-16 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan
kawan- kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada
kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-
teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada
dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana : peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau
meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipoes
Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan
mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
e) Perkembangan Spiritual
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang lain,
beberapa diantaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga mereka.
Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ini sebagai
elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan
konflik pada periode pergolakan ini. Remaja mungkin menolak aktivitas ibadah
yang formal tetapi melakukan ibadah secara individual dengan privasi dalam
kamar mereka sendiri.Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap konsep
keberadaan Tuhan. Membandingkan agama mereka dengan orang lain dapat
menyebabkan mereka mempertanyakan kepercayaan mereka sendiri tetapi pada
akhirnya menghasilkan perumusan dan penguatan spiritualitas mereka.
f) Perkembangan Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik,
baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya.
Pemahamannya, mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun percintaan.
Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih teman yang memiliki kualitas
psikologisnya relative sama dengan dirinya, baik menyangkut interest, sikap, nilai
maupun kepribadian. Pada masa ini jugaremaja cenderung mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, hobi dan juga keinginan orang lain.
g) Perkembangan Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang dinilai
baik oleh orang lain. Keberagaman tingkat moral remaja yang disebabkan karena
factor penentuannya yang beragam juga. Salah satu yang mempengaruhi adalah
orang tua.
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan yang meliputi
pengumpulan data, analisis data, dan perumusan masalah pasien. Data yang
dikumpulkan adalah data pasien secara holistik, meliputi aspek biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual.Seorang perawat jiwa diharapkan memiliki kesadaran atau
kemampuan tilik diri (self awareness), kemampuan mengobservasi dengan akurat,
berkomunikasi secara terapeutik, dan kemampuan merespon secara efektif karena hal
tersebut menjadi kunci utama dalam menumbuhkan hubungan saling percaya dengan
pasien. Hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien akan memudahkan
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Oleh karena itu, perawat dapat membantu pasien menyelesaikan masalah sesuai
kemampuan yang dimilikinya. Faktor predisposisi dan faktor presipitasi, penilaian
terhadap stresor, sumber koping, dan kemampuan koping yang dimiliki pasien adalah
aspek yang harus digali selama proses pengkajian.
2. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan Remaja
3. Tindakan Keperawatan
a. Remaja
1) Tujuan
Dapat menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang normal
dan menyimpang
Dapat menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
Melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang
normal.
2) Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk memfasilitasiperkembangan remaja yang normal
Anjurkan untuk bergaul agar dapat mencurahkan perasaan, perhatian dan
kekhawatiran
Anjurkan mengikuti organisasi unntuk meningkatkan moral dan nilai
kehidupan remaja
Orang tua berperan sebagai model dalam interaksi sosial
Keluarga menciptakan lingkungan rumah yang nyaman
b. Keluarga
1) Tujuan
Memehami pengertian perkembangan
Menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan yg normal dan
menyimpang
Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya
Melakukan tindakan untuk menstimulasi terhadap perkembangna anaknya.
2) Tindakan Keperawatan
Menjelaskan ciri perkembangan remaja yang normal dan menyimpang
Menjelaskan cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi
perkembangan remaja yang normal
1. Memfasilitasi remaja untuk berinteraksi dalam kelompok/organisasi
2. Berperan sebagai teman curhat
3. Berperan sebagai role model dalam melakukan interaksi sosial
4. Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi remaja untuk melakukan
aktifitas bersama kelompok
5. Mendiskusikan tindakan yang akan dilakukan keluarga untuk
memfasilitasi remaja memperoleh identitas diri
A. Identitas
1. Nama pasien : Ny. A
2. Umur : 17 tahun 5 bulan
3. Jenis Kelamin : P
4. Alamat : Jln. Blangbintanglama, Desa Cot Mancang, Kec. Kuta Baro, Kab. Aceh Besar
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan peningkatan perkemabangan remaja
D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Kesiapan peningkatan Klien dapat membina Melakukan BHPS dengan keluarga
perkembangan remaja hubungan saling percaya Perkenalkan diri dengan sopan
Jelaskan tujuan
pertemuan
SP I
Remaja
Diskusikan karakteristik
Dapat menyebutkan
perkembangan psikososial ya ng
karakteristik
normal dan meyimpang
perkembangan
Diskusikan cara mencapai
psikososial yang normal
perkembangan psikososial yang
dan menyimpang
normal:
Dapat menjelaskan cara
1. Motivasi remaja untuk bergaul
mencapai perkembangan
dengan teman-teman seluas-
psikososial yang normal
luasnya
Melakukan tindakan untuk
2. Motivasi remaja untuk bergaul
mencapai perkembangan
dengan teman-t eman yang
psikososial yang normal.
dapat untuk mencurahkan
perasaan, perhatian dan
kehawatiran
3. Anjurkan remaja mengikuti
organisasi di sekolah, dirumah
atau di tempat lainnya yang
mempunyai kegiatan yang
sesuai dengan norma dan moral
secara umum
4. Diskusikan aspek positif yang
dimiliki
5. Fasilitasi ekpresi/curahan
perasaan
Keluarga SP 2
Dapat memehami Jelaskan ciri perkembangan remaja
pengertian perkembangan yang normal dan menyimpang
Dapat menjelaskan Jelaskan cara yang dapat dilakukan
perilaku yang untuk memfasilitasi perkembangan
menggambarkan remaja yang normal
perkembangan yg normal 1. Fasilitasi remaja untuk
dan menyimpang berinteraksi dalam
Dapat menjelaskan cara klpk/organisasi
menstimulasi 2. Berperan sebagai teman curhat
perkembangan anaknya 3. Berperan sebagai role model
Dapat melakukan dalam melakukan interaksi
tindakan untuk social
menstimulasi terhadap 4. Menciptakan lingkungan yang
perkembangna anaknya. nyaman bagi remaja untuk
melakukan aktifitas bersama
kelompok
5. Diskusikan tindakan yang akan
dilakukan keluarga untuk
memfasilitasi remaja
memperoleh identitas diri
SP 3
Demonstrasikan dan melatih cara
memstimulasi perkembangan
yang normal
Susun rencana untuk
menstimulasi perkembangan anak
E. Implementasi Keperawatan
SP I
Diskusikan karakteristik perkembangan
psikososial yang normal dan meyimpang
Diskusikan cara mencapai perkembangan
psikososial yang normal:
1. Memotivasi remaja untuk bergaul
dengan teman-teman seluas-luasnya
2. Memotivasi remaja untuk bergaul
dengan teman-teman yang dapat untuk
mencurahkan perasaan, perhatian dan
kehawatiran
3. Menganjurkan remaja mengikuti
organisasi di sekolah, dirumah atau di
tempat lainnya yang mempunyai
kegiatan yang sesuai dengan norma dan
moral secara umum
4. Mendiskusikan aspek positif yang
dimiliki
5. Memfasilitasi ekpresi/curahan perasaan
SP II
Jelaskan ciri perkembangan remaja yang
normal dan menyimpang
Jelaskan cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi perkembangan remaja yang
normal
1. Fasilitasi remaja untuk berinteraksi
dalam klpk/organisasi
2. Berperan sebagai teman curhat
3. Berperan sebagai role model dalam
melakukan interaksi social
4. Menciptakan lingkungan yang nyaman
bagi remaja untuk melakukan aktifitas
bersama kelompok
5. Diskusikan tindakan yang akan
dilakukan keluarga untuk memfasilitasi
remaja memperoleh identitas diri
SP III
Mendemonstrasikan dan melatih cara
memstimulasi perkembangan yang
normal
Menyusun rencana untuk menstimulasi
perkembangan anak
F. Evaluasi Keperawatan
model dalam
melakukan interaksi P:
9. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman bagi remaja
untuk melakukan
aktifitas bersama
kelompok
10. Diskusikan tindakan
yang akan dilakukan
keluarga untuk
memfasilitasi remaja
memperoleh identitas
diri
S:
SP III Keluarga sudah mengerti
Mendemonstrasikan dan dan memahami
melatih cara bagaimana melati
memstimulasi stimulasi perkembangan
perkembangan yang pada remaja dan akan
normal melakuan cara tersebut
Menyusun rencana padda anaknya.
untuk menstimulasi
perkembangan anak O:
Keluarga tampak
kooperatif dan
bersemangat
A:
SP 3 teratasi
P:
Intervensi dihentikan
PENILAIAN KEMAMPUAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL REMAJA
SP I
1 Memotivasi remaja untuk bergaul dengan teman-teman seluas-
luasnya
2 Memotivasi remaja untuk bergaul dengan teman-teman yang dapat
untuk mencurahkan perasaan, perhatian dan kehawatiran
3 Anjurkan remaja mengikuti organisasi di sekolah, dirumah atau di
tempat lainnya yang mempunyai kegiatan yang sesuai dengan norma
dan moral secara umum
4 Mendiskusikan aspek positif yang dimiliki
4 Memfasilitasi ekpresi/curahan perasaan
B Asuhan keperawatan kepada keluarga
SP II
1 Menjelaskan perkembangan remaja yang normal dan
menyimpang
2 Menjelaskan cara memfasilitasi perkembangan remaja
SP III
1 Mendemonstrasikan dan melatih cara memstimulasi
perkembangan yang normal
2 Menyusun rencana untuk menstimulasi perkembangan anak
TOTA
L
Observer