Kelompok 11 :
Salma ‘Inaayah zulpri : 2214070178
Suci Melisa Fitri : 2214070182
Mifta Aulia Rahmi : 2214070196
DOSEN PENGAMPU :
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Perkembangan Masa Remaja”.
Makalah kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang
baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi yang membaca khususnya
mahasiswa PGMI UIN Imam Bonjol Padang.
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan manusia merupakan suatu proses sepanjang kehidupan dari
pertumbuhan dan perubahan fisik, perilaku, kognitif, dan emosional.
Sepanjang proses ini, tiap individu mengembangkan sikap dan nilai yang
mengarahkan pilihan, hubungan, dan pengertian (understanding). (Huberman,
2002)
Salah satu periode dalam perkembangan adalah masa remaja. Kata remaja
(adolescence) berasal dari kata adolescere (Latin) yang berarti tumbuh ke arah
kematangan (Muss, 1968 dalam Sarwono, 2011: h.11). Istilah kematangan di
sini meliputi kematangan fisik maupun sosial-psikologis.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi Perkembangan Fisik, Kognitif, Sosial Emosi
2. Mengetahui Bahaya Pada Masa Remaja
3. Mengetahui Ciri-Ciri Masa Remaja
4. Mengetahui Minat dan Perubahan Moral Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial dan emosional berkaitan sangat erat. Baik
pengaturan emosi (berada dalam Kendali emosi) maupun ekspresi emosi
(komunikasi efektif tentang emosi) diperlukan bagi Keberhasilan hubungan
interpersonal. Selanjutnya, kemajuan perkembangan kognitif meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal karena membuat remaja mampu memahami
dengan lebih baik keinginan, kebutuhan, perasaan, dan motivasi orang lain.
Karena itulah, tidak mengherankan, dengan makin kompleksnya pikiran,
emosi, dan identitas pada masa remaja, hubungan sosialnya pun Makin
kompleks (Oswalt, 2010)
1
Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, ( Depok: PT Raja Granfindo Persada, bandung,
2015). H. 210.
ini seperti melukai diri sendiri, memukul diri sendiri, mencabut rambut,
dan mencabut kulit. Perilaku impulsif ini dapat dilakukan berulang kali.
Masa remaja awal dimulai ketika usia seorang anak telah genap 12/13
tahun, dan berakhir pada usia 17/18 tahun Anak usia belasan tahun sering
ditujukan bagi remaja awal. Gejala-gejala yang disebut gejala fase negatif biasa
terjadi pada perubahan akhir periode pubertas atau paruhan awal masa remaja
awal. Oleh karena itu, periode pubertas sering disebut sebagai fase negatif.
Hurlock menguraikan cukup lengkap tentang gejala-gejala fase negatif, ini yang
pokok-pokoknya sebagai berikut; Masa remaja adalah suatu masa perubahan.
Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun
psikologis.
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa
perubahan yang terjadi selama masa remaja:
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang dikenal sebagai masa storm dan stres. Peningkatan emosional ini
merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada
masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan
tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa
sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan
pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah
seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan bertanggung jawab.
kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya
waktu, dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal
masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri
dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat,
baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem
respirasi maupun perubahan eksternal seperti
tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap
konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya
di bawah dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru
dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang
lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat
mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting.
Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak
lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,
tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa
kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan
yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi
lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini,
serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung
jawab ini.
6. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini tanda remaja dalam kondisi
baru. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan pada remaja, misalnya
mereka diharapkan untuk tidak bertingkah seperti anak anak,harus lebih
mandiri dan bertanggungung jawab.2
Ciri-ciri dan Tanda Remaja Sedang Mencari Jati Dirinya:
a. Remaja menjadi pemberontak.
Perilaku memberontak merupakan cara remaja untuk menunjukkan
pemisahan dari orang tuanya dan figure otoritas lainnya. Remaja
2
Muhammad Almighwar, Psikologi Remaja, ( Bandung: Pustaka Setia, 2006 ), h. 155
ingin menunjukkan bahwa ia sudah bisa mengambil keputusan
sendiri.
b. Mengubah penampilan.
Remaja cenderung mengubah penampilannya utuk menenmukan
jati dirinya. Mereka mungkin mengubah cara berpakaian dan mulai
bertindak secara berbeda.
c. Memiliki hobi dan aktivitas.
Mereka bergabung pada kelompok yang menurut mereka cocok
atau bergabung dengan teman yang berpikiran sama.
Tidak heran bila kita menemui seorang remaja yang sedang sangat
bersemangat, tiba-tiba berubah menjadi tampak tak bersemangat. Atau
mungkin ada pula remaja yang pemberani, tiba-tiba berganti merasa takut
yang berlebihan. Hal ini wajar dialami oleh remaja, sebab mereka sedang
masa pencari jati diri dan berusaha menemukan konsep dirinya.
Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memiliki moral yang kuat.
Moral merupakan aspek kepribadian seseorang yang diperlukan untuk
menciptakan kehidupan sosial yang harmonis.
Tingkat Prakonvensional,
Perkembangan moral masih ditafsirkan oleh seseorang
berdasarkan akibat fisik yang akan diterimanya. Seseorang yang
berada dalam tingkat prakonvensional menilai moralitas dari
tindakannya yang mendapatkan konsekuansi secara langsung, baik
itu hukuman maupun reward.
Tingkat konvensional,
Aturan-aturan moral dipatuhi atas dasar memenuhi harapan
keluarga, maupun masyarakat. Seseorang yang berada di tahap ini
menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya
dengan pandangan dan harapan oranglain.
Tingkat pascakonvensional,
Oleh karena itu, remaja perlu lebih peka terhadap nilai-nilai positif yang
dianutnya, sehingga perkembangan moral berjalan dengan baik. Lingkungan
keluarga, sekolah, komunitas, dan media massa memiliki pengaruh dalam
perkembangan moral remaja. Sinergi antar semua elemen sangat penting,
sebab tidak ada keberhasilan individu, yang ada adalah keberhasilan kolektif.
Faktor internal.
Faktor eksternal
Meskipun terdapat banyak ragam minat, namun ada minat tertentu yang
hampir universal dalam kebudayaan Amerika masa kini sekalipun terdapat
perbedaan satu bagian daerah ke bagian ini dan perbedaan kelas sosial di
dalam tiap-tiap bidang minat. Semua remaja muda sedikit banyak memiliki
minat dan ia juga memiliki minat-minat khusus tertentu yang terdiri dari
berbagai kategori, yang terpenting di antaranya adalah minat rekreasi, minat
sosial, minat pribadi, minat pada pendidikan, minat pada pekerjaan, minat
pada agama dan minat pada simbol status.
Minat Rekreasi
Selama masa-masa remaja, remaja cenderung menghentikan
aktivitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanan tenaga dan berhenti
dari perkembangan kesukaan akan rekreasi yang di dalamnya ia bertindak
sebagai pengamat yang pasif. Pada awal masa remaja, aktivitas permainan
dari tahun-tahun sebelumnya beralih dan diganti dengan bentuk rekreasi
yang baru dan lebih matang. Berangsur-angsur bentuk permainan yang ke
kanak-kanakan menghilang dan menjelang awal masa remaja pola rekreasi
individual hampir sama dengan pola akhir masa remaja dan awal masa
dewasa.
Minat Sosial
Minat-minat Pribadi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PERUBAHAN MORAL