REMAJA SMA
PENGAMATAN TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan yang
Diampu Oleh : Prof. Dr.H. Syamsu Yusuf LN,. M. Pd.
Disusun Oleh :
Mochamad Ridan Masyazada 020.011.0078
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI
BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Remaja adalah dimana masa seseorang akan mengalami perubahan dalam
hidupnya, baik secara fisik, kognitif, moral, dan sosial. Dalam masa ini, seorang remaja
akan mengalami tingkat kedewasaan. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai
21 tahun.
Setiap tahap perkembangan manusia biasanya disertai dengan berbagai tuntutan
psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar
psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap
perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara
signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
Dalam makalah yang kami buat ini kami membahas tentang Perkembangan
Karakteristik Remaja pada masa remaja dilihat dari aspek perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, perkembangan moral, perkembangan social dan masih banyak
lagi.
B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas, pembahasan makalah ini mengerucut pada
beberapa hal yang selanjutnya sebagai rumusan masalah, yaitu :
C. Tujuan
1. Megetahui yang dimaksud dengan remaja
2. Mengetahui Pengertian remaja menurut para ahli
3. Mengatahui karakteristik perkembangan pada masa remaja
4. Mengetahui macam-macam fase pada remaja
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PERKEMBANGAN KARAKTERISTIK REMAJA
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa
adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”.
Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991).
Pandangan tersebut didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang menyatakan
bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia di mana anak tidak merasa
berada di bawah tingkat yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak
sejajar.
Selain itu, remaja memiliki keunikan-keunikan yang terletak pada masing-
masing individunya. Tampak jelas bahwa para remaja dari keluarga yang sama
memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam besar badan, intelegensi, minat dan
sifat sosial. Para remaja dari kelas sosial yang satu berbeda dengan para remaja
dari kelas yang lain dalam sikap dan cita-citanya. Singkatnya, beberapa keunikan
para remaja terletak dalam individualitasnya bukan pada masa remajanya.
Adapun ciri-ciri atau karakteriskik remaja antara lain:
1. Perkembangan seksual
2. Emosi yang meluap-luap
3. Mulai tertarik kepada lawan jenis
4. Kegelisahan
5. Pertentangan
6. Aktivitas kelompok
7. Keinginan mencoba segala sesuatu
c. Perkembangan emosi
Pada masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu perkembangan
emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik serta organ-organ seksual yang
mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan dan dorongan-dorongan
baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta ,rindu dan keinginan untuk
berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada remaja awal perkembangan
emosinya menunjukan sifat sensitive dan reaktif terhadap peristiwa atau situasi
sosial, emosinya bersifat negative dan temperamental. Sedang remaja akhir
sudah bias mengendalikan emosinya.
d. Perkembangan Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik
,baik menyangkut sifat-sifat pribadi minat nilai-nilai maupun perasaannya.
Pemahamannya , mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun percintaan.
Dalam hubungan persahabatan , remaja memilih teman yang memiliki kualitas
psikologisnya relative sama dengan dirinya, baik menyangkut interes, sikap,
nilai maupun kepribadian. Pada masa ini juga remaja cenderung mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, hobby dan juga keinginan orang lain.
e. Perkembangan Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang dinilai baik
oleh orang lain. Keberagaman tingkat moral remaja disebabkan karena faktor
penentuannya yang beragam juga. Salah satu yang mempengaruhi adalah
orangtua.
f. Perkembangan Kepribadian
Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual,
emosional, sosial, kognitif dan nilai-nilai. Pada masa remaja paling penting bagi
pengembangan dan integrasi kepribadian.
Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan
kepribadian pada masa meliputi remaja:
1. Perolehan pertumbuhan fisik yang menyerupai masa dewasa.
2. Kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi
baru.
3. Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan
mengevaluasi diri kembali tentang standar (norma), tujuan dan cita-cita.
4. Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual ,berteman
dengan pria maupun wanita.
c. Identity Diffusion yang berarti kebingungan tentang siapa dirinya dan mau
apa dalam hidupnya.
d. Moratorium, penundaan dalam komitmen remaja terhadap pilihan-pilihan
aspek pribadi atau okupasi. Dalam hal ini Erikson menyadari bahwa remaja
dalam masyarakat yang kompleks mengalami krisis identitas atau periode
moratorium dan kebingungan yang temporer.
D. Fase-Fase Remaja
1. Fase Pueral
Pueral, dari kata ”puer” artinya anak besar. Masa pueral merupakan masa
akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah anak yang tidak suka lagi
diperlakukan sebagai anak tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa.
Perkembangan jasmani: tidak banyak yang kita ketahui tentang
perkembangan jasmani ini karena masa pueral dialami dalam tempo yang
singkat. Anak laki-laki merasa badannya bertambah kuat dari keadaannya
dimasa masa yang lalu. Pertambahan kekuatan itu diikuti tanda-tanda lebih
berani, senang beramai-ramai, suka mengganggu orang lain, menimbulkan
perselisihan dan perkelahian. Sebagian besar sifat-sifat yang tampak pada anak
laki-laki itu tidak begitu jelas kelihatan pada anak perempuan. Suatu
keistimewaan pada anak-anak perempuan ialah mereka suka tertawa riuh dan
gembira sekali.
Perkembangan psikis:
a. Pueral ingin diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Ia tidak mau selalu diperlakukan sebagai anak-anak. Mereka suka mencetuskan
perasaannya, jika dianggap perlu sampai memberontak tetapi belum dapat
dikatakan menentang kewibawaan orang tua atau gurunya. Segera setelah
kejadian itu biasanya mereka ingin damai kembali.
b. Mereka menganggap kekuasaan orang tua sebagai suatu hal yang sudah
semestinya, asalkan orang tua bertindak bijaksana. Mereka membutuhkan
pimpinan yang jujur, tegas dan tindakannya tidak menyinggung rasa harga
dirinya.
c. Guru yang baik sikapnya ditaati karena pueral sudah kritis, tidak begitu
saja menerima segala sesuatu. Perbuatan yang buruk dipandang buruk karena
perbiuatan itu merugikan bagi dirinya sendiri, bukan karena bentuk perbuatan itu
memang buruk adanya.
Dalam masa pueral perasaan harga diri bertambah kuat, keberanian melewati
batas, suka menyombongkan diri, sering bertindak tidak sopan, dan gemar akan
pengalaman yang luar biasa.
2. Fase Prapubertas
Sebenarnya prapubertas masih termasuk kedalam masa peralihan. Masa ini
dialami anak perempuan lebih singkat daripada lamanya dialami anak laki-laki.
Kedua jenis berangsur-angsur melepaskan dirinya dari ikatan orang tuanya untuk
memungkinkan mereka dapat bertindak dan berpikir lebih bebas. Andaikan
mereka tidak dapat melepaskan dirinya dari keterikatan itu dan merasa
kemerdekaannya terancam, ada kemungkinan mereka akan berontak atau
sekurang-kurangnya tidak mau nengikuti peritah, tidak tunduk kepada peraturan.
Bila sudah sampai pada menentang orang tua dan lingkungannya, hal ini dapat
mempersukar guru dalam melaksanakan tugasnya.
Masa Negatif: Hetzer dan Bartling telah meneliti tentang masa negatif ini.
Dalam masa ini perubahan-perubahan kejiwaan sangat sukar diteliti secara
objektif karena perasaannya sangat tertegun dan kelakuannya sangat pasif.
Untuk mendapatkan informasi yang jelas hendaknya penelitian dilakukan
denagn pengamatan yang sistematis. Diantara sifat-sifat yang nampak pada masa
negatif antara lain:
3. Fase Pubertas
Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minat-
minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Hal ini
merupakan inti dari seluruh masa remaja. Ciri-ciri fase ini didasarkan atas
adanya pertumbuhan alat-alat kelamin, baik yang nampak diluar maupun yang
ada di dalam tubuhnya. Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga
cara berjalanpun mengalami perubahan. Anak laki-laki nampak lebih kaku dan
kasar, sedanag anak perempuan nampak lebih canggung. Mulai tahu manghias
diri, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka berusaha menarik perhatian
dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi malu-malu.
4. Fase Adolesen
Masa adolesen berada diantara usia 17 dan 20 tahun. Atau mengambil batas-
batas permulaannya pada saat-saat remaja mengalami perkembangan jasmani
yang sangat menonjol, sedangakan batas-batas akhir pada saat berakhirnya
perkembangan jasmani. Menurut Michaelis, pada awal adolesen seseorang
mengalami perkembangan jasmani yang pesat karena organ-organ pada tubuh
pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi gangguan apa saja yang
didorong oleh perkembangan kelenjar. Beberapa diantara sifat-sifat adolesen
ialah:
BAB III
LAPORAN OBSERVASI
A. DATA SUBJEKTIF
1. Nama :Azka Fauziyah
Alamat : Jl. Sindang Sari Rt 02/ Rw 26 Desa Melong
Kecamatan Cimahi Selatan.
Tempat Tanggal Lahir : 7 Februari 2006
Sekolah : MAN 1 Kota Bandung
Kelas : X (Sepuluh)
Hobi : Menyanyi
Tinggi : 158
Berat Badan : 50
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN