Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN USIA

REMAJA SMA
PENGAMATAN TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan yang
Diampu Oleh : Prof. Dr.H. Syamsu Yusuf LN,. M. Pd.
Disusun Oleh :
Mochamad Ridan Masyazada 020.011.0078

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI
BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Remaja adalah dimana masa seseorang akan mengalami perubahan dalam
hidupnya, baik secara fisik, kognitif, moral, dan sosial. Dalam masa ini, seorang remaja
akan mengalami tingkat kedewasaan. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai
21 tahun.
Setiap tahap perkembangan manusia biasanya disertai dengan berbagai tuntutan
psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar
psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap
perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara
signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
Dalam makalah yang kami buat ini kami membahas tentang Perkembangan
Karakteristik Remaja pada masa remaja dilihat dari aspek perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, perkembangan moral, perkembangan social dan masih banyak
lagi.

B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas, pembahasan makalah ini mengerucut  pada
beberapa hal yang selanjutnya sebagai rumusan masalah, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan remaja ?


2. Apa pengertian masa remaja menurut para ahli ?
3. Apa saja karakteristik perkembangan pada masa remaja ?
4. Apa macam-macam fase pada remaja?

C. Tujuan
1. Megetahui yang dimaksud dengan remaja
2. Mengetahui Pengertian remaja menurut para ahli
3. Mengatahui karakteristik perkembangan pada masa remaja
4. Mengetahui macam-macam fase pada remaja
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PERKEMBANGAN KARAKTERISTIK REMAJA
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa
adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”.
Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991).
Pandangan tersebut didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang menyatakan
bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia di mana anak tidak merasa
berada di bawah tingkat yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak
sejajar.
Selain itu, remaja memiliki keunikan-keunikan yang terletak pada masing-
masing individunya. Tampak jelas bahwa para remaja dari keluarga yang sama
memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam besar badan, intelegensi, minat dan
sifat sosial. Para remaja dari kelas sosial yang satu berbeda dengan para remaja
dari kelas yang lain dalam sikap dan cita-citanya. Singkatnya, beberapa keunikan
para remaja terletak dalam individualitasnya bukan pada masa remajanya.
Adapun ciri-ciri atau karakteriskik remaja antara lain:
1. Perkembangan seksual
2. Emosi yang meluap-luap
3. Mulai tertarik kepada lawan jenis
4. Kegelisahan
5. Pertentangan
6. Aktivitas kelompok
7. Keinginan mencoba segala sesuatu

B. Menurut Para ahli Tentang Remaja


a. Menurut Stanley Hall, Masa remaja merupakan masa dimana dianggap
sebagai masa topan badai dan stress (Storm and Stress). Karena mereka
telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau
terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang
memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa
menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
b. Menurut Stanley Hall, usia remaja antara 12 sampai usia 23 tahun.
c. Menurut Erikson, masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis
dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (Search for self -
Identity).
d. Menurut Piaget, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi
dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah
tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang
sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
e. WHO( World Health Organization ), mendefinisikan masa remaja
merupakan periode perkembangan antara pubertas, perlihan biologis masa
anak-anak dan masa dewasa, yaitu antara umur 10-20 tahun.

C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA REMAJA


a. Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentang kehidupan
individu dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa pertama
terjadi pada fase prenatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-
tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa
remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu mencapai
kematangan dari pada bagian-bagian yang lain. Hal yang paling jelas terlihat
pada hidung, kaki dan tangan. Pada masa remaja akhir proporsi tubuh individu
mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.

Dalam perkembangan seksualitas remaja ,ditandai dengan dua ciri yaitu


sebagai berikut:
Ciri-ciri seks primer
- Pada remaja pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis.
Setelah testis mulai tumbuh dan penis menjadi panjang, pembuluh mani dan
kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut,
memungkinkan remaja pria (sekitar usia 14-15 tahun ) mengalami “mimpi
basah”.
- Pada remaja wanita kematangan organ seksualnya ditandai dengan
tumbuhnya rahim ,vagina dan ovarium(indung telur). Ovarium menghasilkan
telur dan mengeluarkan hormon-hormon yang dikeluarkan untuk
kehamilan ,menstruasi. Pada masa ini sekitar usia 11-15 tahun remaja wanita
mengalami menstruasi pertama.
Ciri-ciri seks sekunder
- Wanita : Tumbuh rambut atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak ,
bertambah besar buah dada , bertambah besarnya pinggul.
- Pria :Tumbuh rambut atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi
perubahan suara, tumbuh kumis , tumbuh jakun.

b. Perkembangan kognitif (intelektual)


Pada usia 12-20 tahun proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan.
Pada usia 16 tahun berat otak sudah menyamai orang dewasa. Pada masa remaja
terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe frontal yang berfungsi sebagai
kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu kemampuan merumuskan perencanaan
strategis atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini berkembang sampai usia 20
tahun lebih dan sangat berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja,seperti
halnya anak usia 12 tahun walaupun secara intelektual remaja tersebut berbakat
namun belum bijaksana.

c. Perkembangan emosi
Pada masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu perkembangan
emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik serta organ-organ seksual yang
mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan dan dorongan-dorongan
baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta ,rindu dan keinginan untuk
berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada remaja awal perkembangan
emosinya menunjukan sifat sensitive dan reaktif terhadap peristiwa atau situasi
sosial, emosinya bersifat negative dan temperamental. Sedang remaja akhir
sudah bias mengendalikan emosinya.

d. Perkembangan Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik
,baik menyangkut sifat-sifat pribadi minat nilai-nilai maupun perasaannya.
Pemahamannya , mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun percintaan.
Dalam hubungan persahabatan , remaja memilih teman yang memiliki kualitas
psikologisnya relative sama dengan dirinya, baik menyangkut interes, sikap,
nilai maupun kepribadian. Pada masa ini juga remaja cenderung mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, hobby dan juga keinginan orang lain.

e. Perkembangan Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang dinilai baik
oleh orang lain. Keberagaman tingkat moral remaja disebabkan karena faktor
penentuannya yang beragam juga. Salah satu yang mempengaruhi adalah
orangtua.

f. Perkembangan Kepribadian
Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual,
emosional, sosial, kognitif dan nilai-nilai. Pada masa remaja paling penting bagi
pengembangan dan integrasi kepribadian.
Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan
kepribadian pada masa meliputi remaja:
1. Perolehan pertumbuhan fisik yang menyerupai masa dewasa.
2. Kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi
baru.
3. Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan
mengevaluasi diri kembali tentang standar (norma), tujuan dan cita-cita.
4. Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual ,berteman
dengan pria maupun wanita.

Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri).


Perkembangan “identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang
memberikan dasar bagi masa dewasa. Erikson meyakini bahwa perkembangan
identity pada masa remaja berkaitan erat dengan komitmen terhadap okupasi
masa depan.
Dalam mengolaborasi teori Erikson tentang identity remaja , James Marcia
dkk. Mengemukan bahwa ada empat alternative bagi remaja dalam menguji diri
dan pilihan-pilihannya yaitu sebagai berikut.

a. Identity Achievement, yang berarti bahwa setelah remaja memahami


pilihan yang realistik , maka dia harus membuat pilihan dan berprilaku sesuai
dengan pilihannya.

b. Identity Foreclosure, menerima pilihan orangtua tanpa mempertimbangkan


pilihannya.

c. Identity Diffusion yang berarti kebingungan tentang siapa dirinya dan mau
apa dalam hidupnya.
d. Moratorium, penundaan dalam komitmen remaja terhadap pilihan-pilihan
aspek pribadi atau okupasi. Dalam hal ini Erikson menyadari bahwa remaja
dalam masyarakat yang kompleks mengalami krisis identitas atau periode
moratorium dan kebingungan yang temporer.

g. Perkembangan Kesadaran Beragama


Untuk memperoleh kejelasan tentang kesadaran beragama remaja dapat
disimak sebagai berikut:
a. Masa remaja awal (sekitar usia 13-16 tahun)
Pada masa ini kepercayaan kepada tuhan kadang-kadang sangat kuat ,akan
tetapi kadang sangat berkurang. Hal ini dapat terlihat pada cara beribadah
kadang rajin kadang juga malas. Kegoncangan dalam keberagamaan ini muncul
karena disebabkan faktor internal maupun eksternal.

Faktor internal seperti matangnya organ seks yang mendorong untuk


memenuhi kebutuhan tersebut, namun disisi lain dilarang oleh agama. Yang lain
adalah bersifat psikologis yaitu sikap independen, keinginan untuk bebas , tidak
mau terikat oleh norma keluarga. Edang berkaitan dengan perkembangan budaya
dalam masyarakat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai agama
seperti beredarnya film-film dan foto-foto porno, miras, ganja atau obat-obat
terlarang.
Apabila kurang mendapat bimbingan keagamaan dalam keluarga maka dapat
menjadi pemicu berkembangnya sikap dan perilaku remaja yang kurang baik
seperti pergaulan bebas( free sex), minum-minuman keras ,menghisap ganja dan
menjadi trouble maker dalam masyarakat.

b. Masa remaja akhir (17-21 tahun)


Secara psikologis , masa ini merupakan permulaan masa dewasa , emosinya
mulai stabil dan pemikirannya kritis. Dalam kehidupan beragama, remaja sudah
mulai melibatkan diri kedalam kegiatan-kegiata keberagamaan dan dapat
membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya
diantaranya ada yang shalih dan tidak.

D. Fase-Fase Remaja
1. Fase Pueral
Pueral, dari kata ”puer” artinya anak besar. Masa pueral merupakan masa
akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah anak yang tidak suka lagi
diperlakukan sebagai anak tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa.
Perkembangan jasmani: tidak banyak yang kita ketahui tentang
perkembangan jasmani ini karena masa pueral dialami dalam tempo yang
singkat. Anak laki-laki merasa badannya bertambah kuat dari keadaannya
dimasa masa yang lalu. Pertambahan kekuatan itu diikuti tanda-tanda lebih
berani, senang beramai-ramai, suka mengganggu orang lain, menimbulkan
perselisihan dan perkelahian. Sebagian besar sifat-sifat yang tampak pada anak
laki-laki itu tidak begitu jelas kelihatan pada anak perempuan. Suatu
keistimewaan pada anak-anak perempuan ialah mereka suka tertawa riuh dan
gembira sekali.

Perkembangan psikis:
a. Pueral ingin diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Ia tidak mau selalu diperlakukan sebagai anak-anak. Mereka suka mencetuskan
perasaannya, jika dianggap perlu sampai memberontak tetapi belum dapat
dikatakan menentang kewibawaan orang tua atau gurunya. Segera setelah
kejadian itu biasanya mereka ingin damai kembali.
b. Mereka menganggap kekuasaan orang tua sebagai suatu hal yang sudah
semestinya, asalkan orang tua bertindak bijaksana. Mereka membutuhkan
pimpinan yang jujur, tegas dan tindakannya tidak menyinggung rasa harga
dirinya.
c. Guru yang baik sikapnya ditaati karena pueral sudah kritis, tidak begitu
saja menerima segala sesuatu. Perbuatan yang buruk dipandang buruk karena
perbiuatan itu merugikan bagi dirinya sendiri, bukan karena bentuk perbuatan itu
memang buruk adanya.

Dalam masa pueral perasaan harga diri bertambah kuat, keberanian melewati
batas, suka menyombongkan diri, sering bertindak tidak sopan, dan gemar akan
pengalaman yang luar biasa.

2. Fase Prapubertas
Sebenarnya prapubertas masih termasuk kedalam masa peralihan. Masa ini
dialami anak perempuan lebih singkat daripada lamanya dialami anak laki-laki.
Kedua jenis berangsur-angsur melepaskan dirinya dari ikatan orang tuanya untuk
memungkinkan mereka dapat bertindak dan berpikir lebih bebas. Andaikan
mereka tidak dapat melepaskan dirinya dari keterikatan itu dan merasa
kemerdekaannya terancam, ada kemungkinan mereka akan berontak atau
sekurang-kurangnya tidak mau nengikuti peritah, tidak tunduk kepada peraturan.
Bila sudah sampai pada menentang orang tua dan lingkungannya, hal ini dapat
mempersukar guru dalam melaksanakan tugasnya.

Sehubungan dengan sikap seperti diatas itu, Oswald Kroh menyebutkannya


”masa menentang”. Datangnya masa ini disertai dengan gajala-gejala seperti
mudah kena pengaruh buruk dari teman-temannya, kegiatannya cenderung
merusak keadaan, suka mengganggu ketertiban umum, bertindak sesuka hatinya,
sering bertindak tidak sopan, suka melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan kebiasaan, suka mencela tetapi ia sendiri belum mampu berbuat lebih
baik.

Masa Negatif: Hetzer dan Bartling telah meneliti tentang masa negatif ini.
Dalam masa ini perubahan-perubahan kejiwaan sangat sukar diteliti secara
objektif karena perasaannya sangat tertegun dan kelakuannya sangat pasif.
Untuk mendapatkan informasi yang jelas hendaknya penelitian dilakukan
denagn pengamatan yang sistematis. Diantara sifat-sifat yang nampak pada masa
negatif antara lain:

a. Kemampuan bekerja menurun.


b. Kewajiban dan hobinya sering diabaikan.
c. Merasa gelisah dan kurang senang terhadap keadaan lingkungannya.
d. Mereka sombong, selain masih memperlihatkan sifat-sifat kelemahannya.

Dalam masa negatif mudah terjadi pelanggaran moral, khususnya bagi


mereka yang pendidikannya kurang baik dan lingkungannya tidak turut
mencegah keadaan yang kurang baik itu. Dalam keadaan seperti inilah mereka
membutuhkan bimbingan agar dapat mengerti tentang keadaan dan tingkah
lakunya. Charlotte Buhler menggambarkan keadaan pra-puber itu dengan kata-
kata: ” saya sangat bermuram hati, tetapi saya tak tahu apa sebabnya.”
Masa Merindu puja: dalam masa prapubertas timbul rasa merindu puja.
Merindu puja tidak ditujukan kepada manusia saja, juga kepada hal-hal yang
abstrak yang sangat dikagumunya seperti keindahan alam, kebaikan, dan
kecantikan. Dalam hal ini jelas ada unsur kejasmanian karena reaksi terhadap
lingkungan umumnya bersifat psikofisik. Selain itu juga terdapat aspek nafsu,
yaitu ingin mencari kepuasan dan kegembiraan, tetapi keinginan itu bukan
berasal dari motif kejiwaan. Jika kita gambarkan dengan kata-kata, merindu puja
mengalami proses sebagai berikut:
- Seseorang dipuja karena bentuk, sifat-sifat lahir yang dimilikinya, dan sifat-
sifat batinnya.
- Pujaan itu berdasarkan nilai kultur yang didukung oleh individu itu sendiri,
misalnya seorang pemimpin, seorang tokoh, seorang aktor, dan sebagainya.

3. Fase Pubertas
Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minat-
minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Hal ini
merupakan inti dari seluruh masa remaja. Ciri-ciri fase ini didasarkan atas
adanya pertumbuhan alat-alat kelamin, baik yang nampak diluar maupun yang
ada di dalam tubuhnya. Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga
cara berjalanpun mengalami perubahan. Anak laki-laki nampak lebih kaku dan
kasar, sedanag anak perempuan nampak lebih canggung. Mulai tahu manghias
diri, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka berusaha menarik perhatian
dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi malu-malu.
4. Fase Adolesen
Masa adolesen berada diantara usia 17 dan 20 tahun. Atau mengambil batas-
batas permulaannya pada saat-saat remaja mengalami perkembangan jasmani
yang sangat menonjol, sedangakan batas-batas akhir pada saat berakhirnya
perkembangan jasmani. Menurut Michaelis, pada awal adolesen seseorang
mengalami perkembangan jasmani yang pesat karena organ-organ pada tubuh
pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi gangguan apa saja yang
didorong oleh perkembangan kelenjar. Beberapa diantara sifat-sifat adolesen
ialah:

1. Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup.


2. Jika pada masa pubertas mengalami keguncangan, dalam masa ini jiwanya
mulai tampak tenang.
3. Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengecam itu memang mudah, tetapi
ternyata sukar melaksanakannya.
4. Ia menunjukkan perhatiannya kepada masalah kehidupan yang
sebenarnya.

BAB III
LAPORAN OBSERVASI
A. DATA SUBJEKTIF
1. Nama :Azka Fauziyah
Alamat : Jl. Sindang Sari Rt 02/ Rw 26 Desa Melong
Kecamatan Cimahi Selatan.
Tempat Tanggal Lahir : 7 Februari 2006
Sekolah : MAN 1 Kota Bandung
Kelas : X (Sepuluh)
Hobi : Menyanyi
Tinggi : 158
Berat Badan : 50

2. Nama :Aghni Parisha Dzihab


Alamat : Jalan Caringin Dalem No.8
Tempat Tanggal Lahir : 29 Januari 2004
Sekolah : MAN 1 Kota Bandung
Kelas : XII (Dua Belas)
Hobi : Menggambar
Tinggi : 148
Berat Badan : 49

3. Nama :Muhammad Rendi Setiawan


Alamat :Kp. Blok Tankung Cikalong
Tempat Tanggal Lahir : 8 September 2005
Sekolah : MAN 1 Kota Bandung
Kelas : XI (Sebelas)
Hobi : Bermain Game
Tinggi : 165
Berat Badan : 51

B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SUBJEK

Setelah kami melakukan pengamatan dan wawancara kepada subjek, kami


mendapatkan hasil pengamatan permasalahan perkembangan dari berbagai segi,
yaitu sebagai berikut:
1. Perkembangan Fisik
Dari ketiga subjek yang kami amati, mereka memiliki postur tubuh yang
normal, sebagaimana umumnya remaja di Indonesia. Subjek Pertama (Azka
Fauziah) mempunyai tinggi 158 cm dan berat badan 55 kg. Kulitnya berwarna
putih dan ia mulai mengalami menstruasi pertama saat duduk di bangku kelas 5
sekolah dasar (11 Tahun).
Subjek Kedua (Aghni Parisha Dzihab) mempunyai tinggi 148 cm dan berat
badan 49 kg. Kulitnya berwarna Kuning langsat dan ia mulai mengalami
menstruasi pertama saat duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar (12 Tahun).
Subjek Pertama (Muhannad Rendi Setiawan) mempunyai tinggi 165 cm dan
berat badan 52 kg. Kulitnya berwarna kuning langsat dan ia mulai mengalami
masa pubertas pada saat duduk di bangku kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (14
Tahun), yang ditandai dengan pertama kalinya ia mengalami mimpi basah (Wet
Dream).
2. Perkembangan Sosial
Diketahui bahwa dalam berteman, Para Subjek tidak memiliki kendala,
mudah mengenal orang. Mereka juga sudah mampu menjaga hubungan baik
dengan temannya dan mudah dekat dengan orang baru sehingga mereka memiliki
banyak teman, baik sejenis maupun lawan jenis. Hal ini dikarenakan pada usia ini,
pada umumnya anak remaja memiliki keinginan untuk bergaul dan diterima oleh
lingkungan teman sebayanya, sehingga mereka berusaha menjaga hubungan baik
dengan teman sebayanya.
3. Perkembangan Pribadi
Diketahui bahwa para Subjek tidak suka dekat-dekat dengan orang yang
berkata kasar karena dia merasa tersinggung apabila menerima perkataan kasar
terhadapnya. Dan hal ini akan mengganggu aspek emosionalnya, yang apabila
terlalu banyak memendam rasa tersinggung, apalagi para Subjek belum dapat
mengendalikan emosi, maka akan mengakibatkan perasaan dendam dalam
hatinya. 
4. Masalah Perkembangan Religius
Dari segi perkembangan dalam kesadaran beragama, Diketahui ketiga
subjek yang kami teliti merupakan santri di Pondok Pesantren Al-Istiqomah
Wanasari Bandung, sehingga para Subjek memeliki kesadaran dalam beragama
yang baik. sudah mengenal agamanya dengan baik, hanya saja dalam pelaksanaan
ibadah belum rutin.
5. Perkembangan Kebutuhan
Berdasarkan data observasi yang telah dilakukan,  Para Subjek merasa 
semua kebutuhannya terpenuhi, seperti makan, minum, baju, pendidikan, dan
kebutuhan yang lain. Selain itu, mereks juga merasa cukup dengan perhatian yang
diberikan oleh keluarganya, sehingga tidak ditemukan adanya masalah terhadap
kebutuhan dasar  akan kebutuhan pokoknya dan kasih sayang dari keluarga.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa


adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”.
Sedangkan menurut pandangan Piaget masa remaja adalah usia di mana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di
bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan
yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Karakteristik Perkembangan Remaja itu meliputi
1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan Kognitif (Intlektual)
3. Perkembangan emosi
4. Perkembangan moral
5. Perkembangan keperibadian
Adapun fase-fase pada remaja
1. Fase pueral
2. Fase prapubertas
3. Fase pubertas
4. Fase adolesen
LAMPIRAN DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2005. Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara.


Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Mappiare. 1984. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan peserta didik,Bandung:PT Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu. 2007 Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai