Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN OBSERVASI

“PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 0-2 TAHUN”


Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu : Mujib Ubaidillah, M.Pd

Disusun oleh :

Siti Aisyah 1908106024

Biologi A/2

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

Jl. Perjuangan bypass Sunyaragi Telp. (0231)481264 Cirebon


451312020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
observasi perkembangan anak usia 0-2 tahun tepat pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Pengembangan Peserta Didik Bapak Mujib Ubaidillah, M.Pd, yang telah
membimbing dan berkontribusi dengan memberikan ide-idenya. Laporan ini
disusun sebagai tugas mata kuliah “Pengembangan Peserta Didik”. Penulis
berusaha menyusun laporan ini dengan segala kemampuan , namun penulis
menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi
penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan tugas
selanjutnya.

Semoga laporan ini bisa memberikan informasi dan menambah wawasan


mengenai perkembangan anak usia 0-2 tahun. Atas perhatian dan kesempatannya
penulis ucapkan terima kasih.

Cirebon, 3 Mei 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I

PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------- 1


B. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------------- 1
C. TUJUAN ---------------------------------------------------------------------------------- 1
BAB II

LANDASAN TEORITIS ------------------------------------------------------------------------ 2

A. Pengertian Masa Bayi -------------------------------------------------------------- 2


B. Aspek- Aspek Yang Berkembang Pada Masa Bayi ------------------------ 2
C. Pola Asuh Orang Tua ---------------------------------------------------------------- 5
BAB III

TEMUAN-TEMUAN ---------------------------------------------------------------------------------------- 9

A. PROFIL ANAK ---------------------------------------------------------------------------------- 9


B. HASIL TEMUAN ---------------------------------------------------------------------------------- 10
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN ----------------------------------------------------------------------- 16
A. Analisa Hasil Observasi ----------------------------------------------------------------------- 16
B. Pembahasan --------------------------------------------------------------------------------------- 16
BAB V

PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 20

A. Kesimpulan---------------------------------------------------------------------------------------- 20
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------------------ 20

DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------------------------- 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses perkembangan manusia dimulai dengan perkembangan
prakelahiran, perkembangan fase bayi, perkembangan fase awal kanak-kanak,
perkembangan fase akhir kanak-kanak, perkembangan fase remaja,
perkembangan tahap dewasa, dan perkembangan lanjut usia. Pembahasan di sini
difokuskan pada perkembangan anak usia 0-2 tahun. periode ini berlangsung
proses pertumbuhan yang cepat sekali.

Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar menyesuaikan
diri dengan alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan
tertentu. Ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus diatihnya setiap waktu,
agar bayi atau anak mampu melakukan adaptasi sosial (penyesuaian diri terhadap
lingkungan sosial) dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Macam-macam perkembangan yang dialami oleh bayi yakni perkembangan


fisik, emosi, social, bahasa, motorik dan lain-lain. Perkembangan itu dilalui oleh bayi
sesuai dengan umurnya. Ada yang cepat perkembangannya dan ada yang lambat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui perkembangan bayi usia 0-2 tahun mengenai
fisik, sosial emosional, bahasa, kognitif, motorik ?
2. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap tumbuh kembang
bayi ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Perkembangan Fisik Bayi Usia 0-2 tahun.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Sosial Emosional Bayi Usia 0-2 tahun.
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Bahasa Bayi Usia 0-2 tahun.
4. Untuk Mengetahui Perkembangan Kognitif Bayi Usia 0-2 tahun.
5. Untuk Mengetahui Perkembangan Motorik Bayi Usia 0-2 tahun.
6. Untuk Mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap tumbuh
kembang bayi

1
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Masa Bayi


Secara umum, masa bayi merupakan masa kehidupan pada usia 0-2 tahun.
Namun, selama 2 minggu pertama setelah kelahiran diberi istilah tersendiri, yaitu
masa bayi baru lahir (neonatal), karena memiliki karakteristik tersendiri. Sedangkan
masa bayi berlangsung pada usia 2 minggu setelah lahir sampai dengan usia 2
tahun.

Masa bayi dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian


karena merupakan periode dasar untuk kepribadian masa dewasa (Elizabeth B.
Hurlock, 76). Menurut Hurlock, masa ini dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut
(Elizabeth B. Hurlock, 52)

a) Periode Partunate

Periode ini berlangsung sejak bayi keluar dari rahim ibu hingga tali pusar
dipotong dan diikat. Periode partunate berlangsung selama 15-20 menit setelah
dilahirkan ditandai dengan pemotongan tali pusar bayi untuk menjadi individu
yang terpisah, mandiri, dan berbeda.

b) Periode Natunate

Periode ini berlangsung sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan.
Periode neonate menurut criteria medis, berakhir dengan putusnya tali pusar,
sekitar 2 minggu setelah lahir. Menurut konteks psikologis, periode ini berakhir
dengan bertambahnya kembali berat lahir yang hilang dan indikasi dimulainya
kembali perkembangan dan penyesuaian yang diperlukan untuk hidup bebas
dari perlindungan lingkungan Rahim.

B. Aspek- Aspek Yang Berkembang Pada Masa Bayi


a. Perkembangan Fisik
Pada masa bayi, perkembangan fisik secara jelas dapat diamati, pada
6 bulan pertumbuhannya terus bertambah dengan pesat. Tahun pertama
peningkatan lebih kepada berat dan tinggi badan. Selain itu, yang
berkembang ialah proporsi, tulang, otot, lemak, bangun tubuh, gigi, susunan
2
saraf, dan organ perasa. Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.
Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama masa bayi terakhir. Gigi
pertama muncul pada usia 6-8 bulan, gigi bawah seri muncul terlebih dahulu
kemudian menyusun tumbuhnya gigi seri bagian atas. Pada umur 1 tahun,
rata-rata bayi mempunyai 4-6 gigi, dan pada umur 2 tahun 16 gigi.

b. Perkembangan Emosi
Reaksi emosional bayi selalu disertai dengan aspek fisiologis.

▪ Menangis, dilakukan dengan penuh semangat disertai ekspresi dari


seluruh tubuh.

▪ Tertawa/tersenyum merupakan indikator dari rasa senang.

▪ Pada masa bayi mulai muncul rasa takut terhadap sesuatu yang asing
atau tidak menyenangkan, misalnya takut terhadap orang yang baru
bertemu, takut jatuh, takut mendengar suara dentuman yang keras.

▪ Kecemasan juga mulai muncul pada masa bayi ini, terutama kalau bayi
harus menghadapi situasi baru atau memenuhi tuntutan orangtua,
misalnya cemas karena penyapihan dan toilet training.

▪ Pada usia 1-2 tahun, anak mulai menunjukkan kemarahan dan agresi.

C. Perkembangan Sosial

▪ Attachment (kelekatan, hubungan kasih sayang/mesra yang dibentuk


seseorang dengan orang lain) merupakan bentuk sosialisasi dini (early
socialization). Biasanya, pengalaman pertama sosialisasi bayi adalah
dengan ibunya. Usia 2 bulan (social period), bayi responsif terhadap
manusia dan bukan manusia. Usia 7 bulan terjadi generalisasi pada
semua orang (indiscriminate attachment). Pada usia 7 – 12 bulan
terbentuk specific attachment, dimana bayi mulai takut terhadap orang
asing dan attachment terarah kepada ibu (atau orang yang paling dekat
hubungannya).

▪ Sekitar usia 6 bulan, mulai muncul senyum sosial, yaitu senyum yang
ditujukan pada seseorang (termasuk kepada bayi lain), bukan senyum
refleks karena reaksi tubuh terhadap rangsang.

3
▪ Pada usia 9 – 13 bulan, bayi mencoba menyentuh pakaian, wajah,
rambut bayi lain, dan meniru perilaku dan suara mereka.

▪ Pada usia 16 – 18 bulan, bayi mulai menunjukkan negativisme, barupa


keras kepala tidak mau mengikuti perintah/permintaan orang dewasa.

▪ Usia 18 – 24 bulan, bayi berminat bermain dengan bayi lain dan


menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan
sosial dengannya.

▪ Usia 22 – 24 bulan, bayi mau bekerjasama dalam sejumlah kegiatan


rutin, seperti mandi, makan, berpakaian.

d. Perkembangan Motorik
perkembangan masa bayi pada aspek motorik ini dapat di amati dan
terlihat reaksi-reaksi spontan yang berulang dilakukan dan tidak di
koordinasi. Namun ini terlihat pada merangkak, berjalan, dan memainkan
benda-benda. Ada tiga unsur yang memegang peranan yaitu otot dan
saraf.
Ciri-ciri gerakan motorik:
1. Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak di tujukan untuk maksud-
maksud tertentu.
2. Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda.
3. Gerak serta.

e. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif pada usia ini di tandai oleh kemampuan:
a. Mengembangkan imitasi, memori dan berfikir.
b. Mempersepsi ketajaman objek, yaitu objek-objek itu akan tetap
ada meskipun tidak ada lagi dalam lapangan peresepsinya.
c. Bergerak dan kegiatan yang bersifat refleksi ke aktivitas yang
mengarah kepada tujuan.
Perkembangan konsep merupakan hasil asosiasi dari arti dengan
benda dan orang-orang. Piaget menamakan tahap

4
perkembangan ini tahap “sensomotorik” dalam perkembangan
konsep. Pada masa perkembangan ini bayi mulai menyusun kata-
kata menjadi kalimat sederhana yang dimulai dengan “siapa”
“apa” dan “dimana”.

f. Perkembangan Bahasa
Komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bahasa - tertulis, lisan,
isyarat tangan, ungkapan musik, dan sebagainya. Dalam komunikasi, orang
harus mampu mengerti apa yang disampaikan orang lain (fungsi reseptif)
dan mampu mengutarakan pikiran dan perasaannya kepada orang lain
(fungsi ekspresif).
▪ Ada kesenjangan fungsi reseptif dan ekspresif. Kemampuan mengerti
apa yang disampaikan orang lain sudah mulai berkembang pada tahun
pertama masa bayi, sedangkan kemampuan mengutarakan
pikiran/perasaan baru berkembang kemudian.
▪ Ekspresi muka pembicara, nada suara, dan isyarat-isyarat tangan
membantu bayi untuk mengerti apa yang dikatakan padanya. Pada usia
3 bulan, bayi sudah mengerti ungkapan rasa marah, takut, dan senang.
▪ Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi bisa mengucapkan “ma-ma, da-
da, na-na, ta-ta” (babling)

▪ Pada usia 12 – 18 bulan, bayi sudah mengerti kata-kata, misalnya ibu-


bapak, makanan- mainan, bagian badan-binatang.

▪ Pada usia 18 bulan, bayi memasuki tahapan dua kata, yaitu sudah
mulai mampu mengucapkan dua kata, tetapi masih terpotong,
misalnya: mama pergi  mama ..gi. tahapan dua kata ini terdiri atas
open class words (dalam contoh di atas adalah kata mama), dan pivot
words (dalam contoh tadi adalah kata ..gi). Open class words biasanya
merupakan kata-kata yang lebih dulu dikenal, sedangkan pivot words
diperoleh kemudian.
C. Pola Asuh Orang Tua
Orang tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-
unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinyaakan masuk

5
ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Perilaku orang tua terhadap
anak tertentu dan terhadap semua anaknya, merupakan unsur pembinaan
lainnya dalam pribadi anak. Perlakuan keras, akan berlainan akibatnya
daripada perlakuan yang lembut dalam pribadi anak. Hubungan orang tua
dengan sesama mereka sangat mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak.
Hubungan yang serasi, penuh pengertian dan kasih sayang, akan membawa
kepada pembinaan pribadi yang tenang terbuka dan mudah didik, karena ia
mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang.
Tapi, hubungan orang tua yang tidak serasi, banyak perselisihan dan
percecokan akan membawa anak kepada pertumbuhan pribadi yang sukar
dan tidak mudah dibentuk, karena ia tidak mendapatkan suasana yang baik
untuk berkembang, sebab selalu tergantung oleh suasana orang tuanya
(Murti, 2010).
Pola asuh orang tua dibagi menjadi tiga yaitu otoriter, permisif, dan
demokratis. Pola asuh demokratis dicirikan dengan kedudukan orang tua
yang sejajar dengan anak; orang tua bersikap rasional, realistis dan
keputusan diambil bersama-sama dengan anak dengan mempertimbangkan
kedua belah pihak; anak diberikan yang bertanggung jawab dan dibawah
pengawasan orang tua. Pola asuh seperti ini akan membimbing anak agar
dapat hidup mandiri dan mengontrol diri sendiri. Pola asuh permisif memiliki
sifat children centered yakni orang tua selalu memberikan kesempatan yang
luas kepada anakanya untuk berperilaku tanpa adanya pengawasan yang
cukup darinya sehingga anak cenderung bersikap semena – mena, kurang
disiplin dalam berperilaku serta segala kemauan anak selalu dituruti oleh
orang tua. Pola asuh otoriter (parent oriented) memiliki sifat antara lain orang
tua cenderung memberikan standart mutlak yang harus dituruti oleh anaknya,
sering menghukum anak jika anak tidak melaksanakan keinginan orang tua,
memaksakan kehendak, dan tidak mengenal kompromi sehingga akan
menghasilkan anak yang penakut, tertutup, berontak, tidak inisiatif, dan
gemar menentang (Dariyo, 2004).
Masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period), jendela
kesempatan (window oppourtunity) dan masa kritis (critical period). Sekitar
usia enambelas bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi
masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu diawasi, karena dalam

6
beraktifitas anak memperlihatkan bahaya. Perhatian anak terhadap
lingkungan menjadi lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya
dimana lebih banyak berinteraksi dengaan keluarganya. Anak lebih banyak
menyelidiki benda disekitarnya dan meniru apa yang diperbuat oleh orang
lain. Kemungkinan dia bisa mengaduk – aduk tempat sampah, laci atau
lemari pakaian, membongkar mainan dan lain-lain. Di sinilah diperlukan
peran orang tua untuk meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai
tumbuh kembang secara optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial
serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya
(Nursalam, 2005).
Anak yang sulit mengendarai sepeda, mengancingkan baju atau
menggunakan gunting, merupakan salah satu ciri dari gangguan
perkembangan koordinasi motorik (development coordination disorder/DCD).
DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah. Ciri utamanya adalah
gangguan perkembangan motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya
gangguan inimengenai motorik kasar dan motorik halus, tetapi yang sangat
berpengaruh pada fungsi belajar adalah fungsi motorik halusnya. Anak lebih
sulit mengatur keseimbangan setelah melakukan gerakan dan
keseimbangan saat berdiri. Dalam penelitian di Kanada terhadap 1.979 anak
dari 75 sekolah di propinsi Ontario diketahui anak dengan DCD beresiko tiga
kali lebih besar untuk kegemukan dibanding dengan anak yang tidak
menderita DCD.
Di lapangan banyak sekali terjadi kasus – kasus perkembangan anak
yang sering diremehkan, disembunyikan agar tidak banyak yang tahu atau
memang belum tersosialisasikan kepada masyarakat umum mengenai
perkembangan anak yang seharusnya bahkan juga sering ditemukan kasus
– kasus yang berakibat sudah terlalu jauh, sehingga bantuan yang diperlukan
untuk menormalkan kembali perkembangan anak memakan waktu yang
tentunya lebih lama pula (Sugiyono, 2007).
Mengingat jumlah anak usia 0 – 2 tahun di Indonesia sangat besar yaitu
sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus
bangsa, kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia perlu mendapat
perhatian serius, yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai
serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan

7
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Hermiyanti, 2007).
Kesalahan dalam memberikan pola asuh maupun menyikapi pertumbuhan
anak dengan melarang anankya untuk beraktifitas, sering memarahi ketika
anak membuat kesalahan, akan mengakibatkan anak menjadi murung
karena peran sosial dan tanggung jawab sosial yang rendah dalam
mengintrogasikan anaknya, sehingga anak menunjukkan kekakuan dan
penurunan komunikasi verbal, yang akhirnya perkembangan anak
terganggu.

8
BAB III

TEMUAN-TEMUAN

A. PROFIL ANAK

Nama Anak : Raqeesha nazhifa

Nama panggilan : Keisya

Alamat : Desa Munjul ecamatan Astanajapura


Kabupaten Cirebon

Usia : 17 Bulan

Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 12 November 2018

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : Sudirin

Ibu : Susilawati

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Buruh

Ibu : Ibu Rumah Tangga.

9
B. HASIL TEMUAN
1. Perkembangan Fisik dan Sosial Emosional

Waktu dan tempat

Hari/Tanggal : Minggu, 26 April 2020

Lokasi : Rumah

Waktu Kejadian : 10.00 sampai selesai

Fisik

No Indikator BB MB BSH BSB


1. Tinggi badan ✓
2. Berat badan ✓
3. Pertumbuhan tulang dan otot ✓
4. Pertumbuhan gigi ✓
5 Perkembangan panca indra ✓

Sosial Emosional

a. Dapat berinteraksi dengan keluarga dan orang lain yang dekat dengan anak

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Bereaksi apabila melihat wajah orang ✓


yang dikenal.

2. Menunjukkan reaksi yang berbeda ✓


terhadap orang yang dikenal dan yang
tidak dikenal. Misalnya bersembunyi
dibelakang orang terdekat (ibu, guru,
pengasuh).

10
b. Dapat mengungkapkan suatu kebutuhan

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Menyatakan keinginan dengan ekspresi ✓


emosi, misal merajuk, merengek, atau
menangis.

2. Mengatakan jika ingin buang air ✓

c. Mulai dapat menunjukkan kemandirian

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Mulai dapat makan sendiri. ✓

d. Dapat mengekspresikan emosi secara wajar

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. mengekspresikan berbagai reaksi ✓


emosi (senang, marah, takut, kecewa).

2. Perkembangan Bahas

Hari/Tanggal : Senin, 27 April 2020

Lokasi : Rumah

Waktu Kejadian : 10.00 sampai selesai.

11
Bahasa

a. Dapat memahami perkataan orang lain secara sederhana

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Melaksanakan beberapa perintah ✓


sederhana.

2. Bereaksi terhadap larangan. ✓

3. Meniru kata dan suara. ✓

4. Menunjukkan bagian tubuh yang ✓


ditanyakan.

b. Dapat mengungkapkan keinginan dan pikirannya secara sederhana

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Mengucapkan kalimat yang terdiri dari ✓


dua kata (seperti : mama makan).

2. Menyebutkan nama dirinya. ✓

c. Mulai menggunakan alat tulis untuk membuat gambar atau tulisan


(premenulis)

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Berpura-pura menulis dengan ✓


mencoret-coret tidak beraturan.

2. Mulai menunjukkan hasil karyanya ✓


(coretan) kepada orang lain.

12
3. Perkembangan Kognitif
Waktu dan tempat

Hari/Tanggal : Selasa, 28 April 2020

Lokasi : Rumah

Waktu Kejadian : 10.00 sampai selesai

Kognitif

a. Dapat mengamati dan menggunakan benda-benda di sekitarnya

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Menyebut nama benda-benda ✓


sederhana.

2. Menunjukkan minimal 4 anggota tubuh. ✓

3. Menyebutkan minimal 4 anggota tubuh. ✓

b. Dapat merespon benda yang berada di sekitarnya

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Mulai dapat menemukan benda yang ✓


disembunyi.

2. Menolak terhadap sesuatu yang tidak ✓


diinginkan.

4. Perkembangan Motorik
Waktu dan tempat

Hari/Tanggal : Rabu, 29 April 2020

Lokasi : Halaman Rumah

Waktu Kejadian : 10.00 sampai selesai

13
Motorik

a. Dapat menggerakkan anggota tubuh untuk melatih otot tangan

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Membuat coretan tidak beraturan ✓


dengan menggunakan
pensil/spidol/krayon.

2. Menyusun benda tanpa beraturan. ✓

3. Memasukkan benda kedalam ke ✓


kotak/wadah.

4. Memegang makanan menggunaan jari- ✓


jari

5. Dapat memasang sepatu/sendal ✓

b.Dapat menggerakkan anggota tubuh untuk melatih otot kaki

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Berlari ke berbagai arah. ✓

2. Menaiki tangga dengan bantuan. ✓

c. Dapat menirukan gerak

No. Indikator BB MB BSH BSB

1. Menggerakkan kepala, tangan atau ✓


kaki ketika mendengar suara
music/ritmik.

14
5. Pola Asuh orang tua

Waktu dan tempat


Hari/Tanggal : Kamis, 30 April 2020
Lokasi : Halaman Rumah
Waktu Kejadian : 10.00 sampai selesai

No Indikator Tidak Jarang Selalu


Pernah
1. Memantau perkembangan anak ✓
lansung.
2. Menemani anak bemain ✓
3. Memberikan hukuman ketika anak ✓
bersalah
4. Mengajarkan anak belajar ✓
5. Memberikan anak perhatian dan kasih ✓
sayang selalu
6. Memanjakan anak dengan menuruti ✓
semua kemauan nya
7. Mengajarkan anak selalu memberi dan ✓
menolong sesama
8. Memberi asupan makanan yang ✓
bergizi

Note;

BB : Belum Berkembang

MB : Masih Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

BSB : Berkembang Sangat Bagus.

15
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Hasil Observasi

Raqeesha nazhifa atau yang biasa di panggila keisya berusia 17


bulan, dia memiliki tinggi 29 inci dan berat badan 9 kg ini menunjukan jika
keisya ini memiliki berat badab yang ideal walaupun cenderung tidak terlalu
tinggi. Pertumbuhan tulang dan giginya pun sangat baik,otot otot nya pun
berfungsi dengan baik. Keisya ini tergolong anak yang pintar, ceria, aktif dan
namun dia ketika bertemu dengan seseorang yang asing dia merasa malu-
malu harus dilakukan pendekatan terlebih dahulu adar dia bisa akrab dengan
kita dengan cara bermain karna dia sangat suka sekali bermain. Orang tua
Keisya juga sangat memperhatikan perkembangan keisya terutama ibunya
karena ibunya adalah ibu rumah tangga, keisya juga sudah diajari tentang
selalu memberi dan menolong sesma. Orang tua nya sangat sayang dan
selalu menuruti kemauan nya terlalu memanjakan dan menjadikan keisya
anak yang kalau memiliki keinginan harus dituruti.

B. Pembahasan

Masa bayi dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan


kepribadian karena merupakan periode dasar untuk kepribadian masa
dewasa (Elizabeth B. Hurlock, 76). Pendapat dari hurlock ini memang benar
masa bayi ini merupakan periode dasar kepribadian masa dewasa. Dan pada
masa ini peran orang tua sangat lah penting dalam tumbuh kembang nya
anak.

Dari hasil observasi yang saya lakukan perkembangan fisik pada


keisya sangat baik semua alat indra berfungsi sendan baik, dan tubuhnya
sehat. Sosial emosionalnya pun sudah bagus dia bereaksi ketika iya bertemu
dengan orang yang tidak di kenalnya seperti malu dan bersembunyi atau
mencari ibu dan orang yang di kenalinya,dia juga breaksi senang atau
bahagia ketika bertemu teman dan orang yang di kenalinya. perkembangan
anak sudah sesuai dengan perkembangan yang dikemukakan oleh Erick

16
Erickson, yaitu pada tahap Otonomi vs Malu dan Ragu-Ragu. Dimana pada
tahap ini anak-anak ingin melakukan sesuatu sendiri, jika ada peluang yang
memadai, mereka belajar mandiri dan kompeten. Peluang yang tidak
memadai dan proteksi berlebihan di bidang professional menghasilkan
keraguan diri dan pencapaian prestasi yang buruk, anak-anak menjadi malu
terhadap kemampuan mereka.

Pada hari kedua melakukan observasi mengenai perkembangan


bahasa. Perkembangan bahasa keisya sudah berkembang walaupun masih
ada yang belum berkembang. Misalnya melaksanakan beberapa perintah
sederhana, dia akan menaati perintah yang diberikan oleh ayahnya misalnya
pada saat dia di perintahkan untuk mengambil air minum, dia akan
mengambilkan air minum didapur. Apabila dia dilarang membuang-buang
makanan, dia biasanya langsung marah atau melempar makanan tersebut.
Keisya sudah dapat menirukan suara, misalnya pada saat dia mendengar
suara tokek dia akan langsung menirukan suara tokek tersebut. Keisya
sudah dapat menunjukkan bagian tubuh yang ditanyakan, misalnya pada
saat ibunya bertanya “mana pipinya keisya ?” dia akan langsung menunjuk
pipinya, dan apabila ibunya menanyakan bagian tubuh yang lain dia akan
langsung menunjukkan anggota tubuh yang lain. Keisya sudah bisa
mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata dan bisa menyebutkan
namanya sendiri. Keisya juga sudah dapat berpura-pura menulis dengan
mencoret-coret tidak beraturan, misalnya pada saat dia mendapatkan kertas
dan spidol, dia akan langsung mencoret-coret dengan tidak beraturan di
kertas tersebut, namun dia masih belajar menunjukkan hasil coretannya
kepada orang lain.

Menurut Clara dan William Stern perkembangan bahasa dibagi


menjadi 2 tahapan, yang salah satunya adalah tahap kalimat dua kata dan
kalimat tiga kata. Dimana pada masa ini disebut juga masa member nama,
karena pada masa ini anak sudah menyadari bahwa setiap benda
mempunyai nama. Pada masa ini terjadi gejala kesukaran berbicara. Hal ini
disebabkan karena perkembangan pikiran dan perasaannya lebih cepat
daripada perbendaharaan kata yang dikuasainya. Untuk melengkapi
kekurangan ini, anak melengkapinya dengan gerakan-gerakan tangan, muka

17
dan sebagainya. Gerakan-gerakan itu akan berkurang seiring kemajuan
perkembangan bahasa.

Pada hari selanjutnya melakukan observasi tentang perkembangan


kognitif keisya sudah ada yang berkembang. Misalnya, dia sudah bisa
menyebutkan nama benda-benda sederhana,apabila dia di perintahkan
untuk mengambil benda yang ada di sekitarnya, dia akan mengambilnya. Dia
sudah mengetaui benda-benda disekitarnya, dan bisa disebutkannya. Keisya
sudah mengenal bagian-bagian tubuhnya, akan tetapi belum bisa
menyebutkan nama bagian tubuhnya. Dia juga belum bisa menemukan
benda-benda yang disembunyikan, dia sudah bisa menolak terhadap
sesuatu yang tidak diinginkannya. Misalnya pada saat dia tidak mau minum
obat pada saat dia sakit, dia akan menangis dan apabila dia tidak mau di
foto, dia akan memalingkan wajahnya dan menangis.

Perkembangan anak sudah sesuai dengan tahap perkembangan


kognitif menurut Jean Piaget yaitu pada tahaap sensorimotor. Pada tahap
ini, kemampuan anak terbatas pada gerak reflex dan panca inderanya. Anak
tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan
orang lain. Maka dari itu, anak dianggap egosentris.

Perkembangan Motorik keisya sudah mulai berkembang. Misalnya,


keisya sudah dapat membuat coretan tidak beraturan manggunakan
pensil/spidol/krayon. Keisya sudah dapat menyusun benda tanpa beraturan,
misalnya keisya menyusun mainan yang berbahan plastic, dia menyusun
dengan benar dan beraturan. Dia sudah dapat memasukkan benda kedalam
wadah, misalnya memasukkan permen kedalam plastiknya dan dia juga
sudah dapat memasang sapatu/sandal dengan benar. Keisya ketika
mendengar suara musik menggerakkan kepala, tangan atau kaki. Keisya
juga sudah bisa berlari lari ke berbagai arah dan juga dia sudah bisa menaiki
tangga dengan hati hati tetapi terkadang jatuh.

Pola asuh dari orang tua juga sudah bagus orang tua memberikan
makan yang bergizi untuk menunjang pertumbuhan nya. Mengajarkan
belajar dengan baik seperti menyanyi menulis dan bermain angka dan huruf
walaupun itu dilakukan jarang karena keisya susah untuk di ajak

18
belajar,orang tua juga mengajarkan untuk saling tolong menolong dan
memberi. Tetap keisya ini terlalu di manjakan orang tua nya jadi dia sedikit
susah di atur dan dia akhirnya mempunya sifat jika iya mau harus di turuti.

Seperti yang dikatakan (Munir, 2010) Orang tua adalah pembinaan


pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan
cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung,
yang dengan sendirinyaakan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang
tumbuh. Perilaku orang tua terhadap anak tertentu dan terhadap semua
anaknya, merupakan unsur pembinaan lainnya dalam pribadi anak.
Perlakuan keras, akan berlainan akibatnya daripada perlakuan yang lembut
dalam pribadi anak. Hubungan orang tua dengan sesama mereka sangat
mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh
pengertian dan kasih sayang, akan membawa kepada pembinaan pribadi
yang tenang terbuka dan mudah didik, karena ia mendapat kesempatan yang
cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang. Tapi, hubungan orang tua
yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percecokan akan membawa anak
kepada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk, karena
ia tidak mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang, sebab selalu
tergantung oleh suasana orang tuanya.

19
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan fisik bayi baik karena di beri makan yanng bergizi.
Perkembagan emosi sosial bayi sudah cukup bagus tapi ada beberapa yang
masih kurang sedangkan perkembangan bahasa nya sangat baik karna
sudah mengenal dan menyebutkan beberapa suku kata. Perkembangan
kognitif motorik nya sudah berkembang dan bagus. Disini ola asuh orang tua
sangatlah berpengaruh terhadap anak contoh nya pada kasus ini anak terlalu
di manja menjadikan dia orang yang egois kemauan nya harus selalu di
turuti.
B. Saran
Peran orang tua disini sangat penting jadi sebagi orang tua harus benar
ketika ada masalah jangan menghukum dengan hukuman fisik tapi carilah
hukuman yang membangun dan jangan menuruti kemauan anak saja karena
itu bisa menyebab kan anak menjadi berprilaku semaunya.
Berilah anak ruang untuk bergerak dan kebebasan untuk bermain,
berfantasi, bereksplorasi, karena hal ini dapat melatih daya motorik dan
kreasi anak dan hindarkan dari benda-benda atau tempat yang berbahaya.
Ajaklah mereka berkomunikasi dan berbicara serta meluruskan apabila
mereka terjadi kesalahan dalam pelafalan kata.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dariyo A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hermiyati S. 2007. Deteksi dan Interview Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Dasar. Jakarta: EGC

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Hidup. Jakarta: Erlangga

Marliani, Rosleny. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.

Murti B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif

Nirwana, Ade Bening. 2011. Psikologi Bayi, Balita, dan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Indeks.

Sugiyono. 2007. Statistic Untuk Penelitian. Bandung: CV AlfaBeta.

21

Anda mungkin juga menyukai