DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
Muchtiarah 200701500006
Muhammad Ahsan As’ad 200701500014
Nurul Aimanah Marsuki 200701500030
Ahriyani 200701500046
Ershanda Nurul Alfiani 200701500054
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
Motorik, Sensorik, dan Perseptual pada Masa Bayi, Kanak-kanak dan Anak-anak” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Psikologi Perkembangan Anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang perkembangan fisik motoric, sensorik, dan perseptual pada masa
bayi, kanak-kanak dan anak-anak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. (Cahyo, 2010) Perubahan dapat dibedakan menurut aspek-aspek fisik, gerak, emosi,
dan sosial, mulai masih didalam kandungan, dilahirkan dan kemudian sampai tua
memperoleh sebutan berganti-ganti berdasarkan pada usianya dan merupakan fase-fase dalam
perkembangan yang dilewati.
Perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang fungsi-fungsi fisik dan
praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan pisikis. Perubahan fisik meliputi
perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil dari interaksi proses
biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut
keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial,
dan moral.
Proses perkembangan sudah dimulai sejak anak didalam kandungan, biasanya
sembilan bulan lamanya, bukan dimulai sejak dari lahirnya. Dalam proses perkembangan ada
yang dimaksud perkembangan motorik, sensorik dan perseptual. Perkembangan motorik
yaitu kemampuan gerak pada anak. Perkembangan sensorik yaitu kemampuan dalam
menggunakan indera yang ada pada tubuh anak. Perkembangan perseptual yaitu kemampuan
memahami atau mencari makna dari data yang diterima oleh berbagai indra.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa devinisi dari pertumbuhan dan perkembangan?
2. Bagaimana perkembangan fisik motorik, sensorik, dan perseptual pada masa bayi?
3. Bagaimana perkembangan fisik motorik, sensorik, dan perseptual pada kanak-
kanak?
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Devinisi dari Pertumbuhan dan Perkembangan.
2. Perkembangan fisik motorik, sensorik, dan perseptual pada masa bayi
3. Perkembangan fisik motorik, sensorik, dan perseptual pada kanak-kanak
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, definisi perkembangan dan pertumbuhan memiliki pengertian yang sama
yakni keduanya mengalami perubahan. Tetapi secara khusus, pertumbuhan adalah mengacu
pada perubahan yang bersifat kuantitas, sedang perkembangan lebih mengarah kepada
kualitas. Artinya konsep pertumbuhan mengandung definisi sebagai perubahan ukuran fisik
yang bersifat pasti, akurat yakni dari kecil menjadi besar, dari sempit menjadi lebar. Selain
itu, yang terpenting dalam pertumbuhan ialah terjadinya proses pematangan fisik yang
ditandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf maupun sistem fungsi
organ tubuh. Kematangan tersebut, menyebabkan organ fisik merasa siap untuk dapat
melakukan tugas-tugas dan aktivitas sesuai dengan tahap perkembangan individu. Jadi
perkembangan dapat diartikan sebagai akibat dari perubahan kematangan dan kesiapan fisik
yang memiliki potensi untuk melakukan suatu aktivitas, sehingga individu telah mempunyai
suatu pengalaman. (Agoes Dariyo, 2007: 35).
Menurut Agoes Dariyo (2007: 43) mengemukakan bahwa yang paling menonjol
dan nampak dalam diri individu adalah terjadinya perubahan fisik. Hal ini terbukti
dengan adanya perubahan fisik individu yang terjadi sangat cepat yakni sejak masa
konsepsi hingga masa kelahirannya. Kemudian dilanjutkan masa bayi, anak-anak,
remaja dan dewasa.Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks
dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam
kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson
dalam Syamsu Yusuf LN. (2014:101) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek yaitu:
Gerakan motorik atau adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya
digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.
Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya,
perkembangan Perkembangan motorik adalah ini berkembang sejalan dengan
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak.
Sensorik merupakan sarana anak mengenal dan memahami dunia dan lingkungan
sekitar anak. Pemerosesan sensori adalah proses menerima sensasi yang muncul di
lingkungan terdekat lalu diorganisir, diolah kemudian ditafsirkan sensasi tersebut ke
dalam sistem saraf pusat untuk menghasilkan reaksi yang tepat (Benson, Breisinger,
& Roach, 2019; Wan Yunus, Liu, Bissett, & Penkala, 2015; Watts, Stagnitti, &
Brown, 2014). Proses ini merupakan proses dasar otak yang merasakan setiap input
sensasi dari tubuh dan lingkungan sekitar yang kemudian diolah dan ditampilkan
dalam bentuk perilaku-perilaku yang tepat. Setiap informasi sensasi yang ada di
sekitar anak diharapkan dapat masuk dan diterima anak dan direspon dengan tepat
melalui perilaku anak yang sesuai. Proses ini akan mempengaruhi kesiapan dan
kemampuan anak dalam pembelajaran dan peran aktif anak pada aktivitas sehari-hari.
Sehingga saat anak sudah memasuki dunia pra sekolah seharusnya semua anak bisa
menjalani aktivitas sehari-hari sambil menjelajahi dan berinteraksi dalam lingkungan
mereka dengan mudah. Seorang anak dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan
lingkungan terdekat tergantung bagaimana pengalaman sensori yang diberikan
keluarga sebagai pendidik pertama dan utama melalui kegiatan harian anak. Oleh
karena itu penting sekali agar sensori anak distimulasi sedini mungkin sehingga
mereka kelak dapat berkembang secara optimal. Minimnya stimulasi akan
memunculkan penyimpangan pada tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
menetap.
Kegiatan bermain indera dalam pemahaman umum hanya seputar panca indera,
yang terdiri dari indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera
pendengaran, indera penciuman, indera pengecapan dan indera perabaan. Tapi
ternyata, indera yang dimiliki manusia itu ada tujuh, lima indera dengan rangsangan
eksternal dan dua indera dengan rangsangan internal tubuh yaitu indera vestibular dan
indera proprioseptif. Terintegrasi pemrosesan ketujuh indera ini yang tepat akan dapat
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Dalam teori
pemrosesan sensori integrasi pertama kali oleh Ayres, 1972 yang menyatakan bahwa
setiap anak membutuhkan terintegrasinya stimulasi dari tujuh sensori, antara lain
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan perasa, vestibular, serta
proprioceptif (Bagby, Dickie, & Baranek, 2012). Keberadaan tujuh indera yang
dimiliki akan membantu dan memudahkan anak beraktivitas harian secara mandiri.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dari 155 anak-anak prasekolah menunjukan
terdapat hubungan pola pemrosesan sensorik dari ketujuh indera dengan pola perilaku
anak yang menjadi hambatan pembelajaran (Nesayan, Asadi Gandomani, Movallali,
& Dunn, 2018). Anak belajar melalui ketujuh indera yang terintegrasi dan saling
bekerja sama, sehingga anak dapat dengan mudah melakukan aktivitas sehari-hari
dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, anak yang mengalami permasalahan dalam
sensori secara umum akan mengalami kesulitan belajar kelak.
Aktifitas perseptual merupakan suatu proses psikis, yang antara satu aspek
dengan aspek yang lain saling berhubungan. Apabila aspek yang satu dengan yang
lain memiliki hubungan yang baik, maka membantu siswa dalam pengolahan
informasi, begitu pula sebaliknya. Wahab (1999:51) mengemukakan tiga aktivitas
perseptual, yaitu sensori persepsi, dan atensi.
Persepsi minor yang lain, misalnya sentuhan, penciuman, rasa. persepsi sentuhan
pada diri anak terus menerus mengalami perkembangan, demikian juga persepsi
minor yang lainnya. Persepsi sentuhan ternyata juga membantu individu dalam
memahami informasi yang masuk pada dirinya. Demikian juga penciuman dan rasa.
Penciuman dan rasa yang sensitif atau tajam juga akan membatu individu untuk
memahami informasi yang masuk pada dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Papalia, Diane E., Old, S.W., Feldman, Ruth D. (2008). Human Development (Psikologi
Perkembangan) edisi 9. Jakarta:Penerbit KENCANA.
Rosiyanah, Yufiarti, Sri M. (2020). Pengembangan media stimulasi sensori anak usia 4-6
tahun berbasis aktivitas bermain tujuh indera. Jurnal pendidikan anak usia dini. 941-957.
Diakses dari https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/758
Tri Murti. (2018). Perkembangan fisik motorik dan perseptual serta implikasasi pada
pembelajaran di sekolah dasar. Wahana sekolah dasar. 28. 0854-8293. Diakses dari
http://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/