Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN FISIK, MOTORIK, KOGNITIF,

DAN SOSIOEMOSIONAL PADA MASA BAYI

Disusun oleh:

YAYUK BASWITA (21.41.050)

JANAWIR EFENDI (21.41.049)

DOSEN PENGAMPU:

ULFA RAHMI,MA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

YAYASAN KEBANGKITAN ISLAM(YKI)

2022/2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat kami susun , makalah  ini
membahas mengenai perkembangan fisik, motorik, kognitif dan sosioemosial
pada masa bayi, Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan.

Kami berharap semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat dalam
setiap pembelajaran dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Padang, 15 juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… ii

PERKEMBANGAN FISIK, MOTORIK, KOGNITIF,

DAN SOSIOEMOSIONAL PADA BAYI…………………………………………………… 1

1.) PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..1

2.) PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA BAYI………………………………………. 1

a. Urutan Cephalocaudal dan proximodistal…………………………………………. 1

b. Tinggi dan berat……………………………………………………….………………….. 2

c. Keterampilan  Motorik kasar dan halus …………………………………………… 2

d. Otak……………………………………………………………………………………………. 2

e. Kebutuhan gizi dan perilaku makan ……………….…….………………………… 2

f. Perkembangan Sensoris dan persepsi ………….….……………………………… 2

g. Persepsi Visual……………………………………………..………………………………. 3

h. Pendengaran…………………………………………….….………………………………. 3

i. Sentuhan pada Bayi yang Baru Lahir………………………………………………… 3

j. Penciuman (Smell)………………………………………………………………………….. 4

k. Kecapan (Taste)………………………………………….…………………………………. 4

l. Persepsi Menyeluruh……………………………………………………………………….. 4

3.). PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA MASA BAYI.………………………………. 4

a. Teori Piaget Tentang Perkembangan Bayi………………………………………… 4

b. Tahap Perkembangan Sensoris- Motorik………………………….………………. 4


c. Ketetapan Benda…………………………………………………………………………… 6

4.) PERSPEKTIF BARU TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF

….. PADA MASA BAYI…………………………………………………………………………. 6

a. Perkembangan Persepsi………………………………………………………………….. 7

b. Perkembangan Konsepsi…………………………………………………………………. 7

5.) PERSPEKTIF PEMROSESAN INFORMASI

DAN PERKEMBANGAN BAYI……………………………………………………………….. 7

a. Habituasi dan Dishabituasi ……………………………………………………………. 7

b. Memori………………………………………………………………………………………… 8

c. Imitasi………………………………………………………………………………………….. 8

6.) PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL

….. DALAM INTELIGENSI……………………………………………………………………. 8

7.) PERKEMBANGAN BAHASA…………………………………………………………….. 9

KESIMPULAN……………………………………………………………………………….…… 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….………… 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.) Kata Pengantar

Pertumbuhan dan perkembagan bayi merupakan suatu hal yang penuh teka-
teki dan pertanyaan karena bayi terlihat bagai mahluk yang perilaku umumnya
tampak tidak terorgaisasi, ia akan menangis ketika merasa tidak nyaman dan tidak
aman. Serta hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu membuat orag bertanya-
tanya sebenarnya hal apa saja yang biasa ia lakukan apakah dengan terdiamnya
serta kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17 jam perhari bayi juga bias melihat,
mendengar dan merasakan  rangsangan dari sekitarnya.

Sang ibu biasanya memliki permasalaha komunikasi degan bayinya. Ibu ingin 
memenuhi kenyamana dan keiginan bayi sepenuhnya namun kadang kita tidak tau
apa maksud dari tangisan bayi. Dalam makalah ini akan membahas mengenai
bagaimana sebenarya pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut. Sehingga kita
dapat memahami bagaemana dunia sang bayi tersebut dimana hal tersebut akan
mendorong perkembangan dan pertumbuhan bayi secara optimal.

2. Rumusan Masalah

a. Apa itu perkembangan biologis pada masa bayi?


b. Apa itu perkembangan motorik pada maa bayi?
c. Apa itu perkembangan kognitif pada maa bayi?
d. Apa itu perkembangan sosiomasional pada masa bayi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA BAYI

1. Urutan Cephalocaudal dan proximodistal

Urutan Cephalocaudal ialah urutan pertumbuhan,dimana pertumbuhan


terbesar selalu dimulai dari atas kepala dilanjutkan dengan pertumbuhan fisik
mencakup yang besar,berat serta pertumbuhan organ tubuh lainnya secara
berangsur-angsur dari atas kebawah (keleher, bahu batang tubuh tengah 
dan lain lain).

Urutan proximodistal ialah pertumbuhan dimulai pada bagian tengah


tubuh lalu bergerak dari kaki dan tangan.

2. Tinggi dan berat

Bayi yang baru lahir kehilangan 5-7% berat tubuh meraka, segera
setelah bayi menyesuaikan diri dangan mengisap, menelan dan mencerna.
mereka bertumbuh cepat dan memperoleh berat kira-kira 5-6ons perminggu
selama bulan pertama pada bulan ke empat berat badan mereka naik
mencapai hampir tiga kali lipat dari berat mereka ketika hari pertama
kelahiiran.

3. Keterampilan  Motorik kasar dan halus

Ketrampilan motorik kasar meliputi  kegiatan otot-otot besar seperti


menggerakan lengan dan berjalan dan ketrampilan motorik halus meliputi
gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, separti ketangkasan jari
meraih dan menggegam, gerakan pergelangan tangan, perputaran tangan,
dan koordinasi jari.

4.   Otak

Ketika bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyang-goyagka mainan


yang dapat berbunyi, tersenyum dan mengerutkan dahi maka perubahan-
perubahan dalam otaknya sedang berkembang. Sebenarnya sejak lahirn bayi
sudah memiliki  semua sel syaraf (neurons) yang akan dimiliki sepanjang
hidupnya.tetapi pada saat lahir dan awal khidupannya  keterkaitan sel-sel ini
masih sangat lemah.
5.   Kebutuhan gizi dan perilaku makan

Perbedaan-perbedan yang ada pada setiap bayi  dalam cadangan gizi,


komposisi tubuh, tingkat pertumbuhan dan pola kegiatan membuat
pendefinisian kebutuhan gizi yang sesungguhnya sulit dilakukan. Akan tetapi
para pakar gizi menganjurkan bahwa bayi perlu mengkonsumsi 50 kalori per
hari untuk setiap pon berat mereka.

6. Perkembangan Sensoris dan persepsi

Semua informasi datag pada bayi melalui indra. Sesasi terjadi ketika


sekumpulan informasi menadakan kontak dengan peerima sensor (mata,
telinga, lidah, hidung, dan kulit). Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang
diindrakan atau dirasakan.

7. Persepsi Visual

Dunia visual pada bayi yang baru lahir bukanlah kebingungan  tetapi
bayi yang baru lahir diperkirakan 20/200-20/600 pada bagan snellen yaitu
akat untuk menguji mata.ini sekitar 10-30 kali lebih rendah dari penglihatan
orang dewasa normal. Tetapi akan meningkat pada usia 6 bulan

8. Pendengaran

setelah kelahiran, bayi dapat mendengar, walaupun ambang pintu


sensor orang dewasa (Trehub, dkk, 1991). Oleh karenanya, suatu rangsangan
harus lebih nyaring untuk didengar oleh bayi. (Morrongiello, Fenwick, &
Chace, 1990). Kenyataan bukan hanya bayi yang baru lahir yang bisa
mendengar, bahwa ada kemungkinan janin pun bisa mendengar ketika ia
mendekap di dalam kandungan ibunya. Janin dapat mendengar pada
beberapa bulan terakhir kehamilan.

9. Sentuhan pada Bayi yang Baru Lahir

Bayi-bayi yang baru lahir ternyata sudah memberi respons terhadap


sentuhan. Sentuhan ke pipi ternyata menghasilkan gelengan kepala
sedangkan sentuhan ke bibir menghasilkan gerakan mengisap. Sebagai
contoh, sunat biasanya dilakukan kepada bayi laki-laki kecil kira-kira hari
ketiga setelah kelahiran. Peningkatan tangisan dan ocehan intensif selama
prosedur sunat dilakukan, mengindikasikan bayi berusia 3 hari mengalami
rasa sakit (Gunnar, Malone, & Fisch, 1987; Porter, & Marshall, 1988)

Bayi laki-laki yang baru lahir yang menangis intensif selama sunat,
menunjukkan bahwa mereka mengalami stres. Selama bertahun-tahun, para
dokter telah melakukan operasi pada bayi-bayi yang lahir tanpa pembiusan.
Praktek kedokteran ini dilakukan karena bahaya pembiusan terhadap bayi dan
anggapan bahwa bayi yang baru lahir tidak merasakan sakit. Baru-baru ini,
ketika para peneliti yakin bahwa bayi yang baru lahir dapat merasakan sakit,
praktek operasi yang telah berlangsung lama pada bayi yang baru lahir
tanpa pembiusan semakin banyak diperdebatkan.

10. Penciuman (Smell)

Bayi-bayi yang baru lahir dapat membedakan bau. Hal ini ditunjukkan
dari ekspresi wajah mereka. Mereka kelihatannya menyukai bau vanilla dan
arbei tetapi tidak suka bau telur dan ikan busuk (Steiner, 1979).

11. Kecapan (Taste)

Ketika mengisap puting yang diolesi dengan suatu larutan yang manis,
jumlah isapan bertambah (Lipsitt, dkk, 1976). Dalam penelitian lain, bayi-bayi
yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi senyum setelah diberi larutan
manis. Sebaliknya mereka mengerutkan lidah mereka setelah diberi larutan
asam (Steiner, 1979).

12. Persepsi Menyeluruh

Percepsi menyeluruh (intermodal perception) ialah kemampuan


mengaitkan dan informasi atas dua atau lebih pengalaman sensoris, seperti
penglihatan dan pendengaran.

B. PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA MASA BAYI

a.   Teori Piaget Tentang Perkembangan Bayi

Piaget yakin bahwa seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran


dari masa bayi hingga masa dewasa. Kemampuan bayi dari tahap-tahap
tersebut berasal dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri
(adapt) dengan lingkungan dan adanya pengorganisasian struktur berpikir.

Menurut Piaget, perkembangan pemikiran dibagi ke dalam empat


tahap yang secara kualitatif sangat berbeda: sensoris-motorik, praoperasional
dan operasional konkret, dan operasional formal.

b.   Tahap Perkembangan Sensoris- Motorik

Tahap sensoris motorik Piaget berlangsung dari kelahiran


hingga kira-kira usia 2 tahun. Selama masa ini perkembangan mental
dipengaruhi oleh kemajuan yang besar pada kemampuan bayi untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-
gerakan dan tindakan-tindakan fisik – oleh karena itu,
namanya sensorik-motorik (Piaget, 1952)
Tahapan-tahapan Piaget, perkembangan subtahap sensoris
motorik adalah: (1) reflek sederhana, (2) kebiasaan-kebiasaan
sederhana dan reaksi sirkuler primer, (3) reaksi sirkuler sekunder, (4)
koordinasi reaksi sirkuler; (5) reaksi sirkuler tersier, pencarian dan
keingin tahuan; (6) internalisasi skema.Reflek sederhana (simple
reflexe) ialah subtahap sensoris motorik pertama Piaget, yang terjadi
pada bulan pertama setelah kelahiran. Pada subtahap ini, alat
dasar Reaksi sirkuler sekunder (secondary sircular reaction) ialai
subtahap sensorik-motorik ketiga Piaget, yang berkembang antara usia
4 dan 8 bulan. Pada subtahap ini, bayi semakin berorientasi atau
berfokus pada benda di dunia, yang bergerak dengan keasyikan
dengan diri sendiri dalam interaksi sensoris-motorik.

Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (coordination of secondery


sirculer reaction) ialah subtahap sensorik-motorik keempat Piaget,
yang berkembang antara usia 8 dan 12 bulan. Pada subtahap ini,
beberapa perubahan yang signifikan berlangsung yang meliputi
koordinasi skema dan kesengajaan.

Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas suatu yang baru, dan


keingintahuan (tertiary circular reaction, novelty and curiosity) ialah
subtahap sensoris-motorik kelima Piaget yang berkembang antara usia
12 dan 18 bulan. Pada subtahap ini bayi semakin tergugah minatnya
oleh berbagai hal yang ada pada benda-benda itu dan oleh banyak hal
yang dapat mereka lakukan pada benda-benda itu.

Internalisasi skema yaitu (internalization of sehemes) ialah


subtahap sensoris-motorik keenam dan terakhir Piaget, yang
berkembang antara usia 18 dan 24 bulan. Pada subtahap ini fungsi
mental bayi berubah dari suatu taraf sensoris motorik murni menjadi
suatu taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan
untuk mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-
simbol primitif.koordinasi sensasi dan aksi ialah melalui perilaku
reflektif, seperti mencari dan mengisap, yang dimiliki bayi sejak
kelahiran.

Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer  (first


habit dan primary circual reaktion) ialah subtahap sensorik-motorik
kedua Piaget 1-4 bulan. Pada subtahap ini, pada subtahap ini bayi
belajar mengkoordinasikan sensasi tipe skema atau struktur-yaitu,
kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler primer.

Reaksi sirkuler primer (primary circular reaction) ialah suatu


skema yang didasarkan pada usaha bayi untuk memproduksi suatu
peristiwa yang menarik atau menyenangkan yang pada mulanya terjadi
secara kebetulan.
c.   Ketetapan Benda

Ketetapan benda (object permanence) ialah istilah Piaget bagi


pencapaian paling penting pada seorang bayi: pemahaman bahwa benda-
benda dan peristiwa-peristiwa masih tetap ada dan berlansung walaupun
benda-benda dan peristiwa-peristiwa itu tidak dapat dilihat, didengar atau
disentuh secara langsung.

4.) PERSPEKTIF BARU TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF       PADA


MASA BAYI

Bayi dapat belajar mengenal benda-benda dan tersenyum kepada


benda-benda itu, merangkak, dan memanipulasi benda-benda, tetapi bayi
belum memiliki konsep dan gagasan atas benda-benda itu. Piaget yakin
bahwa ketika bayi memasuki masa akhir perkembangan sensoris-motorik,
pada kira-kira usia 1,5 hingga 2 tahun barulah bayi benar-benar belajar
bagaimana mengenali lingkungannya secara simbolis dan konseptual.

Teori perkembangan sensoris-motorik Piaget saat ini telah disanggah


dari dua sumber. Pertama bidang perkembangan persepsi bayi menunjukkan
bahwa suatu dunia persepsi yang stabil dan nyata telah dibangun jauh lebih
awal pada masa bayi dibandingkan dengan yang dibayangkan oleh Piaget.

a.   Perkembangan Persepsi

Secara singkat, perkembangan persepsi yang diyakini oleh para peneliti


ialah bahwa bayi-bayi melihat benda berdiri sendiri, satu, kokoh dan terpisah
dari lingkungan sekitarnya, ada kemungkinan hal ini terjadi pada saat lahir
atau segera sesudahnya, tetapi secara pasti hal ini terjadi pada usia 3 hingga
4 bulan. Bayi-bayi kecil masih harus belajar banyak tetapi dunia sekitarnya
tampak stabil dan teratur bagi mereka dan oleh karena itu, dunia sekitar
mereka dapat mereka “rumuskan“.

b.   Perkembangan Konsepsi

Penelitian baru-baru ini tentang perkembangan persepsi dan konsepsi


bayi menunjukkan bahwa bayi mempunyai kemampuan persepsi yang lebih
canggih dan dapat memulai berpikir jauh lebih awal dibandingkan dengan apa
yang dibayangkan oleh Piaget.

5.) PERSPEKTIF PEMROSESAN INFORMASI DAN PERKEMBANGAN BAYI

Piaget yakin bahwa kemampuan bayi untuk membangun skema


sensoris-motorik, membangun suatu dunia benda yang koheren dan peristiwa
yang cocok untuk membentuk isi gagasan, meniru, dan membentuk
gambaran atas benda. Tetapi banyak pakar psikologi pemrosesan informasi
yakin bahwa perkembangan bayi lebih maju dibanding dengan keyakinan
Piaget.
a.   Habituasi dan Dishabituasi

Apabila suatu rangsangan-cahaya atau suara-ditujukan kepada bayi


beberapa kali secara berturut-turut, mereka biasanya kurang memberi
perhatian terhadap rangsangan itu. Hal ini menunjukkan rasa bosan mereka
terhadap rangsangan itu. Ini adalah proses pembiasaan (habituation) yakni
menyajikan yang berulang-ulang dari stimulus yang sama yang menyebabkan
berkurangnya perhatian terhadap rangsangan. Dishabituation ialah suatu
minat yang diperbarui seorang bayi terhadap suatu rangsangan.  Untuk
mempelajari apakah dishabituasi sedang terjadi ialah perilaku mengisap
(perilaku mengisap berhenti jika bayi kecil menyentuh suatu benda yang
lembut) .

Pengetahuan habituasi dan dishabituasi dapat mengembangkan


interaksi orang tua-bayi.Orang tua yang bijaksana mengetahui bahwa bayi
memperlihatkan suatu minat dan pengulangan rangsangan sangat penting
bagi bayi untuk memproses informasi.

b.   Memori

Memori (memory) ialah unsur pusat perkembangan kognitif yang


memuat seluruh informasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi
yang ia terima sepanjang waktu. Kadang-kadang informasi hanya disimpan
beberapa detik, dan pada kesempatan lain informasì disimpan seumur hidup.
Memori digunakan ketika kita mencari dan mengingat. Baru-baru ini para
peneliti perkembangan anak telah memperlihatkan bayi usia 3 bulan telah
memiliki kemampuan menyimpan memori (Grunwald, dkk, 1993). Menurut
Rovve-Collier, bahkan memori bayi yang berusia 2,5 bulan telah terinci secara
luar biasa.

c.   Imitasi

Peneliti perkembangan bayi Andrew Meltzoff (1990; Meltzoff & Kuhl, 1989;
Meltzoff & Moore, 1992) melaksanakan sejumlah studi tentang kemampuan imitasi
bayi. Dalam pengamatan Meltzoff tentang bayi pada 72 jam pertama kehidupan,
bayi secara berangsur-angsur memperlihatkan suatu respon imitasi penuh tentang
ekspresi wajah orang dewasa, seperti menjulurkan lidah keluar atau membuka mulut
lebar-lebar.

6.) PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM INTELIGENSI

Adalah penting untuk mengetahui apakah seorang bayi berkembang


dengan tingkat perkembangan yang lambat, normal, atau cepat. Kalau
seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat, beberapa bentuk
pengayaan cukup penting. Bila suatu bayi berkembang pada tahapan yang
lebih maju, orang tua dapat dinasihati untuk memberi mainan yang lebih
“sulit“ guna merangsang pertumbuhan kognitif mereka.Kontributor yang
paling utama penting pada pelaksanaan tes perkembangan bayi ialah Arnold
Gesell (1934). Versi tes Gesell yang sekarang sering digunakan ini memiliki
empat kategori perilaku: motorik, bahasa, daya usai ( adaptive), dan interaksi
personal sosial.Develepment quotient, DQ, ialah sekor perkembangan
keseluruhan yang meliputi subskor pada bidang motorik, bahasa, daya suai,
dan interaksi personl-sosia pengukuranl bayi Gesell.

Skala Perkembangan Bayi (Bayley Scales of Infant Development), yang


dikembangkan oleh Nancy Bayley (1969), digunakan secara luas dalam
pengukuran perkembangan bayi. Versi terbaru memiliki tiga komponen: skala
mental, skala motorik, dan profil perilaku bayi.

Dalam skala mental Bayley, bayi berusia 6 bulan seharusnya dapat


memperlihatkan kesenangan dan ketidaksenangannya, dan secara tekun
mencari benda-benda yang berada sedikit diluar jangkauan. 12 bulan, bayi
seharusnya dapat memperlihatkan perilaku bila diperintahkan melakukannya,
meniru kata-kata yang penguji kataan (seperti Mama), dan memberikan
respon terhadap permintaan-permintaan yang sederhana (seperti “minum“).

Tes inteligensi bayi berguna dalam mengukur berapa besar dampak


kekurangan gizi, obat-obatan, kehilangan kasih sayang ibu (matermal
deprivation), dan rangsangan lingkungan terhadapw perkembangan bayi.
Hasil tes ini sangat bermanfaat dalam meramalkan inteligensi dikemudian
hari.

7.) PERKEMBANGAN BAHASA

Bahasa (language) ialah suatu sistem simbol yang digunakan untuk


berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya
cipta yang tidak pernah habis dan adanya sebuah sistem aturan. Daya cipta
yang tidak pernah habis (invinite generativity) ialah suatu kemampuan
individu untuk menciptakan sejumlah kalimat bermakna yang tidak pernah
berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas,
yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif.  Sistem aturan
bahasa mencakup: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmantik.

Fonologi (phonologi) ialah study tentang bunyi-bunyian bahasa


Morfologi (morphologi) mengacu pada ketentuan-ketentuan pengkobinasian
morfem; morfem ialah rangkaian bunyi-bunyian terkecil yang memberi makna
kepada penggalan suku kata yang kita ucapkan dan dengar.

Sintaksis (syntax) melibatkan bagaimana kata-kata dikombinasikan


untuj membentuk ungkapan dan kalimat yang dapat diterima.

Suatu konsep yang berkaitan erat dengan sintaksis ialah tata bahasa (grammar),
gambaran formal tentang ketentuan-ketentuan sintaksis.

Semantik (semantics) mengacu kepada makna kata dan


kalimat. Girl dan woman misalnya, berbeda dalam hubungan usia.
Pragmatik (pragmatics)-kemampuan untuk melibatkan diri dalam percakapan yang
sesuai dengan maksud dan keinginan.

Pengaruh Biologis

Keterikatan Biologis

Pakar bahasa Noam Comsky (1957), mengatakan bahwa anak-anak dilahirkan


didunia dengan alat penguasaan bahasa (language acquisition device, LAD), suatu
keterkatan biologis yang memudahkan anak untuk mendeteksi kategori bahasa
tertentu, seperti fonologi, sintaksis, dan semantik. LAD ialah suatu kemampuan tata
bahasa bawaan yang mendasari semua bahasa manusia.

Apakah Binatang Memiliki Bahasa?

Banyak spesies binatang memiliki cara yang kompleks dan cerdas untuk memberi
sinyal bahaya dan untuk mengomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti makan dan hubungan seks.

Adakah Suatu Periode yang Penting untuk Menguasai Bahasa ?

Henry Kissinger mengilustrasikan teori bahwa ada suatu periode yang penting untuk
menguasai suatu bahasa. Misalnya, kalau Anda pindah ke suatu bagian tertentu kota
New York sebelum Anda berusia 12 tahun, Anda kemungkinan akan bicara seperti
layaknya seorang penduduk asli New York. Jelaslah, kini bahwa masa remaja
menandai akhir periode yang penting untuk mempelajari ketentuan-ketentuan
fonologis berbagai bahasa dan dialek. Tetapi jika anak berimigrasi ketika masih kecil
(kurang dari 12 tahun) maka anak tersebut akan mengalami kebingungan dalam
mempelajari bahasa tersebut karena bahasa dari kota asal belum dapat ia kuasai, ia
harus mempelajari bahasa lain ditempat barunya.

Pengaruh Perilaku dan Lingkungan

Kebanyakan peneliti penguasaan bahasa yakin bahwa anak-anak dari berbagai


konteks sosial yang luas menguasai bahasa ibu mereka tanpa diajarkan secara
khusus. Walaupun begitu, proses pembelajaran bahasa biasanya memerlukan lebih
banyak dukungan dan keterlibatan dari pengasuh dan guru.

Strategi mengajarkan bahasa pada bayi atau anak kecil

1.   Satu peran lingkungan yang membangkitkan rasa ingin tahu dalam penguasaan
bahasa pada anak kecil disebut motherese, yakni cara ibu dan orang dewasa
sering berbicara pada bayi dengan frekuensi dan hubungan lebih luas daripada
normal, dan kalimat-kalimat yang sederhana.

2.   Menyusun ulang (recasting) ialah pengucapan kata suatu kalimat yang sama


atau yang mirip dengan cara yang berbeda, barangkali dengan menguahnya
menjadi suatu pertanyaan.
3.   Menggemakan (echoing) ialah mengulangi apa yang dikatakan anak kepada
Anda, khususnya kalau perkataan itu suatu ungkapan atau kalimat yang tidak
sempurna.

4.   Memperluas (expanding) ialah mengatakan ulang apa yang telah anak katakan


dalam bahasa yang secara linguistik “canggih“.

5.   Memberi nama (labeling) ialah mengidentifikasi nama-nama benda.

Bagaimana Bahasa Berkembang

Pada beberapa bulan pertama kehidupan, bayi memperlihatkan suatu respons yang
mengagumkan terhadap suara/bunyi yang keras. Pada usia 3 hingga 6 bulan, bayi
mulai memperlihatkan suatu minat akan suara, dan merespons terhadap suara.
Selama 3 atau 6 bulan berikutnya, bayi mulai mengoceh, mengeluarkan suara.

BAB III

A. KESIMPULAN

Bahwa sesungguhnya bayi telah mengenbangkan system motorik


perceptual yang tinggi. Banyak orag berpendapat bahwa bayi itu idak dapat
mengecap, mencim atau merasakan sakit padahal semua itu tidaklah benar.
Para peneliti telah membuktikan bahwa bayi yang baru lahir mampu atau
memiliki kenmampuan itu semua.

Bayi sebenarya membutuhkan beberapa rangsangan tertentu utuk


mengmbangkan ketrampilan persepsi mereka, tapi ransangan yang diberikan
sebaiknya jangan berlebihan karena dapat mengakibatkan kebingugan pada
anak, ragsagan tersebut dapat berupa rangsagan visual, pedengaran,
maupun sentuhan.

Masukan gizi, faktor-faktor prakelahiran dan pascakelahiran, infeksi,


kecelakaan dan bermacam-macam trauma dapat mempengaruhi intelegensi
bayi dan anak. Para orang ua biasanya  mulai mengajarkan bayinya berbicara
atau komunikasi ketika sang bayi mulai mengucapka kata pertamaya padahal
sesugguhya aka lebih baik jika ibu berbicara dengan bayi sejak bulan pertama
kelahiranya karena pengajaran bahasa terbaik terjadi ketika percakapan
dimulai sebelum bayi memiliki kemampuan atas pembicaraan pertama yang
dapat dipahaminya.

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

John, W. Santrock. 2002. LIFE-SPAN DEVELOPMENT (Perkembangan Masa


Hidup). Jakarta: ERLANGGA.

Anda mungkin juga menyukai