Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER BABY SPA

DOSEN PENGAMPU : Andi Sufiani,S.ST.,M.Keb

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

Alvia ( 022021001)
Andini (022021003)
Rabiatul Hayati (022021006)
Audi Lestari (022021012)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa, karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Terapi
Komplementer dan baby spa" dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini di
susun guna memenuhi tugas Ibu selaku dosen Ibu Andi sufiani S.ST.,M.Keb. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
“Terapi Komplementer dan baby spa”.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Demikian yang bisa kami sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan.

Palopo, 12 April 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang intens yaitu
sampai usia 12 bulan (Dewi, 2018).(Akbar and Thamrin, 2022). Periode ini dikenal
sebagai zaman keemasan. Pada saat yang sama, periode ini sangat singkat sehingga
merupakan tahap perkembangan yang penting. Termasuk dalam 1000 hari pertama
kehidupan (Kemenkes, 2017). Bayi merupakan komoditas berharga bagi pertumbuhan
ekonomi nasional dan pembangunan berkelanjutan karena bayi mewakili harapan
hidup keluarga dan bangsa (Ritcher et al. 2016). Menurut World Health Organization
(WHO), peningkatan masalah pertumbuhan dan perkembangan anak yang terkait
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak biasanya dimulai dengan kelahiran bayi
cukup bulan, tetapi dapat menyebabkan kekurangan gizi, keterlambatan sosial dan
motorik. perubahan yang menyertai pertumbuhan dan perkembangan anak Anda.
WHO (2020) juga melaporkan prevalensi tertinggi di kawasan Asia
Tenggara/Tenggara (SEAR).
penelitian menunjukkan bahwa bayi dengan gangguan pertumbuhan
lebihrentan terhadap penyakit tidak menular, penyakit menular, dan
keterlambatanperkembangan dibandingkan bayi yangsehat (Heidari-Beni, 2019).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganantaralain faktor internal
dan eksternal. Salahsatu faktor eksternal adalahfaktorstimulus (Soetjiningsih, 2017).
Sehingga perlu diketahui beberapa hal yang harus diketahui mengenai bayi.
Diantaranya seperti Bayi tidur, masa transisi, bayi terbangun, isyarat menerima,
isyarat menolak, rooting reflex, sucking reflex, reflex moro, asymmetric tonic neck
reflex, reflex mengenggam, reflex plantar dan babinski hingga stepping reflex.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan bayi tidur ( Sleep State)?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan Masa Transisi (Drowsy) ?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan bayi Terbangun (Awake State)?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan Isyarat Menerima (Engangement State)?
5. Bagaimana yang dimaksud denga Isyarat menolak ( Di Sengagment Statee)?
6. Bagaimana yang dimaksud dengan Rootng reflex?
7. Bagaimana yang di maksud dengan Sucking Refleks?
8. Bagaimana yang dimaksud dengan Refleks Moro?
9. Bagaimana yang dimaksud dengan Assymmetric tonic Neck Refleks?
10. Bagaimana yang dimaksud dengan Refleks Menggenggam?
11. Bagaimana yang dimaksud dengan reflex plantar dan babinski?
12. Bagaimana yang dimaksud dengan Stepping Refleks?
C. Tujuan
Untuk mengetahui hal-hal yang terjadi pada Bayi yang berkaitan dengan terapi
komplementer dan baby spa.

\
BAB II
Kajian Teori
A. Bayi Tidur ( Sleep State )
a. Definisi
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, baik untuk kebutuhan
fisik maupun untuk kebutuhan mental. Pada saat tidur terjadi proses memperbaiki
kembali organ-organ tubuh.
Menurut seorang pakar kesehatan, tidur memiliki peran ganda bagi bayi, yatu
memberikan kesempatan untuk mengistirahatkan tubuh dan meningkatkan proses
metabolisme, yakni proses pengolahan pangan menjadi energy yang dibutuhkan.
Pada fase bayi pertumbuhan sel-sel saraf belum sempurna sehingga sehingga
diperlukan waktu tidur yang berkualitas dan sehat untuk perkembangan saraf,
pembentukan sinaps serta pelepasan 75% hormone pertumbuhna pada saat bayi
tidur.
Tidur adalah salah satu bentuk adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Kualitas
tidur bayi dilihat dari kemampuan bayi untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan ulasan lainnya bayi dikatakan
mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam,
terbangun lebih dari 3 kali, dan lamanya terbangun lebih dari 1 jam. Selama tidur
bayi terlihat rewel, sering menangis, dan sulit untuk memulai tidur kembali.
World Helath Organization (WHO) yang dicantumkan dalam jurnal pediatric,
tercatat sekitar 33 bayi mengalami masalah tidur.
Dalam sebuah penelitian lainnya disampaikan, didapatka hasil 32% ibu
melaporkan terdapat kejadian berulang masalah tidur pada bayi mereka,
gangguan kualitas tidur pada bayi dapat berdampak buruk bagi perkembangan
fisik dan kognitifnya.
b. Hubungan Waktu tidur dengan pengaruhnya
Kualitas tidur bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya faktor
lingkungan, penyakit, obat-obatan, kelelahan, stress dan nutrisi. Mengatakan
bahwa kualitas tidur bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
bayi. Dimana bayi dengan kualitas tidur yang baik maka akan memiliki
perkembangan yang baik pula, bayi yang aktif dan tumbuh normal biasanya
mempunyai waktu tidur yang baik. Membiasakan bayi yang tidur siangnya cukup
maka akan meningkatkan kecerdasan otak bayi, namun perlu diperhatikan juga
jangan membiasakan bayi untuk tidur pada sore hari karena dapat menyebabkan
bayi rewel pada malam hari.
Pada awal masa kelahiran bayi kerap menangis sepanjang malam hinga pagi
hari.Kondisi ini membuat bai yang mengalami kurang tidur akan mengakibatkan
penurunan kekebalan tubuh, gangguan pertumbuhan, perkembangan fisik, dan
mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang otak bayi. Masalah tidur yang
dialami bayi dan kejadian tersebut bisa menetap ataupun terulang kembali.
Beberapa bayi tidur selama 22 jam per hari, bayi lain tidur selama 12 sampai 14
jam perhari. Sekitar 20% - 30% tidur adalah tidur REM. Pertama-tama, bayi
terbangun setia[ tiga sampai empat jam, makan, dan kemudian tidur kembali. Pada
bulan keempat, sebagian besar bayi tidur sepanjang malam dan menetapkan pola
tidur siang yang bervariasi pada setiap individu.
Adapun kebutuhan tidur bayi berdasarkan usia meliputi(kemenkes) :
 Usia 0-1 bulan, umumnya membutuhkan tidur 14-18 jam setiap hari
 Usia 1-18 bulan, waktu tidurnya 12-14 jam setiap hari termasuk tidur
siang. Tidur cukuo akan membuat tubuh dan otak bayi berkembang
bayi dan normal
 Usia 3-6 tahun, pada usia anak menjelang masuk usia sekolah ini,
mereka membutuhkan waktu unutk tifur 11-13 jam, termasuk tidur
siang. Menurut penelitian, anak usia di bawah 6 tahun yang kurang
tidur, akan cenderung obesitas di kemudian hari.
Dari beberapa ulasan diatas tentunya pentingnya kualitas tidur bayi menjadi
sebuah hal yang wajib dipenuhi. Kualitas tidur merupakan mutu atau keadaan
fisiologis tertentu yang didapatkan selama seseorang tidur, yang dapat
memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangn. Jika
kualitas tidurnya bagus artinya fisiologis tubuh saat seseorang bangun tidur
menjadi pulih kembali. Ciri-ciri bayi yang cukup tidur yaitu, ia akan dapat tertidur
dengan mudah pada malam hari, bugar saat bangun tidur, tidak rewel dan tidak
memerlukan waktu tidur siang yang lama.Tidur yang tidak adekuat dan kualitas
tidur yang buruk dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan
psikologi. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktif itas sehari-hari, rasa letih,
lemah, koordinasi neuromuscular buruk, proses penyembuhan lambat dan daya
tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak psikologinya meliputi emosi menjadi
labil, cemas dan tidak berkonsentrasi.
B. Masa Transisi (drowsy)
1. Definisi
Masa transisi adalah masa perubahan dari kehidupan dalam rahim ke kehidupan
luar rahim. Masa transisi ini terbagi tiga :
 Periode rektivitas pertama
Dimulai pada saat bayi lahir dan berlangsung selama 30 menit. pada saat
tersebut jantung bayi baru lahir berdenyut cepat dan denyut tali pusat terlihat.
Warna bayi baru lahir memperlihatkan sianosis sementara atau akrosianosis.
Adanya mukus biasanya akibat keluarnya cairan paru yang tertahan. Mukus
ini encer, jernih dan mungkin memiliki gelembunggelembung kecil. Selama
periode reaktivitas pertama lahir, mata bayi baru lahir terbuka dan bayi
memperlihatkan perilaku terjaga. Bayi mungkin menangis, terkejut atau
mencari puting ibu. Bayi menunjukkan peningkatan tonus otot dengan
ekstremitas atas fleksi dan ekstremitas bawah ekstensi. Bayi seringkali
mengeluarkan fases segera setelah lahir dan bising usus biasanya muncul 30
menit setelah bayi lahir, bising usus menunjukkan sistem pencernaan mampu
berfungsi.
 Periode tidur
Tahap kedua transisi berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi
sampai 2 jam. Frekuensi jantung bayi baru lahir menurun selama periode ini
hingga kurang dari 140 kali/menit. Murmur dapat terdengar; ini semata-mata
merupakan indikasi bahwa duktus arteriousus tidak sepenuhnya tertutup dan
tidak dipertimbangkan sebagai temuan abnormal Frekuensi pernapasan bayi
menjadi lebih lambat dan tenang. Bayi berada dalam tahap tidur nyenyak.
Bising usus ada namun kemudian berkurang. Tidur nyanyak yang pertama
memungkinkan bayi baru lahir pulih dari tuntutan kelahiran dan transisi
segera ke kehidupan ekstrauteri. (Varney, 2008; hal.890)
 Periode reaktifitas kedua
Selama periode reativitas kedua (tahap ketiga transisi), dari usia sekitar 2
jam sampai 6 jam, frekuensi jantung bayi labil dan perubahan warna menjadi
dengan cepat, yang dikaitkan dengan stimulus lingkungan. Frekuensi
pernafasan berfariasi dan bergantung aktivitas. Frekuensi nafas harus tetap
dibawah 60 kali/menit dan seharusnya tidak ada lagi reles atau ronki. Bayi
baru lahir mungkin tertarik untuk makan dan harus didorong untun menyusu.
Pemberian makanan segera sangat penting untuk mencegah hipoglikemia
dan dengan menstimulasi pengeluaran fases, pencegahan ikterus. (Varney,
2008; hal.890)
C. Bayi Terbangun
1. Definisi
Normalnya, bayi akan tertidur lebih lama pada malam hari dan akan terbangun
pada pagi hari. Namun, sebagian bayi memiliki kendala unutk mendapatkan tidur
yang nyenyak sepanjang malam dan sering terbangun di malam hari. Hal ini biasa
dinamakan dengan Sleep reression. Sleep regression bisa terjadi pada masa
perkembangan otak bayi yang pesat. Tahapan ini akan menganggu kadar hormone
yang mengatur siklus tidur di otak bayi, sehingga menyebbakan sleep regression.
Walau tidak selalu menangis, bayi yang terbangun di malam hari tetap
mebutuhkan perhatian.
2. Penyebab bayi terbangun
a. Lapar
Salah satu tanda bayi lapar adalah terbangun ketika ia sedang tidur. Malahan,
menangis sebenarnya adalah tanda bahwa ia sudah sangat lapar. Agar tidak
serig terbangun pada malam hari perlu di perhatikan waktu menyusu
khususnya malam hari.
b. Popok Penuh
Tentunya popok yang sudah penuh menimbulkan rasa tidak nyaman bagi si
bayi sehingga ia aka terbangun dan menangis. Oleh karena itu penting untuk
mengecek popoknya secara berkala khususnya jika ia sering menyusu tiap 2-3
jam sekali.
c. Siklus tidur yang belum teratur
Tidak semua bayi memiliki siklus tidur yang teratur, terutama bayi baru lahir.
Bayi yang baru lahir umumnya belum bisa mengenal perbedaan pagi dan
malam, sehingga mereka bisa saja terbangun pada malam hari dan terlelap lagi
di pagi hari tanpa alasan. Oleh karena itu penting untuk mengenalkan
perbedaan waktu padanya dengan melakukan beberapa aktivitas rutin sebelum
tidur, misalnya mematikan lampu, meyusui, attau menyanyikan lagu.
d. Sakit
Ketika meras tidak nyaman dengan kondisi tubunya misalnya karena sedang
sakit, tumbuh gigi atau demam setelah imunisasi, bayi bisa saja terbangun di
malam hari dan menjadi rewel. Ini adalah hal yang normal terjadi pada bayi.
Dan sangat penting untuk mengetahui penyebab sakit pada si kecil.

D. IsyaratMenerima (Engagment state)


Isyarat khusus yang digunakan untuk berkomunikasi dengan bayi dan balita
preverbal menjadi semakin popular selama beberapa decade terakhir. Ini dimaksudkan
untuk membantu anak-anak yang masih sangat kecil untuk mengepresikan kebutuhan
dan keinginan mereka lebih awal dari yang mereka bisa. Pakar isyarat bayi percaya
bahwa frustasi dan amukan dapat dihindari dengan menutup celah antara keinginan
untuk berkomunikasi dan kemampuan untuk melakukannya.
Bayi yang baru lahir memang belum bisa berbicara namun mereka memiliki
cara tersendiri untuk berkomunikasi. Khusunya untuk menyampaikan beberpa hal
dasar seperti rasa lapar atau tidak nyaman.
Ada bebrapa isyarat yang biasanya ditunjukan oleh bayi ketika mereka merasa
lapar dan ingin menyusu. Para ibu harus sigap merespon pertanda ini dengan segara
meletakan bayi dipayudara agar mereka tenang dan siap menyusu.
Berikut ini adalah empat tanda dari bayi untuk menyatakan rasa lapar dan harus
segera disusunin berdasarkan panduan WHO Indonesia.
1. Mengayunkan kepala
Jika bayi mengayunkan kepala termasuk mengeleng atau berbalik, artinya mereka
lapar dan harus segera disusui. Hal serupa juga berlaku apabila buah hati mulai
membuka mulut mereka.
2. Mengepalkan tinju
Kebanyakan orang tua mengira bayi mengepalkan tinju sedang merasa marah atau
ingin menangis. Sebenarnya itu adalah isyarat jika mereka ingin segera disusui,
khususnya jika dibarengi dengan menggeliatkan bayi.
3. Meletakan tangan di dekat wajah atau mulut
Salah satu isyarat lapar lainnya harus segera dipahami adalah ketika bayi
mengerakan tangan disekitar wajah atau mulutnya.
4. Menjilat bibir sendiri
Ketika bayi mulai menjilat bibirnya sendiri, tandanya anak kita harus segera
diberikan susu.

Bayi dari usia sekitar enam bulan dapat mulai mempelajari tanda-tanda dasar,
yang mencakup objek dan seperti haus, susu, air, lapar, mengantuk, dot, lebih, panas,
dingin, bermain, mandi, dan boneka beruang. Orang tua mengatakan bahwa isyarat itu
bermanfaat dan membantu ikatan karena kebutuhan untuk melakukan lebih banyak
kontak dan sentuhan.
D. Isyarat menolak (Di Sengagment statee)
Bayi biasanya akan melakukan komunikasi dengan menggunakan anggota tubuh
dan juga mimic wajah, tetapi orang tua kadang tidak menyadari hal tersebut. Salah
satu hal yang membuat orang tua frustasi adalah mereka tidak dapat mengenali
keiginan dan kebutuhan sang bayi, seperti apakah ia merasa lapar, suasana tidak
nyaman atau merasa sakit. Untuk memahami isyarat yang diberikan bayi adalah
sebagai berikut :
1. Tatapan menolak
Bayi terkadang melakukan istirahat dari aktivitas kontak mata sehingga
memalingkan mukanya. Sekitar usia dua bulan, bayi kadang memutar kepalanya
kesamping. Bermain dengan jari tangan dan kakinya tau bahkan menangis. Hal
ini biasanya dilakukan untuk memutuskan dengan orang dewasa.
2. Peniru wajah
Pada usia 3-4, kebanyakan bayiakan belajar untuk meniru ekspresi wajah seperti
takut, ekspresif dan sedih. Kemudian saat usia Sembilan bulan jika melihat orang
asing maka ia akan melihat ekspresi ibunya. Jika ibunya tertawa maka ia pun
akan tertawa, tapi jika ibunya menunjukkan ekspresi tertekan maka ia akan
menagis dan menempelpadaibunya. Untuk itu jika orang tua merasa stress atau
tertekan, sebaiknya tidak menujukan wajah tersebut didepan sang bayi. Karena
bayi biasanya akan jauh merasa stress dibandingkan dengan ibunya. Usahakan
untuk tersenyum atau memberikan sentuhan halus pada sang bayi agar ia tetap
merasa senang.
3. Bayi tidak mau menyusu
Jika tiba-tiba bayi menolak untuk menyusu, bisa jadi ia sedang mengalami
nursing strike atau tidak mau menyusu, sebagai ibu memberikan asi eskulsif,
mogok menyusu bisa sangat menguras emosi dan fikiran.
Penyebab bayi tidak mau menyusu :
a) Merasa sakit atau tidak nyaman
Perasaan sakit atau tidak nyaman juga menjadi salah satu penyebab bayi
tidak mau menyusu. Hal ini disebabkan oleh gigi yang tumbuh, sariawan,
atau herpes simpleks yang menyebabkan mulut terasa sakit saat menyusu.

b) Aroma atau rasa yang berbeda


Bayi juga kemungkinan nanti tidak mau menyusu saat mencium aroma tau
merasakan sesuatu berbedah. Perubahan bau tubuh karena sabun, parfum,
losion, atau hal lainya yang menempel ditubuh menyebabkan bayi tidak
mau menyusu.
c) Hidung tersumbat
Saat anak mengalami pilek yang membuat hidungnya tersumbat, cara
bernafasnya melalui mulut, hal inila yang meyebabkan bayi tidak mau
menyusu.
4. Bayi menolak makan
Di awal tahapan MPASI kadang bayi menolak makan, hal ini wajar terjadi
karena bayi masih menyusaikan diri dari peralihan makan dari cair kepadat,
kondisi tubuh kurang baik.
E. Rooting Refleks
Rooting refleks (reflex mencari) terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau
disentuh pinggir mulutnya, sebagai respondesns bayi itu memalingkan kepalanya
kearah bend yang menyetuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat diisap.
Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4
bulan. Reflex digantikan dengan makan sukarela. Refleks menghisap dan mencari
adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi, karena dengan begitu dia dapat
menentukan susu ibu untuk memperoleh makanan.
F. Sucking Refleks
1. Definisi
Sucking reflex adalah ketika bagian langit-langit mulut bayi tersentuh ia akan
reflex melakukan gerakan mengisap. Seperti namanya, sucking reflex membantu
bayi untuk mengisap.Sucking reflex awalnya berkembang dari reflek rooting. Saat
atap mulutnya disentuh, si kecil akan mulai mengisap. Reflex mengisap
membantu mengatur ritme mengisap, bernapas, dan menelan.Reflex ini dimulai
pada sekitar minggu ke-32 kehamilan dan tidak sepenuhnya berkembang sampai
sekitar usia kehamilan 36 minggu. Oleh karena itu, bayi premature mungkin
memiliki kemampuan mengisap yang lemah atau belum matang.
2. Pentingnya Sucking Refleks
Sucking reflex sangat penting, karena berhubungan dengan pemberian makan.
Kegagalan fungsi reflex ii dapat menyebabkan bayi kekurangan gizi.
Sucking reflex bisa jadi berhubungan dengan beberapa masalah lainnya, misalnya:
 Pola mengisap yang tidak teratur.
 Kemampuan bibir untuk mengatup yang lemah
 Gangguan bentuk dan gerakan lidah
 Lemahnya kemampuan pipi bagian dalam
 Kesulitan sinkronisasi mengisap dan menelan dengan bernapas.
Dengan mengetahui sucing reflex, ibu bisa mencari tahu kesulitan masalah
menyusui yang di alami bayi ibu, terkadang hal kecil seperti mengubah posisi
menyusui dapat berdampak besar pada sucking reflex bayi.
Jika ibu menemui kejanggalan pada kemampuan sucking reflex si kecil,
komunikasikan dengan dokter atau ahli laktasi untukmenemukan solusinya.
G. Refleks Moro
1. Definisi
Refleks moro adalah salah suatu refleks pada bayi baru lahir yang normal
terjadi. Penyebab reflaks ini dapat dipicu karena suara keras atau gerakan tiba-tiba
yang membuat hal yang membuat bayi kaget. Meski merupakan hal yang normal,
kamu perlu tau cara mengatasi agar bayi tidak terus menerus kagetdan dapat tidur
dengan nyenyak. Refleks moro adalah refleks terkejut yang mengacu pada respons
motoric tidak sadar.
Ciri-ciri utama refleks moro pada bayi baru lahir adalah sering terkejut karena suara
atau gerakan. Hal ini bisa membuatnya merentangkan tangan, menggerakkan kaki,
melengkungkan punggung, melengkungkan punggung, melemparkan kepala ke
belakang, sampai akhinya kembali ke posisi sebelum ia menunjukkan refleks kaget.
Dalam kondisi ini, bayi bisa saja menangis atau tidak. Tak perlu khawatir berlebihan
karena refleks kejut ini adalah kondisi normal. Sampai usia berapa refleks moro akan
hilang? mengutip healty children, umumnya refleks moro akan berlangsung sampai
usia bayi sekitar 2-4 bulan. Kemungkinan, refleks moro akan hilang sepenuhnya saat
bayi berusia 6 bulan atau bisa juga lebih. Perlu orangtua ingat bahwa setiap bayi
berbeda.
2. Penyebab Refleks Moro
Refleks moro memang merupakan respon alami yang normal terjadi pada
bayi. Namun, saat bayi terlalu sering menujukkan refleks moro, mungkin menjadi
tanda ia merasa tidak nyaman karena kondisi tertentu. Hal ini harus segera ditangani
karena bisa membuat bayi rewel hingga tidak dapat tidur nyenyak.
Walaupun tidak akan sepenuhnya menghilang, ada beberapa cara yang bisa
orang tua lakukan untuk membantu meredakan refleks moro pada bayi agar bisa
tetap tenang dan nyenyak tidurkan, yaitu
 Dekap bayi saat sedang merebahkannya
Saat sedang merebahkan bayi ke tempat tidur, posisikan ia sedekat mungkin dengan
kamu. Turunkan ia dengan lembut, lalu lepas tangan kamu dari badannya, hanya
ketika punggung bayi sudah menempel di kasur atau permukaan lembut lainnya
 Bedong bayi
Membedong bayi, bisa membuatnya merasa nyaman, aman, dan bisa tidur lebih
lama
 Meminiamalisasi suara
Perhatikan cara berjalan, menutup pintu, serta menaruh benda saat bayi tidur. Kalau
biasanya orang tua sesuka hati melakukannya, kamu perlu belajar meminimalisir
kebisingan untuk mencegah reflek moro berlebihan.
Agar tidurnya lebih nyenyak dan tidak kaget , kamu juga bisa menyalakan white
noise.
 Ciptakan ruang tidur yang nyaman
Agar bayi dapat tidur dengan nyaman dan lelap, kamu perlu meminimalisir pemicu
refleks moro. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan ruang tidur untuk bayi,
seperti meredupkan cahaya atau lampu kamar hingga menidurkan bayi di tempat
tidur dengan permukaan yang rata dan kokoh agar si kecil tidak terganggu.
H. Asymmetric Tonic Refleks
1. Definisi
Refleks ini terjadi ketika bayi dalam posisi terbaring dan kepalanya
ditengokkan. Jika kepala si kecil di tengokkan ke satu sisi, ia akan memanjangkan
lengan dan kaki di sisi yang sama, juga menekuk lengan dan kaki di sisi yang
berbeda. Posisi ini sering di sebut dengan posisi anggar karena serupa dengan
posisi pemain anggar saat bermain. Refleks ini akan menghilang ketika sikecil
berusia 5-7 bulan.
Refleks ini ditimbulkan dengan memutar kepala anak ke satu sisi.Respon
normal terlihat jika tonus ekstenor bayi meningkat pada sisi kepala menghadap,
dan tonus fleksor meningkat pada sisi yang berlawanan.Ini adalah bagian dari
pengembangan tonus otot, gerakan satu sisi yang konsisten dengan tubuh mereka,
dan koordinasi tangan-mata yang tepat.
2. Gejala Refleks Tonic Leher Asimetris yang dipertahankan
ANTR yang tertahan dapat menyebabkan beberapa kesulitan bagi anak
anda.Menjadi sulit bagi mereka, misalnya, dan mereka tidak dapat memegang
benda dengan kedua tangan. Dalam kasus lain, anak tidak dapat mengidentifikasi
tangan atau kaki mana yang harus digunakan, menyebabkan dia ragu-ragu dalam
bergerak.
Ketika itu terjadi anak anda dapat melacak benda yang lewat secara horizontal
melewati hidung tanpa berhenti di garis tengah. Ini akan memengaruhi
kemampuan membaca, mengeja, dan menulis mereka di kemudian hari. Anak itu
mungkin juga mengalami:
 Control keseimbangan yang buruk saat mereka menggerakkan kepala dari
sisi ke sisi
 Gerakan mata yang buruk
 Kesulitan melintasi garis tengah imajiner
 Penggunaan tangan kiri dan kanan yang dapat di pertukarkan atau
lateralitas campuran
 Tulisan tangan yang buruk
 Kesulitan mengubah focus mereka dari jauh ke dekat
 Menghambat ekspresi ide di atas kertas
 Kesulitan belajar naik sepeda
 Kesulitan melempar bola atau menangkapnya
 Masalah belajar
 Ketidakmampuan untuk melakukan banyak tugas
3. Waktu pengobatan untuk ANTR
Dokter dapat menguji presentasi atipikal dari retensi ANTR jika bayi tidak
dapat menjaga keseimbangan. Alasan lain mengapa ini memerlukan pengujian
adalah pelacakan visual yang bermasalah. Anak-anak yang lebih besar juga dapat
menunjukkan beberapa tanda dan gejala ANTR yang tertahan yang dibahas di
atas. Jika anda memiliki kekhawatiran tentang kamajuan perkembangan anak
anda, bicarakan dengan dokter anak-anak anda.Tergantung pada kondisi dan
kemajuan amak anda, mereka mungkin merekomendasikan evaluasi oleh terapi
okupasi.
Setelah evaluasi, tertapis dapat menetapkan kasus ANTR yang tidak
terintegrasi dengan baik. Progesional akan bekerja dengan anak anda untuk
membuat gerakan guna membantu mengintegrasikan ANTR gerakan-gerakan ini
meniru gerakan refleks awal dan termaksud permainan sederhana, latihan, dan
aktivitas sesuai usia. Tujuannya adalah untuk menciptakan jalur saraf baru yang
dipelajari untuk membantu integrasi ANTR.
Perhatikan bagaimana bahwa tidak semua terapis okupasi percaya pada
hubungan antara keterlambatan perkembangan dan adanya ANTR yang
dipertahankan. Dalam kasus seperti itu, dokter akan mengeksplorasikan beberapa
pilihan pengobatan potensial untuk tanda dan gejala yang di tunjukkan anak anda.
Ini akan membantu anda dan anak anda mengelola kondisi tersebut.
I. Refleks menggenggam
1. Definisi
Istilah lain dari refleks menggenggam pada bayi baru lahir ini juga disebut refleks
Darwinian.ini diambil dari nama ilmuan Charles Darwin refleks ini juga kadang-
kadang dikenal sebagai refleks genggaman palmar.refleks ini adalah respon yang
tidak disengaja itu berarti bayi anda tidak bisah mengendalikannya.ada dua
langkah terpisah untuk refleks, yakni penutupan jari dan kemelekatan.Refleks
genggaman juga merupakan tanda penting dari perkembangan dan fungsi system
saraf bayi.selain itu,refleks menggenggam ini dapat membantu bayi anda
mendapatkan kontak kulit ke kulit yang sangat dibutuhkan antara dirinya dengan
anda dan orang-orang terkasih.
Refleks menggenggam atau genggaman palmar ini sudah dimulai bahkan
sebelum bayi terlahir kedunia.Tepatnya refleks ini sudah muncul sejak kehamilan
bunda menginjak usia 16 minggu.jika dilihat menggunakan teknologi
ultrasound,akan muncul gambaran bayi sedang menggenggam tali pusar. Jangan
khawatir jika refleks genggaman telapak tangan bayi anda kurang intens pada hari
pertama dan kedua setelah hari.ini erupakan hal yang sangat
norma.genggamannya akan semakin kuat pada hari-hari sebelumnnya.
Refleks ini adalah tanda penting dari perkembangan dan fungsi system saraf
bayi.ini juga membantu bayi mendapatkan kontak dari kulit ke kulit yang sangat
dibutuhkan dengan moms,Dad dan kerabat lainnya.
2. Perkembangan reflex mengenggam anak dari waktu ke waktu
USIA 0-2 BULAN
Sikecil bayi terlahir dengan refleks menggengam dan ini bisah anda rasakan
saat anda menggelus telapak tangannya.segera setelah anda melakukannya,bayi
anda akan melingkarkan jari-jari kecilnya disekitar jari anda.Namun gerakan tak
sadar dan naluriah ini hanya bertahan hingga delapan minggu setelah
kelahiran.Selama periode delapan minggu ini,anda mungkin memperhatikan
bahwa bayi mulai membuka dan menutup tangannya yang terkepal.anda bahkan
dapat melihatnya menggenggam benda yang lebih lembut seperti
mainan,kerincingan,atau benda lain semacamnya.
USIA 3 BULAN
Memasuki usia sekitar tiga bulan,bayi anda mungkin masih berjuang untuk
meraih atau memengang benda yang sebenarnya ingin ia pegang.tidak perlu
khawatir karna ini adalah keajaiban yang sangat normal.Bagian terbaik dari tahap
iniadalah bayi anda dapat mengembangkan koordinasi tangan-mata yang lebih
baik dan ia akan mencoba menjangkau berbagai objek yang mungkin diletakkan
atau berada dalam jangkauannya.
USIA 4-8 BULAN
Pada tahap ini,kemampuan dalam memegang benda yang lebih besar seperti
balok mainan akan semakin baik.Namun,ketangkasannya untuk memegang benda
yang lebih kecil,dan pada saat gigi pertamannya muncul sikecil mungkin mulai
memasukkan benda-benda kedalam mulutnya jadi anda perlu menggawasinnya
secara ekstra.Bayi anda juga dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lain.Namun,ia mungkin masih kesulitan untuk memengang sendok makannya
sendiri.Di usia ini adalah saat yang tepat untuk mulai melindungi rumah anda dan
menjauhkan benda-benda kecil dari jangkauan buah hati.
USIA 9-12 BULAN
Di usia ini bayi anda akan dapat mengambil benda dengan sedikit
usaha.genggaman menjepitnya selalu meningkat,yang berarti dia akan dapat
mengambil benda yang lebih kecil.Koordinasi tangan dan mata yang meningkat
ini akan membuat bayi anda bisah memegang sendok,tetapi ia mungkin masih
lebih suka memasukkan makanan ke dalam mulut menggunakan jari-
jarinya.Namun parents dapat membantu bayi anda menggunakan sendok dan dia
akan bisah segera menguasai caranya.
3. Cara Menstimulasi Refleks menggenggam pada bayi
Ada beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk menstimulasi refleks
menggenggam pada anak.berikut aktivitas yang bisah anda coba terapkan dengan
sikecil dirumah:
 Coba tempatkan benda-benda berwarna mencolok atau cerah yang dapat
menarik perhatian bayi.anda dapat menempatkannya sedikit diluar jangkauan
anak sehingga dia harus berusaha untuk bisah menangkap benda-benda itu.
 Tempatkan benda-benda seperti balok,kerincingan,atau benda sejenis didekat
bayi anda sehingga ia dapat meraihnya.namun jangan meletakkan benda pada
jarak yang tidak dapat dijangkau bayi karna dapat membuatnya kesal dan
menagis.
 Saat bayi anda mengembangkan genggaman menjepit yang lebih baik,anda
dapat menempatkan makanan yang bisah digenggam atau finger food dan
mendorongnya untuk memengangnya sendiri.makanan tersebut seperti wortel
rebus,kacang polong,dan lainnya.namun,jangan menggunakan makanan
dengan tekstur terlalu kears karna dapat menyebabkan bahaya tersedak.
 Saat bayi berusia 18 bulan,ia akan dapat memahami banyak hal.parents dapat
mendorongnya untuk menempatkan benda-benda berbentuk berbeda didalam
dan diluar kotak.
J. Refleks Plantar Dan Babinski
1. Definisi
Refleks Babinski atau yang juga dikenal sebagai refleks plantar merupakan
refleks kaki yang terjadi secara alami pada bayi dan anak kecil hingga mereka
berusia sekitar 6 bulan hingga 2 tahun.Refleks ini biasanya diuji oleh dokter
dengan membelai telapak kaki.saat jempol kaki menekuk ke atas dan kembali ke
bagian atas kaki,sementara empat jari kaki lainnya menyebar satu sama lain.
Metode ini biasannya digunakan oleh dokter atau dokter anak.gunanya adalah
untuk memastikan bahwa aktivitas otak orang dewasa dan anak-anak,respon
neurologis,dan aktivitas saraf dalam kondisi normal dan tidak menunjukkan
adanya kelainan mendasar pada otak atau system saraf.
2. Cara menguji Refleks Babinski
Pada bayi yang usiannya kurang dari 2 tahun,respons jempol kaki harus
menekuk ke atas dan kebelakang ke arah atas kaki,sementara empat jari lainnya
mengembang.biasanya,respon ini juga menjadi pertanda bahwa bayi siap untuk
berjalan.respons ini normal dan tidak menunjukkan masalah atau
ketidaknormalan.Refleks Babinski sering diuji bersamaan dengan tes refleks
lainnya pada bayi selama dalam masa pertumbuhan.tes refleks lainnya termasuk:
 Root refleks.pada metode ini,dokter menggosokkan jari disudut mulut bayi untuk
melihat apakah bayi secara refleks menggerakkan kepala mereka ke arah belaian
jari untuk mencari putting atau botol untuk disusui.
 Refleks mengisap.ini dilakukan dengan menyentuh langit-langit mulut bayi untuk
melihat apakah bayi mulai mengisap jari seolah-olah menyusu pada puting atau
botol.
 Refleks pegang.metode ini dilakukan dengan membelai telapak tangan bayi untuk
melihat apakah bayi secara refleks membungkus jari-jari mereka erat-erat
disekitar jari.

Refleks ini mungkin normal pada anak-anak hingga usia 2 tahun.kadang-kadang bisah
berakhir setelah 12 bulan.jika tanda Babinski masih terlihat diluar itu,kemungkinan
itu menunjukkan masalah neurologis.Refleks Babinski tidak pernah menjadi temuan
normal pada orang dewasa.
3. Kondisi yang mempengaruhi reflex babinski
Pada anak di bawah 2 tahun yang lahir dengan cacat intelektual atau kondisi
mental lainnya,refleks Babinski dapat ditahan untuk jangka waktu yang lama dan
tidak normal.pada anak di bawah 1-2 tahun,jika refleks Babinski atau tanda
Babinski positif terjadi pada anak diatas usia 2 tahun,ini dapat menunjukkan
kondisi neurologis yang mendasarinnya,misalnya gangguan system saraf,atau
gangguan otak.hal ini termasuk:
 Lesi neuron motoric atas
 Cerebral palsy
 Stroke
 Cedera otak atau tumor otak
 Tumor atau cedera sumsusm tulang belakang
 Multiple sclerosis(MS)
 Meningitis
4. Kontraindikasi
Satu-satunya kontraindikasi untuk melakukan refleks Babinski adalah lesi(seperti
infeksi) di area kaki yang terkena yang menghalangi kinerja refleks yang
efekif.dalam situasi seperti itu salah satu metode alternative untuk memunculkan
respins dapat dilakukan.
K. Stepping Refleks
1. Definisi
Stepping refleks dikenal dengan istilah walking atau dance reflex,karna
gerakannya menyerupai orang yang sedang berjalan atau menari.refleks ini terjadi
ketika tubuh bayi diangkat dan kakinya menyentuh permukaan padat,seperti tanah
atau lantai. Stepping refleks adalah salah satu dari sekian banyak gerakan refleks
yang dilakukan bayi ketika belajar menyesuaikan diri dengan dunia baru mereka
diluar Rahim. Stepping refleks atau refleks adalah gerakan refleks bayi baru lahir
ketika digendong menghadap kedepan dan kakinya menyentuh permukaan datar,ia
akan menggambil langkah seolah-oah berjalan.
Stepping refleks dimulai sejak bayi baru lahir.biasannya dokter ataau bidan
dirumah sakit akan mengujinya pada pemeriksaan pertama bayi yang baru
lahir.Refleks ini biasanya tidak berlangsung lama.ketika bayi menginjak usia 2
bulan,biasannya refleks ini akan menghilang.refleks ini menghilang karna dari
usia 2 bulan hingga 8 bulan,bayi mendapatkan lebih banyak lemak dari pada
otot,sehingga membuatnya lebih sulit untuk mengangkat kakinya.Begitu otot-
ototnya semakin kuat seiring bertambahnya usia,stepping refleks akan muncul
kembali saat sikecil memeliki kekuatan untuk mengangkat kakinya saat dia berdiri
dan siap untuk belajar jalan.
2. Manfaat Stepping reflex pada Bayi
Sama seperti rooting refleks dan sucking refleks,stepping refleks merupakan
bentuk upaya bayi untuk mendapatkan sumber makanan.refleks ini membantu
bayi merangkak ke payudara mama ketika diletakkan diperut mama setelah
lahir.oleh karna itu,refleks ini memainkan peran penting dalam inisiasi
menyusui.tetapi,selaian sebagai bentuk upaya bayi untuk mendapatkan sumber
makanan,refleks ini juga berfungsi sebagai persiapan sikecil untuk langkah
pertamanya saat belajar berjalan dikemudian hari.
Gerakan refleks pada bayi baru lahir adalah salah satu cara dokter mengetahui
apakah otak dan system saraf bayi bekerja dengan baik atau tidak.Jika sikecil
tidak menunjukkan refleks melangkah,mungkin ia sedang rewel atau
kelelahan.bisah juga sikecil memiliki refleks melangkah,tetapi sulit untuk terlihat
karna gerakannya sangat kecil.Jika sikecil menunjukkan refleks
melangkah,cobalah untuk mengguji refleksnya lagi dalam beberapa hari,jika bayi
menunjukkan refleks elangkah yang lemah atau tidak ada sama
sekali,konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih
lanjut.Tidak adanya refleks melangkah atau refleks lainnya pada bayi bisah
menjadi pertanda adanya masalah dasar dengan system saraf pusat (SPP).risiko ini
mungkin lebih tinggi dalam kasus bayi premature. Namun jika bayi menunjukkan
pencapaian yang sehat dari tahapan perkembangan kognitif,fisik,dan
sosialnya,tidak adanya refleks melangkah mungkin tidak terjadi masalah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi adalah manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan yang
ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai
dengan perubahan dalam kebutuhan gizi. Bayi juga merupakan individu yang
lemah dan memerlukan proses adaptasi. Bayi harus dapat melakukan 4
penyesuaian agar dapat tetap hidup yaitu penyesuaian perubahan suhu,
menghisap dan menelan, bernafas dan pembuangan kotoran. Kesulitan
penyesuaian atau adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan
berat badan, keterlambatan perkembangan bahkan bisa sampai meniggal dunia

Oleh karena itu penting untuk mengetahui mengenai bayi. Diantaranya


seperti Bayi tidur, masa transisi, bayi terbangun, isyarat menerima, isyarat
menolak, rooting reflex, sucking reflex, reflex moro, asymmetric tonic neck
reflex, reflex mengenggam, reflex plantar dan babinski hingga stepping reflex.
B. Saran
Tentunya sebagai tenaga kesehatan terutama bidan untuk mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan bayi dan mensosialisasikannya ke masyarakat terutama
ibu-ibu yang sebagian besar masih menganggap sepele hal tersebut. Padahal
ketidaknormalan yang terjadi pada bayi misalkan bayi tidur menyebabkan
adanya ketidakseimbangan dari segi fisik dan psikis.
DAFTAR PUSTAKA
Akhiriyanti, Evi, Nur dan Hainun, Nisa. 2020. Mengenal Terapi Komplementer Dalam
Kebidanan Pada Ibu Nifas, Ibu menyusui, Bayi dan Balita. Jakarta: Trans Info
Media. 166 halaman.
Asmadi. (2012). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC Bayi Usia 3-5 Bulan Di
Desa Plalangan Dan Desa Ajung
Doska, Niken. 2019. Senam dan Pijat Bayi Mandiri. Depok: Senja Media Utama
Field, T. 2017. Newborn Massage Therapy. International Journal of Pediatrics and
Neonaatal Health. Vol 1 (2)
Gola, G. 2018. Ayo Bangun Dengan Bugar Karena Tidur Yang Benar. Jakarta: Hikmah
Heryani, Reni. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media. 574 halaman.
Julianti, 2017. Rahasia Baby Spa. Jakarta: Writepreneur Club
Kurniasari, Devi, Dwi, dkk. 2020. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Lama Tidur Bayi Usia
3-6 Bulan di Desa Jemawan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten. Jurnal
Kebidanan dan Kesehatan Tradisional. Vol 5 (1), hlm 1-66
Lutfiasari, Dessy. 2018, Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6
Bulan Di Posyandu Teratai. Jurnal Kebidanan. Vol 4 (3), 97-99.
https://www.puribunda.com/16-refleks-pada-bayi-yang harus di kenali sejak
lahir;
https://www-webmd-com.translate.goog/parenting/ baby//what-is-asymmetric-
tonik-neck,reflex-atnr-in

Anda mungkin juga menyukai