PENDAHULUAN
Tidur adalah salah satu bentuk adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Sesaat
setelah lahir, bayi biasanya tidur selama 16 - 20 jam sehari. Tetapi
permasalahannya bayi sulit sekali untuk tidur pada malam hari dan jika tidak di
tangani dengan serius terdapat adanya gangguan perilaku, tumbuh kembang serta
gangguan otak (Adriana, 2006).
Tidur nyenyak sangat penting untuk pertumbuhan bayi, karena saat tidur
pertumbuhan otak bayi mencapai puncaknya. Namun kenyataan dalam sebuah
penelitian menemukan 52% bayi mengalami gangguan tidur, tidur malam kurang
dari 9 jam, dan pada malam hari bayi terbangun lebih dari 3 kali dengan lama
bangun lebih dari satu jam (Rista Dian Anggraini dan Wahyu Anjas Sari, 2020)
Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah
terpenuhinya kebutuhan tidurnya. Salah satu rangsangan bagi perkembangan otak
adalah tidur. Saat anak tidur, hormon pertumbuhan akan dikeluarkan dari tubuh
sekitar 75%, karena saat bayi tertidur, proses pembaruan sel akan lebih cepat
dibandingkan saat ia bangun. Di tahun pertama kelahirannya, otak bayi akan
tumbuh tiga kali lipat ukurannya setelah lahir (Ifalahma, 2016).
Gangguan tidur pada bayi merupakan masalah yang dihadapi oleh orang tua,
karena dapat mempengaruhi emosi dan rasa nyaman yang dirasakan oleh bayi.
Ketika bayi memliki emosi stabil dan nyaman biasanya akan memiliki
pertumbuhan fisik yang baik karena bayi akan lebih mudah di berikan asupan
makanan, dan lebih mudah di ajak berkomunikasi, sehingga informasi yang
masuk dapat memperkaya pengetahuan, membuat lebih kreatif, lebih tenang, dan
sebagainya. Untuk menata emosi bayi ada beberapa hal yang bisa di lakukan
orang tua sejak bayi di kandungan maupun setelah dilahirkan. Jika ibu
membiarkan emosinya meledak-ledak, marah, takut, sedih, atau bahkan terlalu
gembira akan berpengaruh pada pertumbuhan psikis bayi karena ikut merasakan
apa yang dirasakan ibunya. (Abdurrahman, 2015).
Di Indonesia cukup banyak bayi yang mengalami masalah tidur, studi yang
dilakukan Sekartini pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 44,2% anak di bawah
usia 3 tahun menderita gangguan tidur (Nughraheni et al., 2018). Namun, hampir
lebih dari 72% orang tua tidak menganggap gangguan tidur bayi sebagai masalah
dalam perkembangan bayinya. Faktanya, masalah tidur dapat mengganggu
pertumbuhan bayi, melemahkan fungsi kekebalan tubuh dan mengganggu
pengaturan sistem endokrin (Trivedi, 2015).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena pada
masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan pertumbuhan
dan perkembangan selanjutnya. Agar anak dapat mencapai pertumbuhan yang
optimal, maka diperlukan suatu bentuk perawatan yang lebih intensif diantaranya
berupa sentuhan dan stimulasi yang terus-menerus. Salah satunya adalah dengan
pemberian massage. Massage merupakan upaya pemenuhan kebutuhan anak baik
secara fisik, kasih sayang serta stimulasi mental ( Isnina, 2021).
Pijat bayi adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi
yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi
merupakan salah satu bentuk rangsang raba. Rangsang raba adalah yang paling
penting dalam perkembangan. Pijatan lembut akan membantu meringankan
ketegangan otot sehingga bayi menjadi tenang dan tertidur (Roesli, 2010)
Pijat merupakan seni kesehatan dan medis yang telah dipraktikkan selama
ratusan tahun. Manfaat pijat bayi adalah untuk menurunkan kadar hormon stres,
sehingga dapat mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, menambah berat
badan, mengurangi kolik (bayi menangis lebih dari 3 jam), memperlancar
peredaran darah dan meningkatkan hubungan antara orang tua dan bayi. Terapi
kontak, terutama pijat bayi, telah terbukti menghasilkan perubahan fisiologis
bermanfaat yang dapat diukur secara ilmiah. Selain itu, manfaat pijat bayi bagi ibu
adalah dapat meningkatkan hubungan internal antara ibu dan bayi, meningkatkan
kualitas tidur dan memperbaiki suasana hati ibu (Mindell, 2017).
Uji Wilcoxon menunjukan nilai p-value (0,002) < alpha (α = 0,05) artinya
ada pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 0-6 bulan di Moza Mom
and Baby Spa Surabaya. Dari 30 responde sebelum intervensi terbanyak dengan
kualitas tidur buruk yaitu 20 bayi (67%), sedang 6 bayi (20%), baik 4 bayi (13%)
sedangkan setelah intervensi kualitas tidur baik 18 bayi (60%), cukup 9 bayi
(30%), dan buruk 3 bayi (10%). Hal ini tejadi karena pijat bayi dapat memberikan
rangsangan terhadap hormone beta endorphin, aktivitas nervus vagus, peningkatan
serotonin, dan perubahan gelombang otak yang membuat bayi lebih rileks dan
tidur lelap. Dan yang menjadi pengganggu seperti faktor lingkungan, ukuran,
keras dan posisi tidur bayi (Rista Dian Anggraini dan Wahyu Anjas Sari, 2020).
Hasil uji WIlcoxon p 0,000 (nilai p <0,005) artinya ada pengaruh pijat bayi
terhadap peningkatan kualitas tidur bayi usia 3-10 bulan di Desa Tamanan
Wilayah Kerja Puskesmas Bangutapan II. Data penelitian menunjukan nilai pre-
test menunjukkan bahwa kualitas tidur bayi buruk 14 responden (93,3%), dan baik
1 responden (6,7%) hal ini dipengaruhi oleh faktor: posisi tidur bayi, pengaturan
tempat tidur, latihan fisik, tidur ditemani orang tuanya, serta lingkungan.
Sedangkan hasil posttest seluruh responden mengalami peningkatan kualitas tidur
dengan kategori baik (73,3%), cukup baik (26,7%), dan buruk (0%). Pijat ini
menyebabkan meningkatan kadar sekresi serotonin pelepasan oksitosin dan
endorphin yang dapat mengurangi rasa nyeri dan membuat nyaman dan rileks
(Suryati, Naelatur Rizqiyah, Eka Oktavianto, 2019)
Permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas melatarbelakangi
peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh pijat bayi terhadap
kualitas tidur pada bayi umur 3-6 bulan.
Telah diketahui adanya Pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur pada
bayi.
TINJAUAN PUSTAKA
Pijat bayi adalah terapi atau seni kesehatan yang dikenal manusia sejak lama,
dan merupakan metode pengobatan yang umum. Pijat bayi adalah suatu alat yang
berguna untuk meningkatkan interaksi antara ibu dan bayi. Pijat bayi lebih
bermanfaat dalam hal penambahan berat badan, metode bangun tidur yang lebih
baik, peningkatan perkembangan neuromotor, keterikatan emosional yang lebih
baik, dan tingkat infeksi nosokomial yang lebih rendah (Gnazzo et al., 2015).
Pijat bayi dapat menghasilkan efek motorik yang positif, termasuk kemampuan
untuk mengontrol koordinasi jari, lengan, tubuh, dan kaki (Utami, 2015).
Pijat bayi disebut stimulasi sentuhan. Pijat bayi dapat diartikan sebagai
interaksi yang baik antara ibu dan bayi. Pijat bayi telah ada selama berabad-abad
dan merupakan terapi sentuh tertua yang dikenal manusia, dan merupakan terapi
pijat paling populer (Walker et al, 2017) .
Pijat bayi mengungkapkan rasa cinta antara orang tua dan anak melalui
sentuhan kulit yang sangat berpengaruh. Pijat bayi, juga dikenal sebagai terapi
sentuh yaitu teknik yang dapat menggabungkan manfaat fisik dari sentuhan
manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan. Pijat bayi merupakan upaya
lain untuk mencapai tingkat kesehatan yang paling sederhana di rumah, selain itu
pijat bayi juga dapat menimbulkan kontak internal antara anak dengan orang tua.
Pijat bayi memiliki efek stimulasi pada perkembangan motorik, karena pada tahan
gerakan memeras pada pijat bayi dapat membantu memperkuat otot bayi
(Prasetyono, 2017).
2.1.2. Mekanisme pijat bayi
Pijat bayi dapat mengubah fluktuasi otak. Pijatan ini akan membuat bayi
tertidur dengan lelap dan meningkatkan kewaspadaan atau konsentrasinya. Hal ini
merupakan karena pijatan yang dilakukan pada tubuh anak, dari pijatan kaki
hingga pijatan punggung, dapat meningkatkan kadar serotonin. Serotonin
merupakan zat pemancar utama yang menyertai pembentukan tidur dengan
menekan aktivitas sistem pengaktif retikuler dan aktivitas otak lainnya. Seretonin
yang disintesis dari asam amino trithopan akan diubah menjadi 5-
hydroxytryptosphane (5HTP) dan kemudian menjadi N-acetylseratonin yang pada
akhirnya akan diubah menjadi melatonin. Melatonin berperan saat tidur dan
membuat proses tidur lebih lama dan lebih nyenyak (Mas'ud, 2008).
Sekresi melatonin mulai meningkat pada malam hari (sekitar 2 jam sebelum
waktu normal), kemudian terus meningkat pada malam hari dan mencapai
puncaknya antara pukul 02.00-04.00 pagi. Setelah itu, sekresi melatonin akan
berkurang secara bertahap di pagi hari dan mencapai kadar yang sangat rendah di
siang hari (Doghramji, 2007).
Mekanisme terapi pijat bayi ini sangat sederhana yaitu meningkatkan sirkulasi
darah sehingga dapat memperlancar distribusi oksigen dan nutrisi. Pijatan
memberi tekanan pada bagian tubuh yang merangsang sistem saraf dan dapat
mengoptimalkan kerja tubuh (Braibridge & Health, 2007).
2.1.3. Manfaat
Salah satu manfaat pijat bayi adalah memberikan manfaat relaksasi pada bayi
sehingga dapat membantu bayi tidur lebih nyenyak sehingga bayi dapat
dikenalkan dengan ritme tidur yang dapat membantu bayi mendapatkan manfaat
tidur yang teratur dan cukup. Manfaat pijat bayi antara lain efek biokimia yang
memberikan perubahan fisik yang mengubah gelombang otak secara positif,
meningkatkan sirkulasi darah dan pernapasan, meningkatkan pertumbuhan dengan
stimulasi taktil, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tertidur,
membangun ikatan cinta antara orang tua dan anak, meningkatkan produksi ASI
dan sentuhan / pijat akan merangsang sirkulasi darah dan meningkatkan energi
(Roesli, 2016).
Menurut Putri Alissa (2009) manfaat dari pijat bayi yaitu sebagai berikut :
2.1.3.1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
a. Pagi hari
Pijat dapat dilakukan pada pagi hari sebelum mandi, karena sisa
minyak pijat juga lebih mudah dibersihkan saat mandi dan dapat
memberikan rasa nyaman pada bayi di pagi hari.
b. Malam hari
Pijat malam sangat bagus. Karena setelah dipijat, biasanya bayi
akan rileks dan mengantuk, yang membantunya tertidur lebih nyenyak.
2.1.5.1. Bersihkan tangan anda sebelum melakukan pijatan dan jaga agar tetap
hangat
2.1.5.2. Hindari kuku dan perhiasan yang dapat membahayakan kulit bayi
2.1.5.3. Pastikan ruang pijat hangat dan tidak pengap
2.1.5.4. Bayi sudah makan dan kenyang atau tidak lapar
2.1.5.5. Luangkan waktu 15 menit tanpa gangguan untuk menyelesaikan
semua langkah pijatan
2.1.5.6. Duduklah dalam posisi yang nyaman dan tenang
2.1.5.7. Letakkan bayi di atas kain yang rata, lembut dan bersih
2.1.5.8. Siapkan handuk, popok, baju dan baby oil (baby oil / lotion).
2.1.5.9. Sebelum memijat, pertama-tama yang harus dilakukan yaitu sentuh
wajah dan kepala bayi, kemudian bicaralah dengan bayi, lalu minta
izin bayi.
2.1.6. Hal-hal yang dianjurkan selama melakukan pijit bayi
Menurut Roesli (2016) hal yang di anjurkan selama melakukan pijat bayi
adalah sebagai berikut :
2.1.6.1. Saat melakukan pijatan, tataplah mata bayi dengan mata penuh kasih
sayang.
2.1.6.2. Sentuhan ringan di awal pijatan, lalu tingkatkan tekanan secara
bertahap.
2.1.6.3. Sebelum dan selama pijatan, oleskan minyak atau baby oil sesering
mungkin agar bayi tetap merasa hangat.
2.1.6.4. Tepuk lembut di sepanjang sisi wajah bayi atau usap rambutnya
seolah- olah sedang berbicara.
2.1.6.5. Dianjurkan untuk memulai rangkaian pijat bayi dilakukan dari kaki,
karena biasanya bayi lebih suka mendapat pijatan di area tungkai.
2.1.6.6. Tanggapi respons cepat bayi selama berlangsungnya proses memijat.
2.1.6.7. Hindari percikan atau lelehnya minyak atau baby oil di mata bayi.
2.1.6.8. Segera mandikan bayi setelah selesai semua rangkaian pijat bayi agar
tetap segar dan bersih.
2.1.7. Hal yang tidak dianjurkan selama melakukan pijit bayi
Menurut Roesli (2016) hal yang harus diperhatikan dan tidak di anjurkan
selama melakukan pijat bayi adalah sebagai berikut :
2.1.7.1. Pijat bayi dilakukan segera setelah makan. Waktu terbaik untuk
memijat adalah 2 jam setelah makan makanan berat. Asumsikan bahwa
bayi yang ingin dipijat tidak terlalu lapar atau terlalu kenyang pada jam
ini.
2.1.7.2. Bangunkan bayi secara khusus untuk dipijat.
2.1.7.3. Melakukan pijat bayi saat bayi sedang tidak sehat.
2.1.7.4. Melakukan pijat bayi saat bayi tidak mau dipijat atau sedang rewel.
2.1.7.5. Tempatkan bayi pada posisi pijatan tertentu tanpa mengikuti SOP
2.1.8. Gerakan dasar pijat bayi
Secara umum, pemijatan harus dimulai dari kaki bayi. Karena umumnya
bayi lebih mudah menerima pijatan di area tungkai. Memulai seperti ini akan
memberi kesempatan pada bayi untuk terbiasa memijat sebelum menyentuh
bagian lain. Oleh karena itu, urutan pijatan bayi sebaiknya dimulai dari kaki,
kemudian dari perut, dada, tangan, wajah hingga punggung. Diketahui bahwa
setiap gerakan pada tahap pijatan ini dapat diulang sebanyak enam kali
(Roesli, 2012).
2.1.9.1. Kaki
a. Perahan cara India
c. Telapak kaki
Pijat telapak kaki bayi secara bergantian dengan ibu jari, dimulai
dari tumit kaki dan diakhiri dengan jari-jari kaki.
Tarik jari bayi dengan lembut, lalu pijat jari bayi satu per satu
dengan gerakan melingkar dari telapak kaki, dan terakhir dengan
lembut dan penuh kasih sayang tarik jari bayi di setiap ujung jari.
Dengan menggunakan sisi jari telunjuk, pijat telapak kaki dari tepi
jari kaki ke tumit, lalu ulangi dari tepi jari kaki ke tumit, lalu gunakan
jari lainnya untuk meregangkan lengkung kaki dengan lembut melintasi
pangkal kaki ke arah tumit.
f. Titik tekanan
g. Punggung kaki
j. Gerakan menggulung
k. Gerakan terakhir
Setelah melakukan gerakan pada kaki kanan dan kiri, satukan kedua
kaki bayi, kemudian letakkan tangan anda di bokong dan pinggul, lalu
usapkan perlahan kaki bayi dari paha menuju ke mata kaki, inilah
gerakan kaki terakhir.
2.1.9.2. Perut
Catatan:
Hindari memijat tulang rusuk atau ujung tulang rusuk. Latihan ini
hanya cocok untuk bayi yang tali pusatnya terlepas.
“I”
Pijat perut bayi dari sudut kiri atas jari-jari tangan kanan seolah
menulis huruf "aku"Pijat perut bayi dari sudut kiri atas jari-jari tangan
kanan seolah menulis huruf "I"
‘’LOVE’’
Dari kanan atas ke kiri atas, lalu dari kiri atas ke kiri bawah, pijat
perut bayi hingga membentuk huruf "L" terbalik.
‘’YOU’’
Pijat perut bayi dalam bentuk huruf "U" terbalik, dimulai dari kanan
bawah (area apendiks) ke atas, lalu ke kiri, ke bawah, dan berakhir di
perut kiri bawah.
Letakkan ujung jari salah satu tangan di perut kanan bayi, lalu geser
jari di atas perut bayi dari kanan ke kiri untuk mengeluarkan gelembung
udara.
2.1.9.3. Dada
a. Jantung besar
1) Penggambaran jantung dilakukan dengan meletakkan ujung jari
kedua telapak tangan di dada bayi atau di tengah ulu hati..
2) Lakukan gerakan ke atas di bawah leher, lalu gerakkan ke
samping melewati tulang selangka, lalu ke bawah hingga
membentuk bentuk hati dan kembali ke usus.
b. Kupu-kupu
a) Mulailah pijatan dengan tangan kanan seperti pada gambar
kupu- kupu, mulai pijatan dari bagian tengah dada atau solar
plexus ke bahu kanan, lalu kembali ke usus.
b) Selanjutnya bawa tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu
hati.
2.1.9.4. Tangan
a. Memijat Ketiak
d. Membuka tangan
Pijat tangan dengan ibu jari dan pergelangan tangan ke arah jari.
e. Putar jari-jari
1) Pijat lembut jari bayi secara melingkar sampai ke ujung jari.
2) Tarik perlahan dengan ujung jari anda untuk mengakhiri
tindakan ini.
f. Punggung tangan
1) Letakkan tangan bayi di tangan anda.
2) Usap secrara perlahan punggung tangan bayi dari pergelangan
tangan ke jari-jari bayi.
g. Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)
Remas pergelangan tangan bayi anda dengan ibu jari dan telunjuk
anda
g. Belakang Telinga
1) Dengan menggunakan ujung jari anda, berikan tekanan lembut
ke area di belakang telinga kanan dan kiri.
2) Gerakkan ke arah tengah dagu di bawah dagu.
2.1.9.6. Punggung
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)
1) Baringkan bayi secara telungkup di depan anda dengan kepala
di kiri dan kaki di kanan.
2) Pijat bolak-balik di sepanjang punggung bayi dengan kedua
tangan, dari bawah leher ke bawah ke bayi, lalu kembali ke
leher.
b. Gerakan menyetrika
1) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan anda.
2) Pijat dengan tangan kiri ke bawah hingga menyentuh tangan
kanan yang memegang pantat bayi, seolah-olah Anda sedang
menyetrika punggung.
c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
d. Gerakan melingkar
1) Dengan jari kedua tangan, lakukan gerakan melingkar kecil
mulai dari leher hingga ke kanan dan kiri tulang belakang
hingga bokong.
2) Mulailah dengan lingkaran kecil di sekitar leher dan kemudian
lingkaran besar di sekitar pinggul.
e. Gerakan menggaruk
1) Dengan lembut tekan kelima jari tangan kanan di punggung bayi.
2) Lakukan gerakan menggaruk ke bawah sampai ke pantat bayi.
Tidur merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, terjadi
secara alami dan memiliki fungsi fisiologis dan psikologis. Tidur merupakan salah
satu bentuk adaptasi anak terhadap lingkungan. Saat tidur, 75% hormon
pertumbuhan bayi dilepaskan. Kualitas tidur bayi tidak hanya memengaruhi
perkembangan fisik, tetapi juga mood keesokan harinya. Bayi yang sering tidur
tanpa bangun akan lebih bugar dan tidak rewel. Bayi dikatakan mengalami
gangguan tidur jika tidur kurang dari 9 jam semalam, bangun lebih dari 3 kali, dan
bangun lebih dari 1 jam. Saat tidur, bayi selalu terlihat rewel, menangis, dan sulit
tidur kembali (U. Dewi et al., 2014).
Tidur merupakan proses istirahat bagi semua makhluk hidup, meskipun hal itu
sangat penting bagi kesehatan manusia. Saat kita tertidur, reaksi kita pasti akan
berkurang karena beberapa organ sedang beristirahat. Faktanya, orang tidur dan
istirahat untuk sebagian besar hidup mereka. Mengingat kita membutuhkan
beberapa jam tidur setiap hari untuk mendapatkan kembali kekuatan kita, itu
masuk akal. Tidur memiliki efek yang sangat besar pada kesehatan mental,
emosional dan fisik serta sistem kekebalan tubuh. Namun yang menjadi
permasalahan adalah bayi sulit tidur di malam hari, jika tidak ditangani dengan
baik akan mengalami gangguan perilaku, tumbuh kembang dan penyakit otak (U.
Dewi et al., 2014).
Kebutuhan tidur tidak hanya dapat dilihat dari perspektif kuantitatif, tetapi
juga untuk memastikan kualitas tidur yang tinggi. Tidur merupakan kebutuhan
dasar manusia yang ditandai dengan minimnya aktivitas fisik, berkurangnya
kesadaran, perubahan fisik dalam tubuh, dan berkurangnya respons terhadap
rangsangan eksternal. Tidur sangat bagus untuk tubuh. (Marta, 2014)
Kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan fisik dan psikologis. Mempengaruhi kondisi fisiologis termasuk
penurunan aktivitas sehari-hari, kelelahan, kelemahan, koordinasi neuromuskuler
yang buruk, proses penyembuhan yang lambat dan penurunan kekuatan
kekebalan. Pada saat yang sama, efek psikologis mencakup lebih banyak emosi,
kemampuan kognitif yang tidak stabil, kegelisahan, kurangnya perhatian, dan
kemampuan komprehensif untuk mengalami lebih sedikit. Prevalensi gangguan
tidur di Indonesia diperkirakan mencapai 10% yaitu sekitar 23 juta orang
(Medicastore, 2010 & Indonesia Cable News Network, 2017).
Kualitas tidur adalah kualitas atau keadaan fisiologis tertentu yang didapat
seseorang saat tidur, yang dapat memulihkan proses tubuh yang terjadi saat
seseorang bangun tidur. Jika kualitas tidurnya bagus, artinya fungsi fisiologis
tubuh (seperti sel otak) sudah kembali normal setelah bangun tidur. (Delaune &
Ladner, 2011).
Kualitas tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tetapi
juga mempengaruhi sikap keesokan harinya. Bayi yang cukup tidur tetapi tidak
sering bangun akan lebih sehat dan tidak rewel dan aktif pada saat setelah bangun
tidur (Permata, 2017).
2.2.3. Manfaat tidur
Bayi yang ototnya dirangsang dengan pijatan atau pijatan akan merasa nyaman
dan mengantuk. Kebanyakan bayi akan tidur lama setelah pemijatan selesai.
Selain lama, bayi tampak tertidur lelap dan tidak rewel seperti dulu, hal ini
menunjukkan bayi merasa tenang setelah dipijat. Saat bayi tidur, maka saat
bangun tidur akan fit sehingga menjadi faktor penunjang konsentrasi dan kerja
otak bayi. (Permata, 2017).
Tidur memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan daya tahan
bayi terhadap infeksi. Jika tidur terganggu maka kadar sel darah putih dalam
tubuh akan menurun, dan efektivitas sistem imun anak juga akan menurun.
Dengan cara ini, anak mudah sakit dan pertumbuhannya terganggu. Dibandingkan
dengan bayi yang tidur cukup, bayi yang kurang tidur memiliki perkembangan
fisik yang lebih lambat. Ini karena pertumbuhan fisik bayi dirangsang saat mereka
tidur, dan ini terkait erat dengan penambahan berat badan, tinggi badan, dan
kesehatan fisik secara keseluruhan. Kualitas tidur bayi adalah ukuran dari
seberapa mudahnya memulai dan mempertahankan waktu tidur bayi. Kualitas
tidur baik jika jumlah tidur seimbang antara tidur malam dan siang hari
(Abdurrahman, 2015).
Faktor usia mempengaruhi kualitas tidur pada bayi, semakin tua usia
maka kualitas tidur semakin buruk. Bayi yang lahir sampai usia sekitar 2
bulan akan tidur sekitar 15-17 jam. Pada usia yang jalan 4 bulan, pola tidur
akan mulai terlihat serupa dengan orang dewasa. Menurut penelitian (U.
Dewi et al., 2014) Jumlah tidur tiap kelompok usia berbeda-beda tergantung
factor fisik, psikis, dan lingkungan. Bayi memerlukan waktu tidur kurang
lebih 15,5 jam/hari. Didukung juga oleh penelitian Melorose et al., (2015).
Bayi adalah anak di bawah usia satu tahun yang baru memasuki tahap awal
kehidupan dan berkembang pesat karena terbentuknya berbagai tingkah laku,
sikap dan ekspresi emosi. Bayi bisa hidup selama dua tahun pertama setelah dua
minggu setelah lahir. Masa bayi pada umumnya dianggap sebagai keadaan tidak
berdaya, dalam keadaan ini bayi belajar hidup mandiri setiap hari, sehingga pada
akhir masa dewasa disebut balita yang belajar berjalan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan bayi adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
istirahat atau tidur. Tubuh bayi menghasilkan hormon pertumbuhan saat mereka
tidur, sehingga bayi membutuhkan tidur yang cukup untuk perkembangan yang
optimal (Permata, 2017).
Masa bayi adalah masa keemasan dan juga penting untuk perkembangan.
Dikatakan masa kritis karena saat ini anak sangat peka terhadap lingkungan dan
dikatakan masa keemasan masa kanak-kanak yang sangat singkat dan tidak dapat
diulangi. Bayi terjadi pada tahun pertama kehidupan setelah masa persalinan dua
minggu. Selama ini perkembangan anak sangat pesat, baik gerakan motorik besar,
perkembangan bahasa, perkembangan kepribadian dan tingkah laku.
Pengembangan berfokus pada perubahan yang terjadi secara bertahap, dari level
terendah hingga tertinggi, melalui proses yang tinggi dan kompleks, serta proses
pendewasaan dan pembelajaran. Perkembangan yang terkait dengan perubahan
kualitatif, yang sebagian menjadi pengembangan fungsi kemampuan pribadi,
dicapai melalui proses pertumbuhan, kedewasaan, dan pembelajaran ini. (Dep Kes
RI, 2013).
2.3.3.2. Lingkungan
Bayi yang menerima stimulasi otot atau pijatan aman, nyaman dan
mengantuk. Setelah dipijat, kebanyakan bayi tidur dalam waktu lama. Selain
lama, bayi tampaknya bisa tidur, tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini
menandakan bayi akan merasa tenang setelah dipijat. Saat ibu melihat bayinya
tidur nyenyak, mereka selalu merasa senang. Karena alasan inilah mereka
melakukan pijat bayi Putri Alissa (2009).
2.5. Kerangka Teori
Bayi
Faktor-Faktor
Perkembangan Perkembangan Bayi
Bayi - Genetik
- Lingkungan
Pijat Bayi
Kadar Melatonin
Meningkat
Parameter
Kualitas
Tidur Brief Infant Sleep Questioner
Meningkat (BISQ)
logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2014).
Keterangan :
(Arikunto, 2010).
Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
H1 : Ada Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan
BAB V
A. Hasil
Hasil penelurusan jurnal didapatkan 10 jurnal terpilih dan dianalisis oleh
penulis. Jurnal tersebut terkait pengaruh terapi pijat terhadap kualitas tidur bayi baik
Penulis,
No Tahun Terbit, Tujuan Inti Jurnal Hasil Penelitian
Judul Jurnal
1 Ni Made Aries Untuk Rancangan penelitian: Uji Wilcoxon Signed Rank
Minarti, mengetahui Pre Eksperimental one Test didapatkan nilai asymp
Kadek Cahya Pengaruh Pijat group pre-test and sig (2-tailed) 0,000 (< α =
Utami, Bayi post-test 0,05) sehingga dapat
2012, Terhadap disimpulkan ada pengaruh
Pengaruh pijat Kualitas Tidur design. Populasi dan pemberian pijat bayi
bayi terhadap Bayi Usia 3-6 sampel: semua bayi terhadap kualitas tidur bayi
kualitas tidur Bulan di dengan usia 3-6 bulan usia tiga sampai enam bulan
bayi Wilayah Kerja yang berkunjung ke di wilayah kerja Puskesmas
Usia 3-6 bulan Puskesmas II PKM II Dentim II Denpasar Timur. Data
di wilayah Denpasar dengan jumlah penelitian didapatkan rata-
kerja Timur 30 sampel Non rata kualitas tidur pretest
puskesmas II Probability Sampling sebesar 23,77 dan posttest
Denpasar dengan teknik sebesar 30,83. Kualitas
Timur Purposive Sampling. tidur 21 responden (70%)
Instrumen: Morrell’s meningkat, sedangkan 9
Infant responden (30%) tidak
Sleep mengalami peningkatan.
Qustionairre (MISQ) Perubahan yang signifikan
dan A Brief Screening tersebut disebabkan adanya
Questionnaire For pijatan yang dilakukan
Infant Sleep Problems membuat perubahan
(BISQ). Intervensi: gelombang otak, mengatur
pijat bayi selama 10 aktivitas nervus vagus,
hari oleh ibu bayi yang peningkatan serotonin,
sudah dilatih. Uji endorphine.peneliti juga
statistik: Wilcoxon menjelaskan beberapa
33
Sign Rank Test
34
faktor yang berpengaruh
terhadap kualitas tidur bayi
yang berpotensi
menyebabkan terdapat
responden yang tidak
mengalami peningkatan
kualitas tidur. Faktor
tersebut seperti lingkungan,
kondisi kesehatan bayi,
minum susu sebelum tidur,
dan usia.
2 Diyan Mutyah, Untuk Desain: Hasil uji statistik Spearman
Dia Anggraini mengetahui Rhow menunjukan kualitas
E, 2017, pengaruh Quasy Eksperimental tidur p=0,007 sedangkan
Pengaruh pemberian Design dengan kuantitas tidur p=0,034
pemberian pijat bayi rancangan Non artinya ada pengaruh
pijat bayi terhadap Equivalent Control pemberian piat bayi
terhadap kualitas dan Group Design. Sampel: terhadap kualitas dan
kualitas dan kuantitas tidur 30 responden kuantitas tidur bayi usia 6-
kuantitas tidur pada bayi usia ditentukan dengan 12 bulan di Masyarakat
pada bayi usia 6-12 bulan di teknik Simple Random Pesisir Kelurahan Kedung
6-12 bulan di Masyarakat Sampling. Sampel di Cowek Kecamatan Bulak
masyarakat Pesisir bagi menjadi kelompok Kota Surabaya. Data
pesisir Kelurahan perlakuan dan peneliti menunjukan pada
Surabaya Kedung kelompok kontrol. kelompok perlakuan dari 15
Cowek Instrumen: bayi terdapat 11 bayi
Kecamatan Quesioner BSQI dan mengalami peningkatan
Bulak Kota lembar observasi kualitas tidur dengan
Surabaya kuantitas tidur. ratarata bayi terbangun 1
Intervensi: pijat bayi 6 kali tiap malam dengan
kali selama 2 minggu lama waktu kurang dari 30
dilakukan oleh peneliti menit dan peningkatan
mulai tanggal 4-20 kuantitas tidur dengan rata-
April 2017. Uji: rata waktu 2 jam per hari.
Spearman Rhow Kelompok kontrol: uji
Spearman
Rhow menunjukkan
p value (0,185)
dan p value (0,107) (p value
> 0,050) artinya tidak ada
pengaruh kualitas dan
kuantitas tidur. Menurut
peneliti selain diberikan
pijat, jenis kelamin, posisi
tidur, tidur ditemani orang
tua berpengaruh terhadap
kualitas dan kuantitas tidur.
3 Utami Dewi, Untuk Desain penelitian: Lama tidur bayi sesudah
Fidyah mengetahui quasi eksperiment intervensi meningkat 0,32
Aminin, pengaruh dengan rancangan One jam dari sebelum intervensi.
35
Harvensica pemijatan Group pre and post Namun secara statistik tidak
test
36
Gunnara, terhadap design. Tempat:
ada perbedaan yang
2014, kualitas tidur Posyandu Gelatik dan bermakna antara lama tidur
The bayi usia 3-4 Nuri Kelurahan
bayi sebelum dan sesudah
Effects of bulan di Tanjungunggat wilayah pemijatan (p=0,414). Hal ini
Massage on posyandu kerja Puskesmas Sei dapat dipengaruhi oleh
the Quality of gelatik dan Jang Kota
faktor fisik, psikis dan
Sleeping nuri kelurahan Tanjungpinang. lingkungan yang kurang
in tanjungunggat Populasi: semua bayi mendukung.
Babies 3-4 wilayah kerja berusia 3-4 bulan di Ada perbedaan yang
Months Old puskesmas sei Posyandu Gelatik dan bermakna antara frekuensi
at Gelatik jang kota Nuri (17 orang).
terbangun bayi sebelum dan
tanjungpinang Teknik sampling: Non sesudah pemijatan (p =
and Nuri tahun 2014 Probability Sampling- 0,001). Dalam penelitian ini
IHCs of Purpossive frekuensi terbangun bayi
Tanjung Sampling Type. masih dalam batas normal,
Unggat Kriteria inklusi: BayiFrekuensi terbangun bayi
Village usia 3-4 bulan, Bayi dimalam hari sesudah
of dalam keadaan pemijatan mengalami
Tanjungpinan sehat, Berat badan penurunan 0,82 kali
g in 2014 sesuai dengan umur, dibandingkan sebelum
Bayi masih
pemijatan. Faktor tersering
mendapatkan ASI, Ibu yang menyebabkan bayi
bayi bersedia menjadi terbangun adalah kebiasaan
responden. Instrument:minum susu/tidak sebelum
pedoman wawancara tidur.
dan kuesioner.
Ada perbedaan yang
Intervensi: pijat bayibermakna antara lama
setiap hari selama 6 terbangun sebelum dan
hari. sesudah pemijatan (p =
Uji statistik: t- 0,046). Lama terbangun
test dependent bayi dimalam hari sesudah
pemijatan menurun 2,64
menit dari sebelum
pemijatan. Kebiasaan
minum susutamau sebelum
tidur menjadi faktor utama
lamanya bayi terbangun,
karena dengan ASI
tercukupi pola tidur bayi
akan semakin baik.
4 Nurry Untuk Desain penelitian: Uji Mann Whitney Test
Ayuningtyas menganalisis true-experimental pada kualitas tidur
Kusumastuti, pengaruh pijat dengan pretest-posttest didapatkan hasil bahwa
Didik bayi terhadap control group p<0.001, hal tersebut
Tamtomo, dan kualitas tidur, design dengan menunjukkan bahwa
Harsono perkembangan Randomize terdapat perbedaan yang
Salim, 2016, motorik kasar, Controlled bermakna antara kelompok
Effect of dan motorik Trial (RCT). intervensi dan kelompok
Massage on halus pada Waktu: 1 kontrol. Pada kelompok
Sleep Quality bayi umur 3-6 Agustus-16 September intervensi shasil post test
37
2016. Tempat: wilayah
Puskesmas Magelang
38
and Motor bulan. Tengah dan Azza mempunyai kualitas tidur
Development Momby Spa. Populasi: baik meningkat daripada
in Infant seluruh bayi usia 3-6 saat pre test. Peningkatan
Aged 3-6 bulan di wilayah kualitas tidur tersebut
Months Puskesmas Magelang disebabkan oleh adanya
Tengah sebanyak 145 peningkatan kadar aktivitas
bayi. Sampel: 30 bayi neurotransmitter serotonin
diambil dengan simple yang dihasilkan saat
random Sampling. pemijatan.
Instrumen: kuesioner Terdapat pengaruh pijat
BISQ dan KPSP. bayi terhadap
Analisis data: Mann- perkembangan motoric
Whitney. kasar dengan p=0.043. Pijat
bayi akan menstimulasi
taktil bayi agar
perkembangannnya
bertambah pesat dan dengan
mudah melakukan gerakan -
gerakan terkoordinasi dan
dapat membuat otot bayi
menjadi lebih kuat.
Pada perkembangan
motorik halus p=0.018
menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang
bermakna antara kelompok
intervensi dan kelompok
kontrol. Perkembangan
motorik halus pada
kelompok intervensi
mengalami peningkatan
jumlah bayi yang sesuai
perkembangan pada saat
posttest. Melalui pijatan
akan memicu hormone
ODC
(ornithin
decarboxylase) sebagai
hormone pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
5 Kurniadi, Untuk Jenis penelitian: quasi- Hasil wilcoxon test
2020, mngetahui experimental didapatkan nilai p=0,001 (<
Pengaruh Pijat study α=0,05) artinya terdapat
The Bayi pretest-posttest one pengaruh Pijat Bayi
Effect of tradisional group design. Sampel: tradisional Bima terhadap
Bima Bima terhadap 33 bayi diambil dengan Pola Tidur pada Bayi Umur
Traditional Pola Tidur teknik 5-12 Bulan. Data penelitian
Baby Massage pada Bayi menunjukan rata-rata
on Umur 5-12 purposive sampling. kualitas tidur sebelum
Bulan Intervensi: massage intervensi 1,47 meningkat
39
Sleep Pattern tradisinal setelah intervensi menjadi
among Infants Bima. Instrumen:
aged 5- lembar observasi
12 Months kualitas tidur, Uji:
40
wilcoxon test 2,73. Penelitian ini juga
menjelaskan bahwa terapi
pijat tradisional Bima dapat
menambah berat badan
bayi, membantu bayi yang
tidak bisa tidur nyenyak,
nafsu makan kurang dan
kurang konsentrasi. Namun
disamping itu terdapat 6,7%
responden yang memiliki
kualitas tidur tetap dan 3,3
% menurun hal tersebut
disebabkan oleh lingkungan
keluarga cendrung bising,
kondisi kesehatan ibu bayi
batuk. Meningkatnya
kualitas tidur bayi
disebabkan oleh efek pijat
akan memicu mengeluarkan
enzim serotonin,
menurunkan gelombang
otak, menurunkan hormone
stress.
6 Harianah untuk Metode: paired sample t-test,
Akib, Nuning mengetahui praeksperimen dengan menunjukan nilai pvalue =
Dwi Merina, pengaruh pijat rancangan one group 0,000 (< α 0,05) maka ada
2018, bayi terhadap pretest posttest design. pengaruh pijat bayi
Pengaruh pijat kuantitas tidur Populasi: bayi usia 3-6 terhadap kuantitas tidur
bayi terhadap bayi di Desa bulan di Desa bayi (3-6 bulan) di Desa
kuantitas tidur bedadung Bedadung Kecamatan Bedadung Kabupaten
bayi di Desa kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Terjadinya
bedadung sumbersari Jember Sampel: 23 perbaikan kualitas tidur
kecamatan Kabupaten bayi ditentukan dengan bayi dapat dilihat dari nilai
sumbersari jember teknik simple random rata-rata kuantitas tidur
Kabupaten sampling. Intervensi: bayi sebelum dilakukan
Jember dipijat 3x/minggu pijat bayi adalah 12,52
dalam 1 minggu. jam/hari dan setelah
Analisis data: paired dilakukan intervensi
sample t-test menjadi rata-rata 14,43
jam/hari. Pada pretest rata-
rata kualitas tidur bayi
kurang dari kebutuhannya
disebabkan karena
lingkungan tidur bayi tidak
kondusif, nutrisi bayi
sebelum tidur, ibu kurang
mengerti kebutuhan normal
tidur bayi. Setelah
dilakukan intervensi
kebutuhan tidur tercukupi
41
42
dikarenakan pijat dapat
menurunkan kadar
hormone stress,
meningkatkan hormone
serotonin, meningkatkan
konsentrasi yang membuat
tidur lebih lelap.
7 Rista Dian Untuk Jenis penelitian: Uji Wilcoxon menunjukan
Anggraini dan mengetahui Praeksperimenl dengan nilai p-value (0,002) < alpha
Wahyu Anjas pengaruh pijat rancangan One Group (α = 0,05) artinya ada
Sari, 2020, bayi dengan Pretest Posttest. pengaruh pijat bayi terhadap
Pengaruh pijat kualitas tidur Sampel: 30 bayi usia 0- kualitas tidur bayi usia 0-6
bayi terhadap bayi usia 0-6 6 bulan dengan teknik bulan di Moza Mom and
kualitas tidur bulan di Moza Purposive Sampling Baby Spa Surabaya. Dari 30
bayi Usia 0-6 Mom dan Intervensi: pijat 3x responden sebelum
bulan Baby Spa dalam seminggu intervensi terbanyak dengan
Surabaya selama 2 minggu di kualitas tidur buruk yaitu 20
Moza Mom and Baby bayi (67%), sedang 6 bayi
Spa dilakukan oleh (20%), baik 4 bayi (13%)
peneliti sesuai SOP. sedangkan setelah
Instrumen intervensi kualitas tidur baik
pengumpulan data: 18 bayi (60%), cukup 9 bayi
kuesioner. Analisis (30%), dan buruk 3 bayi
data: Wilcoxon. (10%). Hal ini tejadi karena
pijat bayi dapat memberikan
rangsangan terhadap
hormone beta endorphin,
aktivitas nervus vagus,
peningkatan serotonin, dan
perubahan gelombang otak
yang membuat bayi lebih
rileks dan tidur lelap. Dan
yang menjadi pengganggu
seperti faktor lingkungan,
ukuran, keras dan posisi
tidur bayi.
8 Aco Tang, untuk Tempat: wilayah kerja Uji Wilcoxon antara pretest
Djohan Aras mengetahui Puskesmas dan posttest menunjukkan
2018, pengaruh pijat Tamalanrea, Makassar. bahwa terdapat pengaruh
Pengaruh pijat bayi terhadap Metode: eksperimental pemberian pijat bayi
bayi terhadap kualitas tidur dengan rancangan terhadap kualitas tidur bayi
kualitas tidur bayi usia 1–4 penelitian dengan nilai p=0,003 (<
bayi usia 1–4 bulan pre- α=0,05). Data menunjukan
bulan experimental kualitas tidur bayi setelah
dipijat meningkat menjadi
one group pretest kategori buruk 0%, cukup
postest design. baik 26,7% dan baik 73,3%
Populasi: semua bayi sedangkan sebelum dipijat
usia 1–4 bulan di kategori buruk 6,7%, cukup
Wilayah Kerja PKM baik 60% dan baik 33,3%.
43
Tamalanrea, Makassar.
Sampel: 15 orang.
44
Kriteria inklusi: bayi Pada penelitian ini
usia 1–4 bulan, orang didapatkan 1 bayi
tua bayi bersedia mengalami kualitas tidur
menjadi responden, kategori buruk. Hal tersebut
bayi mendapat ASI, terjadi karena lingkungan
dan bayi yang dipijat 6 tidak nyaman, aktivitas bayi
kali selama penelitian. bersama ibunya, dan
Instrumen: Morrel’s kelelahan. Pijatan akan
Infant merangsang pelepasan
oksitosin dan endorfin,
Sleep mengatur gelombang otak
Questionnaire dan A menjadi lebih lambat yang
Brief akan membuat tubuh
menjadi rileks.
Screening
Questionnaire For
Infant Sleep Problems.
Intervensi: 6 kali
selama 2 minggu. Uji
statistik: Wilcoxon
45
9 Suryati, untuk Jenis penelitian: pre- Hasil uji WIlcoxon p 0,000
Naelatur mengetahui experiment one-group (nilai p <0,005) artinya ada
Rizqiyah, Eka pengaruh pijat pre-post test design pengaruh pijat bayi terhadap
Oktavianto, bayi terhadap without control.peningkatan kualitas tidur
2019, peningkatan Tempat: Desa bayi usia 3-10 bulan di Desa
Pengaruh pijat kualitas tidur Tamanan Wilayah Tamanan Wilayah Kerja
bayi terhadap bayi usia 3-10 Kerja PKM Puskesmas Bangutapan II.
peningkatan bulan di Desa Banguntapan II.
Data penelitian menunjukan
kualitas tidur Tamanan Populasi: 64 bayi usia nilai pre-test menunjukkan
bayi usia 3-10 Wilayah Kerja 3-10 bulan., sampel bahwa kualitas tidur bayi
bulan di Desa Puskesmas diambil dengan teknik buruk 14 responden
Tamanan Banguntapan purposive sampling (15 (93,3%), dan baik 1
wilayah kerja II. responden) Intervensi: responden (6,7%) hal ini
Puskesmas pijat bayi setiap hari dipengaruhi oleh faktor:
Banguntapan selama 15 menitposisi tidur bayi, pengaturan
II selama 3 minggu yang tempat tidur, latihan fisik,
dilakukan oleh ibu bayitidur ditemani orang tuanya,
yang sudah dilati
serta lingkungan.
sebelumnya. Sedangkan hasil posttest
Instrumen: A seluruh responden
Brief Screening mengalami peningkatan
Questionnaire kualitas tidur dengan
For Infant Sleep kategori baik (73,3%),
Problems (BISQ). cukup baik (26,7%), dan
Analisis data: buruk (0%). Pijat ini
uji Wilcoxon dan menyebabkan meningkatan
lembar observasi. kadar sekresi serotonin
pelepasan oksitosin dan
endorphin yang dapat
mengurangi rasa nyeri dan
membuat nyaman dan
rileks.
10 Ni Gusti Ayu untuk Desain penelitian: pra Uji statistik menunjukan
Pramita mengetahui eksperimen design one nilai p value 0,000 < α =
46
Aswitami, Ni pengaruh pijat group pretest-posttest 0,05, sehingga artinya ada
Putu Mirah bayi terhadap design. Sampel: bayi pengaruh pijat bayi terhadap
Yunita durasi tidur usia 1-3 bulan yang durasi tidur bayi. Data
Udayani, pada bayi berjumlah 42 orang menunjukan bahwa sebelum
2019, umur 1-3 yang dipilih secara intervensi rata-rata durasi
Pengaruh bulan. purposive sampling. tidur 1,167 dan setelah
terapi pijat Tempat: BPM Ida Ayu intervensi meningkat
terhadap Putu Suartika. menjadi 1,857. Efektifitas
durasi tidur Intervensi: pijat bayi tersebut terjadi karena
bayi umur 1-3 dua kali dalam 1 ketika dilakukan pijat pada
bulan minggu selama 4 bayi akan merangsang
minggu. S Uji: paired diproduksinya enzim
t-test penyerapan, peningkatan
neurotransmitter serotonin,
selain itu juga
memperlambat gelombang
otak yang menyebabkan
bayi dapat tertidur lebih
lelap.