Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi merupakan tahap pertama kehidupan seorang manusia setelah
terlahir dari rahim ibunya. Masa bayi merupakan masa kritis perkembangan
seseorang (golden period), karena bayi sudah peka terhadap lingkungannya.
Masa bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus salah satunya dengan
mempertahankan tidur yang baik (Fauziah & Dewi, 2019).
Penelitian yang dilakukan Cincinnatii Children’s Hospital Medical
Center menyatakan masalah tidur pada bayii tidak selalu hilang saat mereka
dewasa. Salah satu penyebab masalah tidur nyatanya merupakan kesalahan
orang tua dalam menidurkan bayi. Kebiasaan tidur yang sehat seharusnya
ditanamkan sejak bayi (Mardiana, 2018).
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat
mengakibatkan beberapa gangguan pada bayi meliputi penurunan aktivitas
sehari-hari, rasa lelah, lemas, emosi lebih labil, cemas, rewel, tidak
konsentrasi, merasakan kantuk yang berlebihan dan pertumbuhan sel-sel saraf
akan terganggu (Nughraheni et al, 2018). Menurut Prasetyono (2017),
sebagian besar anak mempunyai pola tidur yang normal, tetapi 15-30% anak
mengalami masalah tidur pada periode bayi, dengan menjaga tidur yang baik
akan didapatkan kualitas tidur yang baik.
Kualitas tidur adalah ukuran bagaimana bayi dapat kemudahan dalam
memulaii.tidur dan untuk mempertahankan tidur (Lisbet et al, 2018). Kualitas
tidur bayi dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, kontinuitas, dan
kedalaman tidur. Tidur yang berkualitas berhubungan dengan kesehatan
psikologis bagi bayi seperti membawa bayi dalam keadaan tenang, suhu
tubuh menurun, otot-otot menjadi rileks, detak jantung dan pernapasan yang
membantu meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Durasi tidur artinya
lamanya waktu bayi tidur itu berlangsung. Kemudian kontinuitas tidur adalah
tidur yang terus-menerus berlangsung tanpa adanya gangguan hingga sampai
terbangun sendiri. Kedalaman tidur yang nyenyak diamana saat terbangun
badan tidak terasa lelah namun terasa lebih segar (Dewi et al, 2020). Kualitas
tidur merupakan kepuasan seseorang terhadap tidur,,sehingga seseorang
tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah,
lesu dan apatis. Kualitas tidur yang baik juga dapat meningkatkan kualitas
proses pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi (Hidayat, 2016).
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2018
dalam, jurnal Pediatrics, tercatat sekitar 40% bayi mengalami masalah
gangguan tidur. Kurang efektifnya kualitas tidur bayi banyak orang tua
pusing karena bayi mereka sering nangis di malam hari (Rismawati, et al
2019) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hiscock (2016) dii Melbourne
Australia didapatkan hasil bahwa 32% ibu melaporkan terdapat kejadian yang
berulang masalah gangguan tidur, menyebabkan kualitas tidur pada bayi
mereka kurang efektif. Penelitian tersebut menggambarkan bagaimana
kurangnya kualitas tidur bayi masih banyak dan kejadian tersebut bisa
menetap ataupun terulang kembali (Mardiana, 2018)..
Di Indonesia masih banyak bayi yang mengalami masalah tidur,, yaitu
sebanyak 44,2% bayi mengalami gangguan tidur seperti, sering terbangun
pada waktu malam hari. Menurut Sekartinii (2011) di lima kota besar
Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Batam, Medan, dan Palembang dengan
jumlah partisipan 385 orang, diperoleh data bahwa 51,3% bayii mengalamii
gangguan tidur, 42% bayi tidur malamnya kurang dari 9 jam,, dan bayi
terbangun lebih dari tiga dalam semalam dengan lama bangun lebih dari satu
jam.. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa masih banyak bayi yang
kualitas tidurnya buruk (Nurmalasari et al, 2016).
Upaya terapi non farmakologis dan lainnya untuk meningkatkan
kualitas tidur bayi yaitu dengan memberikan aroma lavender, dengan
sentuhan atau pemijatan, ,menggunakan terapi relaksasi suara seperti terapi
murotal Al-Qur’an dan terapi Akupresur (Kusumastuti et al, 2016). Pijat bayi
adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada
permukaan kulit bayi, pijat bayi di sebut juga terapi sentuh karena aman
antara ibu dan buah hatinya (Riksani, 2018).
Pijat bayi saat ini merupakan salah satu terapii sentuh yang banyak
memberikan keuntungan baik untuk bayii maupun orangtua. Meningkatnya
daya tahan tubuh,, mempererat ikatan kasih sayang antara orangtua dan bayi,
meningkatkan produksi ASI,, mampu mengatasi penyakit pernapasan seperti
asma, dan meningkatkan rasa percaya diri pada orangtua dalam hal
pengasuhan anaknya merupakan beberapa manfaat dari pijat bayi (Qamariah
& Andaruni, 2018).
Negara Amerika Serikat,, Cina,, Filipina, Hong Kong sudah
memasukkan pijat bayi ke dalam sistem pelayanan kesehatan di beberapa
rumah sakinya.. Indonesia pijat bayi telah di masukkan ke dalam sistem
pelayanan kesehatan di rumah sakit/Rumah bersalin anatara lain, di Surabaya,
Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Medan. Pemijatan dilakukan oleh bidan.
Pijat bayii diyakini merupakan salah satu stimulasi sentuhan (touch) yang
bisa membantu mengoptimalkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi (Sumiaty et al,, 2020).
Pijat bayi memberikan kenyamanan dan merangsang sel-sel syaraf,
menghilangkan lelah dan masalah gangguan tidur, sehingga bayi dapat tidur
dengan lelap, nyaman, dan durasinya lebih lama. Manfaat pijat bagi bayi
antaralain seperti menurunkan kadar hormon stress sehingga mengurangi
ketegangan, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kolik (bayi yang
menangis lebih dari 3 jam), melancarkan sirkulasi peredaran darah dan
meningkatkan hubungan orang tua dengan bayi.. Terapi sentuhan, khususnya
pijat pada bayi terbukti dapat meningkatkan (Dewi & Nurman, 2020).
Menurut Field (2017) bayi yang diberikan pemijatan aktivitas istirahat
mereka lebih menyenangkan. Produksi melatonin noktural yang lebih tinggi
pada usia 12 minggu. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terapi pijat yang
diberikan secara rutin waktu tidur bayi dapat menjadi sinyal sosial yang kuat
yang dapat mempengaruhi perkembangan dari siklus tidur terjaga. Sehingga
bayi yang terpenuhi kebutuhan tidurnya, saat bangun akan menjadi bugar.
Kebugaran ini juga menjadi faktor mendukung konsentrasi dan kerja kognitif
bayi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis sangat tertarik untuk
mereview jurnal-jurnal yang berkaitan tentang pijat bayii untuk
meningkatkan kualitas tidur bayii dengan judul “Pengaruh pijat bayi terhadap
kualitas tidur bayi usia 3-12 bulan”..

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas,maka rumusan masalah
yang di temukan: “Bagaimana Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur
Bayi usia 3-12 bulan”?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan literature review untuk menganalisis, apakah ada pengaruh pijat
bayi terhadap kualitas tidur bayi usia (3-12) bulan.

Anda mungkin juga menyukai