Anda di halaman 1dari 10

BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

A. Latar Belakang Masalah


Anak usia pra sekolah yaitu anak yang berusia 3-6 tahun. Pada usia ini
anak sering mengalami rasa takut dan cemas akibat hospitalisasi yang
berakibat pada gangguan pola tidur. Akibat dari gangguan pola tidur pada
anak dapat menurunkan kecerdasan otak, menurunkan daya tahan tubuh,
menganggu proses pertumbuhan, menurunkan konsentrasi dan merusak
suasana hati.
Ansietas atau kecemasan adalah suatu perasaan takut yang terjadi apabila
seseorang menghadapi bahaya serta mengisyaratkan sinyal untuk membantu
individu mengambil suatu tindakan untuk menghadapi suatu bahaya. Suatu
bencana dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologi seseorang. Salah
satu tanda seseorang mengalami kecemasan adalah gangguan pola tidur. Pada
anak usia pra sekolah pengalaman sakit adalah hal yang menakutkan.
Hospitalisasi adalah suatu keadaan yang dialami seorang anak yang
diharuskan untuk tetap tinggal di rumah sakit untuk menjalani suatu proses
perawatan sampai sembuh dan pulang ke rumah. Gangguan pola tidur tidak
hanya terjadi pada dewasa dan lansia saja tetapi bisa juga terjadi pada anak,
kondisi ini sebenarnya tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena akan
memberi dampak yang buruk pada anak.
Tidur dengan kualitas yang baik sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang efektif pada bayi. (Koinis-Mitchell et al., 2012). Pada
umumnya bayi baru lahir memerlukan waktu tidur hampir sepanjang waktu
dan setelah usia bayi 6 bulan, bayi tidur sekitar 13 jam per hari. (Motors &
Europe, 2016), anak usia 2 tahun memerlukan tidur 12 jam termasuk tidur
siang, usia 4 tahun selama 10-12 jam, dan usia remaja sekitar 9 jam per hari
(Gregory, 2002). Kualitas tidur yang buruk pada bayi dapat menyebabkan
beberapa masalah seperti penurunan kekebalan tubuh, gangguan pertumbuhan
fisik dan gangguan perkembangan otak bayi. (Geometry & Analysis, 2011).
Saat ini sudah banyak terapi yang dilakukan untuk mengatasi masalah
tidur pada bayi, seperi terapi Farmakologi yang sering diberikan yaitu jenis
antihistamin yang dapat memperbaiki gangguan tidur pada anak. Pendapat lain
mengatakan bahwa obat bukanlah terapi pilihan pertama untuk penanganan
gangguan tidur pada anak (Mindell & Ownes, 2010). Sedangkan terapi Non
farmakologi untuk memgatasi kualitas tidur pada bayi adalah Pijat bayi
(Riksani, 2012). Pijat bayi akan membuat bayi 2 tidur lelap, meningkatkan
kesiagaan (alertness), dan konsentrasi, karena pijatan akan mengubah
gelombang otak, yaitu dengan menurunkan gelombang alpha dan
meningkatkan gelombang beta serta tetha.(Suprihatin et al., 2014). Pijat Bayi
adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi yang
dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi
disebut juga sebagai terapi sentuh. Dikatakan terapi sentuh karena melalui
pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu
dan buah hatinya. (Riksani, 2012)
Terapi Pijat merupakan salah satu teknik yang dapat merangsang stimulasi
proses tumbuh kembang pada bayi, karena dengan sentuhan, bayi akan merasa
rileks dan merasa nyaman (Candraini & Fitriana, 2019). Pijat adalah terapi
pengobatan yang sudah banyak dilakukan di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia pijat sudah sangat sering digunakan. Seni pijat telah diajarkan
secara turun temurun (Utami Roesli, 2013). Bayi yang dipijat akan dapat tidur
dengan lelap, dan pada waktu terbangun, daya konsentrasinya akan lebih
penuh.(Utami Roesli, 2013). Dengan pijat dapat meningkatkan kekebalan
daya tahan tubuh bayi sehingga bisa membantu melawan infeksi. Sentuhan
dan pijatan pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya
kontak tubuh yang berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman
pada bayi. (Utami, 2016).
Dampak yang terjadi bila anak mengalami gangguan pola tidur adalah
menurunkan kecerdasan otak, menurunkan daya tahan tubuh, menganggu
proses pertumbuhan, menurunkan konsentrasi, dan merusak suasana hati.
Massage punggung dapat dilakukan oleh perawat saat menemui anak yang
mengalami gangguan pola tidur akibat hospitalisasi dengan melakukan
gerakan tangan memutar di daerah punggung anak mulai dari daerah sakralis
menuju ke pusat punggung selanjutnya ke daerah scapula kemudian
dilanjutkan dengan gerakan tepuk tangan yang lembut di area punggung.
Selain terapi bermain untuk mengatasi gangguan pola tidur saat anak
mengalami hospitalisasi adalah dengan pemberian massage punggung. Terapi
massage punggung dilakukan untuk merelaksasi yang memudahkan anak
untuk tertidur. Massage yaitu tindakan yang sudah disempurnakan dalam ilmu
dan sudah disempurnakan dalam teknik gerakan tangan. Massage punggung
dapat dilakukan oleh perawat saat anak mengalami gangguan pola tidur saat
dirawat di rumah sakit, tetapi bisa juga dilakukan oleh orang tua yang sudah
mengetahui cara yang tepat untuk melakukan massage punggung saat anak
rewel karena mengalami gangguan pola tidur akibat hospitalisasi atau saat di
rumah.
Massage merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk merangsang
keluarnya hormon endorphin yang dapat mengurangi rasa nyeri, saat
dilakukan massage punggung akan membuat anak merasa lebih tenang dan
akan mengurangi anak untuk menangis, meningkatkan kualitas dan kuantitas
pola tidur pada anak. Pada saat diakukan massage akan meningkatkan hormon
serotonin yang akan menghasilkan hormon melatonin yang berfungsi
meningkatkan kualitas tidur dan akan membuat tidur lebih lelap.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pemijatan pada bayi memberikan
manfaat sangat besar pada perkembangan bayi, baik secara fisik maupun
secara emosional. Pijat bayi akan merangsang peningkatan aktivitas nervus
vagus yang akan menyebabkan penyerapan lebih baik pada sistem pencernaan
sehingga bayi akan lebih cepat lapar dan ASI akan lebih banyak diproduksi
(Field et al., 2008). Salah satu manfaat pijat bayi yaitu menurunkan kadar
hormon cotecolamin, Adrenalin merupakan catecholamine yang diproduksi
dan dilepaskan dari kelenjar adrenal yang memproduksi hormon kortisol.
(Proverawati & Ismael, 2010). xv Kortisol sebagai produk dari glukokortioid
korteks adrenal yang disintesa pada zona fasikulata dapat mempengaruhi
metabolisme protein, karbohidrat, dan lipid serta berbagai fungsi fisiologis
lainnya. (Stalder et al., 2013)
Pada pagi hari ACTH dan kortisol dalah jumlah yang besar di bandingkan
pada malam hari, namun dalam stres baik psikis maupun fisik seperti nyeri,
ketakutan, operasi, infeksi, latihan fisik, trauma, hipoglikemia atau tumor otak
dan obat-obatan seperti kortikosteroid, hipnotik, irama sirkadian ini dapat
berubah (Tekgündüz, Gürol, Apay, & Caner, 2014). Beberapa studi tentang
efek pijat bayi terhadap adar kotisol diantaranya dilakukan oleh Tiffany Field
beserta temanya di Miami, Amerika, menunjukkan bahwa bayi prematur yang
dipijat selama 5 hari menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada berat
badan dan mengurangi stres. (Field et al., 2008).

B. Permasalahan Mitra
Mitra yang kelompok tuju yaitu orang tua yang memiliki anak yang
dirawat di ruang rawat inap anak RSUP DR. M. DJAMIL Padang, dimana
peyuluhan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan ibu tentang pemberian
back message untuk mengatasi gangguan pola tidur pada anak.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

A. Solusi
1. Melakukan penyuluhan pendidikan kesehatan tentang “pemberian back
massage pada anak dengan masalah gangguan pola tidur.”
2. Menambah dan meningkatkan pengetahuan orang tua terhadap pemberian
back massage pada anak dengan masalah gangguan pola tidur
B. Target Luaran
1. Evaluasi Struktur
a. 80% persiapan tempat penyuluhan.
b. 80% persiapan peserta yang akan diberikan penyuluhan.
c. 80% persiapan media semaksimal mungkin, minimal 2 hari
sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. 80% peserta antusias terhadap penyuluhan.
b. 80% peserta aktif dalam mengajukan pertanyaan.
c. 80% pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
d. 80% peserta dapat menghadiri kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. 80% peserta mampu memahami pengertian dari pemberian back
massage pada anak dengan masalah gangguan pola tidur
b. 80% peserta mampu memahami pemberian back massage pada
anak dengan masalah gangguan pola tidur
c. 80% peserta mampu memahami akibat dari gangguan tidur.
d. 80% peserta mampu memahami pemberian back massage pada
anak dengan masalah gangguan pola tidur
e. Diharapkan setelah melakukan penyuluhan, hasil dari penyuluhan
dapat dipublikasikan dalam jurnal pengabdian masyarakat.
BAB IV
JADWAL KEGIATAN

Topik : Penatalaksanaan pemberian back massage pada anak dengan


masalah gangguan pola tidur.
Sasaran : Orang tua yang memiliki anak yang dirawat di ruang anak
Hari/Tanggal : Januari 2023
Waktu : 11.00-11.30 WIB
Tempat : Ruang Akut

1. Tujuan Utama
Setelah diberikan penyuluhan, orang tua dapat menambah dan
meningkatkan pengetahuan orang tua terhadap pemberian back massage pada
anak dengan masalah gangguan pola tidur
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, orang tua mampu:
a. Memahami pengertian pemberian back massage pada anak dengan
masalah gangguan pola tidur
b. Memahami penyebab gangguan pola tidur pada anak
c. Memahami tanda dan gejala gangguan pola tidur pada anak
d. Memahami faktor - faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas
tidur
e. Memahami inyervensi untuk mengatasi gangguan pola tidur
3. Materi Penyuluhan
a. Pengertian pemberian back massage pada anak dengan masalah
gangguan pola tidur
b. Penyebab gangguan pola tidur
c. Tanda dan gejala gangguan pola tidur
d. faktor faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur
e. intervensi untuk mengatasi gangguan pola tidur
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian pemberian back massage pada anak dengan masalah


gangguan pola tidur
Tidur merupakan suatu keadaan yang tidak sadar dimana persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan
kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016). Tahapan tidur terdiri dari 5 tahap antara lain:
a. Tahap 1: NREM Tahap 1 merupakan tahap paling dangkal dari tidur.
Tahapan ini berakhir beberapa menit sehingga orang mudah terbangun
karena suara. Merasa lebih melamun setelah tidur.
b. Tahap 2: NREM Tahap 2 merupakan tidur bersuara. Terjadi relaksasi
sehingga untuk bangun sulit. Tahap ini berakhir 10-20 menit dan fungsi
tubuh mulai melambat.
c. Tahap 3: NREM Tahap 3 merupakan tahap awal tidur yang dalam. Otot-
otot mulai releks penuh sehingga sulit untuk dibangunkan dan jarang
bergerak. Tanda-tanda vital menurun namun teratur. Berakhir 15-30
menit
d. Tahap 4: NREM Tahap 4 merupakan tahap tidur mendalam. Anak
menjadi sulit dibangunkan. Jika anak akan menyeimbangkan porsi
tidurnya pada tahap ini. Tandatanda vital turun secara bermakna.
Berakhir dalam waktu 15-30 menit.
e. Tidur REM Pada tahap ini, anak akan mengalami mimpi. Respon
pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi
dan peningkatan tekanan darah. Terjadi tonus oto skelet penurunan dan
sekresi lambung meningkat. Berakhir dalam waktu 90 menit. Terjadi
peningakatan tidur REM setiap siklus dalam waktu 20 menit.
2. Definisi gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur merupakan gangguan yang dapat terjadi pada kualitas
dan kuantitas waktu tidur pada seseorang yang diakibatkan dari faktor eksternal
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
3. Tanda dan gejala gangguan pola tidur pada anak
Menurut (Meva, 2020) dampak yang terjadi bila anak mengalami
gangguan pola tidur adalah menurunkan kecerdasan otak, menurunkan daya
tahan tubuh, menganggu proses pertumbuhan, menurunkan konsentrasi, dan
merusak suasana hati. Tanda dan gejala gangguan pola tidur menurut NANDA,
2018, sebagai berikut:
a. Tanda dan gejala subjektif
1) Kesulitan jatuh tertidur
2) Ketidakpuasan saat tidur
3) Mengatakan tidak cukup tidur
4) Terlihat pola tidur berubah
b. Tanda dan gejala objektif
1) Penurunan kemampuan berfungsi
2) Sering rewel tanpa jelas penyebabnya

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur


Berikut ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pemenuhan tidur seseorang menurut (Mariani & Rina, 2019) antara lain
adalah:
a. Status kesehatan dan penyakit
Seorang anak yang dirawat di rumah sakit karena kondisi tertentu
seperti adanya penyakit yang membuat anak mengalami gangguan pola
tidur yang akan menyebabkan kualitas tidur terganggu.Status penyakit
tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang (Tjin, 2019).
b. Lingkungan
Saat seorang anak di rawat di rumah sakit dan harus tinggal untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan maka anak akan mengalami
perubahan kondisi lingkungan yang berbeda dari lingkungan tempat
tinggalnya. Jika tidur dengan keadaan lingkungan yang tidak nyaman
anak akan merasakan terganggu misalnya dengan suasana bising dan
terpasangnya alat-alat kesehatan pada dirinya (Nashori & Etik, 2016)
c. Obat dan medikasi
Pengobatan dan medikasi yang rutin diberikan oleh perawat akan
membuat anak mengalami ketakutan dan kecemasan yang akan
menganggu kualitas tidur. Saat seseorang mengonsumsi obat biasanya
ada efek yang ditimbulkan salah satunya menyebabkan kecemasan dan
gangguan pola tidur (Kevin, 2021).
d. Stress
Saat anak harus tinggal di rumah sakit dan menjalani terapi
kesehatan secara tidak langsung akan membuat anak mengalami cemas
dan depresi yang akan menganggu kualitas tidur. Saat seseorang
mengalami stres maka akan mempengaruhi proses tidur pada malam hari
yang akan membuat seseorang kesulitan untuk menenangkan pikiran
yang akan menganggu proses tidur (Intan, 2020).
5. Intervensi Untuk Mengatasi Gangguan Pola Tidur
a. Massage Punggung
1) Definisi Massage Punggung
Massage punggung merupakan salah satu cara alternatif yang
digunakan untuk mengatasi kelelahan dan relatif sederhana, mudah
dilakukan dan biaya untuk mengaplikasikan sangat murah
(Kurniawan,2017). Massage punggung dapat digunakan sebagai salah
satu terapi non farmakologi alternatif (Purwandari, 2018).
2) Efek dari massage punggung
Efek dari massage punggung akan mempengaruhi stimulis sistem
syaraf otonom. Pada umumnya massage punggung akan menstimulus
respon saraf parasimpatis, saat menstimulus dengan tangan maka akan
mengurangi kecemasan pada anak dan akan menormalkan tekanan darah
(Ningning & Yuliastuti, 2018). Massage punggung dapat mengurangi
nyeri bagian punggung dan dapat meningkatkan relaksasi otot yang dapat
meningkatkan kualitas pola tidur.
3) Langkah-langkah massage punggung
Menurut (Suryani, 2016) langkah-langkah massage punggung
untuk menenagkan anak sebagai berikut:
(a) Menyiapkan alat seperti selimut dan minyak kayu putih
(b) Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
(c) Melepas baju bagian belakang anak
(d) Mendekatkan alat
(e) Memposisikan anak berbaring telungkup agar anak merasa nyaman
(f) Tuangkan minyak kayu putih secukupnya pada telapak tangan dan
usapkan secara merata pada punggung anak
(g) Mulailah massage pada punggung bawah menuju ke atas, setelah
massage ke atas lanjutkan massage ke tepi punggung
(h) Ulangi hingga anak terasa nyaman hingga mengantuk
(i) Pakaikan baju kembali pada anak
(j) Membereskan alat yang digunakan
(k) Mengevaluasi keadaan anak setelah selesai massage

4) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan massage punggung


pada anak menurut (Sari, 2017) adalah:
a.) Tekanan Ketika menggunakan keseluruhan telapak tangan untuk
memassage tekanan harus dipusatkan di bagian telapak tangan.
b.) Kecepatan Massage yang dilakukan untuk menghasilkan releksasi
pada anak setelah gerakan massage lebih dari 15 kali dalam semenit.
c.) Irama Saat melakukan massage punggung harus memperhatikan
gerakan tangan dengan irama yang tidak terputus-putus saat melakukan
massage.
d.) Durasi Durasi atau lamanya massage tergantung kebutuhan anak.
e.) Frekuensi Massage akan lebih bermanfaat bila dilakukan sering dan
dalam waktu yang lebih singkat.
f.) Waktu massage Untuk meningkatkan kualitas tidur anak maka waktu
yang tepat untuk melakukan massage adalah sebelum tidur malam
ataupun siang

Anda mungkin juga menyukai