Anda di halaman 1dari 39

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Pijat Bayi

2.1.1 Pengertian Pijat Bayi

Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenl
sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktikkan sejak berabad –
abad tahun silam seara turun menurun oleh dukun bayi yang di sebut bayi adalah
yang berumur 0 – 12 bulan (Roesli, 2001).
Sentuhan dan pandang mata antara orang tua dan bayi mampu mengalirkan
jalinan kasih sayang di antara keduanya yang merupakan dasar komunikasi untuk
memupuk cinta kasih secara timbal balik, mengurangi kecemasan, meningkatkan
kemampuan fisik serta rasa percaya diri bayi (Setcliffe, 2002).
Manfaat pijat bayi meningkatkan berat badan bayi, pertumbuhan,
meningkatkan daya tahan tubuh terutama sentuhan pijat tersebut menghasikan
perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara
lain melalui pengukuran kadar kortisol ludah, kadar kortisol plasma secara
radioimmunoassay, kadar hormon stress ( cathecolamine ) air seni, dan
pemeriksaan EEG. Pijat bayi terbukti murah, mudah, dan telah biasa dilakukan di
indonesia sehingga bukan hal yang baru bagi kultur kita (Siska Dewi,2018).

Sementara diindonesia pijat bayi adalah metode penyembuhan tradisional


yang sangat akrab bagi masyarakat. Pijat bayi juga merupakan salah satu jenis
pijat yang juga sudah lama berkembang namun teknik dan gerakannya yang
dilakukan pada pijat bayi tradisional ini tidak disertai dengan adanya penjelasan
ilmiah sehingga pijat bayi tradisional ini diyakinkan dengan sugesti yang
mengandung banyak manfaat bagi tubuh si kecil (Ria Riksani, 2019).
7

2.1.2 Fisiologi Pijat Bayi

Fisiologi pijat bayi atau mekanisme pemijatan dasar memang belum


banyak diketahui. Namun, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori
yang menerangkan mekanisme dasar pijat bayi (Roesli, 2010). Antara lain :

1. Berhan Endhopin Mempengaruhi Mekanisme Petumbuhan


Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan sel dan jaringan, tahun 1989
Schanberg dari Duke University Medical School melakukan penelitian pada bayi
– bayi tikus dan ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilatan – jilatan) ibu tikut
kepada bayinya terganggu akan menyebabkan hal – hal berikut ini :
a) Penurunan Enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang
menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.
b) Penurunan pengeluaran hormon
c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon
pertumbuhan.
Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu
neurochemical betha – endropine yang akan mengurangi pembentukan hormon
pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas OCD jaringan.
a. Pijat bayi, VASOLDITASI pembuluh darah, aliran darah lancar asupan
nutrisi tersebar baik keseluruh tubuh dan zat penyebab tubuh kebal (asam
laktat) bisa diangkat dan didaur ulang.
b. Pijat bayi merangsang sel – sel untuk mengelurkan endorpine ( morfin
endogen : zat yang membuat badan terasa lebih segar dan nyaman).
c. Pijat bayi merangsang Humunculus cerebri,sehingga meningkatkan proses
perkembangan otak.
2. Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan
Penelitian Field dan Schanberg (2013) menunjukkan bahwa pada bayi
yang dipijat mengalami peningkatan tonus Nervus Vagus (syaraf otak ke 10) yang
akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin.
Dengan demikian penyerapan makanan yang menjadi lebih baik. Itu sebabnya
mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak dari pada yang
tidak dipijat.
8

3. Aktivitas Nervus Vagus meningkatkan volume ASI


Penyerapan makanan lebih baik karena peningkatan aktivitas Nervus Vagus
menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya,
ASI akan semakin banyak diproduksi dan semakin banyak diminta. Selain itu ibu
yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif
pada peningkatan volume ASI.

2.1.3 Perbedaan Antara Pijat Tradisional Dan Modern

a. Pijat Tradisional
Pijat Tradisional dilakukan oeh dukun bai yang memiliki keterampilan
dalam memijat, keterampilan tersebut biasanya didapatkan secara turun –
temurun.Menggunakan ramuan – ramuan pemijatan yang terkadang tidak
dipastikan keamanan tersebut. ramuan yang digunakan misalnya parut jahe,
bawang atau pun jenis dedaunan yang ditumbuk dalam ramuan juga
ditambahkan sejenis minyak tertentu yang dapat menyebabkan rasa gatal,
panas atau perih pada kulit.Biasanya pijat tradisional hanya dilakukan sebagai
terapi untuk menyembuhkan penyakit, anak yang sakit baru mendapatkan
pijatan dari dukun bayi. Terkadang anak diberikan ramuan atau jamu sebagai
obat.Tujuan pemijatan hanya sebagai terapi penyakit sehingga proses
pemijatan dipaksakan kepada bayi atau anak akan menangis meronta – ronta
kalaupun bayi tertidur setelah pemijatan bukan karena rileks dan nyaman tapi
karena lelah menangis.

b. Pijat Modern
Pijat Modern dilakukan oleh orang tua baik ibu atau ayah, kadang juga
bisa melibatkan anggota keluarga lain, seperti kakek, nenek dan orang terdekat
lainnya.pijat modern hanya menggunakan minyak bayi/ baby oil, virgin
coconut olt (VCO) minyak zaitun atau jenis lotion lainnya yang dianjurkan
oleh dokter.terapi sehat artinya dilakukan pada bayi atau anak yang sehat, dan
tanpa memberikan ramuan ataupun jamu – jamuan. Ibu atau keluarga yang
memijat akan menunggu kesiapan bayi, setelah bayi akan tertidur karena rileks
dan nyaman ( Ria Riksana, 2019 ).
9

2.1.4 Tujuan Pijat Bayi

Dalam sudut pandang fisioterapi pijat mempunyai beberapa tujuan dalam


pelaksanaannya yaitu sebagai berikut bebrapa tujuannya menurut (Ria Riksana,
2019).
1. Mencegah posisi yang salah
2. Mencegah terjadinya kontraktur ( suatu keadaan tidak ada atau kurannya
pegerakan dan persendian
3. Memperbaiki kekuatan otot dan persendian bayi
4. Meningkatkan kemampuan reaksi penglihatan dan pendengaran
5. Memberikan pendidikan kepada orang tua dalam cara mengendong dan
memandikan bayi

2.1.5 Manfaat Pijat Bayi

Berikut bebrapa manfaat utama yang didapat saat melakukan pijat bayi
menurut (Siska Dewi,2018).
a. Bayi lebih sehat dengan pijatan
Ternyata tak hanya dilakukan pada saat ia rewel atau pasca jatuh saja.
Menurut Dr.Tiffany Fiel pendiri The Research Institute, Florida – USA,
pijatan yang diberikan pada si kecil setiap hari selama 20 menit selama
sebulan ternyata dapat membuatnya lebih rileks, tapi juga dapat membantu
menstimulasi saraf otaknya.
b. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan
bayi, sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek
kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah yang lain.
c. Mengurangi stress dan tekanan
Pijat dapat menenangkan dan menurunkan produksi hormon adrenalin
yang selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Umumnya daya
tahan tubuh bayi meningkatkan 30% setelah dipijat 2 kali selama 15 menit.
d. Mengurangi gangguan sakit
Memijat juga dapat membantu bayi mengusir gejala kembung, kolik, serta
membantunya tidur lebih nyeyak, tak hanya itu, pijatan juga memperlancar
10

sirkulasi udara di perut, sehingga membantu mengelurkan gas yang terjebak di


sana.
e. Mengurangi Nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitosin dan endorfin.
Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidak nyamanan yang
dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat, atau tekanan
emosi
f. Meningkatkan Prosuksi Asi meningkatkan Produksi Asi
Berdasarkan penelitian Cynthia Mersmann, ibu yang memijatkan bayinya
mampu memproduksi asi peras lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang
tidak memijat bayinya, pijatan membuat bayi cepat merasa lapar karena
penyerapan makanan lebih baik. Akibatnya bayi lebih sering menyusu.
Semakin sering diminta, asi yang diproduksi semakin banyak, jadi pijat bayi
dapat meningkatkan volume asi persa, sehingga periode waktu pemberian asi
secara eksklusif dapat ditingkatkan.
g. Memahami Isyarat Bayi
Bayi memiliki isyarat untuk menunjukkan keinginannya, misalnya melalui
bahsa mata atau isyarat badan. Pijat bayi yang dilakukan rutin 2 kali sehari
membantu orang tua memahami keinginan bayi melalui isyarat yang diberikan.
h. Meningkatkan Percaya Diri
Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal banyinya, pijat
bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini
membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan lebih percaya diri untuk
merawat si kecil (D.S.Prasetyo, 2018).
i. Meningkatkan Berat Badan
Penelitian yang dilakukan oleh Prof T.Field & Scafidi (1986 – 1990)
menunjukan bahwa pada 20 bayi prematur ( berat badan 1280 – 1176 gram ),
yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per
hari 20% - 47% lebih banyak dari yang tidak di pijat. Penelitian pada bayi
cukup bulan yang berusia 1 – 3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu
selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari control.
11

j. Membina Ikatan Kasih Sayang


Sentuhan dan pandangan ksih sayang orang tua pada bayinya akan
mengalirkan kekuatan jalinan kasih di antaa keduanya. Pada perkembangan
anak, sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan
memupuk cinta kasih secara timbul bali. Semua ini akan menjadi penentu bagi
anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi baik yang pervaya diri.
k. Meningkatkan Perkembangan Saraf Bayi
Pemijatan bayi prematur yang dimulai sejak dini yaitu mulai 24 – 48 jams
jak lahir akan memiliki dampak positif yang besar pada perkembangan otak
dan fungsinnya. Stimulasi sensorik ini embantu bayi prematur lebih cepat
beradaptasi dengan ingkungan baru (Guzzetta dkk 2009).
l. Memperbaiki Pola Tidur Dan Mengurangi Stres Bayi
(Klemanso dkk,, 2006) mengamati 50 bayi prematur selama 8 bulan.
Mereka mendapatkan bahwa 25 bayi dalam kelompok intervensi pijat akan
mendengkur lebih sedikit/ringan selama tidur, lebh jarang terbangun maam hari
untuk minum dan akan lebih waspada pada siang hari dibandingkan grup
kontrol.
m. Merangsang Pembentukan Tulang Dan Mengurangi Resorpsi Tulang
Menurut (Aly dkk, 2004), apikasi pijat secara teratur akan merangsang
pembentukan tulang dan mencegah kerapuhan tulang yang menjadi salah satu
penyebab kesakitan bayi.
n. Meningkatkan Kualitas Tidur
Setelah dipijat, bayi akan tidur lebih lama dan lebih nyeyak dibandingkan
dengan saat bayi belum dipijat dapat menstimulasi dan membantu sistem syaraf
otak bayi.

2.1.6 Waktu Pemijatan

Pijat bayi dapat dimulai segera setelah lahir, kapan saja sesuai keinginan
orang tua (Prasetyo,2018) sedangkan menurut (Murjito, 2009). Pijat bayi
dilakukan segera setelah lahir , lebih epat mengawali pemijatan, bayi akan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar . apalagi pemijatan dapat dilakukan
12

setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6 – 7 bulan (Roesli, 2010)
bayi dapat dipijat pada waktu waktu yang tepat :
a. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru
b. Malam hari, sebelum tidur ini sangat baik untuk membantu bayi tidur
lebih nyeyak

2.1.7 Tempat Pemijatan

Menurut (Surbakti dan Anggraini, 2011) hal yang di perlu di perhatikan


yaitu antara lain
1. Ruangan yang hangat tidak panas
2. Ruangan kering dan tidak pengap
3. Ruangan tidak berisik
4. Ruangan yang penerangannya cukup
5. Ruangan tanpa aroma yang menyegat dan menganggu

2.1.8 Persiapan Sebelum Memijat

1. Tangan dibersihkan dan hangat


2. Hindari goresan pada kulit bayi akibat kuku dan perhiasan
3. Ruang hangat dan tidak pengap
4. Bayi sudah selesai makan atau bayi sedang tidur lapar
5. Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain, minimum
15 menit untuk melakukan sentuhan tahapan pemijatan.
6. Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang
7. Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
8. Siapkan handuk popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/ lotion.
9. Meminta izin kepada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala sambil mengajak bicara
10. Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat goresan
yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok
adalah minyak zaitun, minyak telon, atau baby oil. Jangan menggunakan
minyak aromaterapi karena keras untuk kulit bayi.
13

2.1.9 Hal Yang Harus Diperhatikan Selama Pemijatan Berlangsung

1. Selama pemijatan dianjurkan melakukan hal – hal berikut ini :


a. Pandangan mata bayi selama pemijatan berlangsung
b. Bernyayilah atau putarkan lagu – lagu yang tenang atau lembut untuk
menciptakan suasana tenang selama pemijatan
c. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap
tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah
yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijat yang sedang dilakuka
d. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis,
cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan.
e. Bila bayi menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan, karena
mungkin bayi minta digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan
ingin tidur.
f. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa
segar dan bersih setelah terlumuri minyak atau baby oil/lotion.
g. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapat
keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi
h. Hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan minyak atau baby
oil/lotion.
2. Selama pemijatan Tidak dianjurkan melakukan hal – hal ini :

a. Memijat bayi langsung setelah selesai makan.


b. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan
c. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat
d. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
e. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat (Roesli, 2018)
2.1.10 Pemijatan Sesuai Usia Bayi

a. 0 – 1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekat usapan – usapan


halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan
didaerah perut.
b. 1 – 3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengantekanan ringan
dalam waktu yang singkat.
14

c. 3 bulan – 3 tahun, disarankan gerakan seluruh gerakan dilakukan


dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat (Puri Mahayu,
2016).

2.1.11 Urutan Teknik Pemijatan Bayi

Menurut (Roesli, 2012) catatan setiap gerakan pada tahap


pemijatan ini dapat diulang sebanyak enam (6) kali.
1. Kaki

a. Perahan Cara India

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul


softboll. Gerakan tangan
kebawah secara
bergantian, seperti
memeras susu.

Gambar 2.1 perahan cara india

b. Perah Dan Putar

Pegang kaki bayi pada


pangkal paha dengan
kedua tangan secara
bersamaan. Peras dan
putar kaki bayi dengan
lembut dimulai dari
pangkal paha searah mata kaki.

Gambar 2.2 perah dan putar


15

c. Telapak Kaki

Urutlah telapak kaki


bayi dengan kedua ibu
jari secara bergantian,
dimulai dengan tumit
kaki menuju jari – jari
diseluruh telapak kaki.

Gambar 2.3 telapak kaki

d. Tarikan Lembut Jari

Pijatlah jari – jarinya satu persatu


dengan gerakan memutar menjauhi
telapak kaki, diakhiri dengan tarikan
yang lembut pada tiap ujung jari.

Gambar 2.4 tarikan Lembut Jari

e. Gerakan Peregangan (stretch)

Dengan mempergunakan sisi


dari jari telunjuk, pijat telapak kaki
mulai dari batas jari – jari kearah
tumit. Dengan jarin tangan
regangkan dengan lembut
punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit.

Gambar 2.5 gerakan Peregangan

f. Titik Tekan
16

Tekan –
tekanlah kedua
ibu jari secara
bersamaan
diseluruh
permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari – jari.
Gambar 2.6 Titik Tekan

g. Punggung Kaki

Dengan
mempergunakan
kedua ibu jari
secara bergantian
pijatlah punggung
kaki dari pergelangan kaki kearah jari – jari secara bergantian.

Gambar 2.7 Punggung Kaki

h. Peras Dan Putar Pergelangan Kaki (ankle circles)

Buatlah gerakan
seperti memeras
dengan
mempergunakan ibu
jari dan jari – jari
lainnya dipergelangan kaki bayi.

Gabar 2.8 peras dan putar pergelangan kaki

i. Perahan Dengan Cara Swedia


17

Peganglah
pergelangan tangan
bayi. Gerakkan
tangan anda secara
bergantian dari
pergelangan tangan

Gambar 2.8 Perahan Dengan Cara Swedia

j. Gerakkan Menggulung

Pegang pangkal
paha dengan kedua
tangan anda.
Buatlah gerakan
menggulung dari
pangkal paha menuju pergelangan kaki.
Gambar 2.9 Gerakkan Menggulung

k. Gerakan Akhir

Setelah gerakan 1 sampai 10


dilakukan pada kaki kanan dan
kiri rapatkan kedua kaki bayi.
Letakkan kedua tangan anda
secara bersamaan pada pantat dan
pangkal paha. Usap kedua kaki
bayi dengan tekanan lembut dari
paha kearah pergelangan kaki.Ini merupakan gerakan akhir bagian
kaki.
Gambar 2.10 Gerakan Akhir

2. Perut

a. Mengayuh Sepeda
18

Lakukan gerakan memijat


pada perut bayi seperti
mengayuh sepeda, dari
atas kebawah perut,
bergantian dengan tangan
kanan dan kiri.

Gambar 2.11 Mengayuh Sepeda

b. Mengayuh Sepeda Dengan Kaki Diangkat

Angkat kedua kaki bayi


dengan salah satu tangan.
Dengan tangan yang lain,
pijat perut bayi dari perut
bagian atas sampai ke jari –
jari kaki.

Gambar 2.12 Mengayuh Sepeda Dengan Kaki Diangkat


c. Bulan Matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari
perut sebelah kanan bawah (daerah usu buntu) keatas, kemudian
kembali kearah kanan bawah (seolah membentuk gambar (M) beberapa
kali.
Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran
mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi
(seolah membentuk gambar bulan ) (B) , dilakukan kedua gerakan ini
bersama – sama tangan kiri selalu membuat bulatan penuh matahari
sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah melingkar
(bulan).
19

Gambar 2.13 bulan matahari


d. Gerakan I - Love – U

I Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah


dengan menggunakan jari – jari tangan kanan membentuk huruf “ I “
Love Pijatlah perut bayi membentuk huruf “ L “ terbalik, mulai
dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke bawah .
You Pijatlah perut bayi membentuk huruf “ U “ terbalik, mulai
dari kanan bawah ( daerah usus buntu ) keatas, kemudian kekiri,
kebawah dan berakhir diperut kiri bawah.

Gambar 2.14 gerakan I Love You

e. Gelembung Atau Jari – Jari Berjalan

Letakkan ujung jari – jari satu tangan pada perut bayi bagian
kanan. Gerakkan jari – jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke
bagian kiri guna mengelurkan gelembung – gelembung udara.

3. Dada

a. Jantung besar
20

Buatlah gerakan
yang mengambarkan
jantung dengan
meletakkan ujung –
ujung jari kedua
telapak tangan anda
ditengah dada bayi
atau di ulu hati bayi.
Buat gerakan diatas
sampai di bawah leher, kemudian disamping diatas tulang
selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu
hati.

Gambar 2.16 Jantung besar

b. Gerakan Kupu – Kupu

Buatlah Gerakan
diagonal seperti gambar
kupu – kupu, dimulai
dengan tangan kanan
membuat gerakan
memijat meyilang dari
tengah dada atau ulu
hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati, gerakan tangan
kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati .
Gambar 2.17 gerakan kupu - kupu
4. Tangan

a. Memijat Ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada


daerah ketiak dari atas kebawah.
Perlu di ingat, jika ada

Gambar 2.18 memijat ketiak


21

pembengkakan kalenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan tidak


diakukan.
b. Perahan Cara India

Arahan pijatan cara India adalah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna
pemijatan cara ini adalah relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah
lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang
pemukul softboll, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.
Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan
tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan
tangan.
Demiakian seterusnya, gerakkan tangan kanan dari kiri ke bawah
secara bergantian dan berulang – ulang seolah memerah susu sapi.

Gambar 2.19 perahan cara india


c. Peras Dan Putar

Peras dan putar lengan bayi dengan lembut dari pundak ke


pergelangan tangan.

Gambar 2.20 peras dan putar


d. Membuka Tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan
ke arah jari – jari.
22

Gambar 2.21 membuka tangan

e. Putar Jari – Jari

Pijatlah lembut jari bayi satu per satu menuju kearah ujung jari
dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut
pada tiap ujung jari.

Gambar 2.22 putar jari – jari


f. Punggung Tangan

Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan. Usap punggung


tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari – jari dengan lembut.

Gambar 2.23 punggung Tangan

g. Peras Dan Putar Pergelanggan Tangan

Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari


telunjuk.
23

Gambar 2.24 peras dan putar pergelanggan tangan

h. Perahan Cara Swedia

Arah pijatan cara swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah


badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru
– paru.
1. Gerakan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai dari
pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.
2. Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah
pundak.

Gambar 2.25 Perahan cara swedia


i. Gerakan Menggulung
Peganglah tangan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak
tangan. Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju
kearah pergelangan tangan atau jari jari.

Gambar 2.26 gerakkan mengulung


24

5. Muka
a) Dahi menyetrika dahi (open book )
Letakkan jari – jari kedua tangan pada pertengahan dahi.
Tekankan jari – jari dengan lembut dari tengah dahi keluar
kesamping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka
lembaran buku.
Gerakan ke kebawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran –
lingkaran keil di daerah pelipis, kemudian gerakkan kedalam melalui
daerah pipi dibawah mata.

Gambar 2.27 Menyetrika dahi

b) Alis menyetrika alis

Letakkan kedua ibu jari diatas kedua alis mata. Gunakan


kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis dan dibatas
kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

Gambar 2.28 Alis Menyetrika

c) Hidung ( Senyum I )

Letakkkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu


jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah
pipi dengan membuat gerakkan ke samping dan ke atas seolah
membuat bayi tersenyum.
25

Gambar 2.30 Hidung (Senyum I)

d) Mulut Bagian Atas ( Senyuman II)

Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung.


Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke
daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

Gambar 2.31 mulut bagian atas ( senyum II )

e) Mulut Bagian Bawah ( Senyuman III )

Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. Tekankan kedua ibu


jari pada dagu dengan gerakkan dari tengah ke samping, kemudain
ke arah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

Gambar 2.32 mulut bagian bawah (senyum III)


26

f) Lingkaran Kecil Dibagian Rahang ( small circles around jaw )

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran – lingkaran kecil


di daerah rahang bayi.

Gambar 2.33 Lingkaran Kecil Dibagian Rahang

g) Belakang Telinga

Dengan memperguna ujung – ujung jari, berikkan tekanan


lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan
kearah pertengahan dagu bawah dagu.

Gambar 2.34 belakang telinga

6. Punggung

a) Gerakkkan Maju Mundur (kursi goyang)

Tengkurapkan bayi melintang didepan dengan kepala di


sebelah kiri dan di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi
dengan gerakkan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan,
dari bawah tangan leher sampai kepantat bayi, lalu kembali lagi ke
leher.
27

Gambar Gerakkkan Maju Mundur (kursi goyang)

b) Gerakkan Menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri,


pijatlah mulai dari leher kebawah sampai bertemu dengan tangan
kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.

Gambar 2.35 gerakkan menyetrika

c) Gerakkan Menyetrika Dan Mengangkat Kaki

Ulangi gerkkan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan


kanan memegang kaki bayi dan gerakkan dilanjutkan sampai ke
tumit kaki bayi.

Gambar 2.36 gerakkan menyetrika dan mengangkat kaki

d) Gerakkan Melingkar

Dengan jari – jari kedua tangan, buatlah gerakkan melingkar


kecil – kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah
kanandan kiri tulang punggung sammpai pantat. Mulai dengna
28

lingkaran – lingkaran kecil didaerah leher , kemudian lingkaran


yang lebih besar di daerah pantat.

Gambar 2.37 gerakkan melingkar

e) Gerakkan Menggaruk

Tekankan dengan lembut kelima jari – jari tangan kanan anda


pada punggung bayi. Buat gerakkan menggaruk ke bawah
memanjang sampai kepantat bayi

Gambar 2.38 gerakkan menggaruk

2.2 Konsep Kualitas Tidur

2.2.1 Pengertian Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang


didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses – proses tubuh yang
terjadi pada waktu orang itu terbangun. Jika kualitas tidurnya bagus artinya
fisiologis, dalam hal ini sel otak misalnya pulih kembali seperti semula saat
bangun tidur (Prestyo,2010).
Kualitas bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tapi juga
sikapnya keesok harinya, bayi yang tidak cukup sering terbangun akan lebih bugar
dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan menggalami gangguan tidur jika pada
malam hari tidurnya kurang dari 9 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama
29

terbangunya lebih dari 1 jam. Selama tidur bai terlihat selalu rewel, menangis dan
sulit tidur kembali (Wahyuni,2008).
Para penelitian di carneigie Mellon University of Pensylvania menemukan
bahwa kuantitas dan kualitas bayi tidur sesungguhnya mempengaruhi bagaimana
orang mmenjadi sakit. Ciri – ciri bayi cukup tidur yaitu, bayi akan dapat jatuh
tertidur dengan mudah dimalam hari, bugar saat bangun tidur, tidak rewel,dan
tidak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai dengan
perkembangannya.
Kualitas dan kuantitas tidur bayi berpengaruh tidak hanya perkembangan
fisik, juga terhadap perkembangan emosionalnya, bayi yang tidak cukup tidur
tanpa terbangun lebih bugar dan tidak gampang rewel keesokkan harinya
(Sekartini,2012).

2.2.2 Manfaat Tidur Bagi Bayi

Bayi yang otot – ototnya distimulasi dengan urat atau pemijatan akan
nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi akan tidur dengan yang lama begitu
pemijatan usai dilakukan.Selain lama bayi nampak tidur terlelap dan tidak rewel
seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah
dipijat. Ketika bayi tidur, maka saat bagun akan menjadi bugar sehingga menjadi
faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak bayi (Anggraini, 2010).
Tidur memegang peranan penting dalam peningkatan daya tahan tubuh
bayi terhadap infeksi. Jika tidurnya sampai terganggu, kadar sel darah putih dalam
tubuh akan menurun,Sehingga bayi mudah sakit dan pertumbuhannya akan
terganggu. Bayi yang tidurnya kurang memiliki pertumbuhan fisik yang
terlambat, dibandingkan bayi yang tidurnya cukup. Hal ini karena pada saat tidur
pertumbuhan fisik bayi akan terpicu, dan berkait erat dengan pertambahan berat
badan, tinggi badan, dan kesehatan fisiknya secara umum (Ria Riksani, 2018).

2.2.3 Lama Tidur Bayi

Lama tidur setiap golongan usia secara umum berbeda – beda. Golongan
usia dibagi menjadi tujuh kategori berdasarkan rata – rata lama tidur yang
dibutuhkan.
30

Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia


Kelompok Usia Lama Tidur
0 – 2 bulan 18 jam
3 – 12 bulan 15 jam
1 – 3 tahun 14 jam
3 – 5 tahun 13 jam
5 – 12 tahun 11 jam
12 18 tahun 10 jam
> 18 tahun 7,5 jam
(Camaru, 2011).
2.2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

Pemenuhan kebutuhan tidur setiap orang berbeda – beda, ada yang dapat
terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Seseorang bisa tidur taupun tidak
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu di antaranya sebagai berikut (Asmadi,
2010).
1. Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur


dengan nyeyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya kurang sehat
(sakit) dan rasa nyeri, makan kebutuhan tidurnya akan tidak nyeyak (Asmadi,
2009).
2. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.


Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana yang tidak gaduh (tenang),
dan penerangan yang tidak terlalu terang akan membuat seseorang tersebut
tertidur dengan nyeyak, begitu sebaliknya jika lingkungan kotor, bersuhu
panas, suasana yang ramai dan penerangan yang sangat terang, dapat
mempengaruhi kualitas tidur (Asmadi, 2009).
3. Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekwensi tidur.


Hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan meningkatkan norepineprin
31

melalui sistem saraf simpatis, zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan
REM (Asmani, 2009).
4. Diet

Makanan yang banyak mengandung L – Triptofan seperti keju, susu,


daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaiknya
minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan menganggu tidur
(Asmani, 2009).
5. Gaya Hidup

Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula mempengaruhi kualitas


tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyeyak.
Sedangkan pada kelelahan yang berlebih akan menyebabkan periode tidur
REM lebih pendek (Asmani 2009).
6. Obat – obatan

Obat – obatan yang dikonsumsi ada yang berefek menyebabkan tidur,


adapula sebaliknya menganggu tidur (Asmani,2009).

2.2.5 Siklus Tidur

Menurut maryunani (2008), tidur dibagi menjadi 2 siklus yaitu :


1. Tidur REM (Tidur Aktif)
Karektis :
a) Ekspirasi dan nadi yang tidak teratur
b) Pergerakan tubuh
c) Pergerakan mata yang cepat dan singkat
Tidur REM ditandai adanya aktifitas. Banyak oksigen digunakan
supaya darah ke otak meningkat, temperatur meningkat, gelombang otak
menunjukkan peningkatan aktivitas. Sensori menstramisikan impulssama
saat tidak tidur. Stimulasi visual, auditori, vestibular, bergabung dengan
otak membentuk mimpi (Maryuni,2010).
32

2. Tidur Non REM (Tidak Tenang)


Karekteritis :
a) Selama non – REM, denyut jantung dan pola nafas teratur, saat
siklus ini terjadi restorasi fungsi tifur :
Ada empat tahap tidur Non – REM yaitu :
1. Tahap I : mengantuk, terjadi penurunan kesadaran terhadap dunia
luar.
2. Tahap II : Mudah di bangunkan
3. Tahap III : Tidur terjadi lebih dalam, nafas dan denyut jantung
sangat stabil, otot relaksasi, gelombang otak sangat lambat
4. Tahap IV : Tidur yang paling dalam, sangat sulit dibangunkan,
kecuali dengan stimulasi yang kuat, anak dapt berpindah dari
tempat yang satu ke tempat yang lainnya tanpa terbangun.

2.2.6 Mengukur Kualitas Tidur Bayi

Untuk mengukur kualitas tidur bayi digunakan skala guttman untuk


pernyataan positif bila di jawab ya nilainya 1 dan untuk tidak nilainya 0,
sedangkan dengan pernyataan negatif bila dijawab ya 0 dan tidak
dijawabnya nilainya 1. Untuk mengetahui pola tidur dianalisis dengan
rumus :

P x 100

Keterangan :
P : Nilai yang didapat
F : Skor yang didapat
N : Skor maksimal
Kriteria :
Baik (76 – 100%)
Cukup (56 – 75%)
Kurang (<56%)
33

2.3 konsep bayi

2.3.1 Bayi

Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan pertam


kehidupan setelah periode baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering
dianggap sebagai tanda tidak berdaya dimana bayi setiap hari belajar untuk
semakin mandiri sehingga diakhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru
belajar berjala (Jhauin, 2010).
Masa bayi adalah dasar priode kehidupan yang sesungguhnya karena pada
saat ini banyak pola pilaku, sikap, dan pola ekspresi,emosi terbentuk (Mansur,
2011).

2.3.2 Karakteritis Perkembangan Pada Masa Bayi

1. Perkembangan Fisik

Selama dua tahun selma kehidupan, perkembangan fisik bayi berlangsung


saat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar
dibandingkan dengan bagian tubuh yang lainnya. Tubuhnya bergerak terus –
menerus ke kiri dan ke kanan. Sering kali tidak dapat dikendalikan, mereka juga
memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan – gerakan yang terus berkembang.
Dalam rentan waktu 12 bulan bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat,
dan bahkan berjalan. Kemudian selama dua tahun, pertumbuhan fisiknya
melambat, tetapi pada aktivitasnya seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya
ustru berlangsung cepat (Mansur,2018).
2. Perkembangan Refleks

Pada masa bayi terlihat gerakan – gerakan spontan, yang disebut refleks.
Refleks adalah gerakan – gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak
terkoordinasi sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memmberi bayi
respon penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama
kehidupannya, kebanyakan refleks disengaa atau penuh arti. Pada saat anak
menguasai kemampuan tersebut, aka ia disebut sudah memiliki skill atau
keterampilan.
34

3. Pola Tidur Dan Bangun

Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur.
Rata – rata bayi baru lahir tidur selama 16 – 17 jam sehari, walaupun ada bebrapa
bayi yang rata – rata tidurnya lebih sedikit, yaitu sekitar 10 hingga 11 jam per hari
dan ada pula yang lebih lama, yaitu selama 21 jam per hari. Biasanya jumlah tidur
bayi akan berkurang secara teratur setiap bulan.
4. Pola Makan Dan Minum

Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2


tahun pertama.Bayi membutuhkan makanan yang mengandung sejumlah protein,
kalori, vitamin dan mineral. Bagi bayi usia enam bulan pertama, Asi merupakan
sumber makanan dan energi yang utama, karena Asi adalah susu yang bersih dan
dapat dicerna serta mengandung zat antibodi.
5. Pola Buang Air

Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatau bentuk


keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemampuan untuk
mengendali buang air besar ini sangat bergantung pada kematangan otot dan
motivasi yang memiliki. Ketika baru lahir bayi belum mampu mengendalikan
airnya, sehingga buang iar dilakukan setiap saat. Pada usia 4 bulan, interval
buang airnya sudah bisa diramalkan.
6. Perkembangan Intelegasi

Sejak tahun pertama dari usia anak. Fungsi intelegensi sudah mulai
tampak pada tingkah lakunya, umpamanya tingkah lakunya motorik dan
berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan gerakan – gerakan yang lancar, serasi
dan terkoordinasi.
7. Perkembangan Bahasa

Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara


gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Untuk dapat memahami secara pasti
mengenai kondisi mengenai aspek emosiyang subjektif hanya dapat diperoleh
dengan cara intropeksi, sedangkan bayi asih sangat muda tidak dapat
menggunakan cara tersebut dengan baik.
35

8. Perkembangan Moral

Seorang anak yang baru dilahirkan belum memiliki konsep tentang tentang
apa itu baik atau pun buruk. Pada masa ini tingkah laku bayi hampir semuanya
didominasioleh dominan naluriah belaka (Mnasur, 2018).

2.3.3 Psikologis Pada Bayi

Bayi yang secara emosi stabil dan nyaman biasanya akan lebih mudah
diberikan asupan makanan sehingga pertumbuhan fisiknya bagus, lebih mudah
diajak berkomunikasi sehingga informasi yang masuk dapat memperkaya
pengetahuannya, lebih kreatif, dan lebih tenang. Untuk menata emosi bayi ada
beberapa yang harus diperhatikan jika ibu membiarkan emosinya meledak –
meledak, marah, takut, sedih ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan psikis
bayi karena ikut apa yang dirasakan ibunya.

2.4 Penelitian Yang Relevan

Penelitian (Shofa,2017) tentang pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur


bayi di wilayah puskesmas purworejo mmenunjukkan hasil dari penelitaian rata –
rata kualitas tidur bayi belum dilakukan pijat 6,88% sedangkan bayi yang sudah
dilakukan pemijatan adalah 8,75% hal ini dapat disimpulkan adanya pengaruh
pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi dipuskesmas purworejo (p 0,05).

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adala suatu uaraian dan hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain dari masalah yang ingin di teliti (Notoatmodjo,2016).
36

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat di lihat pada gambar 3.1 di
bawah ini :

Pijat Bayi
Faktor yang
mempengaruhi
kualitas tidur :
1. Status kesehatan Baik (76 – 100%)
2. Lingkungan Kualitas tidur bayi
3. Stress psikologis Cukup (56 – 75%)
3 – 6 bulan
4. Diet
5. Gaya hidup Kurang (<56%)
6. Obat - obatan

Keterangan :

: Variabel yang diteliti


: Variabel yang tidak diteliti
: Mempengaruhi

Gambar 3.1 kerangka konseptual pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur
bayi usia 3 – 6 bulan di Klinik Kuriani Kecamatan Pagar Merbau
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap


permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto,2010).
Dari kajian diatas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
H1 : ada pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 3 – 6 bulan di
Klinik Kuriani Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun
2020.
37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini, menggunakan rencana penelitian eksperimental. Penelitian


eksperimental adalah suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari
hubungan sebab akibat adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan
manipulasi terhadap variable bebas (Narsalam, 2016). Penelitian ini menggunakan
penelitian pra eksperimental dengan tipe one group pretest – posttest design. Ciri
tipe ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservsi sebelum dilakukan intervensi,
kemudian di observasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2016).

Input Proses (X) Output


(Pre-Test) Intervensi (Post-Test)
O1 O2

Keterangan :

O1 : Subjek ( bayi usia 3 – 6 bulan )

X : Intevensi

O2 : kualitas tidur bayi

Input Proses (X) Output


(Pre-Test) Intervensi (Post-Test)
O1 O2
38

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Maret sampai Juli 2020


NO Uraian Bulan
Kegiatan Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Penyusuna
n
Proposal
3 Presentase
Dan
Seminar
Proposal
4 Perbaikan
Proposal
5 Penelitian
Dan
Pengumpul
an
Data hasil
6 Penyusuna
n
Skripsi
7 Sidang
Skripsi
8 Pengumpul
an

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Bidan Puriani Purba Kecamatan


Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.
3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Prastyo, 2018). Dalam


penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai bayi
usia 3 – 6 bulan di Klinik Bidan Puriani Purba Kecamatan Pagar Merbau
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020. Berjumlah 15 orang.
39

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karekteritis yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010). Pada
penelitian ini peneliti menggunakakn teknik total sampling dimana sampelnya
adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 3 – 6 bulan di Klinik Bidan Puriani
Purba Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020. Berjumlah
15 orang.
3.3.3 Kriteria Sampel

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi, maka sebelum

dilakukan sampel perlu ditentukan kriteria Inklusi, maupun kriteria ekslusi.

Kriteria inklusi adalah kriteria atau cici-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi

adalah ciri – ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sample

(Notoatmodjo,2010).

a. Kriteria Inklusi

1. Bersedia Menjadi responden

Kriteria Pijat bayi

0.Baik 76-100%

1.Cukup 56-75%

2.Kurang <56%

2. Reponden adalah ibu yang memiliki bayi 3-6 bulan di klinik bidan
puriani purba kecamatan pagar merbau kabupaten deli serdang.

Kriteria :

Kriteria Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. S1
40

b. Kriteria eklusi :

1. Responden yang memiliki bayi di peroleh dari mengisi kusioner satu


kali dengan ketentuan yang sudah di buat peneliti

2. Responden tidak dapat diwakilkan oleh orang lain.

3.4 Variabel dan Defenisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda


terhadap sesuatu (benda,manusia,dan lain-lain) Nursalam (2016).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (Bebas)

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau


nilainya menentukan variabel lain (Nursalam,2017) variabel
independent pada penelitian ini adalah Pijat bayi

2. Variabel dependent ( Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yan dipengaruhi nilainya dan


ditentukan oleh variabel lain (Nursalam,2017). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Kualitas tidur bayi 3-6 bulan.

3.4.2 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah mendefenisi variabel secara operasional


berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk mealkukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap objek atau suatu fenomena
(Hidayat, 2014).

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3 –
6 bulan Di Klinik Puriani Purba Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun
2020.

Variabel Depenisi Parameter Alat Ukur Skor / Kriteria


Operasional Skala
Independen
Pijat Bayi Terapi Teknik pijat SOP
sentuhan yang bayi
dilakukan 1. Siapkan
lebih minyak
mendekati telon/ baby
41

usapan-usapan oil
halus atau 2. Siapkan
rangsangan handuk
raba (taktil) atau
yang selimut
dilakukan di sebgai alas
permukaan 3. Mulailah
kulit memijat
bagian kaki
4. Bagian
perut, dada,
tangan ,
wajah dan
punggung
Independent
Kualitas tidur Keadaan 1. Bayi tidur Lembar Ordinal
bayi usia 3-6 fisiologis dari malam >9 kuisioner Skor :
bulan bayi yang jam dan Pernyataan
memiliki terbangun positi :ya = 1
kulaitas tidur < 3 kali negati:
cukup dan dan lama Ya = 0
tidak terbangunn tidak : 1
mengalami ya < 1 jam Kriteria
gangguan dan bayi baik = 76%
tidur tidak rewel cukup 56-75%
saat kurang < 56%
bangun

3.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan


proses pengumpulan karakterisktik subjek yang di perlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam,2013).
3.5.1 Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
hasil penelitian kuesioner oleh respponden. Kuesioner adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
42

3.5.2 Data Skunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data


kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Pasar Baru.
3.6 Metode Pengolahan data dan Analisa Data

3.6.1 Bahan Dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, alas yang
empuk dan lembut misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut,
handuk atau lap, baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan, minyak
untuk memijat (baby oil, lotion dan minyak zaitun) untuk memijat.

3.6.2 Pengelolah Data

Pengolahan Data adalah upaya mengubah data yang telah dikumpulkan


menjadi informasi yang dibutuhkan. Berikut adalah langkah-langkah pengolah
data.
1. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan dan perbaikan
isian. Langkash ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan – kesalahan
data yang telah dikumpulkan dan untuk memonitori jangan sampai
kekosongan dari data yang dibutuhkan (Notoadmojo,2010).

2. Scoring

Scoring yang dilakukan saat entry data dalam kegiatan memasukkan


data yang tealh dikumpulkan dalam master tabel atau data base computer dan
membuat distribusi frekuensi sederhana (Hidayat,2010).
Scoring kualitas tidur
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
Pernyataan : Negatif
Ya : 0
Tidak : Skor 1
43

3. Coding

Coding pekerjaan memindahkan data dari daftar yang akan memberikan


informasi diubah menjadi bentuk angka untuk mempermudah penghitungan
selanjutnya. Coding dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari
hasil kuesioner yang telah dilakukan pada kelompok intervensi atau bayi yang
dilakukan pijat untuk mempermudah dalam pengelolahan data yang tetap
berpedoman pada defenisi operasional (Notoatmodjo, 2016).

4. Tabulating

Tabulating adalah membuat penelitian data, sesuai dengan tujuan


penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2016). Tabulasi
dalam penelitian mengelompokkan dengan membuat tabel distribusi
frekuensi. Hasil tabulasi perhitungan kuesioner kemusian di presentase dan
hasil presentase dikualitaskan menggunakan skala kualitatif sebagai
berikut :
100 % : Seluruhnya
76% - 99% : Hampir Seluruhnya
51% - 75% : Sebagian Besar Responden
50% : Setengah Responden
26% - 49% : Hampir Dari Setengah
1% - 25% : Sebagian Kecil Responden
0% : Tidak Ada Satu Pun Responden (Arikunto, 2010)

3.6.3 Analisa Data

a. Analisis Univariate
Analisis Univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Pada umunya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase
dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010) yaitu variabel pijat bayi dan kualitas tidur
bayi usia 3 – 6 bulan.
44

Untuk mengukur kualitas tidur bayi digunakan skala guttman untuk


pernyataan positif bila dijawab ya nilainya 1 dan untuk tidak nilainya 0,
sedangkan untuk pernyataan negative bila dijawab ya nilainya 0 dan tidak
dijawabnya 1. Untuk mengetahui pola tidur siang dianalisis dengn rumusan :

P x 100

Keterangan :
P : Nilai yang didapat
F : Skor Yang didapat
N : Skor Maksimal
Kreteria :
Baik (76 – 100%)
Cukup (56 – 75%)
Kurang (<56%)
(Nursalam, 2016)

b. Analisis Bivariate
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkolaborasi (Notoatmodjo, 2010). Yaitu kreteria variabel pijat bayi dan
kualitas tidur bayi usia 3 – 6 bulan .
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah signifikasi tau
tidak dengan signifikasi atau kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji wilxocon
dengan software SPP. Dimana p<α = 0,05 maka ada pengaruh pijat bayi
terhadap kualitas tdiur bayi usia 3 – 6 bulan di Klinik Puriani Purba Kecamatan
Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020, sedangkan p>α = 0,05
maka tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tdiur bayi usia 3 – 6 bulan
di Klinik Puriani Purba Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai