PROPOSAL
Oleh
i
Lubuk Pakam, Januari 2023
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................6
1.5 Kerangka Konsep..................................................................................6
1.7 Hipotesis................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
memberikan pelayanan yang praktis dan cepat adalah salah satu alasan masyarkat
suka mengkonsumsi makanan yang siap saji yang disediakan oleh warung makan.
hari adalah alasan lain mengapa masyarakat lebih suka membeli makanan
diwarung makan. Akan tetapi warung makan yang menyediakan berbagai macam
makanan tidak menjamin kualitas makanan itu baik. Kontaminasi dapat terjadi
setiap saat, salah satunya yaitu proses pencucian alat makanan tersebut. Pada
proses pencucian alat-alat yang sudah ditampung dalam ember sehingga dapat
Warung makan memerlukan air bersih, dimana air tersebut harus memenuhi
syarat kualitas dan kuantitas karena digunakan untuk kebutuhan minum, masak
dan mecuci alat makan. Jika air yang digunakan untuk mencuci peralatan makan
makanan dan minuman harus aman, sehat dan bergizi. Keadaaan ini berkaitan
1
2
kepentingan umum seperti restoran, kantin dan lain-lain (Akili et al. 2018).
masyarakat dalam memenuhhi kebutuhannya. Akan tetapi hal ini tidak dibarengi
terutama informasi tentang dampak dari kurangnya kebersihan air yang digunakan
untuk mecuci peralatan makan yang dapat meningkatkan risiko makanan tersebut
penyakit yaitu Water Washed Disease, adalah penyakit yang disebabkan oleh
kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan. Dengan terjaminnya
tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara
infeksi saluran pencernaan adalah diare (Lado, Kristiani, and Febriani 2020)
indikator penentu kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya
bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah
3
organisme pathogen seberti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak
salah satu nya adalah diare. Penyakit diare termasuk sepuluh besar penyakit yang
namun menjadi penyebab kematian yang cukup besar (Kusuma, Rasyid, and
Endrinaldi 2015).
air (Water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (Water
washed). Contoh penyakit ini adalah Cholera, thypoid dan Dysentry basiller.
Berjangkit nya penyakit ini erat kaitanya dengan ketersedian air untuk makan,
minum, memasak dan kebersihan alat-alat makan (Aswir and Misbah 2018).
mikroorganisme patogen, baik air minum atau air yang ditambahkan ke dalam
penelitian dari Epidemiologi Research Group (CHERG) yang dibuat oleh WHO
bahwa manusia sangat rentan terhadap makanan dan air yang terkontaminasi oleh
bakteri enteric patogen dimana satu dari enam orang (1,1 miliar orang) tidak
memiliki sumber air yang aman dan empat dari sepuluh (2,6 miliar orang)
kekurangan bahkan lubang kakus, angka diproyeksi mencapai 2,9 dan 4,2 miliar,
tahun 2025 yang akan menyebabkan peningkatan infeksi enteric yang semakin
4
memburuk dimana hal tersebut dapat memperburuk angka morbiditas akibat diare
penduduk setiap tahun. Di Afrika anak-anak terserang diare infeksi 7 kali setiap
Air merupakan sarana yang penting bagi warung makan yang selanjutnya
akan digunakan mencuci peralatan makan dan minum. Bahaya yang terbesar
sehubungan dengan air bersih yang digunakan untuk mencuci peralatan makan
dan minum adalah bila air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia dapat
2012).
dalam suatu proses pencucian, sebagai contoh adalah kontaminasi kuman dalam
air, dapat berasal dari Air itu sendiri, bila dari sumbernya sudah terdapat
kebersihan si pencuci, misalnya tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang
air, memegang uang, memegang bahan makanan mentah. Ember itu sendiri
Mengingat masih banyak nya warung makan yang menggunakan air yang
ditampung dalam ember yang digunakan pada proses pencucian alat makan yang
dalam air akan menyebabkan kontaminasi pada alat makan. Apabila air tersebut
digunakan pada peralatan makan yang dicuci maka peralatan makanan tersebut
sudah mengandung bakteri dan tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan. Jika
peralatan makan yang digunakan telah terkontaminasi kuman maka sebagai akibat
nya manusia yang menggunakan alat makan yang telah terkontaminasi tersebut
dapat terinfeksi kuman yang menyebabkan sakit. Oleh karena itu penulis mencoba
melakukan penelitian dengan judul “Analisa Bakteri Colifrom Pada Air Cuci
1. Hasil penelitian ini bisa menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti
bidang bakteriologi.
Air KontaminasiBakteriColiform
1.6 Hipotesis
1. Ditemukan bakteri coliform pada air yang digunakan untuk mencuci alat
makan.
2. Ditemukan perbedaan jumlah total coliform pada air yang sebelum dan
sesudah digunakan untuk mencuci.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AIR
mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga
lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak
mengandung bahan beracun. Air bersih adalah air yang digunakan untuk
Air bersih merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh
manusia sepanjang masa, baik langsung maupun tidak langsung. Sumber air yang
banyak dipergunakan oleh masyarakat adalah permukaan, air tanah, dan air
hujan. Apabila tidak diperlihatkan maka air dari sumber di atas mungkin dapat
yang disebabkan atau ditularkan melalui air, maka air yang dipergunakan harus
Air murni mudah berikatan dengan zat-zat atau unsur-unsur kimia baik
organik maupun anorganik sehingga pencernaan air sering terjadi baik di daerah
masalah yang cukup sulit untuk ditanggulangi. Indikator atau tanda bahwa air
telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati.
kejernihan air (kekeruhan). Perubahan suhu, warna dan adanya perubahan bau
7
8
berdasarkan zat kimia yang terlarut perubahan pH. Pengamatan secara biologis
kesehatan manusia. Hal itu disebabkan karena makanan juga dapat berperan
keberadaan bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat
lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam system
digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri oleh bakteri patogen,
9
orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak
dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk
maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama
Jenis bakteri ini berbentuk bulat, gram negatif, tidak berspora serta
pada 35-37oC. Bakteri ini terdapat sangat banyak pada feses organisme berdarah
karena itu, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat bakteri coliform pada badan
air maka badan air tersebut sudah tercemar oleh feses. Genus yang termasuk
a) Escherichia Coli
usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers
diare, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan lain di luar
usus. Genus Escherichia terdiri dari 2 spesies yaitu Escherichia coli dan
10
0,4-0,7 µm x14 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai
Escherichia Coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai
kuman enterik, sebagian besar strain E. coli tumbuh sebagai koloni yang meragi
laktosa. E. coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bila ditanam pada agar
darah menunjukkan hemolisis tipe beta. Pada penanaman Endo. Escherichia Coli
akan terlihat berwarna merah kehijauan dan mengkilap. Untuk media Mc.
Conkey koloni berwarna merah muda karena memecah laktosa. Sedangkan pada
media EMB warna koloni hitam kehijauan dan menghilap. Penanaman pada
media gula-gula akan menghasilkan asam dan gas. Penanaman pada media untuk
reaksi indol dan merah methyl menghasilkan hasil yang positif, sedangkan untuk
media Voges preskauer dan media sitrat menunjukkan hasil negative. Ada tiga
struktur antigen dari E.coli yaitu antigen O (somatic antigen), antigen K (antigen
membantu fungsi normal dari nutrisi. Organisme patogen hanya bila mencapai
Sekarang ini telah ditemukan beberapa strain E. coli yang patogen yaitu
karena diare pada anak balita dan orang dewasa di Negara berkembang karena
Strain E. coli selain ETEC juga dapat menyebabkan diare tetapi mekanisme
mampu menembus dinding usus dan menimbulkan kolitus (radang usus besar)
atau gejala seperti desentri. Waktu inkubasi 8-44 jam (rata-rata 26 jam) dengan
gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan diare berdarah (Marissa and Arifin
2014).
1. Infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielonefritis, E. coli merupakan
Pneumonia.
4. Infeksi luka terutama luka di dalam abdomen (Aswir and Misbah 2018).
12
b) Klebsiella
1,2µ. Bakteri ini memiliki kapsul, tetapi tidak membentuk spora. Klebsiella tidak
pertumbuhan mukoid, kapsul polisakarida yang besar dan tidak motil. Mereka
biasanya memberikan hasil tes yang positif untuk lisin dekarboksilase dan sitrat.
kultur dari Kelbsiella sp tersebut pada media EMB dan Mc. Conkey koloni
menjadi merah. Kemudian pada media padat tumbuh koloni mukoid (24 jam).
Mudah dibiakkan di media sederhana (bouillon agar) dengan koloni putih keabuan
mellitus atau pecandu alcohol. Gejala pneumonia yang disebabkan oleh abkteri
ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan batuk kering, kemudian
(nanah). Bila penyakitnya berlanjut akan terjadi abses nekrosis jaringan paru,
mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat bertahan lebih lama
dari pada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Hawa,
1. Enterobacteriaciae
Gambar 2.4Enterobacteriaciae
dan heterogen dengan habitat alaminya di saluran cerna manusia dan hewan.
adalah suatu family kuman yang terdiri dari sejumlah besar spesies bakteri yang
sangat erat hubungannya satu dengan lainnya. Hidup di usus besar manusia dan
hewan, tanah, air. Karena hidupnya yang pada keadaan normal di dalam usus
besar manusia, kuman ini sering enterik tidak menimbulkan penyakit pada host
bila kuman tetap berada di dalam uusus besar, tetapi pada kesempatan memasuki
bagian tubuh lain, banyak diantara kuman enterik ini mampu menimbulkan
lainnya Salmonella dan Shigela biasanya bersifat patogen untuk manusia. Infeksi
di luar usus. Penyebab tersering dari infeksi pada usus adalah kuman-kuman yang
disentri basiller, demam enteric, dan sebagainya dengan gejala yang menonjol
adalah diare. Infeksi diluar usus yang paling sering dijumpai adalah sistitis dan
a) Shigella
Habitat asli Shigella terbatas pada saluran cerna manusia. Shigella adalah
batang gram negative yang ramping. Tidak berkumpul, tidak berspora. Tidak
utuh. Kuman ini sering ditemukan pada pembenihan diferensial karena ketidak
mampuannya meragi laktosa, jadi tepat tidak berwarna sedangkan peragi laktosa
menghasilkan gas. Oraganisme ini juga dapat dibagi menjadi organisme yang
15
memfrementasikan manitol (Shigella sannei dan shigella flexneri) dan yang tidak
Kuman ini berukuran 0,5-0,7 µm x 2-3 µm. sifat kuman Shigella adalah
Shigella spesies adalah kuman patogen usus yang telah lama dikenal sebagai
agen penyebab disentri basiler. Berada dalam tribe Escherichia karena sifat
karena gejala klinik yang disebabkan bersifat khas, Sampai saat ini terdapat 4
1. Shigella Dysentriae
2. ShigellaFlexneri
3. Shigella Boydi
tumpang tindih pada sifat serologic berbagai spesies, dan sebagian besar
organisme memiliki antigen O yang sama dengan basil entrik lain. Antigen O
b) Salmonella
gram bersifat negative, ukuran 1-3,5 µm x 0,5 – 0,8 µm, besar koloni rata-rata 2-4
16
mm. pada umumnya isolasi kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat Gerak
negative pada reaksi indol. DNA se, fenilalanin, deaminase, urease, Voges
Misbah 2018).
Salmonella choleraesuis dan H2S. Salmonella typhi hanya membentuk sedikit H2S
dan tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa. Pada agar SS. Endo, EMB dan
Mc. Conkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwarna. Pada agar
Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam. Terdapat tigas spesies utama
terhadap pemanasan 100oC, alcohol dan asam. Antibodi yang berbentuk terutama
lgM. Antigen H rusak pada pemanasan di atas 60 oC, alcohol dan asam. Antibodi
yang dibentuk lgG. Antigen Vi adalah polimer dari polisakarida yang bersifat
asam, terdapat pada bagian yang luar dari badan kuman. Dapat dirusak dengan
pemanasan 60oC selama 1 jam, pada penambahan fenol dan asam (Aswir and
Misbah 2018).
dinding sel atau membran luar (Balaram Naik, P Karunakar,1 M Jayadev 2013).
2. Vibrionaceae
Vibrio adalah salah satu genus dari family Vibrionaceae. Kuman ini
berbentuk batang bengkok seperti koma, berukuran 2-4 µm, gerak sangat aktif
dengan adanya flagel. Kuman ini tidak membentuk spora. Pada biakan yang lama
Vibro dapat menjadi batang lurus mirip kuman enterik gran negative lainnya. Pada
biakan Vibrio membentuk koloni cembung atau konveks, bulat, Vibrio tumbuh
dengan baik pada suhu 37oC (18-37oC). pH optimum 8.5-9,5. Tidak tahan
terhadap asam. Bila dalam pembenihan terdapat karbohidrat yang dapat diragi,
kuman dapat mati. Tumbuh baik pada medium yang mengandung garam mineral
dan asparagin sebagai sumber karbon dan nitrogen. Meragi sukrosa dan manosa
tanpa menghasilkan gas, tidak meragi arabinosa, meragi nitrat. Pada medium
pepion (banyak mengandung triptofan dan nitrat) akan membentuk indol, yang
dengan asalm sulfat akan membentuk warna merah (tes indol positif) (Fernandes
2014).
invasive, kuman tidak pernah masuk dalam sirkulasi darah, tetapi menetap atau
dehidrasi, asidosis, syok dan kematian. Gejala klinis dari penyakit akibat Vibrio
cholera adalah mual, muntah, kejang perut, gejala kehilangan cairan dan
elektrolit, dehidrasi, kolaps sikulasi dan anuria. Angka kematian tanpa pengobatan
Vibrio cholera menghasilkan enterotoksin yang tidak tahan panas dan asam.
perhari. Tinja menyerupai air beras dan mengandung lender, sel-sel epitel dan
3. Pseudomonadaceae
tidak meragi karbohidrat, hidup aerob di tanah dan air. Dalam habitat alam
tersebat luas dan memegang peranan penting dalam pembusukan zat organic.
Bergerak dengan flagel beberapa diantaranya dapat memakai H2S dan CO sebagai
sumber karbon. Ada yang patogen bagi binatang atau tanaman dan ada yang
infeksi pada manusia, tetapi kuman ini penting karena bersifat oportunis patogen,
19
motil, dan bersifat aerob. Beberpa diantaranya menghasilkan pigmen yang larut
ciri khas biakannya yang lazim (Hawa, Susilo, and Jayasari 2011).
a) Pseudomonas aeruginosa
x 2 mm. bakteri ini gram negative dan dapat muncul dalam bentuk tunggal,
aeruginosa adalah bakteri obligat aerob yang dapat tumbuh dengan mudah pada
jenis medium biakan, kadang menghasilkan bau manis, membentuk koloni bulat
kuman lain. Kuman ini menyenangi hidup suasana lembab seperti pada peralatan
pernafasan, air dingin, lantai, kamar mandi, tempat air dan lain-lainnya. Infeksi
tubuh yang menurun, yaitu penderita luka bakar, orang yang sakit berat atau
daerah yang tidak terdapat pertahanan tubuh nominal, misalnya apabila membrane
kira 10% terdapat dalam tinja dan kulit individu normal. Hamper ditiap bagian
dan lingkungan sekitar rumah sakit dapat dihuni oleh organism ini, seperti pada
b) Burkholderia pseudomallei
Burkholderia pseudomallei adalah basil yang kecil, motil dan bersifat gram
negatif aerob. Tumbuh pada suhu 42oC dan mengoksidasi laktosa, glukosa dan
berbagai macam karbohidrat lainnya. Bakteri ini dapat tumbuh pada medium
bakteriologi standar, membentuk koloni yang bervariasi dari mukoid dan halus
sampai kasar serta berkerut dan berwarna sampai jingga(Aswir and Misbah 2018).
c) Burkholderia mallei
Burkholderia mallei adalah bakteri yang kecil, non motil, tidak berpigmen
berbentuk batang dan bersifat gram negative aerob yang tumbuh dengan mudah
d) Burkholderia cepacia
isiolasi dari berbagai sumber air dan lingkungan tempat bakteri tersebut dapat di
medium yang digunakan dalam membiakkan spesimen pasien untuk bakteri gram
Idealnya air bersih tidak mengandung organisme patogen, harus juga bebas
dari bakteri yang menunjukkan indikasi pengotoran tinja. Bakteri colifom pada
umumnya mempunyai jumlah yang besar dalam tinja manusia. Bakteri tersebut
pada air menunjukkan bahwa air tersebut pernah mengalami kontakdengan feses
yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri
1. Water Borne Disease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang
terkontaminasi oleh bakteri patogen dari penderita atau karier, bila air yang
beberapa kelompok bakteri enterik dan akuatik, virus enterik, dan protozoa.
Enterovirus adalah virus enterik yang berhubungan dengan diare. Diare akan
menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan yang bila semakin parah akan
menyebab kan kematian. Orang yang terkena diare akan kekurangan cairan dan
22
mengalami dehidrasi, maka diperlukan penangan yang tepat cepat dan tepat.
Air yang terkontaminasi oleh kotoran manusia dan hewan merupakan cara
sebagai S. typhi) adalah patogen yang terbawa air pertama yang dikenali, dan
mereka bertanggung jawab atas morbiditas dan mortalitas yang luar biasa di
banyak hewan domestik dan liar. Oleh karena itu, pencemaran air oleh kotoran
wabah terkait air minum terjadi karena bakteri patogen, terutama oleh Shigella
Escherichia coli berhubungan dengan infeksi tertentu pada manusia dan hewan
2. Water Based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain
Schistosomiasis.
3. Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air
terutama alat dapur dan alat makan. Penyakit indeksi saluran pencernaan. Salah
5. Water dispersed
makan yang dicuci dengan air yang tercemat. Meskipun telah digunakan sabun
yang dapat membunuh bakteri namun jika alat makan tersebut dibilas dengan air
yang telah terkontaminasi, bakterinya tetap bias masuk ke tubuh manusia dan
Menurut Anwar 1990 Three Compartment Sink yaitu suatu alat pencuci
yang terdiri atas 3 bak, masing-masing bak mempunyai fungsi sebagai berikut:
Dalam bak ini terdapat air hangat (+65oC) dan sabun atau detergen
Dalam bak ini piring atau gelas dibilas dengan air panas (70o-76o C)
24
3. Bak III: disebut bak pembilas terakhir (final rinse atau disebut desinfeksan)
(Fernandes 2014).
Menurut depkes RI, 2010 teknik pencucian yang benar akan memberikan
hasil pencucian yang sehat dan aman. Tahapan-tahapan pencucian yang perlu di
1. Scraping (membuang sisa kotoran), yaitu memisahkan sisa kotoran dan sisa-
sisa makanan yang terdapat pada peralatan yang akan dicuci, seperti sisa
2. Flusing (merendam dalam air), yaitu mengguyur air ke dalam peralatan yang
peralatan yang akan dicuci telah dibersihkan dari sisa makanan dan
sempurna.
menggosok dan melarutkan sisa makanan dengan zat pencuci atau detergen.
Detergen yang baik yaitu terdiri dari detergen cair atau bubuk, karena detergen
sangat mudah larut dalam air, sehingga sedikit kemungkinan membekas pada
alat yang dicuci. Pada tahap ini digunakan sabun, zat pembuang bau (abu
4. Rinsing (membilas dengan air bersih), yaitu mencuci peralatan yang telah
digosok detergen sampai bersih dengan cara dibilas dnegan air bersih. Pada
tahap ini penggunaan air harus banyak, mengalir dan selalu diganti.
diperlu dijamin aman dari mikroba dengan cara sanitasi atau yang dikenal
seperti noda detergen, noda klor dan sebagainya. Toweling ini dapat dilakukan
dengan syarat bahwa lap yang digunakan harus bersih serta diganti.
Penggunaan lap yang paling baik adalah yang sekali pakai (single use).
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah laboratoric experimental dengan metode pre and
lubuk pakam.
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini yakni air cucian piring pada warung makan
Sampel dalam penelitian ini adalah air cucian alat makan pada 10 warung
makan sekitar Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam (10 sampel air sebelum
26
27
1. Kriteria Inklusi:
2. Kriteria Ekslusi:
d) Pipet steril 10 ml
e) Rak tabung
h) Tabung reaksi
i) Tabung durham
berikut:
1. Disiapkan 3 media Lactosa Broth Triple Konsentrasi pada rak tabung dan
disamping kanannya
10ml sampel air bersih dengan pipet steril 10ml (Sebelumnya sampel dikocok
terlebih dahulu)
7. Media yang ada sampelnya diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 – 48 jam
9. Hasil positif jika terbentuk asam dan gas (asam positif ditandai terbentuknya
durham)
4. Media BGLB diinkubasi pada suhhu 37 oC, untuk pemeriksaan MPN coli tinja
diinkubasi pada suhu 44oC masing-masing selama 24 jam. Jika gas belum
6. Hasil positif jika terbentuk gas pada tabung durham, hasil negative jika tidak
7. Hasil positif ditentukan nilai MPNnya pada table MPN porsi 3-3-3 yang
Merupakan uji test penegasan guna memastikan bakteri yang terkandung pada
bahan penelitian.
30
1. Dari tabung yang positif dipindah ke media Endo Agar / Mc. Conkey
Pada tahap pemeriksaan ini dilakukan pada sampel air sebelum proses
pencucian dimana terdapat 10 sampel berserta sampel air setelah proses pencucian
piring yang disiapkan sebanyak 10 sampel dimana setiap sampel dibagi menjadi 9
tabung dalam media Lactosa Borth yakni 3 tabung 10 ml, 3 tabung 1 ml dan 3
tabung 0,1 ml, kemudian pada inkubasi dimana shubu yang di gunakan sebesar 37
o
C selama 24 jam/ 48 jam yang diamati proses pembentukan asam dan gas, setelah
itu bakteridi biakkan dalam media BGBL sebanyak tabung Lactosa Borth yang
positif. Pada tahap inkubasi suhu 37oC selama 24 jam / 48 jam dari tabung yang
media biokimia, kemudian di ikubasi kemabli dengan suhu 37oC selama 24 jam /
48 jam setelah itu peneliti melihat hasil test biokimia dan dibandingkan dengan
10 sampel 10 Sampel
Data yang diperoleh di uji dengan menggunakan uji Chi – Square.Jika tidak
Balaram Naik,Analisis Bakteri Coliform (Fekal dan Non Fekal) Sebagai Indikator
Kualitas PerairanSungai Gajah Wong, Daerah Istimewa Yogyakarta.
[Skripsi]. Universitas Islam Negeri Sunan Kali
Jaga, Yogyakarta. 2013
Jumriah, Abdul Hakim Laenggeng, and Budiman. 2016. “Uji Kandungan Bakteri
Koliform Pada AMI Di DAMIU.” : 452–64.
Lado, Ronaldo Yunus, Eva Runi Kristiani, and Heni Febriani. 2020. “Analisis
Higiene Sanitasi Dan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada
Peralatan Makan (Piring) Di Warung Lesehan Pada Wilayah
Babarsari.” Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati 5(1): 20.
Marissa, Nelly, and Aya Yuriestia Arifin. 2014. “Higienitas Peralatan Makan
35
8
Prasetyo, Irwan. 2012. “Deteksi Bakteri Coliform Pada Minuman Susu Yang
Dijual Pedagang Kaki Lima Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan
Patrang Kabupaten Jember.”
http://wdwisuryanto.staff.ipb.ac.id/2010/06/22/123-kata-.
Sari, Made Ayu Purnama, Tri Umiana Soleha, Novita Carolia, and Khairun Nisa.
2019. “Identifikasi Bakteri Coliform Dan Escherichia Coli Pada Depot
Air Minum Isi Ulang Di Kota Bandar Lampung.” Medula 9.1.1(1):
107–14.
Sunarti, RN. 2015. “Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode
MPN.” Jurnal Bioilmi 1(978-60251349-1–3): 342.