Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN, PENCEMARAN BADAN AIR,


DAN K3 DI PERUSAHAAN

DOSEN PEMBIMBING:

FITRI ROCHMALIA, SST, M.KL

OLEH :

MOCH. ARIFIN MULYO A. P

(P27833320056)

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SURABAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyehatan Makanan dan
Minuman, Pencemaran Badan Air, dan K3 di Perusahaan” tepat waktu.

Penyehatan Makanan dan Minuman, Pencemaran Badan Air, dan K3 di Perusahaan


disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Dasar Teknik Kesehatan
Lingkungan di Poltekkes Kemenkes Surabaya. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Penyehatan Makanan dan
Minuman, Pencemaran Badan Air, dan K3 di Perusahaan.

Mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Fitri Rochmalia, SSR, M.KL
selaku dosen pengajar mata kuliah Dasar Teknik Kesehatan Lingkungan. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Sidoarjo, 17 September 2020

Penyusun
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan
kehidupan selain kebutuhan sandang dan papan. Makanan mengandung nilai gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, namun di sisi lain makanan merupakan media yang baik dalam
kontaminasi dan perkembang biakan bakteri terutama makanan yang mudah membusuk
yaitu makanan yang banyak mengandung kadar air serta nilai protein yang tinggi
(Depkes, 2010).

Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit. Makanan yang sehat membuat
tubuh menjadi sehat namun, makanan yang sudah terkontaminasi dapat menyebabkan
penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi haruslah terjamin
baik dari segikualitas dan kuantitasnya. Mencegah kontaminasi makanan dengan zat-zat
yang dapat mengakibat kan gangguan kesehatan diperlukan penerapan sanitasi
makanan. Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan
makanan agar tetap bersih, sehat dan aman (Adams, 2003).

Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktorfisik, faktorkimia,
dan faktormikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak
mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperatur
ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Menghindari kerusakan makanan
yang disebabkan oleh faktorfisik, maka perlu diperhatikan susunan dan konstruksi dapur
serta tempat penyimpanan makanan. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh
faktor kimia karena adanya zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan
kesegaran bahan makanan, obat-obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat-
obat pertanian untuk kemasan makanan, dan lain-lain. Sanitasi makanan yang buruk
disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus,
jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan
pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut. Gangguan kesehatan yang dapat
terjadi akibat makanan dapat dibagi 2 yaitu keracunan makanan dan penyakit bawaan
makanan (Mulia, 2005).
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyaksehingga
perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta
mahkluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan,
maka perlu upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan
upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah.
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu
dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu (Azwir,
2006)

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan
dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di


definisikan sebagai: “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak
berguna lagi sesuai dengan peruntukannya. (Pasal 1, angka 2).

Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah
yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus,
pertumbuhan gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab
utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai
penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri,
perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan
menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan
anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli
merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu unsur penting dalam
bidang ketenagakerjaan. Menurut Konvensi ILO 161 dan rekomendasi No. 171 (1985)
tujuan dari penyelenggaraan K3 adalah untuk melindungi pekerja dari bahaya kesehatan
di tempat kerja dengan menyesuaikan pekerjaan agar serasi dengan status kesehatan
pekerja, menyumbang pembangunan dan pemeliharaan kesejahteraan fisik dan mental
yang setinggi-tingginya di tempat kerja.

Kewajiban menyelenggarakan K3 oleh perusahaan sebagaimana diatur dalam pasal 87


ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan bahwa “Setiap perusahaan
wajib menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan”. Hal ini memberikan konsekuensi hukum yang
mengikat bagi perusahaan untuk mengatur dengan baik jaminan perlindungan K3
terhadap pekerjanya guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.

1.2 Tujuan

Penulis menyusun makalah ini untuk menunjang kegiatan pembelajaran mata kuliah
Dasar Kesehatan Lingkungan serta menyelesaikan tugas dari mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan untuk mengetahui dan memahami tentang:

 Pengertian Penyehatan Makanan dan Minuman, Pencemaran Air, serta Masalah


K3

 Penyebab dan dampak pencemaran air serta cara mengatasinya

 Penyebab masalah K3

1.3 Manfaat

Diharapkan manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah wawasan
pembaca tentang pengertian penyehatan makanan dan minuman, pencemaran air, serta
masalah K3, penyebab dan dampak pencemaran air serta cara mengatasinya, serta
penyebab masalah K3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyehatan Makanan dan Minuman

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang


dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso, 1999).
Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya
gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk memelihara
kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan
bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari wholesomeness
(penyakit). Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu makanan menjadi tidak
aman, menyebabkan sejumlah besar penderitaan, khususnya di kalangan bayi, anak,
lansia dan mereka yang kekebalan tubuhnya terganggu (WHO, 2006).

Penyehatan makanan merupakan suatu usaha untuk menjaga keamanan makanan agar
tidak menimbulkan bahaya, Ilmu Kesehatan Masyarakat dititik beratkan kepada:

1) mencegah timbulnya penyakit

2) Memperpanjang masa hidup

3) Mempertinggi nilai kesehatan (winslow)

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut


layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

1) Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

2) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak di hendaki sebagai akibat dari
pengaruh enzim, aktifitas mikroba, serangga, parasit, dan kerusakan-kerusakan
karena tekanan, pemasakan, pengeringanBebas dari pencemarandi setiap tahap
produksi dan penanganan selanjutnya

3) Bebas dari mikroorganismedan parasit yang menimbulkan penyakit yang


dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

(Depkes RI, 1999).

Minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna
bagi kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, kualitas minuman harus terjamin agar
konsumen sebagai pemakaian produk minuman dapat terhindar dari penyakit akibat
minum terlebih minuman yang mengandung bahan tambahan makanan seperti bahan
pengawet makanan. Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan
dapat menghilangkan rasa haus. Minuman kesehatan adalah segala sesuatu yang
dikonsumsi yang dapat menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek
menguntungkan terhadap kesehatan. (Winarti, 2006).

2.2 Identifikasi Pencemaran Badan Air

Menurut Wardhana (2001) dalam Agus (2011), Pencemaran air diartikan sebagai
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam air yang menyebabkan perubahan
susunan (komposisi) air dari keadaan normalnya.

Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan
sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau
daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air
tersebut sudah tercemar. Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan
erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan (Darmono, 2001).

2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang bebas dari resiko
kecelakaan atau kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil dibawah nilai
tertentu. Sedangkan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kondisi yang dapat
mempengaruhi kesehatan para pekerja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari
ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya
cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. OHSAS
18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan
factor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja. Dari
definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat
disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu program
yangmenjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penyehatan Makanan dan Minuman

3.1.1 Pengertian Penyehatan Makanan dan Minuman

Makanan merupakan suatu hal yang yang sangat penting di dalam kehidupan manusia,
makanan yang dimakan bukan saja memenuhi gizi dan mempunyai bentuk menarik,
akan tetapi harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan
kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Menurut Depkes RI (2000), penyehatan
makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan
makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Ada dua faktor yang menyebabkan suatu makanan menjadi berbahaya bagi manusia
antara lain:

1. Makanan yang terkontaminasi parasit, mikroorganisme, zat kimia, bahan-bahan


radioaktif, toksin atau racun

2. Makanan yang pada dasarnya telah mengandung zat berbahaya, tetapi tetap
dikonsumsi manusia karena ketidaktahuan.

3.1.2 Teori Dasar Sanitasi Makanan

Higiene dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau upaya untuk meningkatkan
kebersihan dan kesehatan melalui pemeliharaan dini setiap individu dan faktor
lingkungan yang mempengaruhinya, agar individu terhindar dari ancaman kuman
penyebab penyakit. Menurut Depkes RI (2004) higiene adalah upaya kesehatan dengan
cara memelihara dan melindungi kebersihan individu. Misalnya mencuci tangan untuk
melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan.

Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan


terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat menganggu kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada
saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada
masyarakat atau konsumen.

Tujuan Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman:

1. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen

2. Menurunnya kejadian risiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan


melalui makanan

3. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan di
institusi.

3.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Sanitasi Makanan dan Minuman

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga sanitasi makanan yang
efektif. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan makanan, manusia dan peralatan.

1. Faktor Makanan

a. Sumber bahan makanan

Sumber bahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi untuk


mencegah terjadinya kontaminasi atau pencemaran. Misalnya, hasil
pertanian tercemar dengan pupuk kotoran manusia atau dengan insektisida.

b. Pengangkutan Bahan Makanan

Cara mengangkut makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi. Apakah


sarana pengangkutan memiliki alat pendingin dan penutup. Pengangkutan
tersebut dilakukan dari sumber ke pasar atau dari sumber ke tempat
penyimpanan agar tidak tercemar oleh kontaminan dan tidak rusak. Misalnya
mengangkut daging dan ikan dengan menggunakan alat pendingin.
c. Penyimpanan bahan makanan

Tidak semua makanan langsung dikonsumsi tetapi mugkin sebagian


disimpan dalam skala kecil dirumah maupun skala besar di gudang. Berikut
ini syarat sanitasi tempat penyimpanan atau gudang makanan

1) Tempat penyimpanan makanandibuat sedemikian rupa


sehingga binatang seperti tikus, serangga tidak dapat bersarang.

2) Jika tidak menggunakan rak, harus disediakan ruang untuk


kolongØ agar mudah membersihkannya.

3) Suhu udara dalam gudang tidak lembab untuk mencegah


tumbuhnya jamur.

4) Memiliki sirkulasi udara yang cukup.

5) Memiliki pencahayaan yang cukup

6) Dinding bagian bawah dari gudang harus di cat putih agar


mempermudah melihat jejak tikus.

7) Harus ada jalan dalam gudang.

d. Pemasaran bahan makanan

Tempat penjualan atau pasar harus memenuhai persyaratan sanitasi antara


lain, kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara, dan memiliki alat pendingin.
Pasar yang memenuhi persyaratan adalah pasar swalayan atau supermarket.

e. Pengolahan makanan

Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, terutama


berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak.

f. Penyajian makanan

Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari


kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi selera makan
pembeli.
g. Penyimpanan makanan

Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan


sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin.

2. Faktor Manusia

Orang yang bekerja pada tahap pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan
sanitasi, seperti kesehatan individu. Individu tersebut tidak memiliki penyakit
infeksi, dan bukan carier dari suatu penyakit. Untuk personal yang menyajikan
makanan harus memenuhi syarat-syarat seperti kebersihan dan kerapian, memiliki
etika dan sopan santun, berpenampilan yang baik dan keterampilan membawa
makanan dengan teknik khusus, serta ikut dalam program pemeriksaan kesehatan
berkala setiap enam bulan atau satu tahun.

3. Faktor Perawatan

Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan harus memenuhi


persyaratan sanitasi.

3.1.4 Kontaminasi Makanan

Food-Borne Disease mencakup spektrum yang luas dari penyakit dan merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang berkembang di seluruh dunia. Ini adalah hasil dari
konsumsi bahan makanan yang terkontaminasi dengan mikroorganisme atau bahan
kimia. Kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap dalam proses dari produksi
pangan untuk konsumsi (farm to fork) dan dapat hasil dari pencemaran lingkungan,
termasuk pencemaran air, tanah atau udara (WHO).

Presentasi klinis yang paling umum dari penyakit bawaan makanan mengambil bentuk
gejala gastrointestinal, namun penyakit tersebut juga dapat memiliki neurologis,
ginekologi, imunologi dan gejala lain. Kegagalan multiorgan dan bahkan kanker dapat
terjadi akibat konsumsi bahan makanan yang terkontaminasi, sehingga menyebabkan
beban kecacatan serta kematian (WHO).

Kelompok orang tertentu lebih rentan terhadap Food-Borne Disease. Ini berarti bahwa
mereka lebih mungkin untuk mendapatkan sakit dari makanan yang terkontaminasi dan,
jika mereka sakit, efek yang jauh lebih serius. Kelompok-kelompok ini meliputi wanita
hamil, dewasa yang lebih tua, dan orang dengan penyakit kronis

Bahaya keamanan pangan terdiri dari kontaminasi biologis, kimia, atau fisik yang dapat
menyebabkan makanan menjadi tidak aman untuk konsumsi manusia. Food-borne
Disease adalah setiap penyakit akibat kontaminasi makanan. Ketika mikroorganisme
menyebabkan penyakit karena makanan itu disebut kontaminasi biologis.

3.1.5 Upaya Pencegahan Kontaminasi Makanan

Pencemaran terbagi menjadi dua yaitu pencemaran primer dan pemcemaran sekunder.
Pencemaran primer adalah pencemaran mikroorganisme sebelum dipanen atau
dipotong. Pencegahannya pada peternakan dapat dengan menyiapkan lahan yang cukup
agar tidak timbul kesesakan pada peternakan. Tanaman tidak boleh dipupuk dengan
kotoran manusia dan disiram dengan air yang tercemar. Sedangkan Pencemaran
sekunder adalah pencemaran mikroorganisme sesudah dipanen atau dipotong.

Pencucian yang bersih dan teratur serta disinfeksi atau sanitasi dari semua alat
pengolahan dan permukaan yang berhubungan dengan bahan pangan sangat penting
guna menurunkan tingkat pencemaran sekunder. Kebiasaan pribadi para pekerja dan
konsumen dalam mengelola bahan pangan dapat merupakan sumber utama dari
pencemaran sekunder, terutama karena bakter Staphylococcus aureus. Para pekerja
harus steril dalam mengelola makanan, diantaranya menggunakan sarung tangan,
masker, celemek, penutup rambut, dan APD lainnya, menutup luka dan iritasi, dan
sebaiknya ada aturan yang melarang pekerja yang sakit untuk bekerja.

3.1.6 Pengawasan Sanitasi Makanan

Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan, pengawasan terhadap sanitasi suatu


produk makanan dimulai dari proses produksi, penyimpanan, distribusi dan penjualan
ke konsumen. Dengan demikian, konsumen akan mendapat makanan yang berkualitas
baik dan terhindar dari bahaya yang mungkin diakibatkan oleh makanan tersebut.

Landasan hukum pengawasan sanitasi adalah undang-undang dan peraturan seperti UU


no.9/1960 tentang pokok-pokok kesehatan, UU no.11/1962 tentang hygiene untuk
usaha-usaha bagi umum, UU no.2/1966 tentang hygiene peraturan-peraturan daerah
tingkat satu dan dua. Penegakan hukum bidang pengawasan sanitasi ini juga dapat
dilaksanakan melalui pemberian wewenang oleh unit kesehatan propinsi kepada unit
kesehatan kabupaten atau kota madya.

3.2 Pencemaran Badan Air

3.2.1 Pengertian Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Manfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk
irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di


definisikan sebagai: “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak
berguna lagi sesuai dengan peruntukannya. (Pasal 1, angka 2).

Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut:

1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar,
tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun
dalam tanah)

2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan

3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)

4. Limbah pengolahan kayu

5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut


6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti
plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).

3.2.2 Penyebab Pencemaran Air

Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran
air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga
kualias air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab pencemaran air, tetapi
secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung
dan dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA
sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang
memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya
sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan
pertanian.Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan
pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu
pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

Selain itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, seperti:

1. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

2. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan


kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.

3. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti


logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang
dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

4. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum.

3.2.3 Komponen pencemaran air


Jaman sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia.
Sebagian besar sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Seperti
pestisida yang digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, deterjen yang
digunakan di rumah tangga, atau PCBs yang biasa digunakan dalam alat-alat
elektronik.Secara umum jenis jenis bahan buangan dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Bahan Buangan Padat

Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar
maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi
pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan
koloidal.

2. Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan

Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan
menaikkan populasi mikroorganisme.

3. Bahan buangan anorganik

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah


logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam
dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang
melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg),
dll.

4. Bahan buangan cairan berminyak

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung


menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang
volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi
permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan
waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme
tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.

5. Bahan buangan berupa panas


Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan
atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan
dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan
terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.

6. Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini
akan dikelompokkan menjadi:

a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),

b. Bahan pemberantas hama (insektisida)

3.2.4 Dampak Pencemaran Air di Lingkungan Sekitar

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni
makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan
akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar
kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang
seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.
Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen.
Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu:

1. Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya


kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan
dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Panas dari industri juga akan
membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan terlebih dahulu.
2. Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah
terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di
Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

3. Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain:

 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,

 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,

 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri,

 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

4. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.

3.2.5 Pengendalian Pencemaran Air

Pencemaran air terjadi dimana-mana, apalagi di daerah perkotaan yang penduduknya


padat dan terdapat berbagai jenis industri. Jika pencemaran air tidak dikendalikan, maka
manusia akan menanggung akibatnya, yaitu munculnya berbagai jenis penyakit.

Pengendalian pencemaran air mencakup upaya pencegahan, penanggulangan


pencemaran dari sumber-sumber pencemar, dan atau pemulihan kualitas air pada
sumber-siumber air. Tujuannya adalah agar air dapat dimanfaatkan secara terus menerus
sesuai dengan peruntukannya.
Terdapat berbagai upaya dalam penanggulangan pencemaran air baik secara non-teknis
maupun secara teknis. Upaya penanggulangan pencemaran air secara non-teknis antara
lain:

1. Tidak membuang sampah dan bahan-bahan pencemar ke sungai, danau dan laut.

2. Jika terpaksa harus membuang ke sungai, limbah diolah terlebih dahulu


sehingga tidak membahayakan lingkungan.

3. Melaporkan kepada pihak berwajib jika ada pihak-pihak yang mencemari


lingkungan perairan, terutama limbah B3.

Penanggulangan pencemaran air secara teknis dapat dilakukan dengan mengubah proses
dan pengolahan limbah. Mengubah proses berarti mengganti bahan-bahan tertentu yang
membahayakan lingkungan dengan yang lebih ramah lingkungan. Sebagai contoh untuk
mengurangi pencemaran dari kegiatan pertanian, maka pupuk buatan/urea diganti
dengan pupuk organik yang ramah lingkungan.

Selain mengubah proses, penanggulangan pencemaran air secara teknis juga dilakukan
dengan pengolahan limbah sebelum dialirkan ke sungai. Pengolahan limbah adalah
proses penghilangan bahan-bahan pencemar dari air yang sebelumnya digunakan oleh
industri, pertanian, atau berbagai kegiatan di kota seperti pasar, perkantoran,
permukiman dan lain-lan. Pemerintah mewajibkan setiap industri yang menghasilkan
limbah untuk membuat IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah).

Di lingkungan permukiman, limbah yang berasal dari rumah tangga dapat diolah
terlebih dahulu di kolam pengolahan secara kolektif. Kolam tersebut menampung
limbah dari sejumlah rumah, baik limbah dari kamar mandi, WC/kakus maupun dapur.
Dengan demikian, sebelum masuk ke selokan, air limbah tersebut telah bersih dari
bahan berbahaya.

Terdapat beberapa metode dalam pengolahan limbah tergantung pada jenis limbah yang
akan diolah. Metode dalam pengolahan limbah antara lain:

1. Pengolahan primer
Biasanya mencakup penghilangan material-material berukuran besar dengan
menggunakan saringan atau disebut screening.

2. Pengolahan sekunder

Dilakukan untuk menghilangkan material-material berukuran lebih kecil dan


parikel-partikel yang masih ada pada air limbah melalui penyaringan dengan
menggunakan alat seperti membran atau dengan menggunakan mikroba (secara
biologi). Kedua teknik tersebut dapat juga digunakan secara bersamaan untuk
memecah ukuran partikel, sehingga meningkatkan luas permukaan partikel dan
dengan cara demikian mikroba dapat bekerja lebih efektif. Langkah pertama dalam
tahap sekunder biasanya adalah mengirimkan limbah ke tangki aerasi (aeration tank)
atau tangki pengudaraan.

3. Pengolahan tersier

Menggunakan cara-cara kimia untuk membunuh kuman. Semakin banyak proses


dalam pengolahan limbah biasanya akan membuat limbah menjadi lebih bersih dari
bahan-bahan pencemar. Dengan demikian air yang masuk ke sungai, danau atau
lingkungan lainnya akan lebih bersih. Namun, semakin banyak proses atau langkah
berarti semakin besar biaya untuk membangun, mengoperasikan dan memelihara
peralatan pengolah limbah.

3.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

3.3.1 Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja merupakan aspek penting dalam pekerjaan. Keselamatan Kerja


selalu menjadi perhatian utama pada saat melakukan pekerjaan, hal ini karena
keselamatan kerja mempunyai kontribusi penting dalam peningkatan kinerja dan
produktivitas pekerja. Menurut Moenir, A.S (1987: 146) bahwa: "Keselamatan Kerja
adalah suatu keadaan dalam lingkungan kerja atau tempat kerja yang dapat menjamin
secara maksimal keselamatan orang-orang yang berada didaerah atau tempat tersebut,
baik orang tersebut pegawai ataupun bukan pegawai organisasi kerja itu".
Menurut Suma’mur (1985: 1) bahwa: “Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang
berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dari proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan”.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka
menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

3.3.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan
tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output)
kepada pelanggan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu
memaksimalkan laba. Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga, yaotu: perusahaan
manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah atau
kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri
dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti
kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga.
Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi
kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik.
Beberapa penyebab kecelakaan pada suatu perusahaan antara lain:

1. Penyebab dasar kecelakaan kerja :

a. Faktor Personil

 Kelemahan Pengetahuan dan Skill

 Kurang Motivasi

 Problem Fisik

b. Faktor Pekerjaan

 Standar kerja tidak cukup Memadai


 Pemeliharaan tidak memadai

 Pemakaian alat tidak benar

 Kontrol pembelian tidak ketat

2. Penyebab Langsung kecelakaan kerja

a. Tindakan Tidak Aman

 Mengoperasikan alat bukan wewenangnya

 Mengoperasikan alat dg kecepatan tinggi

 Posisi kerja yang salah

 Perbaikan alat, pada saat alat beroperasi

b. Kondisi Tidak Aman

 Tidak cukup pengaman alat

 Tidak cukup tanda peringatan bahaya

 Kebisingan/debu/gas di atas NAB

 Housekeeping tidak baik

3.3.3 Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante
dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan
kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen
tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan
peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Adapun masalah yang mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja yaitu:

1. Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum
memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40%
masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%
kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak
memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal.
Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian
besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering
mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.

2. Beban Kerja

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8
- 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium
menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-
ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan
pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara
lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang
berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban
psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

3. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan


kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit
Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work
Related Diseases).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:

 Makanan merupakan suatu hal yang yang sangat penting di dalam kehidupan
manusia, makanan yang dimakan bukan saja memenuhi gizi dan mempunyai
bentuk menarik, akan tetapi harus aman dalam arti tidak mengandung
mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit.
Menurut Depkes RI (2000), penyehatan makanan adalah upaya untuk
mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau
mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Dalam hal ini dilakukan
upaya higiene dan sanitasi, yaitu suatu tindakan atau upaya untuk
meningkatkan kebersihan dan kesehatan melalui pemeliharaan dini setiap
individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, agar individu
terhindar dari ancaman kuman penyebab penyakit.

 Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat


penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber
air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai
dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan
air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Pencemaran air bersumber dari beberapa hal seperti: Limbah
industri, limbah pertanian, limbah pengolahan kayu, penggunakan bom oleh
nelayan dalam mencari ikan di laut, dan limbah rumah tangga (limbah cair,
seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti plastik, gelas, kaleng, batu
batere, sampah cair seperti detergen dan sampah organik, seperti sisa-sisa
makanan dan sayuran).
 Keselamatan Kerja merupakan aspek penting dalam pekerjaan. Keselamatan
Kerja selalu menjadi perhatian utama pada saat melakukan pekerjaan, hal ini
karena keselamatan kerja mempunyai kontribusi penting dalam peningkatan
kinerja dan produktivitas pekerja.

4.2 Saran

Untuk lebih memahami tentang isi makalah ini, disarankan para pembaca mencari
referensi lain yang berkaitan dengan materi yang ada dalam makalah ini. Selain itu,
setelah membaca makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca tentang
Dasar Kesehatan Lingkungan terutama tentang penyehatan makanan dan minuman,
penyebab dan dampak pencemaran air, serta penyebab masalah K3.
DAFTAR PUSTAKA

ILO.2013. Keselamatan dan Kesehatan

Tim kesehatan lingkungan.2019. Buku Ajar Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan

http://kuliah.itera.ac.id/mod/resource/view.php?id=9349

https://id.scribd.com/doc/159884080/Makalah-Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-K3-docx

https://www.academia.edu/34894138/MAKALAH_K3_KESEHATAN_KESELAMATAN_KERJA

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-pdf/PENCEMARAN
%2520AIR%252C%2520PENGERTIAN%252C%2520PENYEBAB%2520DAN
%2520DAMPAKNYA.pdf&ved=2ahUKEwj4y5uSm_DrAhXg7XMBHR5lAFU4HhAWMAV6BAgBEAE
&usg=AOvVaw0wL5mJfe8n_OOLsC9G0nO9

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://e-
journal.uajy.ac.id/4347/3/2BL01007.pdf&ved=2ahUKEwiyyOTbmvDrAhXl63MBHZTZAuI4ChAW
MAN6BAgHEAE&usg=AOvVaw10dcQgujkCgTH-0cjtVZud

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=Owc3DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR7&dq=Penyehatan+makanan+minum&ots=pHZ
87tZ9VW&sig=ZVEYklMAG_sMziauizScgKuYG1g&redir_esc=y#v=onepage&q=Penyehatan
%20makanan%20minum&f=false

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/keslingmas/issue/download/84/17&ved=2ahUKEwjquYHcu_XrAhVP6
3MBHQVCA8kQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw0MKLijctWtTAFovT4Vc46n

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1971
06041999031-
IWAN_SETIAWAN/Pencegahan_dan_penanggulangan_pencemaran.pdf&ved=2ahUKEwiImfzD
0fXrAhXJP3AKHQNhBNE4ChAWMAR6BAgEEAE&usg=AOvVaw0tNiTD3NUeU_eLyPXlFGdK

Anda mungkin juga menyukai