Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anicah Sovianti

NIM : P27901121056

Kelas/Prodi : 3B/ D3 Keprawatan

Mata Kuliah : Kesehatan Masyarakat

A. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


1. Sanitasi lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah kondisi lingkungan yang optimum sehingga akan berpengaruh
positif terhadap status kesehatan yang optimum pula. Sanitasi lingkungan mengutamakan
pencegahan terhadap faktor lingkungan sehingga dampak negatif seperti penyakit akan dapat
dihindari. Namun, penyediaan fasilitas sanitasi di Indonesia masih belum sepenuhnya ada dan
diterapkan oleh masyarakatnya. Hal ini bisa dilihat dari masih ada masyarakat yang belum
memiliki fasilitas sanitasi di rumahnya yang sesuai dengan syarat standar yang telah diterapkan
oleh pemerintah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan, Pasal 31 menyatakan bahwa penyehatan dilakukan terhadap media lingkungan
berupa air, udara, tanah, pangan, serta sarana dan bangunan. Pengaturan kesehatan lingkungan
bertujuan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi
maupun sosial. Agar setiap orang memungkinkan untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi- tingginya. Oleh dengan itu adanya penyehatan lingkungan perlu diawali dari
masyarakatnya terlebih dahulu.
Kegiatan sanitasi lingkungan sangat diperlukan tujuannya agar dapat memiliki lingkungan
yang sehat bagi seluruh makhluk hidup yang ada didalamnya, karena lingkungan sehat dapat
berpengaruh terhadap kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakatnya. Kegiatan sanitasi
lingkungan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010
tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yaitu: promosi tentang
pentingnya sanitasi dasar kepada masyarakat desa, bantuan pemenuhan kebutuhan sarana
sanitasi dasar yang meliputi air bersih, jamban, pembuangan sampah dan limbah.
Pentingnya akan upaya sanitasi lingkungan banyak masyarakat yang masih belum
memandang pentingnya sarana air bersih dan jamban keluarga sebagai suatu kebutuhan bagi
kesehatan. Kegiatan BAB (buang air besar) masih banyak dilakukan pada masyarakat di sungai
sekitar rumah, tidak hanya BAB masyakat juga masih banyak yang mencuci pakaian di sungai
sekitar rumah. Kebiasaan ini sudah lama terjadi yang masih belum bisa dirubah meskipun secara
langsung akan memberikan kerugian akibat perilaku tersebut. Sementara itu, kondisi air bersih
juga belum menjadi perhatian bagi masyarakatnya, masih minimnya sarana air bersih yang
memenuhi syarat dan standart sehingga masyakat masih ada yang menggunakan air sungai untuk
keperluan sehari-hari.

2. Penyedian Air Bersih Keluarga

Air bersih adalah salah satu komoditas paling penting untuk kehidupan sehari hari. Dalam
kehidupan sehari hari kita membutuhkan air untuk minum, mandi, memasak, mencuci dll. karena
itu, air harus bisa dikelola sebagaimana mestinya. Ketersediaan sarana dan prasarana pada suatu
desa akan berdampak pada kualitas air dan kesehatan di desa tersebut. Hal ini mengartikan
bahwa sarana dan prasarana adalah kebutuhan hal yang paling penting yang secara langsung
maupun tidak langsung berpengaruh pada kesejahteraan dan kesehatan. Tingkat kenyamanan
suatu rumah tangga dalam bertempat tinggal salah satunya ditandai dengan terpenuhinya
kebutuhan sarana dan prasarana diantaranya tersedianya sarana dan prasarana sanitasi air.
Sanitasi merupakan tindakan untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik pada
kesehatan keluarga. Sarana sanitasi air bersih merupakan bangunan beserta peralatan dan
perlengkapan yang menyediakan dan mendistribusi air bersih kepada masyarakat. Sarana sanitasi
air bersih harus memenuhi persyaratan kesehatan, agar tidak mengalami pencemaran sehingga
dapat diperoleh kualitas air yang baik sesuai dengan standar kesehatan. Hal ini yang menjadi
focus tim pengabdian masyarakat untuk memberikan penyuluhan terkait pengolahan sanitasi air
bersih.
a) Persyaratan kualitas dan kontinuitas air minum/air bersih
1) Persyaratan Kuantitas Air Bersih
Persyaratan kuantitas air bersih ditinjau dari banyaknya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk
yang dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih. Kebutuhan
air bersih masyarakat bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi,
dan skala perkotaan tempat tinggalnya.

2) Persyaratan Kontinuitas Air Bersih


Air baku untuk air bersih harus dapat diambil dengan frekuensi debit yang relatif tetap,
baik pada saat musim kemarau maupun musih hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air
bersih harus tersedia 24 jam perhari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan
tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia,
sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara
pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air.
3. WASH (water, sanitation, and hygiene)
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di muka bumi ini. Bagi
manusia secara khusus, air diperlukan untuk menunjang kehidupan. Dalam kehidupan kita sehari-
hari, kita memerlukan air untuk minum, memasak, mencuci, dan lain sebagainya. Air masuk ke
dalam golongan zat gizi makro esensial yang memiliki fungsi untuk katalisator, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu tubuh, pelumas, pengangkut dan alat angkut. Hal ini karena tubuh
tidak dapat menghasilkan air sendiri.
Pada kenyataannya, manusia lebih bisa bertahan hidup tanpa makanan daripada tanpa
air. Dalam suitausi tanpa makanan, manusia mampu bertahan hidup dalam beberapa minggu,
sedangkan tanpa air, manusia hanya dapat bertahan hidup hitungan hari. Hal ini disebabkan oleh
tubuh manusia mengandung air sebesar 80%.
Disini kita melihat bahwa air menjadi kebutuhan yang paling utama bagi keberlangsungan
kehidupan manusia. Namun, akhir-akhir ini banyak persoalan yang melatarbelakangi buruknya
penyediaan air bersih seperti: pencemaran air, sumber mata air yang mengering, air bersih
menjadi komoditas yang mahal, perubahan iklim yang mengakibatkan musim yang tidak menentu
lagi, serta banyak sumur yang tercemar oleh limbah industri dan lain sebagainya.

4. Sanitasi makanan dan minuman


Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala
aktivitas kesehatan masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit
akibat makanan. Kebiasaan-kebiasaan tradisionil dalam mengelola makanan masih
menduduki posisi yang kuat di masyarakat kita selama belum ada cara pengganti yang
berkenan.
Dasar pengertian yang dianut hingga sekarang dalam penyelenggaraan usaha-
usaha kesehatan masyarakat adalah definisi kesehatan masyarakat menurut Winslow.
Disini jelas bahwa sanitasi lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat.
Sanitasi makanan meliputi kegiatan usaha yang ditujukan kepada kebersihan dan
kemurnian makanan agar tidak menimbulkan penyakit. Kemurnian disini dimaksudkan
murni menurut penglihatan maupun rasa.
Usaha-usaha sanitasi tersebut meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditujukan
pada semua tingkatan, sejak makanan mulai dibeli, disimpan, diolah dan disajikan untuk
melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya. Usaha-usaha sanitasi meliputi
kegiatan- kegiatan antara lain:
1. Keamanan makanan dan minuman yang disediakan.
2. Higiene perorangan dan prktek-praktek penanganan makanan oleh karyawan
yang bersangkutan.
3. Keamanan terhadap penyediaan air.
4. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.
5. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama dalam proses pengolahan,
penyajian/peragaan dan penyimpanannya.
6. Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat-alat/perlengkapan. Makanan
adalah semua substansi yang diperlukan tubuh.
Menurut definisi WHO (1956) mengenai makanan, ditegaskan bahwa dalam batasan
makanan tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang dipergunakan
untuk tujuan pengobatan. Walaupun air merupakan elemen vital dalam makanan
manusia, akan tetapi air yang memenuhi syarat-syarat kesehatan memerlukan
penanganan yang khusus.
Makanan, bila ditekankan fungsinya maka paling tidak harus memenuhi 2 dari 3 fungsi
sebagai berikut ini:
1. memberikan panas dan tenaga kepada tubuh
2. membengun jaringan-jaringan tubuh baru, memelihara dan memperbaiki
yang tua
3. mengatur proses-proses alamiah, kimiawi atau faali dalam tubuh. Air
dimaksudkan pula dalam golongan makanan karena memenuhi fungsi nomor 2
dan 3, dan juga penting dalam pencernaan. Alkohol, kopi dan teh tidak dapat
memenuhi 2 syarat diatas (hanya dapat menghasilkan panas dan tenaga) tapi
untuk kepentingan sanitasi makanan (karena turut menghantarkan penyakit)
maka digolongkan juga dalam makanan.
Sanitasi merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan hidup yang
menyenangkan dan menguntungkan kesehatan masyarakat. Istilah sanitasi dan higiene
mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengusahakan cara hidup sehat, sehingga
terhindar dari penyakit. Tetapi dalam penerapannya mempunyai arti yang sedikit
berbeda: usaha sanitasi lebih menitik beratkan kepada faktor-faktor lingkungan hidup
manusia, sedangkan higiene lebih menitik beratkan usaha-usahanya kepada kebersihan
individu.

Adapun tujuan dari sanitasi makanan yaitu:


1. Menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit
2. Mencegah penjualan makanan yang merugikan pembeli
3. Mengurangi kerusakan/pemborosan makanan
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan R.I. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 942/
Menkes/SK/VII/2003, Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan
Jajanan, Jakarta. 2003.
Dedi Mahyudin Syam, dkk. (2017). Hubungan Penggunaan Sarana Air Bersihdan Jamban
Keluarga dengan KejadianSchistosomiasis di Kecamatan Lindu.Jurnal Higiene
Volume 3, No. 3, September-Desember 2017.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:sl7zz6BBtsJ:journ
al.uinalauddin.ac.id/index.php

Anda mungkin juga menyukai