Secara umum, Sanitasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk
mewujudkan dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, tanah, air, dan
udara) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Pendapat lainnya mengatakan arti sanitasi adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat, terutama penyediaan air minum bersih dan pembuangan limbah yang
memadai. Sanitasi dapat mencegah timbulnya penyakit dengan pengendalian faktor-faktor
lingkungan fisik yang berhubungan rantai penularan penyakit.
Dengan kata lain, sanitasi adalah perilaku yang disengaja untuk membudayakan kebiasaan hidup
bersih dan sehat demi mencegah terkontaminasi langsung dengan bahan-bahan kotor dan
berbahaya dengan harapan bisa menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia.
Open Defecation Free (ODF)/ Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi
ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.
Satu komunitas/masyarakat dikatakan telah ODF jika :
1. Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke
jamban.
2. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar.
3. Tidak ada bau tidak sedap akibat pembuangan tinja/kotoran manusia.
4. Ada peningkatan kualitas jamban yang ada supaya semua menuju jamban sehat.
5. Ada mekanisme monitoring peningkatan kualitas jamban.
6. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian
BAB di sembarang tempat.
7. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai 100% KK
mempunyai jamban sehat.
8. Di sekolah yang terdapat di komunitas tersebut, telah tersedia sarana jamban dan tempat cuci
tangan (dengan sabun) yang dapat digunakan murid-murid pada jam sekolah.
Analisa kekuatan kelembagaan di Kabupaten menjadi sangat penting untuk menciptakan
kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan kegiatan yang efektif dan efisien sehingga tujuan
masyarakat ODF dapat tercapai.
Suatu komunitas yang sudah mencapai status Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan, pada
tahap pasca ODF diharapkan akan mencapai tahap yang disebut Sanitasi Total.
Sanitasi Total akan dicapai jika semua masyarakat di suatu komunitas, telah:
1. Semua masyarakat berhenti BAB di sembarang tempat.
2. Semua masyarakat telah mempunyai dan menggunakan jamban yang sehat dan
memeliharanya dengan baik.
3. Semua masyarakat telah terbiasa mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun
setelah BAB, setelah menceboki anak, sebelum makan, sebelum memberi makan bayi, dan
sebelum menyiapkan makanan.
4. Semua masyarakat telah mengelola dan menyimpan air minum dan makanan dengan aman.
5. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat) dengan benar.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah pendekatan
untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan.
Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial berdasarkan
kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan.
Target program yang ada pada STBM sendiri terdiri dari 5 (lima) Pilar yaitu :
1. Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (ODF)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah Tangga
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Yang mana cakupan area pendekatan utamanya adalah tingkat rumah tangga secara kolektif.
Untuk menjalankan itu semua harus digerakkan dan disinergikan melalui 3 komponen pendekatan
yaitu :
Menciptakan Kebutuhan (Demand Creation)
Ketersediaan Pasokan (Supply Improvement)
Lingkungan yang Mendukung (Enabling Environment)
AIR BERSIH
Permenkes Nomor 32 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.
• Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan kualitas air minum.
• Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti
mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain
itu Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Tabel : Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk keperluan
Higiene Sanitasi