Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PT. DOK & PERKAPALAN


KODJA (PERSERO) BANJARMASIN TAHUN 2022

Fryda Agustina1,Ari Widyarni2,Fahrurazi3


1,2,3
Kesehatan Masyarakat, 13201, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNISKA MAB
*Email: fryda.agustina14@gmail.com

ABSTRAK

Keselamatan dan kesehatan kerja yakni pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
integritas baik pekerja manual maupun mental. Kesehatan dan keselamatan kerja mengharapkan mereka
yang terlibat untuk bekerja dengan aman dan nyaman. Sebuah tempat kerja dikatakan aman jika apa pun
yang dilakukan pekerja, risiko terkait dapat dihindari. Penggunaan APD seperti helm, sepatu safety,
kacamata las, masker, sarung tangan, sabuk pengaman dan celemek melindungi pekerja dari bahaya dan
cedera akibat kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pekerja PT.Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Banjarmasin tahun 2022. Metode penelitian kuantitatif digunakan dalam jenis penelitian ini. Sampel
untuk survei ini terdiri dari 60 orang pekerja lapangan yang memenuhi persyaratan sebagai responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden patuh terhadap penggunaan APD yaitu
sebanyak 50 responden (83,3%). Berdasarkan hasil uji univariat dan statistik menggunakan uji chi-square
(p<0,05), sikap berhubungan (p-value = 0,013) dan senioritas tidak (p-value = 0,711). ) dan kepatuhan
dalam penggunaan APD, dan pengetahuan (p-value = 0,004) dan kepatuhan dalam penggunaan APD.
Dengan penekanan yang lebih besar pada SOP pekerja dan kegagalan menggunakan APD saat bekerja
atau memasuki area kerja, disarankan agar pekerja diberi sanksi untuk mencegah kecelakaan terkait
pekerjaan.Kepustakaan : 25 (2001-2021)

ABSTRACT
Occupational safety and health is a thought and effort to ensure the integrity and perfection of
both physical and spiritual workers. With occupational safety and health, the parties are expected to be
able to carry out their work safely and comfortably. A job is said to be safe if whatever the worker does,
the risks that may arise can be avoided. The use of PPE such as helmets, safety shoes, welding goggles,
masks, gloves, safety belts and aprons protects workers from hazards or accidents at work. This study
aims to determine the factors related to compliance with the use of PPE in PT.Dok & Perkapalan Kodja
Bahari (Persero) Banjarmasin workers in 2022. This type of research uses quantitative research methods.
The sample of this research is 60 field workers who meet the requirements as respondents. The results
showed that most of the respondents were obedient to the use of PPE as many as 50 respondents (83.3%).
Based on the results of univariate and statistical tests using the chi-square test (p <0.05) it was found that
there was a relationship between attitudes (p-value = 0.013), there was no relationship between tenure
(p-value = 0.711) and compliance with the use of PPE, and there is a relationship between knowledge (p-
value = 0.004) and compliance with the use of PPE. It is recommended to emphasize more on SOPs for
workers and give sanctions to workers if they do not use PPE when working or entering the work area to
prevent work-related accidents.

Keywords: PPE Use Compliance, Attitude, Working Period, Knowledge


Literatures: 25 (2001-2021)
PENDAHULUAN
Kecelakaan kerja jelas yakni kejadian yang tidak diinginkan dan seringkali tidak terduga yang
dapat mengakibatkan hilangnya waktu, harta benda, atau nyawa dan terjadi dalam atau sehubungan
dengan proses kerja industri (Tarwaka, 2008). Keselamatan dan kesehatan kerja yakni pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan integritas baik pekerja manual maupun mental. Kesehatan dan
keselamatan kerja mengharapkan mereka yang terlibat untuk bekerja dengan aman dan nyaman. Suatu
pekerjaan dianggap aman jika pekerja dapat menghindari risiko yang terkait dengan apa pun yang mereka
lakukan (Sucipto, Cecep Dani (2014).Keselamatan kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1970. Pemenuhan kewajiban mereka. Pekerjaan di tempat kerja dan keselamatan orang lain juga terjamin.
Kesehatan dan keselamatan kerja mencakup nilai melindungi pekerja dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Kecelakaan kerja juga dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan.
Perundang-undangan tentang penggunaan APD tertuang dalam Pasal 12 dan 13 tentang
Kewajiban dan Hak Pekerja (Ramli, Soehatman. (2010). Keselamatan kerja yaitu sarana untuk mencegah
terjadinya kecelakaan di tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian berupa luka atau luka, cacat atau
kematian, kerusakan harta benda, kerusakan peralatan dan mesin, dan lingkungan pada umumnya.
Keselamatan kerja berkaitan erat dengan peningkatan produksi dan produktivitas, dan tingkat
keselamatan kerja yang tinggi dapat mengurangi atau meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan
yang menyebabkan penyakit dan kecacatan, serta kematian. Keselamatan yang tinggi konsisten dengan
pemeliharaan dan penggunaan peralatan dan mesin kerja yang produktif. Kecelakaan kerja yaitu kejadian
yang tidak diinginkan dan seringkali dapat diperkirakan yang terjadi dalam atau sehubungan dengan
pekerjaan seorang aktor yang dapat mengakibatkan hilangnya waktu, harta benda, personel, atau
kematian.
Suatu pekerjaan dianggap aman jika pekerja dapat menghindari risiko yang terkait dengan apa
pun yang mereka lakukan (Sucipto, Cecep Dani (2014).Keselamatan kerja diatur dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970. Pemenuhan kewajiban mereka. Pekerjaan di tempat kerja dan keselamatan orang
lain juga terjamin. Kesehatan dan keselamatan kerja mencakup nilai melindungi pekerja dari kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Kecelakaan kerja juga dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Perundang-undangan
tentang penggunaan APD tertuang dalam Pasal 12 dan 13 tentang Kewajiban dan Hak Pekerja (Ramli,
Soehatman. (2010). Keselamatan kerja yaitu sarana untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tempat
kerja yang dapat menimbulkan kerugian berupa luka atau luka, cacat atau kematian, kerusakan harta
benda, kerusakan peralatan dan mesin, dan lingkungan pada umumnya. Keselamatan kerja berkaitan erat
dengan peningkatan produksi dan produktivitas, dan tingkat keselamatan kerja yang tinggi dapat
mengurangi atau meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan yang menyebabkan penyakit dan
kecacatan, serta kematian. Keselamatan yang tinggi konsisten dengan pemeliharaan dan penggunaan
peralatan dan mesin kerja yang produktif. Kecelakaan kerja yaitu kejadian yang tidak diinginkan dan
seringkali dapat diperkirakan yang terjadi dalam atau sehubungan dengan pekerjaan seorang aktor yang
dapat mengakibatkan hilangnya waktu, harta benda, personel, atau kematian.
Internasional Labour Organization (ILO) mengatakan pada tahun 2013 bahwa setiap 15 detik
seorang pekerja meninggal karena cedera terkait pekerjaan dan 160 pekerja menderita penyakit terkait
pekerjaan. Tahun sebelumnya (2012), ILO mencatat jumlah korban jiwa akibat kecelakaan. Data
menunjukkan bahwa tren kecelakaan kerja dari tahun ke tahun meningkat, meningkat menjadi 82.456
kasus pada tahun 1999, 98.905 kasus pada tahun 2000, dan meningkat lagi menjadi 104.774 kasus pada
tahun 2001. Menurut Permenakertrans No. Per, Pemerintah Republik Indonesia mengamanatkan
penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja konstruksi. 08/MEN/VII/2010. Meskipun tidak ada
kepastian bahwa pekerja tidak akan mengalami kecelakaan di tempat kerja, memperhatikan penggunaan
APD yang benar setidaknya yakni satu praktik kerja yang aman yang mengurangi risiko kecelakaan di
tempat kerja. Setidaknya 29% kecelakaan konstruksi disebabkan oleh benda jatuh dan 26% oleh
terpeleset dan tabrakan, dan pada tahun 2020 jumlah cedera kerja meningkat menjadi 177.000.
(liputan6.com, diakses pada WIB pada 15 Februari 2021 pukul 11:43).
Perusahaan juga harus menciptakan kepatuhan tenaga kerja untuk ungan untuk terjadinya
kecelakaan kerja. Menggunakan APD ketika bekerja menggunakan APD. Tahap paling dasar untuk
menumbuhkan kesadaran tenaga kerja supaya patuh menggunakan APD yaitu dengan pembentukan
budaya keselamatan menggunakan APD (Reason, 2007). Pada teori Geller (2001) mengungkapkan bahwa
untuk membentuk budaya selamat terdapat tiga komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan
harus dicapai yaitu people (orang), behavior (perilaku), dan environment (lingkungan) yang disebut
dengan safety triad. Komponen person terdapat beberapa faktor yaitu pengetahuan, kemampuan,
ketrampilan, kepandaian, motivasi dan kepribadian tenaga kerja. Faktor pada komponen behavior yaitu
persetujuan, pelatihan, pengenalan, komunikasi, dan kepedulian yang aktif. Faktor pada komponen
environment yaitu peralatan dan perlengkapan, mesin, rumah tangga, suhu, teknik, standar prosedur
operasional.
Docking kapal yaitu proses pemindahan kapal dari badan air ke dok atau dok melalui persiapan
terlebih dahulu dan harus dilakukan secara hati-hati dengan bantuan fasilitas dok. Docking kapal biasanya
dilakukan untuk keperluan perawatan kapal.. Periksa dan perbaiki kerusakan, cat lambung kapal, cuci
lambung kapal di bawah garis air. Bagian dari pemeriksaan rutin yang dilakukan di industri perkapalan
yaitu docking survey, yang digunakan untuk memeriksa secara rutin komponen eksternal sistem propulsi,
kondisi lambung kapal di bawah permukaan air, dan peralatan penutup mesin.
PT. Dock & Shipping Kodja Bahari (Persero) yaitu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di
bidang pembangunan baru, pemeliharaan dan perbaikan (docking) kelautan dan non kapal dengan fasilitas
slipway dock dan gravel dock. Jalan Sindang Keras Jakarta. Perseroan memiliki 9 fasilitas Galagan, 3 di
Jakarta dan 6 di luar Jakarta. Garang berlokasi di Cirebon, Semarang, Palembang, Sabang, Banjarmasin
dan Batam (DKB, 2020). Berdasarkan data kecelakaan kerja PT. Dock & Shipping Kodja Bahari
mengalami dua kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor manusia (praktik berbahaya) antara Juli dan
Desember 2022. Ini diklasifikasikan sebagai Insiden Kecil/P3K sesuai dengan klasifikasi laporan kinerja
keselamatan yang menyatakan bahwa insiden itu terjadi. Kerugian material sedang dan pengobatan atau
perawatan di kantor tergolong dalam kategori ringan (PT. Doc & Perkapalan Kodja Bahari, 2021).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang diwawancarai lima orang pekerja lapangan, tiga orang
diantaranya ditemukan patuh dalam menggunakan APD seperti helm, sepatu safety, sarung tangan, kaca
mata untuk aktor, dan sabuk pengaman. tidak dalam penggunaan yang sesuai dengan APD. B. Tidak
memakai sepatu safety, tidak memakai helm. Sebagai pelindung diri, APD dinilai tidak nyaman dipakai
saat bekerja di lapangan. Hal ini juga dilihat sebagai pengingat produksi yang baik dan benar di tempat
kerja, selain kurangnya sarana dan prasarana pendukung sebagai alat pengaman. Di bawah ini yaitu
persyaratan alat pelindung diri menurut standar kesehatan dan keselamatan kerja. Menurut peraturan
Balai Hyperkes:1. APD harus mampu memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya atau bahaya
tertentu yang dihadapi pekerja. 2. Berat APD harus seringan mungkin dan perangkat tidak boleh
menyebabkan ketidaknyamanan yang tidak semestinya. 3. APD harus fleksibel untuk dipakai dan
memiliki bentuk yang menarik. 4. APD tahan lama untuk penggunaan jangka panjang. 5. APD tidak
menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya karena bentuk atau bahaya yang tidak tepat, atau
penggunaan yang tidak tepat. 6. APD harus memenuhi standar yang ada. 7. APD tidak membatasi
gerakan atau sensasi pemakainya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan dilakukan ialah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2017), bahwa penelitian
kuantitatif yaitu Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Populasi dalam penelitian ini yaitu pekerja PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari yang terdiri dari
karyawan tetap dan karyawan kontrak sebanyak 60 orangSample yakni sebagian dari populasi
( Sugiyono, 2010).Sample yaitu bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap
mewakili. ( Sastroasmoro, 2011). Teknik pengambilan dengan menggunakan teknik Total Sampling yang
berarti pemilihan sampel penelitian berdasarkan jumlah populasi yang ada di PT. Dok & Perkapalan
Kodja Bahari dengan jumlah pekerja yaitu sebanyak 60 orang pekerja lapangan yang telah di wawancarai
pada saat studi pendahuluan (Notoatmojo, 2012.)Teknik Pengumpulan dengan Observasi
Lapangan,Wawancara dan Studi Literatur dan Dokumentasi Analisis data Penelitian ini menggunakan
analisis univariat dan analisis bivariat ( Hastono,2018).

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Umum Responden
Tabel 1
Distribusi UmumResponden Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Umur N (%)
19-38 tahun 21 35
39-57 tahun 39 65
Jenis Kelamin
Laki-Laki 59 98,3
Perempuan 1 1,7
Tingkat Pendidikan
Pendidikan dasar( SD- 9 15,0
SMP)
Pendidikan menengah 39 65,0
(SMA/SMK)
Pendidikan Tinggi (S1- 12 20,0
S2)
Total 60 100
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 60 jumlah responden didapatkan sebagian besar
umur responden pada kisaran umur 39-57 tahun yaitu sebanyak 39 responden (65 %),dari 60 jumlah
responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 59 responden (98,3%) sedangkan
jumlah perempuan sebanyak 1 responden (1.7%) dan 60 jumlah responden sebagian besar
pendidikan menengah (SMA/SMK) sebanyak 39 responden di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero).
2. Analisis Univariat
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Penggunaan APD, Sikap, Masa Kerja,
Pengetahuan Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Kepatuhan N (%)
Patuh 50 83,3
Tidak Patuh 10 16,7
Sikap
Positif 49 81,7
Negatif 11 18,3
Masa Kerja
Baru <5 tahun 19 31.7
Lama ≥5 tahun 41 68.3
Pengetahuan sebelum
Baik 57 95,0
Cukup 2 3,3
Kurang 1 1,7
Pengetahuan sesudah
Baik 57 95,0
Cukup+Kurang 3 5,0
Total 60 100

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa dari 60 jumlah responden diketahui sebagian besar
patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 50 responden (83,3%) bahwa dari 60 jumlah resp onden
diketahui sebagian besar bersikap positif sebanyak 49 (81.7 %) responden,dari 60 jumlah responden
diketahui sebagian besar yang masa kerja Lama ≥ 5 tahun sebanyak 41 responden (68.3 %) dan 60
jumlah responden diketahui sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 57 responden ( 95.0 %) di
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero).
3. Analisis Bivariat
Tabel 3
Hubungan Sikap,Masa kerja dan Pengetahuan dengan Kepatuhan penggunaan
APD pada Responden di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Kepatuhan Penggunaan APD
Tidak p-value
Patuh Total
Patuh
Sikap N % N % N %
Positif 44 89,8 5 10,2 49 100
Negatif 6 54,5 5 45,5 11 100
Masa Kerja
Baru < 5 tahun 15 78,9 4 21,1 19 100
Lama ≥ 5 tahun 35 85,4 6 14,6 41 100
Pengetahuan 50 87.7 7 12.3 57 100
Baik 0 0.0 3 100 3 100
Cukup + Kurang
Total 50 83.3 10 16.7 60 100
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui proporsi responden yang memiliki sikap sebagian besar
positif patuh dalam pengggunaan APD sebanyak 44 responden (89.0%) dan proporsi responden yang
memiliki sikap sebagian besar negatif patuh dalam pengggunaan APD sebanyak 6 responden (54,5
%) di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero). Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi square didapatkan nilai p–value = 0.013 maka p-value < α (0,05) artinya Ha
diterima H0 ditolak yang berarti adanya hubungan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD di PT
Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) .
responden yang memiliki masa kerja <5 tahun sebagian besar patuh dalam penggunaan APD
sebanyak 15 responden (78,9%) dan proporsi responden yang memiliki masa kerja ≥ 5 tahun sebagia
besar patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 35 responden (85,4%) patuh dalam penggunaan
APD. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p-value =
0,711 maka artinya > α (0,05) H0 diterima Ha ditolak yang berarti tidak adanya hubungan masa kerja
dengan kepatuhan penggunaan APD di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero).

Pengetahuan sebagian besar baik patuh dalam panggunaan APD sebanyak 50 responden
(83.3 %) dan proporsi responden yang memiliki pengetahuan Cukup + Kurang sebagian besar patuh
dalam penggunaan APD sebanyak 0 responden (0.0 %).Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi square didapatkan nilai p-value = 0,004 maka p-value < α (0,05) artinya Ha
diterima Ho ditolak yang berarti adanya hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD
di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero).

PEMBAHASAN
1. Analisisis Univariat
a. Kepatuhan Penggunaan APD
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa dari 60 jumlah responden sebagian besar patuh terhadap
penggunaan APD sebanyak 50 responden (83,3%) dan jumlah responden sebagian besar tidak
patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 10 responden (16,7%).Proporsi tersebut
menggambarkan bahwa sebagaian besar dari responden sudah patuh dalam penggunaan APD di
perusahaan saat melakuakan kegiatan kerja sehari-hari, tapi masih ada proporsi responden yang
masih tidak patuh dalam penggunaan APD di perusahaan saat melakukan kegiatan sehari-hari.
Saat pengamatan dilapangan, walaupun sudah tersedianya plang-plang Penggunaan APD tetapi
masih kurangnya pengawasan langsung terhadap penggunaan APD di lapangan ataupun saat
memasuki wilayah kerja sehingga membuat para responden merasa baik-baik saja saat tidak
menggunakan APD saat bekerja.
PT.Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) Banjarmasin juga berupaya untuk terus
meningkatkan perilaku pekerja dengan tetap memberikan pembekalan serta pengetahuan
mengenai pentingnya penggunaan APD saat bekerja.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian tahun 2017 oleh Warmuni dan Rusminingsih, Hubungan
Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan Petugas Pelayanan Bersih di RSUD Bangle.
Temuan menunjukkan bahwa hampir semua aparat kepolisian mematuhi penggunaan APD
(Warmuni & Rusminingsih, 2020). Selain itu, penelitian lain yang berjudul Pengetahuan, Sikap,
dan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Saat Menggunakan APD di Ring Spinning Mill
1 menemukan bahwa hampir semua responden (80,8%) patuh saat menggunakan APD (Maharani
& Wahyuningsih, 2017).
b. Sikap
Berdasarkan tabel 2 , diketahui bahwa dari 60 jumlah responden diketahui sebagian besar
bersikap positif sebanyak 49 (81,7%) responden.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Fajrul Falakh (2021), dimana 36 responden dengan
sikap positif sebagian menyatakan positif tentang penggunaan APD pada pekerja di bidang
kelistrikan PT Sampoerna Energi Indonesia (85,0%) menyatakan patuh.
Sikap belum menjadi tindakan, tetapi memfasilitasi tindakan. Rekrutmen melalui tahapan
sebagai berikut: Ini berarti menerima penggunaan APD sebagai perlindungan, kemudian
menanggapi penggunaan APD dengan tindakan pencegahan, dan kemudian mengadvokasi
penggunaan APD sebagai masalah keselamatan kerja sehingga pekerja dapat dimintai
pertanggungjawaban. Ketika mereka mengalami kecelakaan karena tidak menggunakan APD.
Sikap positif yang termasuk dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai persetujuan pekerja
terhadap penggunaan APD di tempat kerja. Beberapa karyawan menggunakan APD dengan baik,
tetapi beberapa tidak.
c. Masa kerja
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa lebih banyak pekerja di PT. Dok & Perkapalan Kodja
Bahari (Persero) Banjarmasin tahun 2022 yang masa kerjanya Baru <5 tahun sebanyak 19
responden (31.7%) lebih sedikit dibandingkan dengan masa kerja lama >5 sebanyak 41 responden
(68.3%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerja di PT.DoK & Perkapalan Kodja
Bahari (Persero) Banjarmasin sebagian besar masa kerja diatas 5 tahun.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahyar (2001), yang tidak
menemukan hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan dan kepatuhan penggunaan
APD nasal dan oral. Bukti mencakup pekerja yang telah berada di luar kantor untuk jangka waktu
yang lama atau pekerja dengan tingkat kepatuhan serupa yang masa jabatan barunya sebagian
sesuai dengan penggunaan PSA 639,2% dan yang masa jabatan barunya sebagian besar sesuai
dengan penggunaan. Kemungkinan APD (36,8%) karena faktor kebosanan. Secara teori, jam
kerja yang panjang bisa membuat Anda lelah dan bosan di tempat kerja. Begitu juga dengan
responden yang melakukan tugas yang sama setiap hari menimbulkan kebosanan.
d. Pengetahuan
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui dari data yang didapat pada kuisioner tentang pengetahuan
responden di PT. DoK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Banjarmasin di dapatkan 57
responden (95.0%) berpengetahuan baik, 3 responden (5.0 %) berpengetahuan cukup + kurang.
Walaupun demikian dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penelitian semua responden yang
pengetahuannya dengan kategori cukup semuanya hampir mendekati kategori baik hal tersebut
menandakan bahwa semua responden mempunyai pengetahuan yang baik walaupun pada saat
dilakukan penelitian hasilnya masuk kategori cukup.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika Dyah Sertiya Putri dan Yustinus Denny A.W
(2016) yang meneliti PT Liku Telaga Gresik untuk analisis faktor terkait kepatuhan penggunaan
alat pelindung diri, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tidak penting. tidak. kepatuhan.
Studi ini menunjukkan bahwa 58,3% pekerja yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang
APD patuh dalam memakai APD.
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD
Dalam penelitian ini sikap dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu Positif dan Negatif.
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat di ketahui dari 44 responden (89.8 %) yang memiliki sikap
Positif dan 6 responden (54.5 %) berprilaku Negatif patuh dalam penggunaan APD .
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p–value
= 0.013 maka p-value < α (0,05) artinya Ha diterima H0 ditolak yang berarti adanya hubungan
sikap dengan kepatuhan penggunaan APD di PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) .
Menurut Damiati dkk. (2017), Sikap yaitu ekspresi perasaan seseorang yang mencerminkan
suka dan tidak sukanya terhadap suatu objek. Sedangkan menurut Sumarwan (2014), sikap yaitu
ekspresi perasaan terhadap suatu objek, suka atau tidak suka, sikap juga mengungkapkan
keyakinan tentang berbagai sifat dan keunggulan objek tersebut.
Di area PT.Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Banjarmasin, jenis pekerjaan dan
kondisi lingkungan kerja yakni sumber bahaya, dan tingkat risikonya relatif sama. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Fajrul Falakh (2021) bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap dan kepatuhan dalam penggunaan APD, dan metode pengambilan sampel
sebanyak 36 pekerja dengan metode total populasi yang akan dilaksanakan. Analisis data
menggunakan distribusi frekuensi dan uji korelasi dengan taraf signifikansi 0,005. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 63,9% pekerja tidak menggunakan APD saat bekerja. Hasil
analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sikap (p=0,049) dan hubungan
yang signifikan antara sikap dan perilaku penggunaan APD pada pekerja di bidang kelistrikan PT
Sampoerna Energi Indonesia menunjukkan bahwa terdapat
b. Hubungan masa kerja dengan kepatuhan penggunaan APD
Dalam penelitian ini masa kerja dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu baru <5 tahun dan
Lama >5 tahun berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui dari pekerja yang masa kerjanya
lama >5 tahun patuh dalam penggunaan APD sebanyak 39 responden (65.0%) dan pekerja baru
<5 tahun patuh dalam penggunaan APD sebanyak 21 responden (35.0%) .
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p-
value = 0,711 maka artinya > α (0,05) H0 diterima Ha ditolak yang berarti tidak adanya
hubungan masa kerja dengan kepatuhan penggunaan APD di PT. Dok & Perkapalan Kodja
Bahari (Persero).
Andini (2015) Lama bekerja juga yakni lamanya waktu seseorang yang telah bekerja sejak
awal bekerja. Waktu kerja dapat diartikan sebagai jangka waktu yang cukup lama dimana
pekerja memasuki wilayah perusahaan sampai batas tertentu (Suma`mur, 2009; Nisak, 2014).
Waktu kerja yaitu akumulasi dari aktivitas kerja individu dalam jangka waktu yang lama.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ibrahim (2009) yang tidak menemukan
hubungan yang signifikan antara jam kerja dengan tingkat kepatuhan saat menggunakan sarung
tangan (p value = 0,274).
Mulyaningsih (2013) dalam Wibowo (2013) mengemukakan bahwa orang yang bekerja
berjam-jam dapat menjadi kurang produktif karena bosan.
c. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD
Dalam penelitian ini pengetahuan dikategorikan menjadi 3 (dua) yaitu Baik, Cukup+
Kurang. Berdasarkan tabel 3 dari 60 responden 57 respoden dengan pengetahuan baik 3
responden dengan pengetahuan cukup+kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p-
value = 0,004 maka p-value < α (0,05) artinya Ha diterima Ho ditolak yang berarti adanya
hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD di PT. Dok & Perkapalan Kodja
Bahari (Persero). .
Untuk meningkatkan pengetahuan responden, maka perlu dilakukan sosialisasi dan
pelatihan tentang pentingnya penggunaan APD saat bekerja ataupun sudah memasuki
lingkungan kerja.
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yaitu hasil dari pengetahuan, yang terjadi setelah
seseorang mempersepsikan suatu objek. Persepsi melalui panca indera manusia: pendengaran,
penglihatan, penciuman, sentuhan, dan sentuhan. Sebagian dari pengetahuan manusia berasal
dari mata dan telinga kita. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pengetahuan yaitu segala
sesuatu yang dilihat, dirasakan, dan dipahami berkenaan dengan suatu objek tertentu yang
ditangkap melalui panca indera: pendengaran, penglihatan, penciuman, sentuhan, dan sentuhan
dapat disimpulkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hedaputrie et al (2021) yang menemukan
adanya pengaruh yang signifikan antara pengetahuan (X1) dengan keselamatan kerja (Y). Oleh
karena itu, terdapat pengaruh positif antara pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dengan persepsi perilaku keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dengan bukti nilai t-hitung > t-
tabel (3,765 > 2,032). Konsisten dengan studi oleh Bahar et al. (2018) uji chi-square
menemukan hubungan antara pengetahuan dan penggunaan alat pelindung diri dengan p-value
0,042.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD ) di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) Banjarmasin tahun 2022 di simpulkan sebagai berikut :
1. Kepatuhan terhadap Penggunaan APD sebagian besar 50 responden (83.3%) patuh dalam
penggunaan APD dan 10 responden (16.7%) tidak patuh dalam penggunaan APD di PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari (persero) Banjarmasin
2. Sikap terhadap penggunaan APD sebagian besar memiliki sikap positif 49 responden (81.7%)
sedangkan 11 responden (18.3 %) memiliki sikap negatif dalam penggunaan APD di PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari (persero) Banjarmasin.
3. Masa Kerja terhadap penggunaan APD sebagian besar memiliki masa kerja baru <5 tahun 19
responden (31.7%) sedangkan responden yang memiliki masa kerja lama >5 tahun sebanyak 39
responden (68.3 %) di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) Banjarmasin.
4. Pengetahuan terhadap penggunaan APD sebagian besar memiliki pengetahuan baik 57
responden (95.0%) sedangkan pengetahuan cukup + kurang 3 responden (5.0%) di PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari (persero) Banjarmasin.
5. Ada hubungan antara sikap (p-value = 0,0013) dengan kepatuhan penggunaan APD di PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari (persero) Banjarmasin tahun 2022.
6. Tidak ada hubungan antara masa kerja (p-value = 0,711) dengan kepatuhan penggunaan APD di
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) Banjarmasin tahun 2022.
7. Ada hubungan antara pengetahuan ( p-value = 0,004) dengan kepatuhan penggunaan APD di PT.
Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) Banjarmasin tahun 2022).

DAFTAR PUSTAKA

Ahyar, M. 2001. Hubungan Karakteristik Tenaga Kerja Terhadap Pemakaian Alat Pelindung Mulut dan
Hidung (Masker). Skripsi; Surabaya: FKM Universitas Airlangga.
Andini, F. (2015). Risk Factors Of Low Back Pain In Workers. Workers J MAJORITY |, 4, 12.
Azis, Hamdani. 2010. Hubungan Antara Karakteristik dan Tipe Kepribadian Pekerja dengan Tingkat
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri. Skripsi; Surabaya: FKM Universitas Airlangga
Bahar et al. (2018) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Penggunan Alat
Pelindung Diri Pada Pekerja Cleaning Service Di Rsup Prof. Dr.r.d. Kandou manado. Jurnal
KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018
Damiati, dkk. (2017). Perilaku Konsumen. Depok: Rajawali Pers.
Fajrul Falakh (2021) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Pada Pekerja Bagian electrical PT Sampoerna Energi Indonesia. Skripsi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang
Falakh Fajrul .2021 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Bagian Electrical PT Sampoerna Energi Indonesia
(SKRIPSI) .Semarang : Universitas Diponegoro 2014
Geller, E Scott. 2001. The Psychology of Safety Handbook. New York: Lewis Publishers
Holder, Peden M, Krug E. 2001 Injury Surveillance Guidelines. Geneva: World Health Organization.
Ibrahim B. 2001. Tingkat kepatuhan penggunaan sarung tangan bagi petugas laboratorium klinik di
Kota Cilegon tahun 2009. Artikel Penelitian. Depok: FKM Universitas Indonesia.
ILO. 2013. Health and Safety in Work for Productivity. Geneva: Internasional Labour
Office.Permenakertrans No. Per. 08/MEN/VII/2010. Analisis Kepatuhan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Peserta Pelatihan Keterampilan Tukang dan Pekerja Konstruksi.
Kartika Dyah Sertiya Putri dan Yustinus Denny A.W (2016) Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri. The Indonesian Journal of Occupational Safety ,
Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 24-36
Maharani & Wahyuningsih, (2017) Pengetahuan, Sikap, Kebijakan K3 Dengan Penggunaan Alat
Pelindung Diri Di Bagian Ring Spinning Unit 1. Journal of Health Education 2 (1) (2017)
Mulyaningsih (2013) dalam Wibowo (2013) “Reliabilitas Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Kesehatan di bagian dari Puskesmas Kabupaten Ngawi”. STIKES „Aisyiyah. Surakarta.
Indonesia
Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Ramli, Soehatman. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta Dian
Rakyat.
Sastroasmoro, S. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung SetoHastono,2018
Siregar DI. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Ringan di PT. Aqua Golden Mississippi
Bekasi. Jakarta; 2014
Sucipto, Cecep Dani (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja,Jakarta : PT. Sagung Seto.
Tarwaka yang dikutip oleh Baja (2016), Alat Pelindung Diri (APD) http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/
Tarwaka, 2008, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja.
Warmuni & Rusminingsih (2019) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pemakaian Alat
Pelindung Diri Petugas Cleaning Service Di Rumah Sakit Umum Bangli Tahun 2019. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Vol.10 No. 1 Mei 2020:24-31

Anda mungkin juga menyukai