Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG

PADA PEDAGANG TEMPE DAN TAHU DI KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT


KOTA BANJARBARU TAHUN 2022

Novi Meiyana
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin
E-mail: novimeiyana123@gmail.com/085245265138

ABSTRAK
Faktor yang menjadi risiko terjadinya penyakit keluhan nyeri pinggang yaitu faktor individu, pekerjaan dan
faktor lingkungan. Berdasarkan hasil survey pendahuluan, 5 orang pekerja yang ditemui, 4 diantaranya
mengeluhkan nyeri pinggang. Nyeri pinggang yang utamanya dirasakan setelah bekerja. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri pinggang pada pedagang tempe dan
tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang tempe dan tahu yang berada di Kelurahan Guntung Paikat Kota
Banjarbaru pada tahun 2022. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden dengan teknik total
sampling. Uji statistic menggunakan uji Chi Square Test. Hasil analisis menunjukan ada hubungan usia dengan
keluhan nyeri pinggang ( p = 0,003), jenis kelamin ( p = 0,008), masa kerja ( p = 0,023) dan tidak ada hubungan
indeks masa tubuh dengan keluhan nyeri pinggang ( p = 0,623). Dengan kejadian nyeri pinggang pada pedagang
tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat diharapkan menyesuaikan posisi saat bekerja sehingga posisi
bekerja nyaman dapat meminimalisir resiko terjadinya nyeri pinggang.
Kata Kunci : usia, jenis kelamin, masa kerja, indeks massa tubuh, keluhan nyeri pinggang
ABSTRACT
Factors that are at risk of developing low back pain include individual factors, work and environmental factors.
Based on the results of the preliminary survey, 5 workers were met, 4 of whom complained of low back pain.
Low back pain which is mainly felt after work. The purpose of this study was to determine the factors associated
with complaints of low back pain in tempe and tofu traders in Guntung Paikat Village, Banjarbaru City. This
method design uses cross sectional. The population in this study were tempe and tofu traders in Guntung Paikat
Village, Banjarbaru City in 2022. The number of samples in this study were 50 respondents using a total
sampling technique. Statistical test using the Chi Square Test. The results of the analysis showed that there was
a relationship between age and complaints of low back pain (p = 0.003), gender (p = 0.008), years of service (p
= 0.023) and no relationship between body mass index and complaints of low back pain (p = 0.623). With the
incidence of low back pain in tempe and tofu traders in the Guntung Paikat Village, it is hoped that they will
adjust their position while working so that a comfortable working position can minimize the risk of low back
pain.

Keywords: age, gender, years of service, body mass index, complaints of low back pain
1. PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pasal 86 ayat 2 yang menyatakan

bahwa di setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja guna mewujudkan produktivitas kerja yang

optimal (Presiden Republik Indonesia, 2003). Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting bagi

produktivitas serta peningkatan kinerja tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi kesehatan

yang baik berpotensi untuk meraih produkivitas kerja yang baik, dimana pekerjaan yang menuntut

produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima.

Berbeda jika dalam keadaan sakit atau adanya gangguan kesehatan dapat menyebabkan tenaga kerja

kurang produktif dalam pekerjaannya (Suma’mur, 2009).

Hingga saat ini, Low Back Pain masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia.
World Health Organization menyatakan hampir sekitar 150 jenis gangguan muskuloskeletal yang
menyebabkan nyeri dan inflamasi kronis, sehingga dapat menimbulkan disabilitas dan keterbatasan
fungsional. Kedua hal ini pada akhirnya akan mengganggu psikologi dan produktivitas seseorang
(Manchikanti et al.,2014)

Di Amerika Serikat diperkirakan lebih dari 15% orang dewasa mengalami keluhan nyeri
pinggang atau nyeri yang bertahan hampir dua minggu. Nyeri pinggang merupakan suatu
gejala sakit yang terjadi pada bagian pinggang yang merupakan work related
musculoskeletal disorders. Nyeri pinggang telah teridentifikasi oleh Pan American Health
Organization antara tiga masalah kesehatan pekerjaan yang dikenal oleh WHO. Prevalensi
sebesar 37% daripada keluhan nyeri pinggang disebabkan oleh pekerjaan, dengan
perbandingan lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Sedangkan
penelitian Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease (COPORD)
Indonesia menunjukan bahwa prevalensi nyeri terjadi pada penduduk yang berusia 65
tahun dimana prevalensi nyeri pinggang yang terjadi pada laki-laki sekitar 18,2% dan
13,6% terjadi pada wanita. National Safety Council juga melaporkan bahwa sakit akibat
kerja yang paling tinggi frekuensi kejadiannya adalah nyeri pinggang, yaitu 22% dari
1.700.00 kasus (Tarwaka et al., 2004).

Menurut ILO tahun 2007, setiap tahun terjadi kematian sebanyak 1,1, juta yang
disebabkan oleh penyakit atau disebabkan oleh pekerjaan. Data tersebut juga
menyebutkan bahwa terdapat 300.000 kematian yang terjadi dari 250 juta kecelakaan dan
sisanya adalah kematian karena penyakit akibat kerja. Selain penyakit akibat kerja, yang
menyebabkan kematian, juga terdapat masalah kesehatan lain yang perlu mendapatkan
perhahatian antara lain ketulian, gangguan muskuloskeletal, gangguan reproduksi,
penyakit jiwa, sistem syaraf dan sebagainya antara lain ketulian, gangguan
muskuloskeletal, gangguan reproduksi, penyakit jiwa, sistem syaraf dan sebaginya
(Umami, 2014).

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (2018), prevalensi penyakit nyeri


muskuloskeletal di Indonesia yang pernah di diagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9%
dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7%. Jumlah penderita nyeri

2
punggung bawah di Indonesia tidak diketahui, namun diperkirakan antara 7,6%
sampai 37%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2018), terdapat 26,74% penduduk usia 15
tahun keatas yang bekerja mengalami keluhan dan gangguan kesehatan
(Kemenkes RI, 2019). Hal ini diakibatkan karena semakin bertambahnya usia
kekuatan otot semakin menurun.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan, 5 orang pekerja yang ditemui, 4
diantaranya mengeluhkan nyeri pinggang. Nyeri pinggang yang utamanya
dirasakan setelah bekerja. Mayoritas pekerja mengeluh didaerah pinggang yang
terasa pegal, linu dan rasa tidak enak pada daerah pinggang. Kondisi tersebut
tentunya bisa menurunkan efisiensi, efektivitas kerja setiap pekerja merasa tidak
nyaman dalam bekerja sehingga dapat menyebabkan kesehatan semakin menurun
sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan yaitu survey analitik dengan menggunakan rancangan atau
desain cross sectional. Penulis memilih desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan menganalisis hubungan usia, jenis kelamin, masa kerja dan indeks masa tubuh dengan
tujuan mengetahuai keluhan nyeri pinggang pada pedagang tempe dan tahu di Kelurahan
Guntung Paikat Kota Banjarbaru. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total
populasi. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan perhitungan
statistic yaitu dengan bantuan computer dengan uji X(2) (Chi-Square).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan karakteristik
masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap-tiap variabel dependen dan independen dengan cara membuat
tabel distribusi frekuensi.
1) Usia
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia Pedagang Tempe dan Tahu di
Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022

No. Kelompok Usia Frekuensi Persentase (%)


1 <35 tahun 14 28,0
2 >35 tahun 36 72,0
Total 50 100
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa usia responden pedagang tempe dan
tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru lebih banyak usia yang
lebih dari 35 tahun (72%).
2) Jenis Kelamin
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pedagang Tempe dan Tahu
di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)


1 Laki-laki 25 50,0
2 Perempuan 25 50,0
Total 50 100
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden pedagang
tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru antara laki-laki
dan perempuan sebanyak 50%.

3
3) Masa Kerja
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pedagang Tempe dan Tahu di
Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022

No. Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)


1 <3 tahun 14 28,0
2 >3 tahun 36 72,0
Total 50 100
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa masa kerja responden pedagang
tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru lebih banyak
dengan masa kerja >3 tahun yaitu sebanyak 72,0%.
4) Indeks Massa Tubuh
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh Pedagang Tempe dan
Tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022

Indeks Massa
No. Tubuh Frekuensi Persentase (%)
1 Kurus 13 26,0
2 Normal 13 526,0
3 Gemuk 24 48,0
Total 50 100
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa indeks massa tubuh responden
pedagang tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru lebih
banyak dengan dengan kategori gemuk yaitu sebanyak 48%.
5) Keluhan Nyeri Pinggang
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Keluhan Nyeri Pinggang Pada Pedagang
Tempe dan Tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Thaun
2022

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)


1 Ada Keluhan 28 56,0
Tidak Ada
2 Keluhan 22 44,0
Total 50 100

Pada tabel dapat diketahui bahwa keluhan nyeri pinggang responden


pedagang tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru lebih
banyak dengan kategori ada keluhan yaitu sebanyak 56,0%.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan adalah uji Chi-Square untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan dua variabel.
1) Hubungan usia dengan keluhan nyeri pinggang
Tabel 6 Distribusi Hubungan Usia Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada
Pedagang Tempe dan Tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota
Banjarbaru Tahun 2022
Usia Keluhan Nyeri Pinngang Total p-

4
Tidak Ada
Ada Keluhan
Keluhan value
N % n % n %

<35 tahun 4 28,6 10 71,4 14 100,0


0,003
>35 tahun 28 77,8 18 22,2 36 100,0

Total 32 64,0 18 36,0 50 100,0

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa proporsi responden dengan


usia kurang dari 35 tahun mengalami keluhan nyeri pinggang sebanyak 4 orang
(28,6%) dan yang tidak mengalami keluhan nyeri pinggang sebanyak 10 orang
(71,4%). Responden dengan usia lebih 35 tahun yang mengalami keluhan nyeri
pinggang sebanyak 28 orang (77,8%) dan yang tidak mengalami keluhan nyeri
pinggang sebanyak 18 orang (22,2%).
Hasil uji statistik antara usia dengan keluhan nyeri pinggang diperoleh
nilai p-value = 0,003(sig.<0,05). Maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara
usia dengan keluhan nyeri pinggang.

Tabel 7 Distribusi Hubungan Jenis Kelamin Dengan Keluhan Nyeri


Pinggang Pada Pedagang Tempe dan Tahu di Kelurahan Guntung Paikat
Kota Banjarbaru Tahun 2022
Keluhan Nyeri Pinggang

Ada Total
Jenis Kelamin Tidak Ada Keluhan p-value
Keluhan

n % n % n %

Laki-Laki 21 84 4 16 25 100,0
0,008
Perempuan 11 44 14 56 25 100,0

Total 32 64 18 36 50 100,0

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa proporsi responden yang


tingkat kepatuhannya patuh sebagian besar berpengetahuan Cukup Baik yaitu
40 responden atau (81,6%) dibandingkan dengan yang berpengetahuan kurang
yaitu 0 responden atau (0,0%). Sedangkan proporsi responden yang tingkat
kepatuhannya tidak patuh sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu 4
responden atau (100%) dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik yaitu 9
responden atau (18,4%).
Hasil uji statistik antara jenis kelamin dengan keluhan nyeri pinggang
diperoleh nilai p-value = 0,008(sig.<0,05). Maka Ho ditolak, artinya ada
hubungaan antara jenis kelamin dengan keluhan nyeri pinggang.
2) Hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri pinggang
Tabel 8 Distribusi Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Nyeri Pinggang
Pada Pedagang Tempe dan Tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota
Banjarbaru Tahun 2022

Masa Kerja Keluhan Nyeri Pinggang p-


Total value
Tidak Ada
Ada Keluhan
keluhan

N % n % n %

5
<3 tahun 5 35 9 64,3 14 100,0
0,023
>3 tahun 27 75 9 25 36 100,0

Total 32 64 18 36 50 100,0

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa proporsi responden yang


tingkat kepatuhannya patuh sebagian besar bersikap positif yaitu 38 responden
atau (80,9%) dibandingkan dengan yang bersikap negatif yaitu 2 responden atau
(33,3%). Sedangkan proporsi responden yang tingkat kepatuhannya tidak patuh
sebagian besar bersikap negatif yaitu 4 responden atau (66,7%) dibandingkan
dengan yang bersikap positif yaitu 9 responden atau (19,1%).
Hasil uji statistik antara masa kerja dengan keluhan nyeri pinggang
diperoleh nilai p-value = 0,023 (sig.<0,05). Maka Ho ditolak, artinya ada
hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri pinggang .
Penelitian ini sejalan dengan Fathoni dkk(2009) tentang adanya keluhan
nyeri pinggang, pada hasil penelitian menunjukan prevalensi masa kerja dengan
keluhan nyeri pinggang berjumlah 59,38%. Dari hasil uji korelasi didapatkan p-
value 0,018 karena p<0,05 sehingga dalam penelitian ini faktor masa kerja
responden memiliki hubungan dengan keluhan nyeri pinggang.
3) Hubungan indeks masa tubuh dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri
(APD)
Tabel 9 Distribusi Hubungan Indeks Masa Tubuh Dengan Keluhan Nyeri
Pinggang Pada Pedagang Tempe dan Tahu di Kelurahan Guntung Paikat
Kota Banjarbaru Tahun 2022

Keluhan Nyeri Pinggang

Indeks Masa Tidak Ada Total


Ada Keluhan p-value
Tubuh Keluhan

N % n % N %

Kurus 7 53,8 6 46,2 13 100,0

Normal 6 46,2 7 53,8 13 100,0


0,623
Gemuk 15 62,5 9 37,5 24 100,0

Total 28 56 22 44 50 100,0

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa proporsi responden kategori


kurus yang ada keluhan nyeri pinggang ada 53,8% dan yang tidak keluhan
46,2%. Responden normal yang ada keluhan nyeri pinggang ada 46,2% dan yang
tidak ada keluhan nyeri pinggang 53,8%. Responden kategori gemuk yang ada
keluhan nyeri pinggang 62,5% dan yang tidak ada keluhan nyeri pinggang 37,5%
Hasil uji statistik antara indeks masa tubuh dengan keluhan nyeri
pinggang diperoleh nilai p-value = 0,623 (sig.<0,05). Maka Ho ditolak, artinya
ada hubungan antara indeks masa tubuh dengan keluhan nyeri pinggang .
Tabel 9 Distribusi Hubungan Masa Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Instalasi Sanitasi Dan Gedung Di
RSUD Zalecha Martapura Tahun 2022
Masa Kerja Kepatuhan Total p-
value
Patuh Tidak Patuh

6
N % N % n %

Baru 37 75,5 12 24,5 49 100,0


0,688
Sedang Lama 3 75,0 1 25,0 4 100,0

Total 40 75,5 13 24,5 53 100,0

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa proporsi responden yang


tingkat kepatuhannya patuh sebagian besar dengan masa kerja baru yaitu 37
responden atau (75,5%) dibandingkan dengan masa kerja sedang lama yaitu 3
responden atau (75,0%). Sedangkan proporsi responden yang tingkat
kepatuhannya tidak patuh sebagian besar dengan masa kerja baru yaitu 12
responden atau (24,5%) dibandingkan dengan masa kerja sedang lama yaitu 1
responden atau (24,5%).
Hasil uji statistik antara masa kerja dengan kepatuhan penggunaan alat
pelindung diri diperoleh nilai p-value = 0,688 (sig.>0,05). Maka Ho diterima,
artinya tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan penggunaan alat
pelindung diri.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Lira Mufti Azzahri Isnaeni
dan Ade Dita Puteri dengan judul penelitian Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Alat Pellindung Diri Di RSUD X dengan
hasil penelitian Hasil analisis uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000 atau p <
0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kepatuhan
perawat dalam pemakaian APD di RSUD Bangkinang.

7
4. PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan Usia


pedagang tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun
2022 dengan kategori >35 tahun sebesar 72%, Jenis Kelamin pedagang tempe
dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022 dengan
kategori laki-laki dan perempuan sebesar 50%, Masa Kerja pedagang tempe dan
tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022 dengan kategori
>3 tahun sebesar 72%, Indeks Masa Tubuh pedagang tempe dan tahu di
Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022 dengan kategori gemuk
sebesar 48%, Keluhan nyeri pinggang pada pedagang tempe dan tahu di
Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022 dengan kategori ada
kelihan sebesar 56% dan Ada hubungan antara usia antara keluhan nyeri
pinggang pada pedagang tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota
Banjarbaru Tahun 2022 dengan p-value 0,003, Ada hubungan antara jenis
kelamin dengan keluhan nyeri pinggang pada pedagang tempe dan tahu di
Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022 dengan p-value 0,008,
Ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri pinggang pada pedagang
tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru Tahun 2022
dengan p-value 0,023, Ada hubungan antara indeks masa tubuh dengan keluhan
nyeri pinggang pada pedagang tempe dan tahu di Kelurahan Guntung Paikat Kota
Banjarbaru Tahun 2022 dengan p-value 0,0623.
b. Saran
Adapun saran yang diajukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Pedagang Tempe dan Tahu
a. Perbanyak istirahat atau relaksasi dalam per satu jam sekali untuk
mengurangi rasa nyeri pada pinggang.
b. Apabila ada keluhan nyeri pinggang segera berobat ke puskesmas
setempat atau dokter.
c. Menyesuaikan posisi saat bekerja sehingga posisi bekerja nyaman
dapat meminimalisir resiko terjadinya nyeri pinggang.
d. Memperbanyak kegiatan olahraga untuk pencegahan terhadap keluhan
nyeri pinggang
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar meneliti variable-variabel
lain seperti ergonomic, stress kerja, kebiasaan merokok dan lain-lain
yang juga memiliki hubungan dengan keluhan nyeri pinggang.

DAFTAR PUSTAKA

Andini, F. (2015, Januari). Risk Factors of Low Bck Pain in Workers. 12-19.

8
Anies. (2010). Seri Kesehatan UmumPenyakit Akibat Kerja.
Depatemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Kategori Usia.
H, P. M. (2011). Beberapa faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri
Punggung Bawah Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia.Vol.4 / No. 1.
Hungu. (2016). Demografi Kesehatan Indonesia. Grasindo
Hoetomo, M. A. (2013). Kamus Lengkap Bahasan Indonesia,MitraPelajar.
Nuswantari 2010. Kamus Kedokteran Dorland
Manchikanti, L. S. (2014). Epidemiology of low back pain in Adults.
Neuromodulation.
Mas’idah, E. (2016) Analisa Manua Material Handling (MMH) dengan
Menggunakan Metode Biomekanika untuk Mengidentifikasi Risiko
Cidera Tulang Belakang (Musculoskeletal Disorder). XLV(119), 37-56.
Martoyo, Susilo. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Pradono, J. (2011). Faktor Berisiko yang Mempengaruhi Penyakit Tidak Menular
di Jawa dan Bali. Jurnal Kesehatan, XXXI(3), 166-167.
Pratiwi, dkk. 2011. Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri
Punggung pada Penjal Jamu Gendong. Jurnal promosi kesehatan
Indonesia. Volume 4. Nomor:1. Janari 2011.
Riningrum, H. (2016). Pengaruh Sikap Kerja, Usia, dan Masa Kerja Terhadap
Keluhan Subyektif Low Back Pain pada Pekerja Bagian Sewing Garmen
PT. APAC INTI CORPORA Kabupaten Semarang. Universitas Negeri
Semarang.
Santoso, S. (2013). Kesehatan dan Gizi.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixes Methods).
Sugiyono. (2019). Statistika untuk Penelitian.

9
Sulaeman. (2015). Low Back Pain (LBP) pada Pekerja di Divisi
MinumanTradisional. Jurnal Teknik Lingkungan, XXI(2), 201-211.
Suma’mur. (2012). Nyeri Kronis Pengobatan Baru Untuk Memeranginya. Higiene
Perusahaan dan Keselamatan Kerja.
Suma’mur, P. (2012). Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja (HIPERKES).
Tarwaka. (2011). Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Produktivitas.
Tarwaka. (2011). Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja. Ergonomi.
Tarwaka. (2011). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi di Tempat Kerja.
https://kemeperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf
https://id.scribd.com/doc/151484440/Kategori-Umur-Menurut-Depkes-RI
https://muamala.net/kategori-umur-menurut-who/amp
http://www.bphn.go.id/data/documents/97uu025.pdf
https://kel-gtpaikat.banjarbarukota.go.id
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/download/2744/1079
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/download/22429/22125

10

Anda mungkin juga menyukai