Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL

PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BALOWERTI

Ningsih Dewi Sumaningrum1, Eka Faisal Abianto2, Mely Purnadianti3

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri


*Email Korespondensi: ningsih.sumaningrum@gmail.com

ABSTRAK

Keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang dirasakan apabila otot menerima beban
statis secara berulang dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan keluhan berupa
kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Salah satu faktor risiko yang menyebabkan
keluhan muskuloskeletal adalah usia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis hubungan
usia dengan keluhan muskuloskeletal pada perawat di Puskesmas Balowerti .Desain
penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dan Sampel yang digunakan yaitu seluruh perawat di Puskesmas
Balowerti yang berjumlah 20 orang. Variabel bebas penelitian ini adalah umur, sedangkan
variabel terikat adalah keluhan muskuloskeletal. Data dianalisis menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagian
besar responden besar perawat mengalami keluhan muskuloskeletal dalam kategori sedang,
terdapat hubungan antara umur (Asymp sig=0.000) terhadap keluhan muskuloskeletal. Saran
yang dapat diberikan yaitu pada perawat Puskesmas Balowerti untuk melakukan gerakan
peregangan otot sesekali selama ± 3-5 menit pada saat senggang, untuk relaksasi menurunkan
tegangan otot dan mencegah penyakit akibat kerja muskuloskeletal.

Kata Kunci: Umur; Keluhan muskuloskeletal; Perawat.

ABSTRACT

Musculoskeletal complaints are complaints that are felt when muscles receive static loads
repeatedly for a long time, causing complaints in the form of damage to joints, ligaments and
tendons. One of the risk factors that cause musculoskeletal complaints is age. The purpose of
this study was to analyze the correlation between age and musculoskeletal complaints in
nurses at the Balowerti Health Center. The research design used was an analytical
observational study with a cross sectional approach. The population and samples used were
all nurses at the Balowerti Puskesmas, totaling 20 people. The independent variable of this
study was the age, while the bound nariabel was a musculoskeletal complaint. Data were
analyzed using the Kolmogorov-Smirnov test. Based on research that has been conducted, it
was found that most of the nurse respondents experienced musculoskeletal complaints in the
moderate category, there was a relationship between the age (Asymp sig = 0.000) and
musculoskeletal complaints. Advice that can be given is to the nurses of the Balowerti
Puskesmas to do occasional muscle stretching movements for ± 3-5 minutes at leisure, to
relax reduce muscle tension and prevent diseases caused by musculoskeletal work

Keywords: Age, Musculoskeletal complaints, Nurse.


1
PENDAHULUAN
Perkembangan industri bidang pelayanan kesehatan saat ini terjadi sangat pesat dan
menjadi sumber utama masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan(Novira et al.,
2020). Manusia hidup memerlukan pekerjaan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan elemen yang sangat penting untuk
diperhatikan dan diterapkan selama bekerja karena pekerja yang merasakan sakit dalam
bekerja akan berakibat pada diri, keluarga, dan lingkungan(Mulyadi, 2021).
Perlu diketahui bahwa sektor industri kesehatan merupakan salah satu sektor yang
penting sehingga pemerintah maupun masyarakat memberikan perhatian yang serius pada
sektor tersebut. Seiring berkembangnya industri dapat membuka lapangan pekerjaan baik dari
industri sektor formal dan sektor informal. Pekerjaan formal sektor kesehatan Puskesmas
memiliki kondisi yang memerlukan perhatian jika ditinjau dari aspek Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)(Kurniawidjadja et al., 2021).
Tenaga kerja pada sektor kesehatan puskesmas memiliki berbagai risiko bahaya jika
dibiarkan akan menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja(Sriagustini &
Supriyani, 2021). Manusia hidup memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Penyakit Akibat Kerja (PAK) sebagai penyakit yang diakibatkan oleh satu faktor
yaitu karena pekerjaan dan atau lingkungan kerja(F. S. Dewi & Sundaru, 2023).
Penyakit akibat kerja yang dialami perawat salah satunya adalah keluhan
muskuloskeletal. Perawat dalam aktifitas kerja banyak melaksanakan kegiatan pada posisi
berdiri atau berjalan dalam jangka waktu yang cukup lama. Berputarnya tulang belakang
ketika tubuh membungkuk dapat menjadi pemicu timbulnya nyeri punggung bawah yang
merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal(Yazid & Situmorang, 2021).
World Health Organization (WHO), menyatakan prevalensi keluhan muskuloskeletal
pada perawat hampir mencapai 60% dari semua penyakit akibat kerja pada perawat. Menurut
data yang diperoleh dari American Nurses Association (ANA), hampir 40% perawat di
Amerika Serikat mengalami keluhan muskuloskeletal(Purba & Situmorang, 2020).
Prevalensi penyakit akibat kerja musculoskeletal disorders di Indonesia berdasarkan
diagnosis pada tenaga kesehatan berjumlah 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu
berjumlah 24,7%(Indah & Utami, 2023).
Puskesmas Balowerti merupakan puskesmas dengan 5.345 km2 dan mempunyai
jangkauan terluas mencakup 5 wilayah kelurahan yaitu Balowerti, Dandangan, Ngadirejo,
Semampir, Pocanan. Memiliki pelayanan rawat jalan, gawat darurat, tindakan medik non
operatif kegawatdaruratan, dan rawat inap.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada tiga perawat ditemukan
masalah yaitu pada salah satu perawat mengalami gejala nyeri punggung pada saat melakukan
pekerjaan dan mengatakan belum memahami prinsip ergonomi. Berdasarkan keterangan dari
perawat, mereka melakukan aktivitas secara berulang-ulang kurang lebih sebanyak 2 kali
dalam satu menit dalam postur tubuh janggal seperti membungkuk.
Penelitian menyatakan saat bekerja perawat melakukan aktifitas mengangkat dengan berat
yang beragam, menggeser, aktifitas posisi janggal saat menjangkau, berdiri posisi tubuh
membungkuk dalam frekuensi sering dan waktu yang lama. Ketika perawat melakukan
tindakan memasang infus, menyuntik dan mendorong bed pasien didapatkan postur janggal
sehingga meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal(M. S. Dewi et al., 2022).
Penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia dengan keluhan muskuloskeletal umur
yang produktif mempengaruhi dalam proses bekerja. Semakin umur meningkat maka
mengalami degenerasi yang berdampak pada kurangnya stabilitas dan ketahanan tulang, otot
sehingga semakin tinggi risiko terjadinya keluhan muskuloskeletal, perawat dengan umur

2
lebih dari 30 tahun berisiko mengalami keluhan muskuloskeletal(Indah & Utami, 2023).

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional.
Penelitian dilakukan di Puskesmas Balowerti Kediri. Populasi penelitian ini adalah
semua perawat di Puskesmas Balowerti Kediri berjumlah 20 orang.
Penelitian ini menggunakan sampling jenuh atau dapat disebut sebagai saturation
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang menggunakan semua anggota populasi yaitu
20 perawat. Menurut Sugiyono, teknik sampling jenuh dilakukan pada populasi yang relatif
kecil yaitu kurang dari 30 orang(Ilahude et al., 2021; Sahir, 2021).
Unit analisis dalam penelitian ini adalah usia dan keluhan muskuloskeletal. Data
dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Penelitian dimulai meminta izin kepada pemilik home industri, wawancara
pendahuluan, mengurus perizinan, melakukan wawancara serta penyebaran kuesioner
Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja (GOTRAK), dan dokumentasi(SNI 9011:2021,
2021).
Data penelitian akan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS dan dianalisis
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan hubungan antara variabel usia
dengan variabel keluhan muskuloskeletal pada pekerja(Firdaus, 2021).

HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Analisis univariat terdiri dari karakteristik responden yaitu umur, keluhan
muskuloskeletal pada perawat Puskesmas Balowerti yang disajikan pada Tabel 1

Tabel 1. Karakteristik Responden di Puskesmas Balowerti


Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Umur
Muda (<15 tahun) 0 0
Produktif (15 – 50 tahun) 17 0.85
Tua (>50 Tahun) 3 0.15
Keluhan muskuloskeletal
Rendah 1 0.05
Sedang 16 0.80
Tinggi 3 0.15

Tabel 1 menunjukan bahwa mayoritas umur responden berumur 15 – 50 tahun


berjumlah 17 orang (85%) yaitu dalam kategori produktif, sedangkan dalam kategori
tua berumur lebih dari 50 tahun berjumlah 3 orang (55%). Pada tabel diketahui
mayoritas responden mengalami keluhan muskuloskeletal dalam kategori sedang
berjumlah 16 orang (80%), untuk keluhan muskuloskeletal kategori tinggi sebanyak 3
orang (15%), sedangkan kategori rendah sebanyak 1 orang (5%).

3
Tabel 2. Hubungan Umur dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat di
Puskesmas Balowerti
Keluhan Muskuloskeletal Asymp.
Variabel Rendah Sedang Tinggi Total Sig. (2-
n % n % n % tailed)
Umur produktif 1 5 16 80 0 0 85% 0.000
(15-55) tahun
Umur tua (> 50) 0 0 0 0 3 15 15%
tahun
Total 1 5 16 80 3 15 100%
Sumber: Data Primer, 2023
Tabel 2 menunjukan bahwa responden yang tergolong usia produktif dengan
risiko keluhan muskuloskeletal rendah berjumlah 1 orang (5%), responden yang
tergolong usia produktif dengan risiko keluhan muskuloskeletal sedang berjumlah 16
orang (80%), responden yang tergolong usia tua dengan risiko keluhan muskuloskeletal
tinggi berjumlah 3 orang (15%). Berdasarkan uji statistik pada menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil bahwa Asymp Sig. < 0,05 yaitu 0,000, yang berarti
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan keluhan
muskuloskeletal perawat di Puskesmas Balowerti.

PEMBAHASAN

Hubungan Umur dengan Keluhan Muskuloskeletal


Keluhan muskuloskeletal dapat terjadi karena peregangan otot yang berlebihan seperti
kegitan mengangkat, mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot
yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan
optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko
terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal(Afro &
Paskarini, 2022).
Aktivitas berulang yaitu pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus seperti
pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dsb. Keluhan otot terjadi karena
otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh
kesempatan untuk relaksasi(E. I. Tarwaka, 2015).
Menurut Grandjean sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang mengakibatkan
posisi area tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, seperti pergerakan tangan terangkat,
punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari
pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot
skeletal(Entianopa et al., 2021).
Faktor individu yang mengakibatkan keluhan muskuloskeletal adalah umur. Keluhan
otot skeletal dirasakan pada awal usia kerja, yaitu 25-65 tahun. Keluhan awal pada
umumnya dirasakan pada usia 35 tahun dan derajat keluhan semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya usia, karena pada usia setengah baya, kemampuan dan ketangguhan
otot mulai menurun sehingga resiko terjadinya keluhan otot meningkat(Tarwaka, 2019).
Kekuatan otot maksimal terjadi pada saat umur antara 20 - 29 tahun, selanjutnya terus
terjadi penurunan seiring dengan meningkatnya. Pada saat usia mencapai 60 tahun, rerata

4
kekuatan otot menyusut sampai 20 %. Pada saat kekuatan otot mulai menyusut maka resiko
terjadinya keluhan otot akan meningkat(Faisal et al., 2022; H. Tarwaka, 2015).
Pada penelitian ini terdapat hubungan antara umur dengan keluhan meuskuloskeletal
Asymp sig=0.000, hal ini dikarenakan perawat berumur produktif dengan tingkat keluhan
muskuloskeletal sedang dan berumur tua dengan tingkat keluhan muskuloskleletal dan
melaksanakan aktifitas kerja secara repetitif yaitu mengangkat, menggeser, aktifitas posisi
janggal ketika menjangkau, berdiri posisi tubuh membungkuk dalam. Perawat melakukan
tindakan memasang infus, menyuntik dan mendorong kursi roda, mendorong tempat tidur
pasien didapatkan postur awkward.
Hal ini sesuai dengan penelitian Cindy, dkk yang menyatakan ada hubungan antara usia
dengan keluhan muskuloskeletal dikarenakan daya kekuatan dan ketahanan otot mengalamia
penurunan (Sumigar et al., 2022).
Penelitian ini didukung oleh penelitian Puspita, dkk yaitu ada hubungan antara usia
dengan keluhan muskuloskeletal dikarenakan tenaga kerja dengan rentang 56 – 65 tahun
mengalami keluhan muskuloskeletal pada risiko yang tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa. sebagian
besar responden tergolong kedalam kategori usia produktif (15-64 tahun), sebagian besar
karyawan mengalami keluhan muskuloskeletal dalam kategori sedang, terdapat hubungan
antara usia (Asymp sig=0.000) terhadap keluhan muskuloskeletal.
Saran yang dapat diberikan yaitu pada perawat Puskesmas Balowerti untuk melakukan
gerakan peregangan otot sesekali selama ± 3-5 menit pada saat waktu luang di selama di
tempat kerja.

UCAPAN TERIMA KASIH (Bila ada)


Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Puskesmas Balowerti yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian juga seluruh perawat yang bersedia
berpartisipasi dalam penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Afro, H. S., & Paskarini, I. (2022). Hubungan Antara IMT dan Kebiasaan Merokok Dengan
Keluhan Musculoskeletal Disorders Pada Petani Padi di Desa Doho, Kabupaten Madiun,
Jawa Timur. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(1), 98–111.
https://jurnal.fkm.untad.ac.id/index.php/preventif/article/download/249/207
Dewi, F. S., & Sundaru, A. (2023). Analisis Risiko Kejadian Penyakit Akibat Kerja Nelayan
Kecil. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 23874–23882.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/10378/8330
Dewi, M. S., Pane, J., & Harefa, E. (2022). Gambaran Tingkat Resiko Muskulo Skeletal
Disorders (MSDs) Pada Perawat IGD. Jurnal Keperawatan, 14(4), 979–986.
journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/keperawatan/article/download/475/399
Entianopa, E., Harahap, P. S., & Rahma, D. (2021). Hubungan Aktivitas Berulang, Sikap
Kerja Dan Lama Kerja Dengan Keluhan Kelelahan Otot Pekerja Getah Karet. Public
Health and Safety International Journal, 1(01), 7–11. https://mand-
ycmm.org/index.php/phasij/article/download/24/377
Faisal, R., Marisdayana, R., & Kurniawati, E. (2022). Faktor Risiko Muskuloskeletal
Disorders (Msds) pada Pekerja Penyortir Sampah di Uptd Pengelolaan Sampah Talang
Gulo. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(12), 4061–4066. https://stp-mataram.e-

5
journal.id/JIP/article/download/1513/1156
Firdaus. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi Analisis Regresi Ibm Spss
Statistics Version 26.0. CV. Dotplus Publisher.
Ilahude, P. A., Maramis, J. B., & Untu, V. N. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum
dan Saat Masa Pandemi Covid-19 pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di
BEI. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(4),
1144–1152. Metode sampling jenuh sering digunaka
Indah, V., & Utami, T. N. (2023). Analisis Faktor Risiko Ergonomi Perawat Terhadap
Keluhan Musculoskeletal Disorders. Jurnal Keperawatan Priority, 6(2), 131–143.
jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jukep/article/download/4060/2587
Kurniawidjadja, L. M., Ok, S., Martomulyono, S., Susilowati, I. H., KM, S., & KKK, M.
(2021). Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan di Tempat Kerja Meningkatkan
Produktivitas. Universitas Indonesia Publishing.
Mulyadi, M. (2021). Hubungan Faktor Perilaku Pekerja Dengan Kejadian Penyakit Akibat
Kerja. Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika Dan Masyarakat, 21(1), 153–163.
https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/Sulolipu/article/download/1969/1433
Novira, A., Priatna, R., & Pradesa, H. A. (2020). Pengaruh Dimensi Kualitas Layanan
terhadap Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan Puskesmas di Kabupaten Sumedang
Tahun 2019. JEMAP: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, Dan Perpajakan, 3(2),
288–302.
Purba, D., & Situmorang, T. (2020). Hubungan Posisi Dan Masa Kerja Dengan Gangguan
Muskuloskeletal Pada Perawat Di RSU Sundari Medan. Jurnal Keperawatan Flora,
13(1), 97–108. https://www.jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf/
article/download/ 219/216
Sahir, S. H. (2021). Metodologi penelitian (1st ed.). KBM Indonesia.
https://repositori.uma.ac.id/jspui/bitstream/123456789/16455/1/E-Book Metodologi
Penelitian Syafrida.pdf
SNI 9011:2021. (2021). Pengukuran Dan Evaluasi Potensi Bahaya Ergonomi Di Tempat
Kerja.
Sriagustini, I., & Supriyani, T. (2021). A Analisis Bahaya pada Pengrajin Anyaman Bambu.
Faletehan Health Journal, 8(03), 223–230.
Sumigar, C. K., Kawatu, P. A. T., & Warouw, F. (2022). Hubungan Antara Umur Dan Masa
Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Petani Di Desa Tambelang Minahasa
Selatan. KESMAS, 11(2). file:///C:/Users/DYNABOOK/Downloads/ rutler,+4+Cindy
+Keren+Sumigar.pdf
Tarwaka. (2019). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi Di
Tempat Kerja (3rd ed.). Harapan Press.
Tarwaka, E. I. (2015). Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja.
Solo: Harapan Press.
Tarwaka, H. (2015). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di
Tempat Kerja Edisi II (2nd ed.). Harapan Press.
Yazid, B., & Situmorang, H. (2021). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Gangguan
Muskuloskeletal Pada Perawat Di RSU Sundari Medan. Jurnal Keluarga Sehat
Sejahtera, 19(2), 38–47.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jkss/article/download/ 32417/ 17667

Anda mungkin juga menyukai