Anda di halaman 1dari 4

FORM EVALUASI METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSIAS BHAKTI KENCANA

Nama Mahasiswa : Ai Rosita


NIM : AK.1.17.004
Judul Peneliian : Efektivitas terapi balance exercise pada lansia dengan resiko jatuh di
wilayah kerja Puskesmas Sukasari Cilaku Cianjur

MODUL 2 RUMUSAN MASALAH  Dosen : R.Siti Jundiah M.Kep

1. Temuan Hasil Studi Pendahuluan di Lapangan (FENOMENA)


Berdasarkan wawancara peneliti dengan pihak puskesmas pada saat diminta data
perihal lansia di Puskesmas Sukasari Cilaku Cianjur peneliti menemukan data bahwa
terdapat 200 lansia di wilayah kerja Puskesmas Sukasari Cilaku Cianjur. Jumlah data
lansia terbanyak di Desa Ciharashas terdapat 40 Lansia. Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan laporan 3 orang jatuh di wc hal ini di duga karena lemahnya anggota tubuh
dan keseimbangan tubuh yang kurang stabil. Pihak puskesmas menyebutkan belum
adanya intervensi khusus mengenai resiko jatuh dan keseimbanagan lansia selain di
sarankan untuk menggunakan alat bantu saat berjalan dan bantuan saat beraktivitas.

2. Latar Belakang Masalah Penelitian :


Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa sering kali dilihat dari usia harapan
hidup penduduknya. Meningkatkan Usia Hrapan Hidup (UHH) di Indonesia
menyebabkan poulasi lanjut usia yang berumur 60 tahun juga bertambah (Kemenkes RI,
2012). Pada tahun 2013 proposi dan populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun
adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat
seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Data WHO menunjukan pada tahun 2012
usia harapan hidup orang di dunia adalah 70 tahun, dan pada tahun 2013 didapatkan
proposi lansia sebesar 8,1% dari total populasi (Badan Pusat Statistika, 2015).
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun keatas. Menurut UU
nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia di Indonesia menyatakan bahwa
lansia adalah seseorang yang berusia diatas 60 tahun. Lansia merupakan proses alamiah
yang berarti seseorang telah melewati tiga tahap kehidupannya, yaitu masa anak, masa
dewasa dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu (Suryani, 2018).
Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia terus mengalami peningkatan dari
tahun ketahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia
tercatat sebesar 14,62 juta jiwa pada tahun 2000. Pada tahun 2005 jumlah lansia
meningkat menjadi 16,04 juta jiwa. Pada tahun 2020 jumlahnya akan mencapai 28,99
juta jiwa. Pada tahun 2025 jumlah lansia di perkirakan akan mencapai 95,92 juta jiwa.
Suhartati, 2014. Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal
wajar yang akan dialami semua orang yang dikaruniai umur
panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing – masing
individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun terjadi proses penuaan secara ilmiah.
Perubahan dari aspek fisiologis menyebabkan adanya perubahan fisik pada lanjut usia
diantaranya perubahan sistem persarafan dan sistem muskuloskeletal. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada lanjut usia salah satunya dapat menimbulkan masalah yaitu
meningkatnya risiko jatuh yang dapat menyebabkan cidera bagi lansia (Deniro, 2017).
Jatuh merupakan salah satu penyebab utama dari kematian dan cedera pada populasi
lanjut usia. Dua puluh hingga tiga puluh persen dari lansia yang memiliki derajat
kecacatan tinggi terkait jatuh akan mengalami kehilangan kebebasan akan ADL (aktivitas
hidup seharihari), penurunan kualitas hidup dan yang paling memprihatinkan adalah
kematian.
Usaha pencegahan merupakan langkah awal yang harus dilakukan karena bila sudah
terjadi jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan. Pencegahan
Jatuh dapat dilakukan denganmemperbaiki kondisi lingkungan yang dianggap tidak
aman, mengindentifikasi faktor risiko, penilaian keseimbangan dan gaya berjalan,
diberikan latihan fleksibilitas gerakan, latihan keseimbangan fisik dan koordinasi
keseimbangan (Rohaedi, 2016). Latihan fisik yang baik, benar, terukur, dan teratur
(BBTT) serta latihan yang sesuai dengan tingkat kesehatan, tingkat aktivitas fisik, dan
tingkat kebugaran masing-masing individu dapat mengurangi risiko kelainan tulang yang
menyebabkan risiko jatuh pada lansia. Salah satu latihan fisik yang baik dan benar adalah
latihan kesimbangan. Latihan keseimbangan ditujukan untuk membantu meningkatkan
kekuatan otot pada anggota bawah (kaki) dan untuk meningkatkan sistem
vestibular/kesimbangan tubuh. Latihan keseimbangan sangat penting pada lansia karena
latihan ini sangat membantu mempertahankan tubuhnya agar stabil sehingga mencegah
terjatuh yang sering terjadi pada lansia. Latihan keseimbangan berguna untuk
memandirikan para lansia agar mengoptimalkan kemampuannya sehingga menghindari
dari dampak yang terjadi yang disebabkan karena ketidakmampuannya. Otak, otot dan
tulang bekerja bersamasama menjaga keseimbangan tubuh agar tetap seimbang dan
mencegah terjatuh (Nurkuncoro, 2015).

3. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN :


Apakah terdapat efektifitas latihan keseimbangan terhadap lansia yang mengalami resiko
jatuh ?

MODUL 7 Tehnik Pengumpulan Data  Dosen : R. Siti Jundiah M.Kep

Jelaskan tehnik pengumpulan data yang akan digunakan :

1. Membuat surat ijin studi pendahuluan dan ijin penelitian ditunjukan kepada kepala
kesbangpol Kota Cianjur, Dinas Kesehatan Kota Cianjur, dan Kepada pihak UPT
Puskesmas Sukasari Cilaku Cianjur.
2. Peneliti melakukan studi literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3. Mengidentifikasi dan menentukan masalah yang ada.
4. Menentukan sampel penelitian.
5. Melakukan studi pendahuluan.
6. Membuat proposal penelitian yang diajukan untuk pengujian proposal penelitian.
7. Mengurus surat perizinan untuk pelaksanaan penelitian

Instrumen yang digunakan :

1. Instrument yang digunakan untuk variable yaitu Balance Ekercise yaitu SOP latihan
keseimbangan
2. Instrument yang di gunakan untuk pariable resiko jatuh yaitu kuisioner keseimbangan

Scala /cara Ukur


Resiko jatuh yaitu interval

Anda mungkin juga menyukai