Oleh
NIM: 17613082
MUHAMMADIYAH PONOROGO
Tahun 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Lansia adalah penduduk yang mengalami sebuah proses penuaan secara terus
menerus yang biasa di tandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
lansia dini (55-64 tahun), kelompok lansia (65 tahun keatas), kelompok lansia resiko
tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun ke atas (Nawawin,2010). Dalam
tahap lansia terjadi proses menua yang merupakan proses alamiah dalam kehidupan
manuasia, yang berarti seseorang telah melakukan tiga tahap kehidupannya yaitu:
anak, dewasa, dan tua. (Nugroho, 2012). Pengaruh proses menua dapat menimbulkan
berbagai masalah baik masalah fisik, mental, biologis maupun sosial ekonomi.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran misalnya kemunduran pada fisik
yang biasa di tandai dengan kulit mengendur, rambut sudah mulai memutih, gigi
lambat dan figure tubuh yang tidak proposional. (Untari, 2018). Semakin lanjut usia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan
berjalan dan bekerja,. Kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem
muskuloskeletal dan neuromuskular, kerusakan sistem saraf pusat, dan kekuatan otot
(Hidayat, 2014).
tahun di dunia tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi
22, atau secara absolut meningkat dari 605 juta menjadi 2 miliar lansia. Sedangkan di
amerika di perkirakan pada tahun 2050 sekitar 89 juta orang amerika akan berusia 65
tahun keatas yang jumlahnya melebihi dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah
orang dewasa (Ericksen, 2016). Sedangkan di Indonesia jumlah penduduk lansia pada
tahun 2017 berjumlah 23,66 juta (9,03%) dan di prediksi jumlah lansia pada tahun
2020 (27,08 juta), pada tahun 2025 (33,69 juta), pada tahun 2030 (40,95 juta), dan
pada tahun 2035 (49,19 juta). Di jawa timur penduduk lanjut usia bertambah 140 ribu
orang setiap tahun sehingga saat ini terdapat 4,4 juta lansia di wilayah jawa timur.
expectancy), penurunan angka fertilitas atau kelahiran, dan mortalitas atau kematian,
meningkat. Populasi di Indonesia tahun 2014 mencapai 20,24 juta jiwa atau serta
normal maupun patologis yang berkaitan dengan proses penuaan dalam berbagai
Perubahan normal akibat penuaan ini paling jelas terlihat pada sistem
mencapai 30% sampai 50%. Perubahan patologis pada sistem muskuloskeletal seperti
rheumatorid athritis, osteoathritis, osteoporosis yang sering terjadi pada lansia yang
300/100.000 orang pertahun. Usia 70 tahun sebesar 40% menderita osteoarthritis dan
gerakan, serta 25% tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari mereka. (Thomas,
2016).
salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah (NANDA, 1999 dalam
tempat ke tempat yang lain atau ke satu posisi ke posisi yang lain. Hambatan
mobilitas fisik dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: gaya hidup, ketidak
mampuan, tingkat eneergi dan usia. (Ernawati, 2012). Hambatan mobilitas fisik yang
di akibatkan oleh perubahan patologis pada sistem muskuloskeletal memberikan
dampak pada fisik maupun psikososial pada lansia. Dampak fisik dari gangguan
kekuatan dan ketangkasan otot, kontraktur yang membatasi mobilitas sendi, kekakuan
dan nyeri pada sendi. Hambatan mobilitas fisik juga dapat memberikan dampak yang
dan integumen berupa penurunan kemampuan atau fungsi jantung, pembuluh darah,
serta gangguan pada proses pencernaan. Dampak psikososial dari hambatan mobilitas
fisik yaitu respon emosional yang bervariasi (frustasi dan penurunan harga diri,
Masalah mobilitas yang terjadi pada lansia dapat diatasi dengan memberikan
intervensi berupa latihan range of motion, kontraksi otot isometrik dan isotonik,
kekuatan atau kesehatan, aerobik, sikap, mengatur posisi tubuh, pasien untuk
Docherman, & Wagner, 2013). Latihan, range of motion adalah latihan pergerakan
maksimal yang di lakukan oleh sendi, latihan ini menjadi salah satu bentuk latihan
yang berfungsi dalam pemeliharaan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada lansia
pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik, maka penulis tertarik untuk
Magetan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
dan juga mendapatkan asuhan keperawatan yang efekti, dan efesian yang
fisik.